Pengobatan
- Parotitis merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri.
Pengobatan yang ditgerikan hanya untuk mengurangi gejalanya saja
yaitu parasetamol untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan
demam.
- Pengobatan dengan anti virus sampai saat ini masih belum terbukti
dapat bermanfaat, begitu pula dengan obat imunomodulator yang
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Pemberian cairan yang adekuat dapat membantu mempercepat
penyembuhan.
- Penderita penyakit gondongan masih dapat menjadi sumber
penularan sampaì 10-14 hari seteìah keluhan bengkak ditemukan.
Sebaiknya selama periode tersebut, penderita dianjurkan untuk tidak
masuk sekolah atau melakukan aktifltas di keramaian.
- Untuk mencegah penularan gondongan dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan, mulai dari cuci tangan, mencuci bersih
peralatan makan atau mainan atau benda Iain yang sering disentuh
Pencegahan
Cara pencegahan terbaik untuk parotitis adalah dengan imunisasi MMR
(mumps, measles, rubella). /Aaksin ini merupakan kombinasi dengan
vaksin measles (campak) dan rubella (campak Jerman) Diberikan sebanyak
2 kah, yaltu pada usia 15 bulan dan kemudian usia 5-6 tahun.
G. Bagan Alir
Pencegahan
Cara terbaik untuk mengontrolvpenyakit ini adalah dengan imunisasi.
Pencegahan penyebarluasan penyakìt düakukan dengan cara:
- Isolasi A mencegah kontak dengan individu yang terinfeksi,
diutamakàn bagi bayi dan anak usia muda, sampai pasìen
setidaknya mendapatkan antibiotik sekurang-kurangnya 5 hari dari
14 hari pemberian secara lengkap. Atau 3 minggu setelah batuk
paroksismal reda bilamana pasien tidak mendapatkan antibìotik.
- Karantina: kasus kontak erat terhadap kasus yang berusìa <7 tahun,
tidak diimunisasi, atau imunisasi tidak lengkap, tidak boleh berada
di tempat publik selama 14 hari atau setidaknya mendapat antibotik
selama 5 hari dari 14 hari pemberian secara lengkap.
- Disinfeksi : direkomendasikan untuk melakukan pada alat atau
ruangan yang terkontaminasi secret pernapasan dari pasien pertusis.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung usia, remaja memiliki prognosis yang lebih baik
dibandingkan dengan bayi yang memiliki resiko kematian (0.5-1%) akibat
ensefalopati.
F. Bagan Alir
G.Hal-hal Yang Perlu - Perilaku pasien
Diperhatikan - Kebersihan pasien, riwayat atopi keluarga, lingkungan
- Pekerjaan pasien / kerabat pasien
H.Unit Terkait Pelayanan Umum, pelayanan KIA, Klinik Sanitasi, Apotik
I. Dokumen Terkait - Rekam medic pasien, blangko resep
J. Rekam Historis
No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
HEPATITIS
Penatalaksanaan
a) Asupan kalori dan cairan yang adikuat
b) Tirah baring
c) Tatalaksana farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh
pasien
d) Anti piretik bila demam paracetamol 500ml (3-4 kali sehari)
e) Apabila ada keluhan gastro intestinal seperti :
1. Mual anti emetic seperti metoklopropamoid 3x10 mg/hari atau
don peridon 3x10 mg/hari
2. Perut perih dan kembung : H2 bloker (simetidin 3x200 mg/hari
atau ranitidine 2 x 150 mg/hari atau proton pump inhibitor
(omeprazol 1 x 20 mg/hari)
G. Bagan Alir
Memanggil Melakukan anamnesa Melakukan pemeriksaan
pasien sesuai pada pasien Fisik meliputi, pemeriksaan tekanan
nomor urut darah, kelopak mata, bibir, telapak tangan
dan kaki pucat
Terapi
1. Antifungal topical seperti krim klotrimasol, mikonazol, atau
terbinafin, yang diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2
minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
2. Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten terhadap terapi
topical, dilakukan pengobatan sistemik dengan :
Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0.5-1 g untuk orang
dewasa dan 0.25 -0.5 g untuk anak – anak sehari atau 10-25
mg/kg/BB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
Golongan azol, seperti :
Ketokonazol : 200 mg/hari
Intrakonazol : 100 mg/hari
Terbinafin : 250 mg/hari
Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari setelah
makan.
Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila :
1. Terdapat imunodefiesiensi
2. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka
G. Bagan Alir
melakukan anamnesa melakukan pemeriksaan
memangil paseien
pada pasien fisik
sesuai nomor urut
mengistruksikan pasien
menulis resep untuk untuk tidak
pengobatan gastritis menerpkan diagnose
mengkonsumsi berdasarkan hasil
makanan yang pemeriksaan
merangsang
peningkatan asam
lambung
petugas
mencuci
tangan
K. Rekam Historis
No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan