Anda di halaman 1dari 17

SELAYANG PANDANG

PROGRAM PENEMPATAN TENAGA PERAWAT


(PERAWAT DAN CAREWORKER)
DI NEGARA JEPANG

1
PERMASALAHAN LANSIA DI NEGARA JEPANG

Jepang, sebagai negara maju dengan lingkungan yang higienis, masyarakat bergaya hidup
sehat, serta teknologi pengobatan yang muktahir, tak mengherankan memiliki banyak
penduduk berumur panjang. Menurut data statistik WHO 2010, Jepang menempati peringkat
tertinggi di seluruh dunia dalam hal angka harapan hidup (laki-laki : 79 tahun,
perempuan : 86 tahun. Bahkan saat ini ada yang mencapai umur 113 tahun).

Seiring dengan perkembangan ekonomi suatu negara,


ada 3 perubahan pola perkembangan jumlah penduduk
negara tersebut, yaitu dari pola tingkat kelahiran
tinggi dan tingkat kematian tinggi, menjadi pola
tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah,
menjadi pola tingkat kelahiran rendah dan tingkat
kematian rendah. Jepang sedang berada di pola yang
ke-3.

Dari data Kementrian Umum Jepang (Soumusho) tahun 2010, jumlah penduduk lansia
(berumur 65 tahun ke atas) mencapai sekitar 29 juta atau 23 % dari total jumlah penduduk,
meningkat 0,4% dari tahun sebelumnya. Besarnya angka ini disebabkan karena generasi baby
boom (masa tingkat kelahiran yang tinggi) pertama, yang lahir di tahun 1947-1949 sekarang
menjadi lansia. Angka ini diperkirakan masih akan mengalami peningkatan drastis saat
generasi masa baby boom kedua di tahun 1971-1974 mencapai usia lanjut nanti.

Dengan angka rata-rata setiap ibu di Jepang hanya melahirkan 1 bayi, komposisi jumlah
penduduk yang produktif (usia kerja) dan tidak produktif akan menjadi tidak seimbang.
Pemasukan pajak dari penduduk produktif berkurang, sehingga uang pensiun untuk para
lansia pun menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan kekhawatiran pada penduduk yang
membayar asuransi hari tua saat ini apakah nantinya bisa menerima pensiun sesuai yang
dibayar atau tidak. Saat ini jumlah pensiun yang dibayarkan rata-rata perbulan telah
berkurang dari tahun sebelumnya, untuk laki-laki sekitar 180 ribu yen (sekitar 18 juta rupiah),
dan perempuan 100 ribu yen.

Dengan banyaknya lansia di Jepang ini, perubahan apa yang terjadi pada masyarakat
Jepang?

Diperlukan lebih banyak rumah sakit dan panti


jompo, termasuk pekerja di dalamnya. Dengan
tingkat gaji yang rendah dan beban pekerjaan yang
berat tidak banyak orang Jepang yang tertarik
dengan pekerjaan perawat. Indonesia ambil bagian
dalam memecahkan masalah ini dengan kerjasama
antara pemerintah Jepang dan Indonesia yang
dimulai tahun 2008, untuk merekrut tenaga
profesional, perawat yang ditempatkan di rumah
sakit dan care worker untuk ditempatkan di panti
jompo di seluruh Jepang.

2
Para calon perawat dan care worker Indonesia mulai berdatangan ke Jepang sejak 2009
secara bertahap yang totalnya akan menjadi 1.000 orang. Untuk perawat diberikan
kesempatan masa training selama 3 tahun dengan 3 kali ujian Negara untuk dapat lulus
menjadi perawat di Jepang. Sedangkan para calon care worker diberi kesempatan 4 tahun
masa training dengan 1 kali ujian negara. Meskipun ada rasa pesimis apakah orang Indonesia
bisa lulus ujian negara yang untuk orang Jepang pun sulit, namun dalam masa pelatihan
sampai saat ini, pelayanan para perawat dan care worker dari Indonesia mendapat tanggapan
positif.

Bagaimana dengan masalah transportasi untuk para lansia? Di beberapa daerah hal ini
menjadi kendala cukup besar. Jumlah penduduk yang semakin sedikit membuat beberapa
jalur bis dihilangkan karena tidak memberikan keuntungan, sehingga untuk berbelanja atau
cek kesehatan ke rumah sakit sekali saja bisa membutuhkan biaya 5 sampai 10 ribu yen.
Demikian pula supermarket atau kawasan pertokoan pun banyak yang tutup karena merugi
akibat kurangnya pembeli. Di wilayah Hokkaido yang luas dengan masa musim dingin yang
panjang dan suhu yang rendah, terkadang sulit mencari bahan bakar yang sangat diperlukan
untuk pemanas, karena pom bensin banyak yang bangkrut.

Beberapa wilayah berhasil menanggulangi masalah fasilitas ini dengan swadaya masyarakat
sendiri. Misalnya setelah berdiskusi dengan perusahaan bis dan pemda, disediakanlah bis
yang beroperasi sesuai keperluan, misalnya seminggu 2 kali. Dengan demikian, biaya
operasional tercukupi dan kebutuhan pendudukpun terpenuhi. Ada pula beberapa
supermarket yang menyediakan jasa pengantaran barang. Pembeli hanya perlu menelepon
untuk memesan dan pihak supermarket akan mengantarkan barang-barang sampai ke rumah.
Atau, melalui internet atau “net suupaa”, pembeli tinggal mengklik barang yang dibutuhkan.

Ada juga beberapa mini market menyediakan layanan


dengan mini bis berisi barang-barang kebutuhan
sehari-hari. Ada pula NPO (lembaga non profit)
pemerhati masalah lansia, membantu menghubungkan
penjual dan pembeli lansia dengan mengantarkan
barang belanjaan. Hal ini dilakukan sekaligus untuk
mengecek ada tidaknya masalah dengan lansia yang
hidup sendiri, karena tidak sedikit lansia yang hidup
sendiri tanpa sanak saudara meninggal tanpa diketahui.
Ada pula solusi lain dengan memperbanyak mini
market, menggunakan jasa kantor pos untuk layanan pengiriman barang dan bank pos untuk
pengambilan uang pensiun atau pembayaran asuransi kesehatan. Salah satu cara pemecahan
masalah sosial dengan inisiatif masyarakat yang baik ya.

3
PROGRAM KERJA SAMA G to G - INDONESIA DAN JEPANG
PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN PERAWAT DAN CAREWORKER

Atas dasar kondisi di Negara Jepang yang mengalami kekurangan tenaga kesehatan perawat
dan careworker, dan untuk membuka kesempatan berkarir di luar negeri bagi para perawat
Indonesia, pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang menandatangani perjanjian kerja
sama ekonomi bilateral, di mana BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia dengan
JICWELS (Japan International Corporation for Welfare Services) -- yakni lembaga bentukan
pemerintah Jepang yang membawahi program G to G penempatan TKI Perawat, di Jakarta,
pada Mei 2008.

Program ini menindaklanjuti kesepakatan Indonesia - Jepang Economic Partnership (IJEPA)


yang telah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang,
Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, pada November 2006.

Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Jepang

Potensi perawat Indonesia untuk dapat bekerja ke negeri Sakura ini akan tetap terbuka
hingga tahun 2025. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur mengatakan, pemerintah pada April lalu
sudah berkunjung ke Jepang. Dalam pertemuan tersebut Jepang menyatakan membutuhkan
tenaga kerja formal sejumlah satu juta orang hingga 2025. Dan sampai dengan tahun 2016 ini,
Indonesia telah mengirimkan ratusan atau mungkin sudah ribuan perawat ke Jepang, yang
ditempatkan di rumah sakit sebagai perawat dan care worker untuk merawat lansia di panti
jompo.

BNP2TKI menegaskan bahwa potensi pengiriman satu juta TKI ini semakin kuat karena
sudah ada nota kesepahaman antara BNP2TKI dengan JICWELS yakni lembaga bentukan
pemerintah Jepang yang membawahi program G to G penempatan TKI perawat.

Orang Jepang itu dikenal sebagai pekerja keras dan disiplin. Namun, Jepang selalu
melakukan pendekatan ke Indonesia karena mereka menyukai para perawat dan pendamping
lansia dari Indonesia karena sudah dikenal disiplin, pekerja keras dan ramah. Padahal Jepang
juga sudah melakukan kerja sama penempatan tenaga kerja dengan Filipina dan Vietnam. Dia
pun berharap, pekerja formal yang dikirim ke Jepang ini mempertahankan ciri khas sifat
tersebut.

Persyaratan dan Prosedur

Mengenai syarat yang harus dipenuhi oleh para perawat Indonesia yang berminat untuk
bekerja dan berkarir di Negara Jepang sebagai tenaga kesehatan perawat dan careworker ini,
pihak BNP2TKI menetapkan sebagai berikut :

Persyaratan Umum Calon TKI Kesehatan : Pendaftaran CTKI Program G to G Ke Jepang


untuk jabatan Calon Perawat (Kangoshi) dan Calon Careworker (Kaigofukushishi)
diperuntukkan bagi CTKI yang belum pernah bekerja di Jepang dalam Kerangka Indonesia
Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) atau Program G to G.

4
Persyaratan Khusus pendaftaran CTKI Program G to G Ke Jepang :

Syarat Khusus CTKI Calon Perawat (Kangoshi)


 Berusia 23 sampai dengan 35 tahun per 31 Juli 2014 atau telah lulus serendah-rendahnya
D3 Keperawatan dan telah memiliki pengalaman kerja sebagai perawat minimal komulatif
2 tahun sejak tanggal kelulusan atau telah lulus S1 Keperawatan dan Ners dan telah
memiliki pengalaman kerja sebagai perawat minimal komulatif 1 tahun sejak tanggal
kelulusan;
 Melampirkan fotocopy ijazah pendidikan serendah-rendahnya D3 Keperawatan atau S1
Keperawatan dan Ners dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dilegalisir dengan cap
basah atau embose;
 Melampirkan fotocopy transkrip nilai pendidikan serendah-rendahnya D3 Keperawatan
atau S1 Keperawatan dan Ners dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dilegalisir
dengan cap basah atau embose;
 Melampirkan fotocopy Surat Tanda Registrasi (STR) dari Kemkes/MTKI dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris dilegalisir dengan cap basah atau embose;
 Melampirkan surat keterangan pengalaman kerja atau surat keterangan kerja sebagai
perawat sekurang-kurangnya 2 tahun komulatif per 31 Agustus 2014 sejak tanggal
kelulusan untuk lulusan D3 Keperawatan atau sekurang-kurangnya 1 tahun komulatif per
31 Agustus 2014 sejak tanggal kelulusan untuk lulusan S1 Keperawatan dan Ners).

Syarat Khusus CTKI Calon Careworker (Kaigofukushishi)


 Berusia 21 sampai dengan 35 tahun per 31 Juli 2014 atau telah lulus serendah-rendahnya
D3 Keperawatan.
 Melampirkan fotocopy ijazah pendidikan serendah-rendahnya lulusan D3 Keperawatan
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dilegalisir dengan cap basah atau embose;
 Melampirkan fotocopy transkrip nilai pendidikan serendah-rendahnya lulusan D3
Keperawatan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dilegalisir dengan cap basah atau
embose;
 Melampirkan surat pernyataan bersedia ditempatkan sebagai Careworker (Kigofukushishi)
di Jepang, ditandatangani diatas materai Rp 6.000 diketik manual atau komputer.

Syarat Umum CTKI Calon Perawat (Kangoshi) dan CTKI Calon Careworker
(Kaigofukushishi)
 Fotocopy KTP yang masih berlaku;
 Fotocopy Paspor sekurang-kurangnya masih berlaku 1 (satu) tahun ke depan;
 Fotocopy Akte Kelahiran atau Surat Kenal Lahir;
 Fotocopy Kartu Pencari Kerja/AK1 yang dilegalisir dengan cap basah atau embose;
 Asli Surat Ijin dari Orang Tua/Wali/Suami/Isteri yang ditandatangani diatas materai Rp
6.000 diketik manual atau komputer wajib diketahui Lurah atau Kepala Desa;
 Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih berlaku;
 Asli Medical Check Up dengan hasil Fit yang masih berlaku dan tidak cacat fisik yang
mengganggu dalam bekerja, dan bagi wanita tidak dalam keadaan hamil;
 Pas Foto berwarna terbaru dengan latar belakang putih, menghadap kedepan dan tampak
jelas dengan ukuran 3x4 Cm sebanyak 6 (enam) lembar;
 Bagi wanita tidak pernah bertato dan laki-laki tidak pernah bertato dan tidak pernah
bertindik;
 Membuat surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus
matching yang ditandatangani diatas materai Rp 6.000 diketik manual atau komputer dan
wajib diketahui oleh Orang Tua/Wali/Suami/Isteri;

5
 Membuat surat pernyataan tidak akan menuntut ganti rugi apabila dalam proses
penempatan ditemukan kasus yang diakibatkan oleh calon TKI sehingga calon TKI
dikeluarkannya dari tempat pelatihan yang ditandatangani diatas materai Rp 6.000 diketik
manual atau komputer dan wajib diketahui oleh Orang Tua/Wali/Suami/Isteri;
 Fotocopy sertifikat kemampuan bahasa Jepang, bahasa Inggris atau bahasa lainnya dan
sertifikat keterampilan lainnya (BCLS, BTLS, atau PPGD) bila ada.

Mengenai prosedur yang harus ditempuh oleh para perawat Indonesia yang berminat untuk
bekerja dan berkarir di Negara Jepang sebagai tenaga kesehatan perawat dan careworker ini,
pihak BNP2TKI menetapkan sebagai berikut :

1. Pendaftaran Penyampaian Berkas Lamaran

Pendaftaran dilakukan langsung oleh CTKI di tempat pendaftaran dengan mengisi formulir
pendaftaran, Formulir 5 untuk pendaftar Calon Kangoshi, dan Formulir 6 untuk pendaftar
Calon Kaigofukushishi yang diisi dalam bahasa Inggris dengan jelas dan lengkap serta
melampirkan persyaratan yang telah ditentukan.

Berkas lamaran CTKI Calon Perawat (Kangoshi) dimasukkan dalam stofmap warna biru,
dihalaman muka ditulis nama, alamat, nomor telepon yang mudah dihubungi dan e-mail (para
CTKI harus memiliki alamat e-mail karena diperlukan pada saat proses matching). Berkas
lamaran disampaikan langsung oleh calon TKI ke Pusrengun SDMK, Kementerian Kesehatan
atau ke 24 BP3TKI/UPTP3TKI/LP3TKI di seluruh Indonesia.

Berkas lamaran CTKI Calon Careworker (Kaigofukushishi) dimasukkan ke dalam stofmap


warna kuning, dihalaman muka ditulis nama, alamat, dan nomor telepon yang mudah
dihubungi dan e-mail (para CTKI harus memiliki alamat e-mail karena diperlukan pada saat
proses matching). Berkas lamaran disampaikan langsung oleh calon TKI ke 24
BP3TKI/UPTP3TKI/LP3TKI di seluruh Indonesia.

2. Tes Tertulis Kemampuan Keperawatan dan Psikotes

Para CTKI Program G to G ke Jepang untuk jabatan Calon Perawat (kangoshi) dan Calon
Careworker (Kaigofukushishi) setelah lulus Seleksi Administrasi harus mengikuti
serangkaian tes untuk menilai kualifikasi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dari
CTKI yang akan ditempatkan dengan jadwal waktu dan tempat akan ditentukan kemudian di
Jakarta atau ditempat lain.

Tes Tertulis Kemampuan Keperawatan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama


dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan CTKI dalam bidang Keperawatan. Biaya Tes Tertulis Kemampuan keperawatan
ditanggung oleh masing-masing CTKI sebesar Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Tes Psikologi yaitu tes untuk mengetahui seberapa besar minat, kepribadian, inteligensi,
moral dan komitmen dari CTKI terhadap program ini.

Untuk mendapatkan CTKI yang berkualitas maka setiap CTKI Program G to G Ke Jepang
yang telah memenuhi syarat administratif akan dilakukan Tes Psikologi yaitu berupa tes
minat dan tes kepribadian, ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minat yang
ditunjukkan oleh calon pedaftar terhadap program ini, CTKI mendaftar karena keinginan
pribadi atau tidak. Sedangkan tes kepribadian dilakukan untuk mengetahui tingkat
kematangan diri dalam diri setiap pendaftar, untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kemandirian, penyesuaian terhadap lingkungan kerja nantinya, kemampuan dia untuk bekerja

6
dibawah tekanan, kestabilan emosinya, kedisiplinan, kemauan terhadap melayani orang lain,
moralitas, komitmen, dan kepatuhan terhadap peraturan yang ada. Dengan demikian nantinya
dapat diketahui sedari awal para pendaftar yang memiliki kualifikasi terbaik.

Tes Psikologi dilaksanakan oleh BNP2TKI bekerjasama dengan Lembaga Jasa Psikologi
yang telah ditetapkan, kepada CTKI Program G to G Ke Jepang setelah Seleksi Administrasi
dan lulus Tes Tertulis Kemampuan Keperawatan. Tes psikologi akan dilaksanakan selama 1
(satu) hari dengan jadwal waktu dan tempat akan ditentukan kemudian di Jakarta atau
ditempat lain dengan biaya ditanggung masing-masing CTKI sebesar Rp 250.000 (dua ratus
lima puluh ribu rupiah).

3. Interview, Japanese Quiz, dan Aptitude Test

Para CTKI yang lulus Seleksi Administrasi, lulus Tes Tertulis Kemampuan Keperawatan dan
memenuhi syarat psikologis diharuskan mengikuti Interview, Japanese Quiz dan Aptitude
Test oleh JICWELS dan Interview oleh institusi pengguna rumah sakit atau panti lansia yang
dimulai dengan dilakukannya presentasi seputar Penempatan CTKI Program G to G ke
Jepang oleh JICWELS. Waktu dan tempat pelaksanaan akan ditentukan kemudian di Jakarta
atau ditempat lain.

Pada saat interview dengan JICWELS, CTKI akan diminta menandatangani pernyataan
bersedia untuk diambil gambarnya melalui video.

Selama proses seleksi tersebut diatas JICWELS akan membagikan password dan nomor ID
kepada masing-masing CTKI Calon Perawat (Kangoshi) dan CTKI Calon Careworker
(Kaigofukushishi) untuk pelaksanaan proses matching melalui website JICWELS.

4. Medical Check Up

Bagi Calon Perawat (Kangoshi) dan Calon Careworker (Kaigofukushishi) yang telah lulus
Seleksi Administrasi, Tes Tertulis Kemampuan Keperawatan dan memenuhi persyaratan
psikologis serta telah melaksanakan Interview, Japanese Quiz dan Aptitude Test oleh
JICWELS dan Interview oleh rumah sakit atau panti lansia, diharuskan melakukan medical
check up di lembaga pemeriksaan kesehatan yang ditetapkan dengan biaya sebesar
Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) yang dibayar oleh CTKI kepada lembaga pemeriksaan
kesehatan yang ditetapkan, jika yang bersangkutan FIT dan tidak cacat secara fisik yang
dapat mengganggu dalam bekerja (bagi wanita tidak sedang hamil) dapat mengikuti proses
matching, sedangkan yang tidak FIT dinyatakan gugur dari proses seleksi.

Biaya medical check up akan diganti oleh Pemerintah Jepang bilamana hasilnya Fit,
memenuhi syarat, matching, lulus ujian bahasa Jepang/JLPT minimal level 5 dan berangkat
bekerja ke Jepang.

5. Proses Matching

Bagi CTKI yang hasil medical check up nya FIT dapat mengikuti proses selanjutnya yaitu
proses matching yang diselenggarakan oleh JICWELS sebagai berikut:

 CTKI membuka website JICWELS dengan password dan ID yang diberikan, untuk
mengetahui daftar rumah sakit atau panti lansia yang meminta dan jumlah permintaan.

7
 CTKI melakukan analisa data rumah sakit atau panti lansia antara lain dari sisi
domisili/lokasi, besarnya institusi, gaji pokok, tunjangan, fasilitas yang diberikan, asrama,
perpustakaan, kesempatan belajar, hari libur, cuti, perlindungan dan sebagainya.
 Setelah itu CTKI memilih 10 (sepuluh) institusi rumah sakit atau panti lansia yang sesuai
dengan keinginannya untuk dikirim ke JICWELS melalui website dengan daftar pilihan
yang disusun sesuai dengan urutan prioritas dari nomor 1 sampai dengan nomor 10
(Preference Order List).
 CTKI akan mendapatkan laporan hasil preference order list (Report) bilamana anda saling
memilih atau cocok (matching) maka diterbitkan letter of consent, bila setuju maka di klik
Agree dan bila tidak setuju Disagree, selanjutnya mengikuti proses matching kedua.
Bilamana hasil report belum matching maka akan keluar daftar penilaian dari masing
institusi dengan klasifikasi nilai A,B,C dan D.
 Bagi yang Disagree dan belum matching dapat melakukan proses matching kedua yaitu
melakukan pilihan rumah sakit atau panti lansia sebanyak-banyaknya 20 institusi atau sisa
institusi yang belum terpenuhi permintaannya dan mengirim ke website JICWELS
(Preference Order List).
 Bilamana hasilnya matching akan keluar letter of consent, bila setuju maka pilih Agree
bila tidak setuju pilih Disagree artinya tidak menyetujui atau mengundurkan diri dan bagi
CTKI yang tidak matching dinyatakan gugur.

Pelatihan Bahasa Jepang

CTKI Program G to G ke Jepang yang telah matching diharuskan mengikuti pelatihan bahasa
Jepang selama 6 (enam) bulan di Indonesia dan 6 (enam) bulan di Jepang, kecuali bagi CTKI
yang sudah memiliki sertifikat kemampuan bahasa Jepang level 1 atau level 2 (berdasarkan
sertifikat yang ditentukan Pemerintah Jepang). Peserta pelatihan bahasa Jepang di Indonesia
dan di Jepang diasramakan dengan biaya pelatihan, asrama (akomodasi dan konsumsi)
ditanggung oleh Pemerintah Jepang dan CTKI selama mengikuti pelatihan di Indonesia dan
di Jepang mendapat allowance dari Pemerintah Jepang sebesar US $ 10 per orang per hari.
Selama pelaksanaan pelatihan 6 bulan di Indonesia akan dilakukan medical check up kedua,
bilamana hasilnya UNFIT dinyatakan gugur tidak dapat melanjutkan pelatihan, dan bilamana
hasilnya FIT akan diminta menandatangani perjanjian kerja.

Kontrak Kerja, Asuransi, KTKLN DAN Pre Departure Orientation

Para CTKI harus mengerti dan memahami isi kontrak kerja dan penjelasan dari JICWELS,
maka jika menyetujui kontrak kerja CTKI menandatangani kontrak kerja yang diketahui oleh
BNP2TKI, kontrak kerja tersebut telah ditandatangani terlebih dahulu oleh institusi rumah
sakit atau panti lansia dan diketahui JICWELS.

CTKI Program G to G ke Jepang membayar biaya asuransi perlindungan TKI sebesar


Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) untuk pertanggungan perlindungan TKI selama masa pra
dan purna penempatan, sedangkan selama masa penempatan bekerja di Jepang diasuransikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jepang.

BNP2TKI menerbitkan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) bagi CTKI yang sudah
memenuhi persyaratan dengan biaya gratis.

CTKI Program G to G ke Jepang diharuskan mengikuti Pre Departure Orientation (PDO)


selama 3 (tiga) hari sebelum pemberangkatan, dengan biaya sebesar Rp 600.000 (enam ratus
ribu rupiah) yang ditanggung oleh CTKI.

8
Pemberangkatan ke Jepang

Pemberangkatan CTKI Program G to G ke Jepang antara lain ditentukan berdasarkan


terbitnya visa kerja dari Imigrasi Jepang melalui Imigrasi di Kedutaan Besar Jepang di
Jakarta, oleh karena itu jika CTKI tidak pernah bermasalah baik di Indonesia maupun di
Jepang maka visa kerja dapat diterbitkan, jika CTKI pernah bermasalah baik di Indonesia
maupun di Jepang maka kemungkinan tidak dapat diterbitkan visa kerja, dengan demikian
TKI yang tidak terbit visa kerjanya dinyatakan gugur.

Biaya Penempatan yang ditanggung Pemerintah Jepang

Biaya yang ditanggung oleh Pemerintah Jepang dalam pelaksanaan penempatan TKI perawat
dan TKI careworker ke Jepang program G to G (Economic Partnership Agreement - EPA)
adalah :
 Biaya tiket penerbangan dan airport tax dari Jakarta menuju ke Jepang.
 Biaya apply visa kerja di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.
 Biaya pelatihan bahasa Jepang, akomodasi dan konsumsi.
 Biaya medical check up dan biaya medical check up ulang, jika TKI memenuhi syarat dan
berangkat.
 Allowance/tunjangan bagi TKI perawat dan careworker selama mengikuti pelatihan bahasa
Jepang sebesar US $ 10 / hari.

Biaya Penempatan yang Ditanggung TKI

Biaya penempatan yang ditanggung oleh CTKI Program G to G ke Jepang yang dinyatakan
matching dan berangkat bekerja ke Jepang adalah sebagai berikut:

Nomor Kegiatan Biaya Keterangan


1. Tes Tertulis Kemampuan Rp 250.000 Bagi CTKI yang lulus
Keperawatan Seleksi Administrasi
2. Tes Psikologi Rp 250.000 Bagi CTKI yang lulus Tes
Tertulis Kemampuan
Keperawatan
3. Medical Check Up (MCU) Rp 1.000.000 *) Bagi CTKI yang memenuhi
persyaratan psikologi dan
mengikuti seleksi JICWELS
melakukan MCU. Biaya
MCU akan diganti bilamana
Calon TKI matching,
mengikuti pelatihan dan
lulus tes bahasa atau lulus
N5Â dan berangkat
mengikuti pelatihan bahasa
Jepang di Jepang

9
4. Medical Check Up (MCU) Rp 500.000 **) Bagi CTKI mengikuti
ulang pelatihan bahasa Jepang di
Indonesia dan lulus tes
bahasa Jepang atau lulus
N5. Biaya MCU akan
diganti bilamana CTKI
matching dan berangkat
mengikuti pelatihan bahasa
Jepang di Jepang.
5. Biaya Asuransi Perlindungan Rp 100.000 Bagi CTKI yang sudah
Pra dan Purna Penempatan menandatangani kontrak
kerja
6. Biaya Pre Departure Rp 600.000 Bagi CTKI yang sudah
Orientation (PDO) selama 3 menandatangani kontrak
(tiga) hari. kerja dan sebelum di
berangkatkan ke Jepang
Biaya Total Bagi TKI yang Rp 1.200.000 *)**) Biaya medical check
berangkat bekerja ke Jepang up Rp 1.500.000
diganti/dikembalikan oleh
Pemerintah Jepang kepada
TKI yang berangkat.

10
GAMBARAN KERJA PERAWAT DI JEPANG

Berada di Negara Jepang untuk hidup dan bekerja


merupakan pengalaman dan tantangan yang harus
dihadapi oleh para perawat Indonesia yang sudah
diterima oleh institusi tertentu.

Hidup di Negara dengan empat musim itu unik


dan mengasyikan, pemandangan tidak
membosankan, tidak monoton. Pemandangan
lingkungan, pepohonan, pertokoan, berita tv dan
tentunya perilaku masyarakat yang selalu
berganti-ganti kostum sesuai musim sungguh
menjadi sesuatu yang sangat unik.

Terkait pendapatan dari perawat yang bekerja di Negara


Jepang (perawat dan careworker) adalah berkisar antara
170.000 – 190.000 yen (kotor) ditambah dengan bonus
tahunan yang nilainya berkisar antara 500.000 – 700.000
yen. Akan tetapi, bilamana seorang perawat setelah
menyelesaikan kontrak kerja selama 4 tahun, kemudian
mengikuti ujian nasional keperawatan di Negara Jepang
dan berhasil lulus, maka standar gaji yang diterima akan
mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat dari gaji yang
diterima pada kontrak kerja sebelumnya.

Seperti halnya di semua negara, pendapatan bulanan di Negara Jepang, akan dikenakan
berbagai potongan, seperti :
- Pajang penghasilan.
- Pajak Daerah.
- Asuransi kesehatan.
- Tabungan hari tua.
- Sewa tempat tinggal (apato).
- Gas, air dan listrik.

Dengan demikian, rata-rata penghasilan bersih yang diterima per bulan akan berkisar antara
120.000 yen – 140.000 yen. Namun demikian, untuk potongan “tabungan hari tua” akan
dapat diterima kembali secara kumulatif bilamana telah bekerja sekurang-kurangnya selama
3 (tiga) tahun.

Di samping itu, berbagai fasilitas dan insentif umumnya diberikan oleh institusi penerima
kerja yang jenis dan jumlahnya berbeda-beda ditetapkan oleh masing-masing institusi.
Fasilitas yang diberikan oleh pihak institusi pada umumnya adalah tempat tinggal beserta isi
standarnya serta alat transportasi sepeda.

Mengenai intensif yang umum diberikan ini adalah :


- Tunjangan tempat tinggal yang besarnya 50% dari harga sewa.
- Tunjangan transportasi bulanan.
- Tunjangan kerja lembur.

11
Gambaran Kerja Perawat Rumah Sakit (Perawat)

Mengenai gambaran kerja seorang perawat yang ditempatkan di fasilitas rumah sakit di
Negara Jepang, ruang lingkup kerja hanya dibatasi pada kebutuhan dasar pasien dan bantuan
tindakan., seperti misalnya :

- Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan.


- Eliminasi dan bantuan layanan aktivitas harian.
- Pengawasan kondisi pasien (tekanan darah, suhu badan dsb).
- Komunikasi
- Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat.
- Mengelola administrasi.

Dengan demikian, seorang perawat yang ditempatkan di rumah sakit tidak diperbolehkan
untuk melakukan pekerjaan yang bersifat tindakan medis langsung terhadap pasien.

Keadaan rumah sakit di Negara jepang secara


tekhnologi hampir sama saja dengan indonesia.
Hanya saja perbedaan yang menonjol adalah
mengenai teknologi dan sistem kerja.
Di Negara Jepang, di dalam tiap ruangan rumah
sakit, semua perawat dan dokter menggunakan
laptop sebagai alat bantu kerja, serta semua
dokumentasi dan pencatatan
menggunakan dilakukan secara digital.

Seluruh tenaga medis yang ada seperti dokter,


perawat, ahli gizi, rehabilitasi, apoteker, ahli
rontgen, dan lain sebagainya, semuanya saling bekerjasama dengan cara yang sangat
sistematis dalam memberikan pelayanan yang luar biasa kepada pasien.

Jam kerja yang diterapkan bagi perawat asing adalah dari jam 08.30 sampai dengan jam
15.00. Kemudian dari jam 15.00 sampai dengan jam 17.00, perawat asing diwajibkan untuk
mengikuti kegiatan belajar Bahasa Jepang dengan bimbingan guru Bahasa Jepang yang
disediakan oleh institusi. Di samping itu, pada hari tertentu, para perawat asing juga akan
diberikan perkuliahan khusus tentang anatomi fisiologi, kesehatan masyarakat di akademi
keperawatan tertentu yang ditunjuk oleh institusi.

Mengenai lama kontrak kerja yang diberikan kepada tenaga perawat asing untuk rumah sakit
adalah 3 (tiga) tahun kontrak kerja
dan bisa diperpanjang sesuai dengan
keinginan dengan syarat harus
terlebih dahulu lulus ujian nasional
keperawatan. Dengan demikian,
bilamana perawat asing tidak lulus
ujian nasional, maka kontrak kerja
tidak dapat diperpanjang.

12
Gambaran Kerja Perawat Panti Jompo (Careworker)

Mengenai gambaran kerja seorang perawat yang ditempatkan di fasilitas panti jompo di
Negara Jepang, ruang lingkup kerja adalah sebagai berikut :

- Memandikan setiap Pagi dan Sore.


- Merapikan dan Membersihkan tempat tidur.
- Menyiapkan dan Memberi Makan.
- Menyiapkan peralatan untuk kompres dingin, hangat dan pemasangan bantalan angin.
- Menolong Pasien Buang Air Besar dan Buang Air Kecil.
- Mengganti popok.
- Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya.
- Memelihara dan memotong kuku.
- Merapikan rambut.
- Komunikasi.
- Pengawasan kondisi pasien (tekanan darah, suhu badan dsb).

Dengan demikian, sama halnya dengan perawat di


rumah sakit, seorang perawat yang ditempatkan di
panti jompo tidak diperbolehkan untuk melakukan
pekerjaan yang bersifat tindakan medis langsung
terhadap pasien.

Jam kerja yang diterapkan bagi perawat asing adalah


dari jam 08.30 sampai dengan jam 17.00. Kemudian
pada hari tertentu, perawat asing diwajibkan untuk
mengikuti kegiatan belajar Bahasa Jepang dengan
bimbingan guru Bahasa Jepang yang disediakan oleh institusi.

Mengenai lama kontrak kerja


yang diberikan kepada tenaga
perawat asing untuk rumah sakit
adalah 4 (empat) tahun kontrak
kerja dan bisa diperpanjang sesuai
dengan keinginan dengan syarat
harus terlebih dahulu lulus ujian
nasional keperawatan. Dengan
demikian, bilamana perawat asing
tidak lulus ujian nasional, maka
kontrak kerja tidak dapat
diperpanjang.

13
Sekilas tentang Lembaga kami

Global Care Mandiri (LPK Global Care Mandiri) adalah lembaga pendidikan Bahasa Jepang
sekaligus lembaga pembimbingan dan pendampingan yang pada awal pendirian tahun 2009
mengkonsentrasikan kegiatan pada program penempatan tenaga kesehatan (perawat dan
careworker) yang merupakan program resmi pemerintah Indonesia sebagai hasil dari kerja
sama ekonomi dengan pemerintah Jepang.

Ruang lingkup program yang kami berikan bagi


calon tenaga kesehatan (perawat dan careworker)
adalah pelatihan Bahasa Jepang Intensif dengan
target standar kemampuan berbahasa Jepang
setara dengan tingkat kemampuan Bahasa Jepang
level N4, pengetahuan dasar tentang Negara
Jepang serta budayanya, pengenalan tentang
gambaran kerja secara keseluruhan, serta
bimbingan khusus yang berhubungan dengan
penyelenggaraan proses seleksi oleh pemerintah
Indonesia melalui Badan Perlindungan dan
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNPPTKI).

Di samping itu, ruang lingkup dari program yang kami


jalankan memiliki muatan-muatan khusus yang
bertujuan untuk dapat membentuk dan membina kondisi
fisik dan mental serta motivasi diri yang kuat sebagai
bekal untuk bekerja di luar negeri.

Adapun tujuan dari program kami tersebut adalah untuk


dapat membimbing dan membina para calon tenaga
kesehatan sehingga mereka dapat menjadi calon tenaga
kesehatan yang memiliki potensi dan daya saing yang
tinggi untuk dapat menjadi tenaga kesehatan yang profesional di Negara Jepang.

Sejak dari tahun 2009 sampai dengan Tahun 2016, lembaga kami telah berhasil mendidik dan
membina 85 calon tenaga kesehatan (perawat dan careworker) yang telah diterima oleh
berbagai institusi kesehatan di Negara Jepang. Dan sebagai hasil dari pelaksanaan kerja yang
telah diberikan oleh para alumni menunjukkan adanya tingkat kepuasan yang baik dari para
institusi penerima kerja sehubungan dengan kemampuan kerja yang baik, kemajuan dalam
belajar Bahasa Jepang yang sesuai harapan serta dedikasi kerja yang tinggi.

Moto yang kami miliki sebagai pedoman untuk bekerja dan berkarir adalah : “Dengan
profesionalisme dan dedikasi, kami membina kepercayaan”.

14
Misi dan Visi

Misi :
Meningkatkan kualitas dan kemampuan bagi calon tenaga kerja Indonesia luar negeri dengan
berpedoman pada nilai kejujuran dan disiplin yang tinggi, semangat dan motivasi yang kuat,
fisik dan mental pribadi yang kokoh, akhlak yang baik serta wawasan dan pengetahuan yang
luas.

Visi :

1. Mewujudkan suatu lembaga pendidikan yang mampu untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat untuk dapat bekerja dan berkarir serta belajar di luar negeri.
2. Menciptakan sistem informasi umum yang terbuka dan transparan bagi masyarakat.
3. Memberikan Pendidikan, pembimbingan, pembinaan, pendampingan yang berkualitas
dan bertanggung jawab.
4. Mewujudkan sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berkarakter.
5. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan segala kesempatan
yang ada di dalam era globalisasi.

Latar Belakang Pendirian

1. Membantu berbagai program kerja luar negeri yang dibentuk sebagai hasil dari kerja sama
antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang, cara menyediakan calon tenaga
kerja luas negeri yang berkualitas.
2. Mewujudkan lembaga pendidikan bahasa Jepang yang berkualitas dan berdedikasi tinggi.
3. Mempersiapkan sistem pembinaan fisik dan mental yang teruji.
4. Sosialisasi dan informasi sebagai dasar pemahaman bagi masyarakat tentang berbagai
macam kesempatan kerja luar negeri.
5. Menciptakan sistem pendidikan dan pelatihan dengan biaya yang terjangkau.

Deskripsi Aktivitas

1. Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Jepang untuk Program Tenaga Kesehatan Jepang
(Nurse dan Careworker)
2. Pendidikan dan pelatihan Bahasa Jepang untuk Program Pemagangan ke Jepang.
3. Pendidikan untuk Program Studi ke Jepang.

15
Daftar Alumni
LPK Global Care Mandiri

Nama Careworker Nama Sekolah Nama Panti Penerima


Ahmad Sadikin Mubarok STIKES Kota Sukabumi Health Care Facility for The Elderly Kensyokai Bayern
Agustinus Widi Nugroho STIKES Widya Husada Semarang Special Nursing Home Hourasio
Chaerul Alwan STIKES Widya Husada Semarang Health Care Facility for The Elderly Kensyokai Barden
Fauzan Khaira Nuzulan STIKES Kota Sukabumi Health Care Facility for The Elderly Kensyokai Bayern
Hade Inchi Poltekes Tasikmalaya Special Nursing Home Hourasio
Rezky Vebe Nauli Pasaribu Poltekes Tasikmalaya Tokubetsu Yougo Roujin Home Happy-en
Siti Fatihah Urip AKPER Pemkab Indramayu Shinonomenooka Tokubetsu Yougo Rojin Home
Tusqo Ainin Jariyah AKPER Pemkab Indramayu Health Care Facility for The Elderly Kensyokai Health
Zulhijjah Saputra Sekolah Tinggi Bahasa Asing Bandung Health Care Facility for The Elderly Kensyokai Barden
Aditya Yuniasari STIKES Cirebon Shinonomenooka Tokubetsu Yougo Rojin Home
Arief Setyadi AKPER Muhammadiyah Ciamis Geriatric health carafacility Kensyokai Schonbrunn
Fuji Astuti AKPER PEMKAB Indramayu Special nursing home for the Elderly Peter Rabbit
Hengky Apdonal Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Nursing home for the elderly Mizuhoyamabikoen
Irpan Ramdhani Pelatihan Nasional Keperawatan BNP2TKI Nursing home for the elderly Mizuhoyamabikoen
Julfikar Adhi Wirawan AKPER Muhammadiyah Cirebon Special elderly nursing home Yu-yu-yu
Muhammad Sofian Damin Pelatihan Nasional Keperawatan BNP2TKI Special nursing home for the elderly Kensyokai Haiji
Neni Tursari AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Special nursing home for the elderly Peter Rabbit
Otniel Tambun Pelatihan Nasional Keperawatan BNP2TKI Geriatric health carafacility Kensyokai Schonbrunn
Rika Sartika STIKES Dharma Husada Bandung Special elderly nursing home Yu-yu-yu
Sopiyah AKPER Dharma Husada Cirebon Special nursing home for the elderly Peter Rabbit
Widi Mochamad Sugri AKPER Muhammadiyah Cirebon Special nursing home for the elderly Kensyokai Haiji
Ali Novrayogi AKPER Muhammadiyah cirebon Special nursing home for elderly Suimeiso
Dharmawan Arief Prasojo Poltekkes Kemenkes Malang Care Health Center for the Elderly, Kenshokai Barden
Dicki Yonata Universitas Muhammadiyah Surakarta Care Health Center for the Elderly, Kenshokai Barden
Dian Ferdiyanah UNPAD Prgram Keperawatan Special nursing home for elderly Suimeiso
Esa Sugandinata STIKES Mahardika Cirebon Care Health Center for the Elderly, Kenshokai Barden
Tiwik Sundari Universitas Malahayati Bandar Lampung Special nursing home for elderly Suimeiso
Windu Suji Prasojo STIKES Binawan Jakarta Care Health Center for the Elderly, Kenshokai Barden
Apri Hidayat AKPER 17 Karanganyar Special Nursing Home for the elderly Niikawa Villa
Aris Padma Pudjiantoro AKPER Kusuma Husada Surakarta Health Care Facility for the elderly Kenshokai Well
Denny P. Gunawan STIKES Al Irsyad Cilacap Special Nursing Home for the elderly Kenshokai Tanpopo
Feggy Aditya Yuangga STIKES Achmad Yani Cimahi Health Care Facility for the elderly Kenshokai Well
Muhamad Arianto AKPER 17 Karanganyar Special Nursing Home for the elderly Hibikinosato
Pitriana AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Special Nursing Home for the elderly Sawayakaen
Sri Suyamtiningsih AKPER Mamba'ul Ulum Surakarta Special Nursing Home for the elderly Niikawa Villa
Suri Fuji Lesmana STIKES Medistra Lubuk Pakam Health Care Facility for the elderly Araragi
Sutinih AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Special Nursing Home for the elderly Shirokanenomori
Yandi Abdul Majid Poltekkes TNI AU Ciumbuleiut Special Nursing Home for the elderly Kenshokai Peter
Yedi Krisnadi AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Special Nursing Home for the elderly Hibikinosato
Abdul Yahya AKPER Muhammadiyah Cirebon Health Care Facility for the Elderly Marianne
Aim Muhammad A. Hakim AKPER Muhammadiyah Ciamis Special Nursing Home for the Elderly Niikawa villa
Anang Anwari AKPER Dharma Bhakti Jakarta Special Nursing Home for the Elderly Hibikinosato
Devia Herawati AKPER Pemkab Sumedang Health Care Facility for the Elderly Light Heart Ikiikiso
Duh Hita Trayudasi AKPER 17 Karanganyar Special Nursing Home for the Elderly Hibikinosato
Hari Rahmat Wibowo Poltekkes Kemenkes Malang Special Nursing Home for the Elderly Taiyonoie
Santi Susanti STIKES Karsa Husada Garut Special Nursing Home for the Elderly Kakitsubatanosato
Supriyatna AKPER RS Dhustira Cimahi Health Care Facility for the Elderly Kiyamaen
Toyimah Anggriani AKPER Muhammadiyah Cirebon Special Nursing Home for the Elderly Niikawa villa
Wahyuni Ekowati AKPER Yakpermas Banyumas Special Nursing Home for the Elderly Hinodeshien
Yosi Rahayu STIKES Jendral Ahmad Yani Cimahi Health Care Facility for the Elderly Marianne
Arief Rahman AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Health Care Facility for the Elderly Hamasaki
Egis Riyanto STIKES YPIB Malajengka Special Nursing Home for the Elderly Suimeiso
Fredy Kirnianto Poltekkes Kemenkes Semarang Health Facility for the Elderly Care Home Yamaguchi
Ismail AKPER Pemkab Malang Health Care Facility for the Elderly Hamasaki
Lukman Hadi Santoso Universitas Muhammadiyah Semarang Special Nursing Home for the Elderly Suimeiso
Rami AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Health Care Facility for the Elderly Hamasaki
Trendy Parameswara AKPER Kendedes Malang Special Nursing Home for the Elderly Villa Hongo
Ulianty Martasari Poltekkes Kemenkes Semarang Special Nursing Home for the Elderly Hiwasaso
Deri Febri Jusipa Poltekkes Padang Special Nursing Home for the Elderly Villa Hongo

16
Imam Rosadi AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Special Nursing Home for the Elderly, Taiyo No Ie
Nibankan
Nida Amrillah Suryana AKPER Pemkab Sumedang Special Nursing Home for the Elderly, Sakuraen
Siti Tamilah AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Special Nursing Home for Elderly Jurakusou
Wandi Setiawan AKPER Yakpermas Banyumas Health Care Facility for the Elderly Shubien
Yudi Wahyudi Poltekkes Padang Health Care Facility for the Elderly Villa Koyo
Ari Wardani STIKES Surya Global Yogyakarta Special Nursing Home for the Elderly Kiyama
Wahyuningtyas
Efril Sugiharyanto AKPER Saifuddin Zuhri Indramayu Health Care Facility for the Elderly Kiyamaen
Feri Yudianto STIKES Telogorejo Special Nursing Home for the Elderly Kensyokai Henrique
Heni Afifah AKPER Pamenang Pare Kediri Special Nursing Home for the Elderly Samaria
Lisyatun AKPER 17 Karanganyar Special Nursing Home for the Elderly Elizabeth Seijo
Risda Puspitasari AKPER Pamenang Pare Kediri Special Nursing Home for the Elderly Samaria

“Dengan profesionalisme dan dedikasi,


kami membina kepercayaan”

17

Anda mungkin juga menyukai