Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN

WORKSHOP EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

Hari : Jumat – Minggu


Tanggal : 10 – 12 Juli
Tempat : Aula Pajajaran Hotel Salak The Heritage

Catatan

Workshop yang bertema evaluasi perencanaan dan penganggaran yang responsif gender ini
menjelaskan secara detail tentang konsep Pengarusutamaan Gender (PUG) sebagai strategi untuk
mencapai kesetaraan dan keadilan gender yang sengaja diciptakan untuk mengintegrasikan isu-isu
gender menjadi bagian yang tak terpisahkan pada perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan nasional. Oleh karena itu,
Permasalahan responsif gender harus terinternalisasi di seluruh output atau anggaran. Dengan kata
lain, PUG mempunyai 2 fungsi, yaitu fungsi pemantauan dan pengevaluasian anggaran dan fungsi
penyusunan program yang sesuai dengan dasar kesetaraan dan keadilan gender.

Sebagaimana dipaparkan diatas, untuk mewujudkan pelaksanaan program/kegiatan yang


lebih efektif, efisien, akuntabek, dan berkeadilan bagi laki-laki dan perempuan dalam bidang
pendidikan Islam, diperlukan sebuah strategi PUG yang implementasinya dilakukan melalui
penyusuna Perencanaan dan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG). Proses ini melalui siklus
penyusunan perencanaan dan penganggaran program/kegiatan dengan memperhatikan berbagai
indicator kinerja yang responsif gender. Sistem penganggaran program/kegiatan ini sering disebut
dengan istilah Anggaran Responsif Gender (ARG). ARG merupakan sistem penganggaran yang
mengakomodasikan kedailan bagi laki-laki dan perempuan dalam mendapatkan akses informasi dan
pengetahuan atau sumber daya, partisipasi dalam mengambil keputusan, dan kontrol terhadap
sumber-sumber daya, sehingga memperoleh kesempatan yang sama dan setara dalam mendapatkan
manfaat hasil pembangunan.

Anggaran Responsif Gender (ARG) terbagi atas 3 kategori, yaitu :


1. Anggaran khusus target gender, yaitu alokasi anggaran yang diperuntukkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar khusus perempuan atau laki-laki berdasarkan hasil analisis gender. Contoh:
membuat tempat penitipan anak dan ruang laktasi di berbagai instansi layanan di bawah
lingkungan Kementerian Agama.
2. Anggaran Kesetaraan Gender, yaitu alokasi anggaran yang digunakan untuk mengatasi masalah
kesenjangan gender. Kesenjangan relasi antara perempuan dan laki-laki dalam hal akses,
partisipasi, kontrol, dan penerimaan manfaat (APKM). Contoh: program affirmative action
pemberian dana penelitian bagi dosen perempuan yang secara partisipasi masih lebih rendah
dibandingkan dosen laki-laki.
3. Anggaran pelembagaan kesetaraan Gender, yaitu alokasi anggaran untuk penguatan
kelembagaan PUG, baik dalam hal pendataan maupun peningkatan kapsitas sumber daya
manusia. Contoh: penyusunan profil pendidikan Islam berbasis data terpilah, penyusunan
Pedoman PUG dan PPRG bidang Pendidikan Islam, sosialisasi kebijakan PUG dan PPRG bidang
pendidikan Islam, pelatihan penyusunan PPRG dan ARG bagi para pelaksana program, dll.
Secara garis besar, tehnik penyusunan ARG tidak terlepas dari sistem perencanaan responsif gender
yang diawali dengan metode GAP (Gender Analysis Pathway). Hasil analisis GAP itulah yang akhirnya
dijadikan dasar untuk penyusunan dokumen penganggaran responsif gender yang dituangkan dalam
format Gender Budget Statement (GBS). GBS sendiri merupakan dokumen yang menginformasikan
suatu output kegiatan yang responsif terhadap isu-isu gender dengan menyertakan alokasi biaya
untuk menangani permasalahankesenjangan gender. GBS sering disebut juga dengan Lembar
Anggaran Responsif Gender (Lembar ARG). GBS dalam proses penganggaran disusun pada saat
persiapan RKA-K/L. Sementara itu, materi yang telah tersusun di dalam GBS merupakan acuan dasar
bagi pelaksana program/kegiatan di dalam penyusunan TOR (Term of Reference) dari suatu program
atau kegiatan.

Secara ringkas, tujuan pelaksanaan workshop ini adalah bagaiamana setiap perencana mampu
mempunyai pengetahuan, wawasan, dan skill dalam menganalisis dan mempertimbangkan sebuah
program dan kegiatan yang memungkinkan terjadi isu-isu gender atau diskriminasi salah satu gender
menjadi sebuah kebijakan strategis dalam menguji dan menyusun program dan anggaran yang
responsif gender melalui pembuatan dokumen GBS dengan memakai metode GAP.

Anda mungkin juga menyukai