Renora Karu
Renora Karu
30 03 2013
Salah satu tugas Kepala Ruang Perawatan dalam Management Approach adalah membuat
rencana jangka pendek berupa rencana harian, rencana mingguan dan rencana bulanan.
Penyusunan rencana ini didasarkan pada kebutuhan ruang perawatan dalam pengelolaan pasien,
agar visi yang dicanangkan dalam ruang perawatan itu dapat terealisir.
Beberapa kegiatan yang dapat dijadikan rencana bulanan oleh Kepala Ruang Perawatan antara
lain :
Dengan pembuatan rencana bulanan Kepala Ruang Perawatan, diharapkan ritme kerja kepala
Ruang menjadi lebih tertata, supervisi berjenjang dari Bidang Keperawatan juga menjadi lebih
jelas, Evaluasi capaian kinerja terukur, dan bekerja tidak semata-semata pada “problem on the
table“, mengalir dengan rutinitas harian yang tidak berkembang.
Ketika rencana telah tersusun, maka Kepala Ruang Keperawatan akan memiliki prioritas
kegiatan. Prioritas kegiatan diperlukan agar bila sewatu waktu ada kegiatan yang sifatnya
mendadak, tinggalah diprioritaskan apakah harus sendiri yang menjalankan atau perlu
didelegasikan kepada yang lain. Bila harus dijalankan sendiri, bagaimana dengan kegiatan yang
telah direncanakan, apakah ditunda atau bisa ditiadakan.
Tugas Kepala Ruang Perawatan di RS
9 02 2012
Ada empat pilar dalam penerapan praktek keperawatan profesional yaitu Manajemen Approach,
Compensatory Reward, Profesional Relationship dan Patient Care Delivery. Maka sebagai
kepala ruang perawatan di rumah sakit, tugas-tugas yang harus dijalankan juga mengacu pada
empat pilar tersebut.
Manajemen Approach
1. Menyusun visi
2. Menyusun misi
3. Menyusun filosofi
4. Menyusun Rencana Jangka Pendek : Harian, Bulanan, Tahunan
5. Menyusun struktur organisasi
6. Menyusun jadwal dinas
7. Membuat daftar alokasi pasien
8. Memimpin operan
9. Menciptakan iklim motivasi
10. Mengatur pendelegasian
11. Melakukan supervisi
12. Mengevaluasi indikator mutu
13. Melakukan audit dokumentasi
14. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
15. Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
Compensatory Reward
Profesional relationship
Dan semua ini bisa dipahami dengan jelas ketika kita mengikuti Pelatihan Manajemen Ruang
Perawatan dengan Pendekatan SP2KP
Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestrasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
yang akan diberlakukan mulai tahun 2014, perlu disikapi secara positif oleh Pegawai Negeri
Sipil (PNS) tanpa kecuali profesi perawat di rumah sakit. Karena PP itu memang bertujuan untuk
menilai kinerja PNS di semua lini. Dengan PP yang baru itu, maka PP No 10 tahun 1979 tentang
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang dikenal dengan istilah DP3
dianggap tidak sesuai lagi sehingga tidak berlaku.
Ada yang menarik dalam PP itu adalah tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yaitu rencana kerja
dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS. SKP memuat tugas jabatan dan target yang harus
dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur.
Konsekuensi dari aturan itu, mengharuskan setiap perawat yang berstatus PNS harus memiliki
sasaran kerja yang jelas yang meliputi aspek kuantitatif, kualitatif, waktu dan biaya kalau ada,
yang dibuat setiap tahun pada awal tahun. Karena penilaian didasarkan dengan membandingkan
realisasi kerja dan target.
Di rumah sakit, perawat dikelompokan menjadi beberapa kelompok yaitu ada kepala ruang,
ketua team/PN dan perawat pelaksana. Dengan mengacu pada aturan tersebut di atas, mungkin
SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional) bisa dijadikan acuan dalam
menyusun SKP tersebut.
Di bawah ini ditampilkan kegiatan dalam SP2KP yang mungkin bisa dijadikan Sasaran Kerja
Pegawai bagi perawat :
Kepala Ruang
Ketua Team
Perawat Pelaksana
Supervisi dalam praktek keperawatan profesional adalah suatu proses pemberian berbagai
sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam mencapai tujuan
organisasi. Supervisi dibedakan menjadi dua kategori yaitu supervisi teknis dan supervisi
manajerial. (Nursalam)
Kita perlu menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan. Supervisi
menjadi penting atau tidak sangat tergantung dari bagaimana staff memandang peran supervisor.
Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak supervisi yang dilakukan. Staf tidak akan mampu
memikul tanggung jawabnya dan kita hanya akan terfokus pada hal-hal yang tidak menjadi
wewenangnya. Lebih lebih pada supervisor yang terlalu mengedepankan subyektifitas dalam
memberikan penilaian.
Demikianpun kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap peran supervisi, dimana
staff tidak akan produktif dan akan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan.
Supervisi klinik keperawatan sangat diperlukan dalam tataran praktek keperawatan, mengingat
pelayanan keperawatan yang profesional perlu dijaga, dievaluasi dan dikembangkan menuju ke
arah yang lebih baik.
Karena tuntutan Akreditasi RS, beberapa rumah sakit membentuk supervisi. Tapi kemudian
karena kepentingan manajemen rumah sakit, supervisi klinik perawatan yang semestinya
berorientasi pada aktifitas perbaikan di klinis perawatan, kemudian ditambahin tanggung jawab
untuk menjadi Duty Manager. Itupun tentu memiliki pertimbangan strategis, salah satu
diantaranya agar perawat memiliki kompetensi manajerial yang lebih baik, karena mampu
bertangung jawab di sore, malam dan hari libur, bahkan memiiki otoritas yang sangat besar
hubungannya dengan pelayanan di rumah sakit.
Sehingga tugas supervisi ini seperti sapu jagat, yang mencakup apapun kejadian yang ada di
rumah sakit. Urusan supir, ambulance, kebersihan, pasien rujuk, persediaan darah, operasi, listrik
mati dan lain lain, semua harus dikuasi oleh supervisi. Belum lagi tentang komplain pasien,
komplain pelayanan, koordinasi antar bagian dan lain lain, semua tercover di peran supervisi ini.
Luar biasa…..
Tapi terlepas dari besarnya peran supervisi ini, ternyata peran utama di klinis justru banyak
ditinggalkan. Peran supervisi klinik menjadi minim dan lebih dominan sebagai Duty Manajer.
Terhadap permasalahan itu, perlu kiranya didesain yang lebih jelas antara Supervisi Klinik
Keperawatan dengan kebutuhan Akreditasi Rumah Sakit yang dalam Standar 3 Parameter 6
asesmentnya disebutkan : “Ada seorang perawat pengganti yang cakap yang dapat diserahi
tanggung jawab dan kewenangan saat kepala keperawatan tidak bertugas”.
Menurut kami, dua hal ini adalah sesuatu yang berbeda. Maka desain yang mungkin perlu
dilakukan adalah :
Bila Supervisi Klinik Keperawatan lebih berorientasi pada masalah klinis, sementara perawat
pengganti lebih berorientasi pada fungsi pengawasan yang merupakan delegasi dari Bidang
Perawatan. Dengan begitu, diharapkan kedua fungsi akan berjalan dengan optimal, terlepas dari
kemampuan individu yang diberi tanggung jawab sebagai Supervisor maupun Perawat
Pengganti.
manajemen keperawatan
B. Pendahuluan
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dengan
pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada klien, untuk itu manajemen
keperawatan pelu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa
depan.
Asuhan keperawatan profesional adalah asuhan keperawatan yang diberikan secara
komprehensif kepada klien yang nantinya akan mencerminkan mutu dan kualitas dari
perawat. Salah satu asuhan keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien adalah
menciptakan lingkungan pasien bersih dan rapi, sehingga pasien akan merasa nyaman dan
dapat mempercepat proses kesembuhan.
2. Jadwal Dinas
Dinas Pagi :
• Wening Marsudi Astuti, S.Kep
• Ryan Hara Permana, S.Kep
• Made Suandika, S.Kep
• Rini Astuti, S.Kep
• Eris Rismayanto, S.Kep
• Ucip Sucipto, S.Kep
Dinas Siang
• Erna Tri Andini, S.Kep
• Umy Kartika, S.Kep
• Neti Yuniarti, S.Kep
• Anisah Dwi Islaely, S.Kep
• Siti Aspu’ah, S.Kep
3. Pasien
Jumlah pasien kamar 4 : 6 orang
Jumlah pasien kamar 5: 5 orang
Jumlah pasien sebanyak 11 orang, dengan kriteria :
a. Minimal care 2 orang
b. Partial care 6 orang
c. Total care 3 orang
Jadi kebutuhan perawat dalam 24 jam adalah 3,04 + 2,08+ 1,22= 6,24 atau 6 orang.
Kesimpulan kebutuhan jumlah tenaga perawat pagi 3,08 = 3 orang
siang 2,08= 2 orang
malam 1,22= 1 orang
BOR = 11/11 x 100% = 100%
4. Rencana Kegiatan
a. Pengontrolan kebersihan dan kerapihan ruang rawat inap
b. Meminimalisir resiko infeksi nosokomial, dengan memberlakukan aturan:
- Penggunaan alat perlindungan diri (APD) yang maksimal bagi tenaga medis
- Untuk klien dengan penyakit menular, pengukuran tekanan darah harus dilapisi plastik,
dan alat yang telah digunakan dicuci dengan alkohol 70%.
- Melarang anak-anak dibawah 10 tahun memasuki ruang rawat.
c. Peningkatan tingkat kenyamanan klien:
- Pengontrolan jumlah pengunjung, maksimal 2 orang
- Satu pasien satu orang penunggu
- Tidak memperkenankan pengunjung untuk tidur/duduk dilantai ruang rawat
- Pemasangan pengharum ruangan
d. Peningkatan komunikasi terapeutik:
- Perawat atau tenaga medis lain hendaknya selalu memperkenalkan diri kepada klien,
terutama klien baru.
- Memanggil klien dengan namanya.
e. Pemeriksaan vital sign dilakukan setiap saat minimal satu sift satu kali.
2. Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b. Merumuskan tujuan metode penugasan
c. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas
d. Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat primer dan perawat
primer membawahi 2 perawat asosiet
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap hari.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada perawat primer
i. Mengembangkan kemampuan anggota
j. Menyelenggarakan konferensi
3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
b. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan
keperawatan klien
e. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
f. Meningkatkan kolaborasi
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
b. Melalui supervisi:
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung
secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat ini
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilakukan (didokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer
c. Evaluasi
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang
telah disusun bersama
- Audit keperawatan
I. KEPALA RUANGAN
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan
pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai
kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a.. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja
diruang rawat.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai ketentuan/standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang
terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada diwilayah
tanggug jawabnya.
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan antara lain melalui pertemuan
ilmiah.
h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan
pasien agar tercapai pelayanan yang optimal.
i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang diperlukan diruang
rawat.
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
k. Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.
l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi penjelasan tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari di ruangan.
m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien dan
mencatat program pengobatan, serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
n. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat
kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaanya dan
menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
p. Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan
berlangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam batas kewenangan.
r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
perawatan berlangsung.
s. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang, kepala
bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS.
u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya,
sehingga memberikan ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya.
x. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan, serta
kegiatan lain di ruang rawat.