PENDAHULUAN
yang terdapat hampir diseluruh permukaan tubuh. Bagian rambut yang keluar dari
kulit dinamakan batang rambut. Batang rambut tidak mempunyai saraf perasa
sehingga tidak terasa sakit bila dipangkas. Saraf perasa hanya ada pada daerah folikel
rambut yang merupakan tempat tumbuhnya rambut. Wujud rambut diberbagai tempat
itu hanya terletak pada cara tumbuh tebal, dan kedalaman akar rambut (Syaifuddin,
2009).
untuk melindungi kulit kepala dari sinar matahari. Rambut yang tumbuh kuat dan
bercahaya adalah cermin dari tubuh yang indah dan bercahaya tentunya memerlukan
pasokan vitamin, mineral dan gizi lainnya yang memandai selain itu perawatan
Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin pada korteks rambut. Bahan
asal pigmen melanin adalah melanosit yang berada dalam umbi rambut. Melanosit
adalah sel-sel yang menghasilkan pigmen (zat warna) yang menyebabkan rambut asli
Urutan pigmen yang menentukan warna rambut dari yang paling terang sampai yang
paling gelap adalah pirang, merah, coklat muda, coklat tua dan hitam. Rambut pirang
1
Rambut coklat muda mengandung pigmen-pigmen warna merah, coklat dan
hitam. Rambut coklat tua mengandung lebih banyak pigmen warna hitam dari pada
rambut coklat muda. Rambut hitam hanya mengandung pigmen warna hitam
Bila sudah mencapai usia lanjut, warna rambut berubah menjadi putih, hal ini
karena disebabkan sakit juga dapat merubah warna rambut menjadi putih dan ini
rambut, di Indonesia disebut juga dengan semir rambut yaitu mengecat rambut putih
(uban) agar tetap nampak hitam. Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang
digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk
mengembalikan warna rambut asli atau mengubah warna asli menjadi warna baru.
Adapun keinginan untuk mewarnai rambut memang sudah berkembang sejak dahulu.
Bahkan ramuan yang dijadikan sebagai pewarna rambut pada waktu itu diperoleh dari
sumber alam, pada umumnya berasal dari tumbuhan dengan tujuan untuk
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai pewarna alami. Bagian tanaman alpukat yang digunakan sebagai
sumber pewarna adalah kulit batang, biji, dan daun. Kulit batang alpukat
oleh kulit batang ini dimanfaatkan pewarna coklat berbahan dasar kulit (Anonima,
2012).
2
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengolah dan memanfaatkan
kulit batang alpukat (Persea americana Mill.) tersebut sebagai pewarna rambut.
a. Apakah ekstrak kulit batang alpukat (Persea americana Mill.) dapat mengubah
1.3 Hipotesis
a. Ekstrak kulit batang alpukat (Persea americana Mill.) diduga dapat mengubah
c. Ekstrak kulit batang alpukat (Persea americana Mill.) diduga memberikan warna
3
a. Untuk mengetahui bahwa ekstrak kulit batang alpukat (Persea americana Mill.)
a. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil guna
b. Untuk dapat memberikan informasi mengenai manfaat dari ekstak kulit batang
c. Untuk dapat digunakan sebagai pewarna rambut alami yang relatif aman dengan
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah
Alpukat dapat tumbuh liar di hutan-hutan, tetapi banyak juga ditanam dikebun dan di
pekarangan yang lapisan tanahnya gembur, subur, dan tidak tergenang air. Walau
dapat berbuah didaratan rendah tetapi hasil akan memuaskan jika ditanam pada
ketinggian 200-1.000 m pada daerah tropik dan subtropik yang banyak curah
hujannya. Alpukat memiliki pohon yang kecil tinggi pohon 3-10 m, berakar
tunggang, batang bulat berkayu, berwarna coklat kotor, banyak bercabang, ranting
berambut halus, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, daun muda warnanya
kemerahan dan daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya majemuk dan
warnanya kuning kehijauan. Buahnya berbentuk lonjong dengan ujung bulat dan
pangkal tumpul, panjangnya 9 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, permukaan
licin dan berbintik-bintik kuning berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak,
warnanya hijau kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 4 cm, keping biji
5
2.1.2 Sistematika Tumbuhan Alpukat
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopyhta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranunculales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
2.1.3 Sinonim
Berikut adalah nama populer alpukat diberbagai daerah di indonesia, antara lain:
(Dalimartha, 2008).
6
2.1.6 Kegunaan Tanaman Alpukat
Tanaman alpukat dapat digunakan untuk berbagai jenis khasiat seperti pada
bagian kulit batang alpukat untuk mengobati penyakit eksim, dan sebagai pewarna
coklat pada produk dari bahan kulit. Batang pohon untuk bahan bakar. Daun alpukat
untuk obat batu ginjal, rematik, sakit kepala, menstruasi tidak teratur. Daging
buahnya untuk penyakit diabetes, kesehatan jantung, sariawan, dan dalam bidang
wajah. Biji buah alpukat untuk penyakit sakit gigi dan kencing manis (Rahmawati,
2012).
2.2.1 Pirogalol
Pemerian : padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat
molekul 126,1.
7
Pirogalol bersifat sebagai reduktor (mudah teroksidasi). Dalam bentuk larutan
akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya dicampur dengan
zat warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiaanya dicampur dengan zat warna
warna dan dikombinasikan dengan pewarna logam lain. Ini bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat menempel lebih kuat lagi pada rambut
dibandingkan pada saat sebelum dicampur, selain itu dapat menghasilkan warna
coklat gelap. Pirogalol diizinkan sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5
Tembaga (II) sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan sebagai
Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; 0,5 ml air panas; 2,8 gliserol; 5000 ml
alkohol.
penyerapannya, tetapi jika senyawa ini masuk kedalam tubuh melalui oral dapat
8
2.3 Rambut
Rambut adalah mahkota bagi wanita sehingga berbagai cara dilakukan untuk
2008).
Keterangan Gambar:
1. Folicle, ialah saluran untuk tumbuhnya rambut yang menentukan besar, kecil,
3. Bulp, yaitu bongkol rambut yang memuat pigmen, pembuluh darah, papila dan
folicle.
9
5. Arector muscle, ialah garis yang menghubungkan folicle dan kulit.
Pada papila setiap rambut mempunyai pembuluh darah yang berbeda, yang
9. Pembuluh darah.
1. Akar Rambut
Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit, bagian-
akar rambut, mulai permukaan kulit sampai bagian terbawah umbi rambut.
2. Papil rambut
bagian terbawah dari folikel rambut dan menjorok masuk ke dalam umbi rambut.
10
diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Misalnya sel-sel tunas rambut, zat protein
yang membentuk keratin, zat makanan untuk rambut, zat melanosit yang membentuk
melanin.
Matriks adalah ujung akar rambut terbawah yang melebar. Struktur bagian
akar rambut ini berbeda dengan struktur batang dan akar rambut diatasnya. Pada umbi
rambut melekat otot penegak rambut yang menyebabkan rambut halus berdiri bila ada
b.Batang Rambut
Kutikula adalah lapisan bagian rambut yang terdapat diatas permukaan kulit,
disebut scapus (umbi lepas rambut) atau hair shaft, atau merupakan bagian rambut
yang terdapat diluar kulit. Kalau dibuat potongan, sebuah rambut akan terlihat dari
luar kedalam. Batang rambut terdiri dari tiga lapisan dari 3 lapisan seperti terlihat
11
Gambar 4. Batang Rambut (Sonntag, Linda. 1992).
Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas sel-sel
tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Kutikula ini berfungsi
sebagai pelindung rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing kedalam batang
rambut. Rambut yang sering disasak akan merengankan hubungan sel-sel selaput
rambut sehingga merusak selaput rambut dan cairan mudah masuk kedalam rambut.
Korteks terdiri atas sel-sel tanduk yang membentuk kumparan, tersusun secara
seperti tali dalam bentuk spiral. Struktur korteks menentukan tipe rambut seperti
12
3. Sumsum rambut (medula)
Medula terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang dibentuk
oleh zat tanduk yang tersusun sangat renggang dan membentuk semacam jala/ayaman
sehingga terdapat rongga-rongga yang berisi udara. Bagian ini sangat tipis
mengandung medula dan sum-sum rambut ini hanya terdapat pada rambut yang tebal
misalnya pada alis, kumis, dan sebagian rambut kepala (Winarno, 1997).
Rambut dapat berwujud tebal atau kasar, halus atau tipis, dan normal atau
sedang. Keadaan atau wujud rambut dapat dilihat berbentuk lurus, berombak, atau
keriting.
- Rambut lurus dengan folikel seperti silinder lurus, bentuk penampangnya bulat
dan panjang.
- Rambut yang sangat keriting dengan folikel seperti silinder yang sangat
13
2.3.1.3 Jenis Rambut
1. Rambut Velus
Rambut Velus adalah rambut sangat halus dengan pigmen sedikit. Rambut ini
terdapat diseluruh tubuh kecuali pada bibir, telapak tangan, dan kaki.
2. Rambut Terminal
Rambut Terminal adalah rambut yang sangat kasar dan tebal serta berpigmen
banyak. Terdapat pada bagian tubuh tertentu seperti kepala, alis, bulu mata, dan
ketiak.
1. Rambut normal
Jenis rambut ini mengandung kadar kelenjar minyak yang seimbang dan tidak
terlihat terlalu berminyak dan mengkilap. Tetapi, juga tidak terlalu kering, lebih
mudah pemeliharaannya serta lebih mudah dibentuk berbagai jenis model rambut,
- Lebih bercahaya
2. Rambut berminyak
Sehingga rambut tampak mengkilap, tebal, lengket dan cepat kotor oleh debu yang
14
- Kadang- kadang tumbuh lebih lebat
3. Rambut kering
Jenis rambut ini mengandung kelenjar minyak yang sangat sedikit, sehingga
rambut ini tampak kering, mengembang dan mudah rapuh, ciri-ciri rambut kering:
mudah rontok
penglihatan, perabaan, atau pegangan, dapat berupa kasar, sedang, halus atau sangat
halus. Sifat ini biasanya ditentukan oleh diameter rambut (Kusumadewi, 2003).
yang tumbuh di kulit kepala, rata-rata 90 helai rambut kasar sampai 130 helai rambut
halus setiap centimeter persegi. Banyaknya rambut yang tumbuh di seluruh kulit
kepala berkisar antara 80.000-120.000 helai tergantung pada halus kasarnya rambut
Tebal halusnya rambut ditentukan oleh banyaknya zat tanduk dalam kulit
rambut. Pada umumnya, rambut yang berwarna hitam dan coklat lebih tebal dari pada
15
rambut merah atau pirang. Rambut di pelipis lebih halus daripada rambut di daerah
lain.
rambut dikatakan lebih kasar jika sisik-sisik selaput rambut tidak teratur rapat satu
dengan yang lain. Hal ini dapat juga disebabkan oleh kotoran yang menempel pada
permukaan rambut.
d. Kekuatan rambut
Sifat ini tergantung pada banyaknya dan kualitas zat tanduk dalam rambut.
Kekuatan rambut dapat diketahui dengan cara meregangkan rambut sampai putus.
tergantung dari keadaan lapisan kutikula, yaitu lapisan rambut paling luar yang
Selaput rambut yang sisik-sisiknya terbuka dan zat tanduk yang keadaannya kurang
baik akan meningkatkan daya serap rambut. Rambut di puncak kepala memiliki daya
serap terbaik.
f. Elastisitas rambut
ditarik dan kembali kepada panjang semula jika dilepas. Normalnya, daya elastisitas
rambut dapat mencapai kira-kira 20-40% dari panjang asli rambut. Elastisitas pada
rambut basah dapat mencapai 40-50% lebih panjang dari keadaan semula.
16
g. Plastisitas rambut
Plastisitas adalah sifat mudah tidaknya rambut dapat dibentuk ketika usia
semakin lanjut maka warna rambut semakin memutih, karena mulai kehilangan
aktivitas tirosin. Pemutihan rambut juga dapat terjadi karena faktor keturunan
(Kusumadewi, 2003).
pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu rontok dan kemudian
terjadi pergantian rambut baru. Inilah yang dinamakan siklus pertumbuhan rambut.
Siklus pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia 4 bulan di dalam
kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar rata diseluruh
permukaan kulit. Diakhir bulan ke-enam atau awal bulan ketujuh usia kandungan,
rambut pertama sudah mulai tumbuh dipermukaan kulit, yaitu berupa rambut lanugo,
atau rambut khusus bayi dalam kandungan. Kemudian menjelang bayi lahir atau tidak
lama sesudah bayi lahir, rambut bayi ini akan rontok, diganti dengan rambut terminal.
Itulah sebabnya ketika bayi lahir, ada yang hanya berambut halus dan ada juga yang
sudah berambut kasar dan agak panjang, bahkan kadang-kadang sudah mencapai
panjangnya antara 2-3 cm. Dengan demikian kalau seorang bayi lahir dengan panjang
rambut 2 cm, berarti pada bulan ke 7 kehamilan, rambut lanugo bayi sudah diganti
dengan rambut dewasa terminal. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus
menerus. Pada waktu-waktu tertentu pertumbuhan rambut itu terhenti dan setelah
17
mengalami istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke umbi rambutnya.
Sementara itu, papil rambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai gantinya
(Rostamailis, 2008).
Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus
membentuk sel rambut secara mitosis. Fase anagen berlangsung 2-5 tahun.
Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu. Selama fase istirahat, rambut
berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut dan menjauhkan diri dari papil rambut,
Fase ini berlangsung lebih kurang 100 hari. Ketika rambut baru sudah cukup
panjang dan akan keluar dari kulit, rambut lama akan terdesak dan rontok. Pada
akhir fase ini, folikel rambut beralih ke fase anagen secara spontan (Rostamailis,
2008).
18
2.3.2.2 Fungsi Rambut
1. Sebagai pelindung
Dengan adanya rambut, lubang telinga dan hidung terlindungi dari benda-
benda yang masuk serta melindungi kulit dari sengatan sinar matahari dan panas.
2. Saraf perasa
Karena permukaan yang lebih luas, rambut akan membantu penguapan keringat.
(Syaifuddin, 2009).
Rambut sehat mempunyai struktur elastis, tidak mudah patah atau terlepas
dari akarnya, berkilap, dengan kontur rata mulai dari akar sampai keujung rambut.
Rambut memiliki komposisi yaitu, zat karbon 50%, hidrogen 6%, nitrogen 17%,
sulfur 5% dan oksigen 20%. Rambut mudah dibentuk dengan mempengaruhi gugus
19
2.3.2.4 Nutrisi Rambut
Rambut yang sehat akan tumbuh kuat, lembut dan bercahaya. Sama halnya
seperti tubuh yang sehat pula. Untuk dapat memiliki rambut indah dan bercahaya
1. Protein
berasal dari protein yang rendah lemak, misalnya yang berasal dari biji-bijian,
2. Vitamin A
Membantu agar rambut tetap lembut dan kulit kepla tetap sehat. Dapat diperoleh
3. Vitamin E
Berfungsi untuk menjaga kesehatan rambut dan kulit. Didapat dari susu, daging,
4. Vitamin B kompleks
5. Vitamin C
Berfungsi untuk menjaga kekuatan dan kelenturan rambut juga menjaga agar
rambut tidak cepat rusak dan mudah bercabang. Vitamin C dapat diperoleh dari
20
- Yodium berguna: untuk mencegah agar rambut tidak mudah kusam dan
pecah-pecah.
- Zat besi berguna: untuk menjaga kesehatan rambut dan berperan pada
pewarnaan rambut.
Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata
rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut
asalnya atau mengubah rambut asli menjadi warna baru. Keinginan untuk mewarnai
rambut memang sudah berkembang sejak dahulu. Bahkan ramuan yang dijadikan zat
warna pada waktu itu diperoleh dari sumber alam, pada umunya berasal dari
Mengubah warna rambut telah dilakukan sejak mulai dikenal orang dengan
dikenal cat rambut terdapat dalam berbagai jenis dan dapat dibagi dalam beberapa
terdapat di dalam korteks rambut. Ketika usia semakin lanjut maka warna rambut
21
Secara luas pewarnaan rambut meliputi penambahan warna (hair tinting),
coloring). Penambahan warna (hair tinting) dilakukan untuk menutupi warna kelabu
yang terjadi karena rambut kehilangan pigmen warna aslinya. Penghilangan warna
warna lain yang diinginkan. Penghilangan warna ini ada yang disebut partial
untuk membuat efek keindahan tertentu pada bagian rambut dengan menciptakan
warna kontras antara bagian rambut tertentu dengan warna rambut aslinya/warna
berbagai jenis zat warna baik zat warna alam maupun sintetik (Ditjen POM, 1985).
Zat warna mulai bekerja saat kontak dengan lapisan terluar dari rambut. Disini
terjadi adsorpsi berupa fenomena antar padat-cair. Zat warna rambut melewati
kompleks membran sel dan melalui kutikula masuk ke dalam korteks secara permeasi
22
2.4.1 Berdasarkan Daya Lekat Zat
waktu yang lama dan dapat dihilangkan hanya dengan keramas menggunakan
Sifat pewarna ini akan mudah hilang jika rambut dikeramas atau dihapus
dengan tisu/kapas. Pewarnaan ini digunakan ketika diperlukan saja. Setelah itu,
warna tersebut dapat dihilangkan dengan cara menghapus atau mencuci dengan air.
Pewarna rambut semi permanen adalah pewarna rambut yang memiliki daya
lekat tidak lekat lama, daya lekatnya ada yang 4-6 minggu, ada juga 6-8 minggu.
Pewarnaan rambut ini masih dapat tahan terhadap keramas, tetapi jika berulang
rambut yang kusam, dapat pula digunakan saat pewarnaan permanen untuk
mempertahankan kemilau rambut. Oleh sebab itu, rambut putih yang dicat hitam
dengan jenis zat yang bersifat semipermanen ini secara perlahan–lahan, setelah 4-6
23
minggu, akan menguning kecoklatan dan akhirnya rambut akan kembali menjadi
kebagian korteks. Pewarna rambut ini merupakan pewarna rambut efektif. Daya
lekat zat warna berlangsung lama yaitu, 3-4 bulan sehingga tidak mudah luntur
krim, jeli dan cairan. Pewarna ini berguna untuk menutupi warna rambut putih,
rambut beruban, serta rambut dengan warna asli untuk mendapatkan warna-warna
24
Mekanisme penempatan/deposit zat warna dari ketiga jenis pewarna rambut di
atas yang diilustrasikan pada sehelai rambut dapat dilihat pada Gambar 6 berikut:
Gambar 6. Deposit zat warna pada proses pewarnaan rambut (Mitsui, 1997).
Keterangan:
pewarna rambut langsung dan pewarna rambut tidak langsung (Ditjen POM, 1985).
Sediaan pewarna rambut langsung telah menggunakan zat warna, sehingga dapat
25
Zat warna alam meliputi bahan warna nabati, ekstrak, sari komponen warna
bahan nabati. Sedangkan zat warna sintetik berdasarkan pola warna komponen warna
bahan nabati.
Pewarna rambut tidak langsung disajikan dalam dua komponen yaitu masing-
masing berisi komponen zat warna dan komponen pembangkit warna. Pewarna
Dalam hal ini peranan pewarna rambut ditentukan oleh jenis senyawa logam
dan jenis pembangkit warnanya. Jenis senyawa logam yang digunakan misalnya
tembaga (II) sulfat, zat pembangkitnya misalnya pirogalol (Ditjen POM, 1985).
Sebagian besar zat yang terkandung dalam pewarna rambut merupakan iritan
kulit, reaksi iritan ini dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan tergantung dari
jenis zat dan kadar yang dilekatkan. Banyak produk kosmetik yang dapat
menyebabkan gangguan kulit yang bersifat iritan ataupun alergi. Uji keamanan yang
dilakukan pada kosmetika meliputi dua aspek, yakni uji keamanan sebagai bahan dan
uji keamanan untuk produk kosmetika sebelum diedarkan. Uji keamanan produk
kosmetika itu memberikan efek toksik atau tidak (Ditjen POM, 1985).
Zat yang pertama kali digunakan sebagai bahan untuk produksi kosmetika
harus dikaji dan diuji efektivitas dan keamanannya. Prosedur dan tata cara pengkajian
26
dan pengujiannya dilakukan sama seperti halnya pada obat dan makanan. Adanya
analogi dalam prosedur dan tata cara yang harus dilakukan dalam uji keamanan, maka
zat yang sudah digunakan dalam obat dan makanan, dapat dianggap telah dilakukan
uji keamanan sehingga dapat digunakan dalam produksi kosmetika (Ditjen POM,
1985).
perlu dilakukan uji iritasi terhadap sukarelawan. Uji iritasi ini dapat dilakukan dengan
mengoleskan sediaan pewarna rambut pada lengan bawah bagian dalam atau bagian
belakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam untuk kemudian diamati apakah terjadi
2.6. Gel
cahaya dan mengandung zat aktif, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel kadang-kadang
disebut jeli. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-obatan,
kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses industri. Pada kosmetik yaitu
sebagai sediaan untuk perawatan kulit, sampo, sediaan pewangi, pewarna rambut dan
Gel bersifat tiksotropik artinya massa akan mengental jika didiamkan dan
mencair kembali jika dikocok. Jika massanya banyak mengandung air, gel itu disebut
27
2.6.2. kegunaan gel
1. Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam
bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan
2. Gelling agent biasanya digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet,
bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral
3. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik, termasuk
pada shampo, parfum, pasta gigi, kulit dan sediaan pewarna rambut.
4. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non steril) atau
dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril) (Ditjen POM, 1985).
- harus menggunakan zat aktif yang larut didalam air sehingga diperlukan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca listrik (Sartorius),
blender (National), ayakan 80 Mesh, lumpang dan stamfer, cawan penguap, gelas
arloji, rotary evaporator, cotton buds, lemari pengering, hair dryer, dan alat-alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit batang alpukat,
pirogalol (Merck), tembaga (II) sulfat (Merck), cmc, metil paraben, gliserin,
tanaman yang sama dengan daerah lain. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah
kulit batang alpukat (korteks lignum) dengan diameter 9 cm yang diambil dari batang
tumbuhan yang telah dewasa di Jalan Garu 2b, Kecamatan Medan Amplas, Provinsi
Sumatra Utara.
29
3.3.3 Pengolahan Sampel
Kulit batang alpukat yang sudah tua dan masih segar ditimbang kemudian
dicuci diair yang mengalir (keran atau selang) pencucian dilakukan 2 kali, setelah
dicuci ,bahan ditiriskan agar kandungan airnya berkurang. Kulit batang dipotong
kemudian diayak dengan ayakan mes 80 dan disimpan ditempat yang kering.
alkohol 96%
Cara kerja:
tuangi dengan 75 bagian cairan penyari (etanol 96%) sampai semua simplisia
terendam sempurna. Rendaman tersebut ditutup rapat, disimpan pada suhu kamar dan
biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang
dikatalis cahaya atau perubahan warna) sambil sering diaduk, diperas, dan dicuci
ampas dengan cairan penyari (etanol 96%) secukupnya hingga diperoleh 100 bagian
(4000 ml ekstrak kulit batang alpukat). Pindahkan kedalam bejana tertutup, dibiarkan
ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, lalu disaring. Filtrat yang
(rotary vacuum evaporator) pada tekanan rendah dan suhu 40-50◦C untuk
menguapkan pelarut etanol yang terdapat dalam filtrat. Kemudian ekstrak kulit batang
alpukat yang masih mengandung etanol dihilangkan kadar etanol yang masih terdapat
30
dalam ekstrak dengan menggunakan hair dryer sehingga diperoleh ekstrak kulit
batang alpukat yang berwarna coklat kemerahan. Ekstrak kering dari kulit batang
alpukat yang didapat lalu digerus dan diayak hinggga diperoleh serbuk ekstrak kulit
Ekstrak inai 30 83 73
Pirogalol 5 10 15
uban untuk menentukan konsentrasi pirogalol dan tembaga (II) sulfat dengan catatan
Dari formula pada tabel (1) diambil salah satu komposisi formula, serbuk inai
diganti dengan ekstak kulit batang alpukat dengan penambahan pirogalol dan
tembaga (II) sulfat seperti pada tabel berikut sebagai formulasi orientasi.
31
Tabel 2. Formula orientasi yang dibuat
Komposisi A
Pirogalol 1%
Dalam penelitian ini, sediaan yang akan dibuat adalah sediaan pewarna
rambut dengan tujuan untuk memberikan warna coklat pada rambut sehingga dipilih
CMC 4
Gliserol 15
CMC), didiamkan selama 30 menit. Setelah itu, CMC yang telah dikembangkan
32
paraben yang terlebih dahulu telah dilarutkan dengan aquadest panas, kemudian
digerus hingga homogen dan ditambahkan gliserol digerus lagi sampai homogen
warna yang terbentuk. Dari hasil orientasi pada tabel (2) dibuat formula dengan
variasi konsentrasi zat warna kulit batang alpukat seperti pada tabel berikut:
Komposisi Formula
A B C D E F
Pirogalol 1% 1% 1% 1% 1% 1%
Keterangan:
Formula A = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 2,5%, pirogalol 1%, tembaga
Formula B = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 5%, pirogalol 1%, tembaga (II)
sulfat 1%.
33
Formula C = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 7,5%, pirogalol 1%, tembaga
Formula D = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 10%, pirogalol 1%, tembaga
Formula E = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 12,5 %, pirogalol 1%, tembaga
(II) sulfat 1%
Formula F = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 15%, pirogalol 1%, tembaga
Sebanyak 1 ikat rambut uban yang telah dipotong kira-kira 5 cm lalu dicuci
bersih dengan shampo dan dikeringkan. Kemudian rambut uban dicat dengan formula
yang telah dibuat dibiarkan selama 1 jam, setelah itu rambut uban dibilas dengan air
bersih untuk membuang sisa zat yang tidak terserap kemudian dicuci kembali dengan
air bersih yang mengandung sedikit shampo hingga bersih. Perlakuaan yang sama
3.5 Evaluasi
pengecatan. Dari hasil percobaan yang dilakukan, ditentukan waktu pengecatan yang
warna tersebut diklasifikasikan menurut natural color level seperti yang terdapat pada
gambar 7 berikut:
34
Gambar 7. Natural color levels (Dalton, 1985).
Keterangan: Blonde = Pirang; Brown = Coklat; Black = Hitam; Light = Terang;
Medium = Sedang; Dark = Gelap.
Uban yang telah diberi pewarna dengan pengecatan selama 4 jam dicuci
dengan menggunakan shampo lalu dibilas sampai bersih dan dikeringkan. Pencucian
Uban yang telah diwarnai dan dibilas bersih dibiarkan terkena sinar
matahari langsung selama 5 jam mulai dari pukul 1000-1500 WIB, setelah itu diamati
perubahan warnanya.
(perubahan bentuk, warna, dan bau) dari sediaan blangko dan sediaan dengan ekstrak
warna, dan bau tersebut dilakukan pada hari ke 1, 3, 7 dan selanjutnya dilanjutkan
35
3.5.3 Uji pH dan Uji Biologis (Uji Iritasi)
3.5.3.1 Uji pH
dapat digunakan. Dibuat larutan uji berupa filtrat larutan pewarna rambut kemudian
dituangkan kedalam beaker glass 100 ml, kemudian elektroda dicelupkan kedalamnya
Sukarelawan yang dijadikan sebagai panel dalam uji iritasi pada formula
pewarnaan rambut adalah orang terdekat dan sering berada di sekitar pengujian
sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila ada reaksi yang terjadi pada kulit yang
Prosedur kerja:
Kulit sukarelawan yang akan diuji dibersihkan dan dilingkari dengan spidol
(diameter 3 cm) pada bagian belakang telinganya, kemudian pewarna rambut yang
telah disiapkan dioleskan dengan menggunakan cotton buds pada tempat yang akan
diuji dengan diameter 2 cm, lalu dibiarkan selama 24 jam dengan diamati setiap 4 jam
sekali apakah terjadi eritema, papula, vesikula, dan edema (Ditjen POM, 1985).
36
BAB IV
zat warna kulit batang alpukat 5%, pirogalol 1%,tembaga (II) sulfat 1% dapat
mengubah warna rambut dari putih menjadi coklat gelap, sementara rambut uban
dalam formula yang mengandung pirogalol 2%, tembaga (II) sulfat 2% dengan
jumlah zat kulit batang alpukat yang sama, mengubah warna rambut dari putih
menjadi hitam. Dengan demikian, konsentrasi pirogalol, dan tembaga (II) sulfat yang
perubahan warna rambut uban dapat dilihat pada gambar 8 berikut ini:
a b c d
37
e f g h
Keterangan:
a = rambut uban
g = rambut uban dalam ekstrak kulit batang alpukat 5% + tembaga (II) sulfat 1%
(II) sulfat 1%
Uji pewarnaan ini juga dilakukan dengan menggunakan formula yang terdiri
dari ekstrak kulit batang alpukat 5%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1%.
tembaga (II) sulfat 1%, kombinasi ekstrak kulit batang alpukat 5% + pirogalol % +
38
tembaga (II) sulfat 1%, dimana tiap formula dicukupkan dengan bahan dasar gel
sebanyak 50 gram.
Pada Gambar (8.a) dapat dilihat bahwa hasil pengecatan rambut uban dalam
ekstrak kulit batang alpukat 5% yang dicukupkan dengan bahan dasar gel (8.b) terjadi
sedikit perubahan warna coklat terang, rambut uban dalam pirogalol 1% yang
dicukupkan dengan bahan dasar gel (8.c) berwarana pirang sedang (berwarna
tembaga), rambut uban dalam tembaga (II) sulfat1% yang dicukupkan dengan bahan
dasar gel (8.d) warna rambut hijau, rambut uban dalam pirogalol 1% + tembaga (II)
sulfat 1% yang dicukupkan dengan bahan dasar gel (8.e) berwarna coklat terang,
rambut uban dalam ekstrak kulit batang alpukat 5% + pirogalol 1% yang dicukupkan
dengan bahan dasar gel (8.f) berwarna pirang terang, rambut uban dalam ekstrak kulit
batang alpukat 5% + tembaga (II) sulfat yang dicukupkan dengan bahan dasar gel
(8.g) warna rambut tidak berubah, rambut uban dalam ekstrak kulit batang alpukat
Pada Gambar (8.b) warna yang dihasilkan oleh ekstrak kulit batang alpukat
berwarna pirang sedang yang kurang stabil. Hal tersebut dikarenakan zat warna alami
sukar menembus kedalam korteks rambut, tetapi hanya terdeposit pada permukaan
Walaupun warna yang dihasilkan pewarna alami kurang menarik atau kurang
pekat, tetapi penggunaan pewarna alami masih sering digunakan hingga sekarang,
karena pewarna alami tidak membahayakan dan tidak menyebabkan iritasi. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, maka pewarna alami dapat digunakan bersama zat
warna logam pembangkit warna, maka efek kulit batang alpukat dapat terlihat jelas
39
pada gambar (8.h) yaitu terdiri dari ekstrak kulit batang alpukat 5% + pirogalol 1% +
Penggunaan zat warna senyawa logam tembaga (II) sulfat adalah salah satu
zat warna senyawa logam dalam bentuk garam yang dapat digunakan sebagai
komponen warna cat rambut. Biasanya dikombinasikan dengan zat warna alam dan
zat pembangkit warna pirogalol akan menghasilkan warna yang lebih kuat dan lebih
stabil. Zat pembangkit warna yang sering digunakan bersamaan zat warna alam
adalah pirogalol, karena mempunyai keuntungan zat warna dapat menempel lebih
kuat pada tangkai rambut dibandingkan pada saat zat warna sebelum dicampurkan,
hal ini disebabkan karena pirogalol mudah menembus kutikula dan masuk ke dalam
korteks rambut yang menyebabkan terjadinya perubahan warna, dimana warna yang
Kombinasi tembaga (II) sulfat + pirogalol + ekstrak kulit batang alpukat yang
diformulasikan dalam sediaan gel pada gambar (8.h), maka warna yang diperoleh
tetap stabil walaupun telah dilakukannya beberapa kali pencucian. Hal ini disebabkan
karena kombinasi antara zat warna senyawa logam dengan warna alam memperbaiki
daya lekat warna pada rambut, oleh karena itu, walaupun konsentrasi tembaga (II)
sulfat terus ditingkatkan hasil pewarnaan yang diperoleh tidak akan merubah atau
dengan kata lain perubahan konsentrasi tembaga (II) sulfat yang dipakai pada proses
pewarnaan rambut tidak akan memperngaruhi intensitas warna yang dihasilkan tetapi
Di sisi lain, cat rambut yang diformulasikan dalam bentuk sediaan gel rambut
40
pengecatan rambut dimana rambut akan mudah diatur (licin), rambut tidak kaku dan
mudah dibersihkan. Tetapi jika perbandingan konsentrasi zat pewarna rambut lebih
besar dari pada konsentari gel rambut maka proses pengecatan akan terasa sangat
sulit untuk memperoleh hasil pengecatan yang merata dan hal ini juga akan
menimbukan masalah ketika rambut akan dibersihkan karena formula yang akan
Variasi konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15%. Ekstrak kulit
batang alpukat dapat memberikan perubahan warna rambut uban yang dihasilkan dari
proses pengecatan dalam waktu yang berbeda. Perubahan warna rambut uban tersebut
I II III IV
41
Keterangan : Formula A = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 2,5%.
Formula B = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 5%.
Formula C = Konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat 7,5%.
Formula D = Konsentarsi ekstrak kulit batang alpukat 10%.
Formula E = Konsentarsi ekstrak kulit batang alpukat 12,5%.
Formula F = Konsentarsi ekstrak kulit batang alpukat 15%.
a b c
d e f
42
Formula c = Setelah pengecatan 4 jam
Dari tabel 5. dan gambar (9) bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak kulit
batang alpukat ini yang digunakan maka warna coklat yang dihasilkan akan semakin
pekat pada tangkai rambut. Keuntungan dari kombinasi ekstrak kulit batang alpukat,
pirogalol, tembaga (II) sulfat yang diformulasikan dalam sediaan berbentuk gel
rambut adalah warna yang dihasilkan lebih alami, stabil dan tidak mudah luntur serta
yang dilakukan akan mempengaruhi hasil pewarnaan rambut uban seperti yang
a b c d
43
b. Pengecatan 2 jam
c. Pengecatan 3 jam
d. Pengecatan 4 jam
pewarnaan rambut uban yang optimal. Sehingga waktu pengecatan dapat ditentukan
selama 4 jam.
Dari gambar (10) terlihat bahwa pewarnaan rambut ini terjadi secara bertahap,
sedikit demi sedikit mengubah rambut putih (uban) menjadi warna coklat gelap. Hal
ini disebabkan karena tembaga (II) sulfat yang merupakan zat warna senyawa logam
yang umumnya memiliki daya lekat yang tidak begitu kuat, sehingga jika digunakan
langsung harus dilakukan setiap hari sampai terbangkit corak warna yang diinginkan,
oleh sebab itu untuk memperbaiki daya lekatnya, maka zat warna senyawa logam ini
sering dicampur dengan pembangkit warna tembaga (II) sulfat dan pembangkit warna
piragalol.
formula yang menghasilkan perubahan warna paling jelas yang mengarah kepada
warna coklat gelap, yaitu formula F yang terdiri dari ekstrak kulit batang alpukat
12,5%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1% yang dicukupkan dengan bahan dasar
gel hingga 100 gram. Kemudian diformula ini digunakan untuk pengujian
selanjutnya.
44
Setelah dilakukan pewarnaan maka rambut dicuci dengan menggunakan
shampo. Kemudian dilihat warna yang terjadi apakah warna rambut berubah setelah
tetap sama, warnanya tidak berubah atau hilang. Hal ini menunjukan bahwa warnanya
stabil pada beberapa kali pencucian ini terlihat pada gambar 11 berikut:
a b c
d e f
b. 1 kali pencucian
45
c. 5 kali pencucian
e. 15 kali pencucian
f. 20 kali pencuciaan
a b
Keterangan:
Gambar (12) menunjukkan bahwa warna rambut tetap sama sebelum dan sesudah
pemaparan terhadap sinar matahari. Hal ini karena sifat dari pirogalol yang digunakan
akan mudah teroksidasi jika terkena matahari, sehingga warna rambut lebih gelap,
46
Tabel 6. Hasil pengamatan perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan gel
pewarna dengan berbagai konsentrasi ekstrak kulit batang alpukat selama waktu
penyimpanan.
Organoleptis
Bentuk Warna Bau
Formula
Hari penyimpanan Hari penyimpanan Minggu penyimpanan
1 3 7 14 1 3 7 14 1 3 7 14
Blangko k k k k b b b b tb tb tb tb
2,5% ce ce ce ce h h h h kh kh kh kh
5% ce ce ce ce h h h h kh kh kh kh
7,5% ce ce ce ce h h h h kh kh kh kh
10% ce ce ce ce h h h h kh kh kh kh
12,5% ce ce ce ce h h h h kh kh kh kh
15% ce ce ce ce h h h h kh kh kh kh
Keterangan : k = kental
b = bening
h = hitam
tb = tidak berbau
kh = khas
Dari hasil pengamatan tersebut bentuk berubah dari larutan yang homogen
menjadi tidak homogen karena terbentuk endapan yang berwarna coklat. Pada
47
sediaan dengan ekstrak kulit batang alpukat terbentuk dua lapisan yang terdiri dari
cairan berwarna hitam dan endapan kental coklat. Hal ini dimungkinkan karena tidak
bersatunya basis gel dengan ekstrak kulit batang alpukat juga disebabkan karena
proses pengerusan yang tidak homogen atau kurang sempurna pada saat pembuatan
dasar gelnya. Jenis sediaan gel pewarna rambut ini walaupun membentuk lapisan
homogen.
Perubahan warna dari sediaan gel warna rambut dimulai sejak minggu ke-1.
Sediaan gel dengan eksrak kulit batang alpukat berubah dari warna coklat menjadi
coklat kehitaman. Hal ini disebabkan oleh pengaruh udara dan sinar matahari yang
mengakibatkan terjadinya oksidasi. Perubahan bau dari sediaan gel pewarna rambut
dimulai sejak hari-1, yaitu dari bau khas berubah menjadi bau asam.
4.2.4 Pemeriksaan pH
No Formula pH
1 A 5,9
2 B 5,6
3 C 5,0
4 D 5,3
5 E 5,4
48
6 F 5,2
Pada penentuan pH di atas, diuji dari formula yang terbaik dan diperoleh pH
sediaan gel adalah 5. Menurut (Tranggono, 2007) semakin jauh beda antara pH
kosmetik dan pH fisiologis kulit (dapat jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah),
semakin besar kosmetik itu menimbulkan reaksi negative pada kulit. Karena itu yang
terbaik adalah jika pH kosmetik disamakan dengan pH fisiologis kulit, yaitu antara
harus diberikan penandaan yang jelas mengenai cara penggunaan, komposisi, dan
kadar zat yang digunakan. Selain itu, pada etiket tersebut harus tercantum perlu
tidaknya uji iritasi sebelum digunakan. Uji ini dilakukan untuk menyakinkan apakah
dalam formulasi sediaan pewarna rambut terjadi reaksi antara komponen sehingga
49
Uji ini dilakukan terhadap enam orang sukarelawan. Formula yang dipilih
adalah sukarelawan. Formula yang dipilih adalah formula F yaitu ekstrak kulit batang
alpukat 15%, pirogalol 1%,dan tembaga (II) sulfat 1% yang dioleskan pada bagian
belakang telinga. Dari hasil pengujian dapat dilihat pada data dibawah ini:
Sukarelawan (panel)
1 Kulit kemerahan 0 0 0 0 0 0
digunakan tidak mengakibatkan iritasi pada kulit. Hal ini disebabkan karena bahan
yang terkandung dalam sediaan pewarna rambut tersebut bersifat tidak berbahaya
termasuk juga senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit batang alpukat.
50
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Ekstrak kulit batang alpukat (Persea americana Mill.) dapat digunakan dalam
sediaan pewarna rambut dengan menghasilkan warna dari pirang gelap sampai
coklat gelap.
2. Ekstrak kulit batang alpukat (Persea americana Mill.) dapat diformulasikan dalam
bentuk sediaan gel, dengan penambahan zat pembangkit warna senyawa logam
tidak menyebabkan iritasi pada kulit, hal ini disebabkan karena bahan yang
terkandung dalam sediaan pewarna rambut tersebut tidak berbahaya pada kulit
3. Pewarnaan terbaik diperoleh dari formula F yang terdiri dari ekstrak kulit batang
alpukat (Persea americana Mill.) 15%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1%, yang
menghasilkan warna coklat gelap, stabil terhadap 20 kali pencucian, sinar matahari
5.2 Saran
kulit batang alpukat (Persea americana Mill) dalam bentuk sediaan lain, misalnya cat
51
DAFTAR PUSTAKA
Desember 2012.
Arief , Hariana. (2004). Tumbuhan Obat dan khasiatnya. Seri I. Jakarta: Penebar
Ayu Sekar Wangi, (2009). Merawat Kecantikan Agar Tetap Cantik dan Sehat.
Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I.( 2001). Handbook of Cosmetic Science and
Bariqina, E., dan Ideawati, Z. 2001. Perawatan & Penataan Rambut. Yogyakarta:
52
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Ke-empat. Jakarta: Departemen
Kusumadewi, ( 2003 ), Rambut Anda. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Hal. 28-31.
Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier. Hal. 49, 431-432.
Putro, D.S. (1998). Agar Awet Muda. Ungaran: Trubus Agriwidya. Hal. 12-15.
Nooryani bardan, Sri. (2007). Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta. Sunda Kelapa
Pustaka. Hal.5.
Rahmawati, Reny. (2011). Khasiat dan Cara Olah Alpukat Untuk Kesehatan dan
Sonntag, Linda. (1992). The Hairstyle Hair Care & Beauty Book. Tiger Books
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. Edisi Ketigapuluh.
53
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas
Winarno, F.G . 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hal.30-36.
LAMPIRAN
Batang alpukat
Disortasi dan dicuci
Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
Dikupas kulit luar batang
Diiris kulit batang
Ditimbang (sebagai berat basah)
Maserasi 400 gr
2,5 L
54
Dipekatkan dengan rotary evaporator pada
suhu ± 50oC
Ekstrak kental 150 ml
55
Gambar 13. Tumbuhan kulit batang alpukat (Persea americana Mill)
56
Gambar 14. Irisan kulit batang alpukat
57
Gambar 16. Alat rotary evaforator
58
Lampiran 6. Gambar Ekstrak Kulit Batang Alpukat
59
Lampiran 7. Gambar Pirogalol
60
Lampiran 8. Gambar Tembaga (II) Sulfat
61
Lampiran 9. Gambar Orientasi Gel Kulit Batang Alpukat
a b c d e
c = Gel + Pirogalol 1%
d = Dasar Gel
62
Lampiran 10. Gambar Formulasi Gel
VI V IV III II I
II = Gel konsentrasi 5%
63
Lampiran 11. Gambar Hasil Pengecatan Rambut
Keterangan: Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, dan 4 jam dalam ekstrak kulit batang
alpukat 2,5% + pirogalol 1% + tembaga (II) sulfat 1% (Formula A) .
Keterangan: Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, dan 4 jam dalam ekstrak kulit batang
alpukat 5% + pirogalol 1% + tembaga (II) sulfat 1% (Formula B) .
64
C1 (coklat terang) C2 (coklat sedang) C3 (coklat sedang) C4 (coklat sedang)
Keterangan: Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, dan 4 jam dalam ekstrak kulit batang
alpukat 7,5% + pirogalol 1% + tembaga (II) sulfat 1% (Formula C) .
Keterangan: Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, dan 4 jam dalam ekstrak kulit batang
alpukat 10% + pirogalol 1% + tembaga (II) sulfat 1% (Formula D) .
65
E1 (coklat sedang) E2 (coklat sedang) E3 (coklat gelap) E4 (coklat gelap)
Keterangan: Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, dan 4 jam dalam ekstrak kulit batang
alpukat 12,5% + pirogalol 1% + tembaga (II) sulfat 1% (Formula E).
Keterangan: Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, dan 4 jam dalam ekstrak kulit batang
alpukat 15% + pirogalol 1% + tembaga (II) sulfat 1% (Formula F).
66