Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

DIKLAT TRAINING COURSE FOR INSTRUKTUR

TRAINING OF TRAINER (TOT) IMO MODEL COURSE 6.09

TAHUN 2018

I. TUJUAN PELAKSANAAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perhubungan Nomor PM 70 Tahun 2013 tentang


pendidikan dan pelatihan,sertifikasi serta Dinas Jaga Pelaut,dalam pelaksanaannya diperlukan
Pengukuhan terhadap Standar Auditor ( Supervisor ), Pendidik,Penguji dan Praktisi Medis
(Medical Practitoners) di bidang kepelautan oleh Administrasi,sesuai persyaratan STCW Code
Section A-I 6,Section A-I/9 Ketentuan yang terkait dengan STCW 1978 serta amendemennya;

Peraturan Menteri Negara Perhubungan Nomor PM 84 Tahun 2013 tentang Perekrutan dan
Penempatan Awak Kapal,dalam pelaksanaannya diperlukan Pengukuhan terhadap Standar
Auditor ( Supervisor ) di bidang kepelautan oleh Administrasi,sesuai persyaratan MLC 2006
serta amandemennya;

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai pelatih pada pelatihan fasilitator di
Tempat Tugas dan wilayah kerjanya masing-masing berdasarkan keseragaman
penyelenggaraan dan pelaksanaan program pelatihan bagi peserta didik di Lingkup Sekolah
Kemaritiman.

II. DASAR PELAKSANAAN

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan Diklat Training Of Trainer (TOT)
IMO MODEL COURSE 6.09

Diklat Training Of Trainer yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4849);.

1
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3929)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumberdaya Manusia di Bidang


Transportasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5310 );.

4. Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1986 tentang Pengesahan International


Convention on Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers
( STCW )1978;

5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementrian Perhubungan.( Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

6. Peraturan Mentri Perhubungan Nomor KM.65 Tahun 2009 tentang Standar Kapal Non
Konvensi ( Non- Convention Vessel Standard ) Berbendera Indonesia;

7. Peraturan Mentri Perhubungan Nomor PM. 70 Tahun 2013 tentang Pendidikan dan
Pelatihan,Sertifikasi Serta Dinas Jaga Laut ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1089);

8. PeraturanMentri Perhubungan Nomor PM.189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Perhubungan ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1844);

9. Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 23 / PMK.05/2018 tentang Tarif


Layanan Badan Layanan Umum Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut
Jakarta Pada Kementrian Perhubungan

III. TEMPAT PELAKSANAAN

Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut

Jl. M. Kahfi 2 No.88, RT.02/05/RW.5, Cipedak, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12630

IV. WAKTU PELAKSANAAN

Senin –Selasa, 02 Juli – 10 Juli 2018

2
V. PESERTA

“Satu kelas berisi 19 siswa dalam Diklat Kali dibuka 2 Kelas .Peserta adalah pelaut yang
masih aktif berlayar dan disela-sela waktu yang kosong bisa mengajar. Atau, mereka memang
sudah memutuskan untuk turun dari kapal dan berkarya di darat dan Guru-guru di Bidang
SMK,Politeknik, Kemaritiman yang Ada di Indonesia.

VI. HASIL KEGIATAN :

Hasil pelaksanaan kegiatan Diklat Training Of Trainer IMO Model Corse 6.09 yang dilaksanakan
pada 02 – 10 Juli 2018 adalah para peserta dilatih untuk pelatihan IMO Model 6.09 ini. Karena
intinya pelatihan ini adalah untuk melatih para peserta yang akan menjadi instruktur pelaut dengan
standar internasional.
:

1. Penjelasan tentang kualifikasi, kompetensi dan tugas pokok yang harus di fahami oleh
Peserta Diklat Training Of Trainer IMO Model Corse 6.09

2. IMO Model Course 6.09 adalah model pelatihan bagi para pelaut-pelaut untuk melatih
generasi-generasi pelaut berikutnya. Oleh karena itu maka pengalaman pengajar harus
sudah teruji agar proses belajar mengajar semakin sempurna.

3. Seorang guru biasa mungkin lebih memahami mengenai cara belajar mengajar yang
baik. Akan tetapi mengajar secara sistematis untuk calon-calon pelaut rasanya kurang
sempurna jika tidak dibarengi dengan pengalaman para pengajarnya. Bisa saja orang
yang mengajar kepelautan tapi belum pernah memegang kemudi kapal atau melakukan
perhitungan pelayaran, atau bahkan belum pernah berlayar sama sekali akan mengalami
kehilangan kepercayaan diri ketika berhadapan dengan para siswa.

4. Akhirnya semangat siswa calon-calon pelaut ini akan menurun, atau jika tidak pun maka
kemungkinan kualitas mereka akan dibawah standar. Kenapa? Karena gurunya saja
bukan pelaut dan belum pernah ke laut.

5. Kesimpulannya, pelaut merupakan suatu profesi sama seperti halnya pilot atau dokter.
Tidak sembarangan orang mengajar mereka. Para pengajar mereka adalah pelaut-pelaut
yang sudah senior dan pengalamannya sangat luar biasa. Namun mereka belum
memahami bagaimana cara mentransfer ilmu mereka dan pengalaman mereka kepada
calon-calon generasi penerusnya. Untuk itulah maka IMO membuat standar pelatihan

3
untuk para pengajar yang dinamakan dengan IMO Model Course 6.09, agar cara guru
dalam mengkomunikasikan pengalaman dan ilmu mereka menjadi lebih baik.

Jakarta, 11 Juli 2018


Dibuat oleh,

Sapriyun,S.ST.Pi

Anda mungkin juga menyukai