Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOFISIKA EKSPLORASI

METODE MAGNETIK

Disusun Oleh:
Nabilah Afifah Habni Harahap
21100116120006

LABORATORIUM GEOTEKNIK, GEOTHERMAL,


DAN GEOFISIKA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
APRIL 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Geofisika Eksplorasi, acara metode magnetik yang disusun


oleh Nabilah Afifah Habni Harahap pada
hari :
tanggal :
pukul :
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Geofisika Eksplorasi

Semarang, 30 April 2018


Asisten Acara Praktikan

Rizke Nadya Nabilah Afifah Habni Hrp


NIM. 21100115140066 NIM. 21100116120006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud

 Memahami konsep metode magnetik


 Dapat mengolah data dengan metode magnetik
 Melakukan pengolahan data dengan aplikasi Surfer 13, Magpick dan
Mag2dc
 Menganalisis, dan menginterpretasikan hasil pengolahan data metode
magnetic
 Mengetahui kondisi dibawah permukaan dengan menggunakan aplikasi
Mag2dc
 Menginterpretasikan keadaan serta litologi dibawah permukaan
1.2 Tujuan

 Mampu memahami konsep metode magnetik


 Mampu mengolah data dengan metode magnetik
 Mampu melakukan pengolahan data dengan aplikasi Surfer 13, Magpick,
dan Mag2dc
 Mampu menganalisis, dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
metode magnetic
 Mampu mengetahui kondisi dibawah permukaan dengan menggunakan
aplikasi Mag2dc
 Mampu menginterpretasikan keadaan serta litologi dibawah permukaan
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan

Hari : Jum’at
Tanggal : 20 April 2018
Pukul : 18.30 WIB
Tempat : Gedung Pertamina Sukowati, ruang 302
Praktikum ke -2
Hari : Jum’at
Tanggal : 27 April 2018
Pukul : 18.30 WIB
Tempat : Gedung Pertamina Sukowati, ruang 302
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Jawa Tengah merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh kelurusan Cirebon
– Muara Citadui dan kelurusan Semarang – Muara Sungai Opak, terdiri dari 2
rangkaian pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Pegunungan Serayu Utara
merupakan lanjutan dari zona Bogor dan di sebelah timur dilanjutkan dengan
pegunungan Kendeng. Pegunungan Serayu Utara lebarnya berkisar antara 30 – 50
km, dimana ujung baratnya ditutupi oleh material vulkanik gunung Slamet,
sedangkan sebelah timur ditutupi oleh produk vulkanik Rogojembengan, komplek
Dieng dan Ungaran.
Komplek Dieng terletak pada zona Serayu Utara (Van Bemmelen, 1A,
1949) yang berumur Tersier, dibatasi sebelah barat oleh daerah Karangkobar dan
sebelah timur oleh daerah Ungaran. Material vulkanik yang menutupi sebagian
wilayahnya berasal dari gunungapi dan letusan kawah yang masih aktif sejak kala
Holosen sampai sekarang. Dengan demikian telah mempengaruhi perkembangan
kondisi geomorfologi daerah Dieng.
Daerah Dieng termasuk ke dalam cekungan Serayu Utara yang secara
umum dapat dibagi menjadi 3 yaitu, cekungan Serayu Utara bagian barat, tengah
dan bagian timur. Dieng termasuk ke dalam cekungan Serayu Utara bagian tengah.
Menurut Van Bemmelen, 1949, cekungan Serayu Utara bagian tengah memiliki
stratigrafi dari tua ke muda sebagai berikut :
1. Lapisan Sigugur
2. Formasi Merawu
3. Formasi Pengatan
4. Lapisan Batugamping dasar
5. Formasi Bodas
6. Formasi Ligung
7. Formasi Jembangan
8. Endapan Aluvial dan Vukanik Dieng
Pegunungan Serayu Utara merupakan pegunungan lipatan dari suatu
antiklinorium lapisan Neogen yang terlipat kuat berarah barat – timur. Pegunungan
ini terbentuk akibat adanya kompresi lateral dari pergerakan Samudra Indonesia ke
arah utara membentuk Lempeng Benua Asia. Gaya tersebut juga menyebabkan
timbulnya sesar geser dengan arah relative barat laut – tenggara dan timur laut –
barat daya di Pulau Jawa.

A. Geomorfologi
Secara geomorfologi Dieng dibagi menjadi 2 satuan geomorfologi yaitu,
satuan pegunungan dan satuan dataran tinggi / plato.
1. Satuan pegunungan
Pengecualian untuk bagian pusat dari daerah barat, satuan ini menempati
keseluruhan wilayah. Gunungapi tersusun dari barisan gunung Seroja, gunung
Kunir, gunung Prambanan, gunung Pakuwaja dan barisan gunung Kendil, gunung
Butak, gunung Petarangan, gunung Prau, gunung Patakbanteng, gunung
Jurangrawah, gunung Blumbang, atau sebagai kerucut-kerucut soliter-gunung
Bisma, gunung Nagasari, semuanya adalah gunungapi strato vulkanik. Umumnya
pegunungan tersebut memiliki kawah terbuka yang terdiri dari satu atau beberapa
kawah ; salah satunya memiliki kawah tertutup yang diisi oleh lava dalam bentuk
lubang yang tersumbat (plug), seperti gunung Kendil, gunung Prambanan dan
gunung Kunir. Gunung Prau tidak memilki kawah well-out lined. Gunung Seroja
memiliki dua kawah yaitu, kawah tertua berbentuk tapal kuda, terbuka ke sebelah
timur, dan kawah termuda terbentuk sirkular. Gunung Pakuwaja memiliki danau
kembar, keduanya berbentuk sirkular. Punggung lava dengan ketinggian 20 meter
terletak berhubungan dengan dua kawah.
2. Satuan dataran tinggi / plato
Satuan geomorfologi ini ditemukan diantara barisan gunungapi dan kerucut –
kerucut soliter yang sebagian besar ditempati oleh material vulkanik. Plato Dieng
berada 2000 meter diatas permukaan air laut yang dikelilingi gunung prau dan
sekelompok gunung api yaitu gunung pakuwadja, gunung Kendil, dan gunung
Sipandu. Wilayah ini memiliki beberapa danau diantaranya adalah danau warna,
danau Pengilon, danau Terus, danau Lunut, dan danau Balekambang. Danau Warna
dan danau Pengilon merupakan tubuh air yang dipisahkan oleh punggungan yang
terbenyuk oleh lava gunung Kendil, sehingga pegunungan tersebut bukan kawah-
kawah terpisah yang kemudian diisi dengan air. Kedua danau tersebut hadir karena
mengalami pembendungan Sungai Tulis oleh aliran lava.
B. Stratigrafi
Menurut Boedihardi (1991), stratigrafi daerah Dieng dapat dibagi menjadi 10
unit litologi, sebagai berikut :
a. Lava Andesit Prau
Satuan ini berada di sekitar gunung Prau. Penyusunnya berupa lava andesit
dengan komposisi utama piroksen. Secara lateral penyebaran satuan ini meliputi
punggungan gunung Patakbanteng – gunung Prau – gunung Motomanuk – gunung
Pomahan – gunung Bucu di timur laut dan gunung Gajahmungkur di sebelah barat
laut.
b. Lava andesit Nagasari
Satuan ini memiliki pelamparan di sekitar gunung Nagasari dengan batas
penyebaran relatif barat – timur. Litologi satuan ini berupa andesit dengan
komposisi utama plagioklas dan piroksen.
c. Lava Andesit Bisma
Satuan ini memiliki pelamparan di sekitar gunung Bisma, dengan litologi
berupa lava andesit piroksen dengan dibeberapa tempat dijumpai breksi vulkanik
autoklasitk.
d. Lava Andesit Pagerkandang
Satuan ini penyebarannya meliputi gunung Sipandu – gunung Pagerkandang ke
arah selatan dan berhenti pada alur struktur patahan yang melalui desa Pawuhan.
Litologi berupa nadesit dengan komposisi utama plagioklas dan piroksen.
e. Lava Andesit Merdada – Pangonan
Satuan ini memiliki batas penyebaran meliputi gunung Pangonan dan Telaga
Merdada. Litologi berupa lava andesit dengan komposisi utama plagioklas dan
piroksen.
f. Lava Andesit Kendil
Satuan ini memiliki penyebaran ke arah utara di daerah Wadas Putih dan ke
arah selatan di desa Jojogan. Litologi penyusun berupa lava andesit dengan
komposisi utama piroksen.
g. Lava Andesit Pakuwaja
Satuan ini memiliki penyebaran disekitar gunung Pakuwaja dengan litologi
berupa lava yang memiliki komposisi utama plagioklas dan biotit.
h. Lava Andesit Seroja
Satuan ini memiliki penyebaran di sekitar gunung Seroja – Telaga Menjer
dengan litologi berupa lava andesit dan memiliki komposisi utama berupa
plagioklas dan piroksen.
i. Endapan Aluvial – Koluvial
Satuan ini memiliki penyebaran setempat-setempat pada daerah berelevasi
rendah, seperti pada dataran tinggi Dieng, cekungan atau lembah. Material
penyusunnya berukuran halus hingga pasiran. Terdiri dari fragmen piroklastik
freatik, tanah hasil lapukan batuan beku dan hasil lapukan piroklastik.
j. Batuan Teralterasi
Satuan ini terdapat dibeberapa tempat, seperti di sekitar kawah Sikidang,
Kawah Sileri, Kawah Pagerkandang, gunung Pakuwaja, gunung , Telaga Warna
dan Telaga Merdada. Umumnya batuan telah teralterasi kuat di daerah sekitar
pemunculan manifestasi panasbumi. Sering dijumpai pola endapan freatik berwarna
kelabu – coklat berupa lumpur dan pasir berfragmen warna putih – coklat.
C. Struktur Geologi
Sesar dan kelurusan gunungapi pada umumnya berarah Barat Laut – Tenggara
dan Barat – Timur. Sesar vulkanik terdapat di sekitar erupsi.
Suatu zona sesar berarah hampir Barat- Timur terdapat di sebelah selatan, yang
membatasi depresi Batur. Bagian selatan yang relatif naik disebut sebagai Blok
Tilting (Gunawan, 1986) dalam Wiguna Purwa (2005). Sesar – sesar bersusun
merupakan sesar – sesar tangga memotong lava Rogojembengan. Indikasi sesar
didasarkan atas adanya gawir yang terlihat dari Dieng berarah Barat Laut –
Tenggara dan juga dicerminkan oleh punggungan pada puncak Prau yang linear.
Sesar yang berarah Barat Laut – Tenggara terdapat di utara gunung Jimat.
Idikasi sesar dicirikan oleh adanya milonit di sebelah utara Dringo, jalan setapak ke
Sidongkal dan sering terjadi longsoran pada lereng timur gunung Jimat yang pernah
menutupi desa Legetan. Sesar – sesar lain yang sejajar diumpai di sebelah utaranya
memotong kerucut Kemulan dan Rogojembengan. Jauh di sebelah utara sesar –
sesar yang berarah Barat Laut – Tenggara telah tersingkapkan breksi vulkanik
memotong sungai Arus, Lampir dan Bela.
Pada daerah batas antara tubuh Prau dan Tlerep terdapat patahan yang berarah
Barat Daya – Timur Laut. Sesar dicirikan oleh gawir yang memanjang dan telah
tersingkapkan batuan pada Formasi Damar.
Sebuah sesar berarah hampir Utara – Selatan memotong lava komplek
Pakuwaja. Pada zona sesar ini di sebelah utara Kawah Pakuwaja muncul beberapa
kegiatan solfatar.
Struktur vulkanik dijumpai disekitar pusat erupsi atau terbatas pada tubuh
gunungapi yang bersangkutan. Pada kerucut Sipaan terdapat beberapa sesar radial
yang membentuk sector – sector graben. Sektor graben membuka ke arah barat
Kawah Sileri dan utara. Pada sesar – sesar muncul manifestasi solfatar dan air
panas. Sesar radial yang dijumpai di selatan Pangoran, dan pada struktur ini munul
keegiatan solfatar.
Disebelah Timur – Laut kawah Bisma terdapat beberapa sesar yang diduga
berhubungan dengan gunungapi. Sesar – sesar tersebut membelok sejajar dengan
bentuk kawahnya. Diperkirakan puncak Sidede terbentuk karena adanya sesar ini
yang sebelumnya merupakan lereng Bisma.
BAB III
DATA MAGNETIK

UTM X UTM Y Elevasi Z (m) t anomali 385221 9215042 756 -20.40


385176 9214997 744 71.57 385222 9215043 765 83.74
385177 9214998 706 1737.05 385223 9215044 772 501.98
385178 9214999 732 2735.09 385224 9215045 729 206.45
385179 9215000 734 299.28 385225 9215046 742 157.81
385180 9215001 717 -362.23 385226 9215047 759 269.13
385181 9215002 722 828.65 385227 9215048 736 165.32
385182 9215003 717 325.77 385228 9215049 763 205.79
385183 9215004 693 266.61 385229 9215050 813 229.56
385184 9215005 747 -514.97 385230 9215051 842 -56.40
385185 9215006 760 758.47 385231 9215052 852 -220.92
385186 9215007 779 758.27 385232 9215053 895 286.46
385187 9215008 778 339.66 385233 9215054 709 446.78
385188 9215009 775 117.34 385234 9215055 707 208.25
385189 9215010 776 -883.70 385235 9215056 685 502.52
385190 9215011 783 -112.79 385236 9215057 663 44.30
385191 9215012 789 115.59 385237 9215058 701 -90.08
385192 9215013 778 172.72
385238 9215059 757 412.35
385193 9215014 775 74.79
385239 9215060 791 212.36

385194 9215015 787 270.28


385240 9215061 700 191.81

385195 9215016 780 192.98


385241 9215062 789 285.67

385196 9215017 777 236.76


385242 9215063 809 265.55

385197 9215018 748 192.57


385243 9215064 852 243.36

385198 9215019 782 345.96


385244 9215065 880 188.73

385199 9215020 787 394.93


385245 9215066 884 426.25

385200 9215021 804 134.14


385246 9215067 854 44.96

385201 9215022 820 129.39


385247 9215068 805 121.49

385202 9215023 793 385248 9215069 824 543.38


190.61
385203 9215024 800 385249 9215070 737 783.28
192.79
385204 9215025 789 385250 9215071 764 49.99
231.34
385205 9215026 789 385251 9215072 755 423.20
279.90
385206 9215027 780 385252 9215073 763 441.53
180.10
385207 9215028 774 385253 9215074 746 430.18
439.43
385208 9215029 720 385254 9215075 677 257.22
217.18
385209 9215030 738 385255 9215076 670 -59.84
355.62
385210 9215031 701 385256 9215077 608 -373.12
3.07
385211 9215032 704 385257 9215078 544 432.79
271.73
385258 9215079 572 506.65
385212 9215033 700 257.99
385259 9215080 666 -118.44
385213 9215034 648 664.25
385260 9215081 685 282.49
385214 9215035 646 -170.65
385261 9215082 674 259.08
385215 9215036 719 320.66
385262 9215083 621 -0.83
385216 9215037 749 311.89
385263 9215084 693 159.92
385217 9215038 738 336.07
385264 9215085 661 214.80
385218 9215039 738 371.37
385265 9215086 716 311.93
385219 9215040 742 188.40
385266 9215087 734 853.79
385220 9215041 749 45.24
385267 9215088 746 415.11
Koordinat
No Tobs rerata (nT) Keterangan
UTM X UTM Y Elevasi Z (m)
1 385176 9214997 744 44423.31 dekat manifestasi sumber air panas
2 385059 9214340 706 44709.37 di perkebunan
3 385550 9214580 732 46378.65 dekat tiang listrik,sungai,jembatan
4 385910 9215162 734 47374.79 dekat aliran listrik,perkebunan
5 386242 9215193 717 44936.18 dekat tiang listrik,rumah penduduk
6 386673 9215382 722 44274.67 dekat pemukiman dan perkebunan
7 387010 9215458 717 45464.35 di pemukiman penduduk
8 387319 9215434 693 44961.07 di lapangan dekat persawahan
9 385125 9215049 747 44902.31 di jalan dekat sungai dan pemukiman
10 385036 9215291 760 44122.63 di perkebunan dekat jurang
11 384798 9215172 779 45086.11 di perkebunan dan pemukiman
12 384818 9214961 778 45394.77 di masjid dekat rumah warga
13 384681 9214780 775 44977.06 di area persawahan
14 384553 9214583 776 44755.74 di perkebunan
15 384313 9214470 783 43755.60 di pemukiman dan perkebunan
16 384132 9214421 789 44527.01 di pemukiman penduduk
17 383743 9214427 778 44755.59 di persawahan
18 383778 9214554 775 44813.22 di sawah,perkebunan,sungai,tiang listrik
19 383510 9214626 787 44714.79 di perkebunan
20 383417 9214739 780 44744.88 di persawahan dan perkebunan
21 383005 9214700 777 44832.28 di perkebunan
22 382709 9214804 748 44876.56 di perkebunan dan pemukiman
23 381877 9214534 782 44832.77 di perkebunan dekat sungai
24 382405 9213882 787 44823.26 di sawah irigasi
25 382741 9213811 804 45038.43 di pemukiman
26 383486 9213679 820 44777.34 di perkebunan
27 384619 9214513 793 44772.29 di lapangan dekat pemukiman dan kebun
28 384869 9214673 800 44829.81 di masjid dekat rumah warga
29 384872 9215355 789 44830.89 di lapangan dekat perkebunan
30 384895 9215567 789 44866.84 di perkebunan
31 384938 9216015 780 44748.50 di perkebunan kopi
32 384879 9216292 774 44812.30 di peternakan ayam
33 384906 9216710 720 45071.23 di perkebunan cengkeh
34 384959 9216942 738 44848.38 di area persawahan
35 385311 9216746 701 44985.32 di pemukiman penduduk
36 385838 9216807 704 44634.27 di masjid dekat rumah warga
37 385717 9216566 700 44902.23 di lapangan
38 385597 9215907 648 44889.69 di pemukiman penduduk dekat kebun
39 385497 9215559 646 45300.15 di sungai dekat sawah
40 385699 9217050 719 44466.85 di sawah dekat sungai
41 384762 9216855 749 44949.86 pemukiman penduduk dekat kebun kopi
42 385085 9214766 738 44941.89 di masjid dekat sawah irigasi
43 385856 9214767 738 44975.07 pemukiman penduduk dekat perkebunan
44 385750 9216461 742 44292.93 pemukiman penduduk dekat sungai kecil
45 385638 9214036 749 45009.87 dekat sumber manifestasi
46 385515 9213553 756 44819.60 persawahan dekat pemukiman penduduk
47 385483 9213203 765 44686.84 di area perkebunan
48 385183 9212726 772 44623.20 di area perkebunan
49 386654 9215144 729 44728.64 di pemukiman warga
50 386605 9214841 742 45148.98 di sungai dekat jurang dan persawahan
51 386509 9214554 759 44843.05 sungai dekat sawah dan perumahan warga
52 386795 9214353 736 44795.41 di pemukiman dekat tiang listrik
53 387154 9214255 763 44907.63 di perkebunan dekat perkampungan
54 387370 9213811 813 44805.02 di perkebunan dekat perkampungan
55 387607 9213725 842 44845.09 di sawah dekat hutan dan sungai kecil
56 387426 9213347 852 44869.46 di hutan dekat perkebunan
57 387207 9212763 895 44583.00 di perkebunan dan sawah tadah hujan
58 388058 9215819 709 44419.98 di pemukiman penduduk
59 388032 9216185 707 44929.06 di sungai dekat sawah irigasi
60 387601 9215871 685 45079.98 di perkebunan dekt jurang
61 388092 9217419 663 44839.95 di pemukiman penduduk dekar perkebunan
62 388088 9216835 701 45136.32 di perkebunan dekat jurang
63 388193 9215277 757 44671.60 di hutan dekat perkebunan dan tiang listrik
64 388073 9214557 791 44538.92 di pemukiman penduduk
65 385684 9215034 700 45046.65 di perkebunan
66 384227 9214809 789 44849.06 di area persawahan
67 388889 9214034 809 44830.21 di area perkebunan
68 383137 9213353 852 44923.87 di arae perkebunan
69 383151 9212899 880 44903.55 di pemukiman penduduk
70 382919 9212827 884 44887.16 di pemukiman penduduk
71 382841 9213192 854 44833.83 dpemukiman penduduk dekat tiang listrik
72 382035 9213633 805 45071.75 pemukiman penduduk dekat persawahan
73 381881 9213199 824 44689.56 di area sawah irigasi
74 381680 9216580 737 44765.89 di lapangan dekat persawahan
75 382553 9216365 764 45189.28 di area sawah irigasi
76 382016 9216371 755 45416.78 persawahan dekat pemukiman penduduk
77 381841 9217040 763 44683.19 di area sawah irigasi
78 382332 9217468 746 45057.00 di perkebukan dekat perumahan warga
79 382579 9217937 677 45072.33 di area sawah tadah hujan
80 382842 9218465 670 45059.18 di area perkebunan
81 383167 9217874 608 44885.72 di area perkebunan
82 383899 9220101 544 44566.36 di perkebunan dekat aliran listrik
83 385971 9219166 572 44256.88 di perkebunan dekat sungai dan jurang
84 385656 9218151 666 45054.19 di area sawah irigasi
85 385660 9217710 685 45130.05 di perkebunan
86 386141 9217886 674 44507.36 di sungai dekat perkebunan
87 386471 9218261 621 44909.69 dekat SMPN 3 Tersono
88 385447 9217999 693 44885.48 di perkebunan
89 384898 9211918 661 44624.97 di perkebunan kopi
90 384430 9217553 716 44785.82 di perkebunan tebu dekat pemukiman
91 384367 9217313 734 44868.10 di perkebunan
92 384639 9216946 746 44939.93 di sungai dekat persawahan
93 3858764 9217236 724 45482.39 di perkebunan tebu
Koordinat
No Tobs rerata (nT) Keterangan
UTM X UTM Y Elevasi Z (m)
32 384879 9216292 774 44812.30 di peternakan ayam
33 384880 9216293 775 45071.23 di perkebunan cengkeh
34 384881 9216294 776 44848.38 di area persawahan
35 384882 9216295 777 44985.32 di pemukiman penduduk
36 384883 9216296 778 44634.27 di masjid dekat rumah warga
37 384884 9216297 779 44902.23 di lapangan
38 384885 9216298 780 44889.69 di pemukiman penduduk dekat kebun
39 384886 9216299 781 45300.15 di sungai dekat sawah
40 384887 9216300 782 44466.85 di sawah dekat sungai
41 384888 9216301 783 44949.86 pemukiman penduduk dekat kebun kopi
42 384889 9216302 784 44941.89 di masjid dekat sawah irigasi
43 384890 9216303 785 44975.07 pemukiman penduduk dekat perkebunan
44 384891 9216304 786 44292.93 pemukiman penduduk dekat sungai kecil
45 384892 9216305 787 45009.87 dekat sumber manifestasi
46 384893 9216306 788 44819.60 persawahan dekat pemukiman penduduk
47 384894 9216307 789 44686.84 di area perkebunan
48 384895 9216308 790 44623.20 di area perkebunan
49 384896 9216309 791 44728.64 di pemukiman warga
50 384897 9216310 792 45148.98 di sungai dekat jurang dan persawahan
51 384898 9216311 793 44843.05 sungai dekat sawah dan perumahan warga
52 384899 9216312 794 44795.41 di pemukiman dekat tiang listrik
53 384900 9216313 795 44907.63 di perkebunan dekat perkampungan
54 384901 9216314 796 44805.02 di perkebunan dekat perkampungan
55 384902 9216315 797 44845.09 di sawah dekat hutan dan sungai kecil
56 384903 9216316 798 44869.46 di hutan dekat perkebunan
57 384904 9216317 799 44583.00 di perkebunan dan sawah tadah hujan
58 384905 9216318 800 44419.98 di pemukiman penduduk
59 384906 9216319 801 44929.06 di sungai dekat sawah irigasi
60 384907 9216320 802 45079.98 di perkebunan dekt jurang
61 384908 9216321 803 44839.95 pemukiman penduduk dekar perkebunan
62 384909 9216322 804 45136.32 di perkebunan dekat jurang
Koordinat
No Tobs rerata (nT) Keterangan
UTM X UTM Y Elevasi Z (m)
63 388193 9215277 757 44671.60 di hutan dekat perkebunan dan tiang listrik
64 388073 9214557 791 44538.92 di pemukiman penduduk
65 385684 9215034 700 45046.65 di perkebunan
66 384227 9214809 789 44849.06 di area persawahan
67 388889 9214034 809 44830.21 di area perkebunan
68 383137 9213353 852 44923.87 di arae perkebunan
69 383151 9212899 880 44903.55 di pemukiman penduduk
70 382919 9212827 884 44887.16 di pemukiman penduduk
71 382841 9213192 854 44833.83 dpemukiman penduduk dekat tiang listrik
72 382035 9213633 805 45071.75 pemukiman penduduk dekat persawahan
73 381881 9213199 824 44689.56 di area sawah irigasi
74 381680 9216580 737 44765.89 di lapangan dekat persawahan
75 382553 9216365 764 45189.28 di area sawah irigasi
76 382016 9216371 755 45416.78 persawahan dekat pemukiman penduduk
77 381841 9217040 763 44683.19 di area sawah irigasi
78 382332 9217468 746 45057.00 di perkebukan dekat perumahan warga
79 382579 9217937 677 45072.33 di area sawah tadah hujan
80 382842 9218465 670 45059.18 di area perkebunan
81 383167 9217874 608 44885.72 di area perkebunan
82 383899 9220101 544 44566.36 di perkebunan dekat aliran listrik
83 385971 9219166 572 44256.88 di perkebunan dekat sungai dan jurang
84 385656 9218151 666 45054.19 di area sawah irigasi
85 385660 9217710 685 45130.05 di perkebunan
86 386141 9217886 674 44507.36 di sungai dekat perkebunan
87 386471 9218261 621 44909.69 dekat SMPN 3 Tersono
88 385447 9217999 693 44885.48 di perkebunan
89 384898 9211918 661 44624.97 di perkebunan kopi
90 384430 9217553 716 44785.82 di perkebunan tebu dekat pemukiman
91 384367 9217313 734 44868.10 di perkebunan
92 384639 9216946 746 44939.93 di sungai dekat persawahan
93 3858764 9217236 724 45482.39 di perkebunan tebu
UTM X UTM Y t anomali 385222 9215043 83.74
385176 9214997 71.57 385223 9215044 501.98
385177 9214998 1737.05 385224 9215045 206.45
385178 9214999 2735.09 385225 9215046 157.81
385179 9215000 299.28 385226 9215047 269.13
385180 9215001 -362.23 385227 9215048 165.32
385181 9215002 828.65 385228 9215049 205.79
385182 9215003 325.77 385229 9215050 229.56
385183 9215004 266.61 385230 9215051 -56.40
385184 9215005 -514.97 385231 9215052 -220.92
385185 9215006 758.47 385232 9215053 286.46
385186 9215007 758.27 385233 9215054 446.78
385187 9215008 339.66 385234 9215055 208.25
385188 9215009 117.34 502.52
385235 9215056
385189 9215010 -883.70 44.30
385236 9215057
385190 9215011 -112.79 -90.08
385237 9215058
385191 9215012 115.59 412.35
385238 9215059
385192 9215013 172.72
385239 9215060 212.36
385193 9215014 74.79
385240 9215061 191.81
385194 9215015 270.28
385241 9215062 285.67
385195 9215016 192.98
385242 9215063 265.55
385196 9215017 236.76
385243 9215064 243.36
385197 9215018 192.57
385244 9215065 188.73
385198 9215019 345.96
385245 9215066 426.25
385199 9215020 394.93
385246 9215067 44.96
385200 9215021 134.14
385247 9215068 121.49
385201 9215022 129.39
385248 9215069 543.38
385202 9215023 190.61
385249 9215070 783.28
385203 9215024 192.79
385250 9215071 49.99
385204 9215025 231.34
385251 9215072 423.20
385205 9215026 279.90
385252 9215073 441.53
385206 9215027 180.10
385253 9215074 430.18
385207 9215028 439.43
385254 9215075 257.22
385208 9215029 217.18
385255 9215076 -59.84
385209 9215030 355.62
385256 9215077 -373.12
385210 9215031 3.07
385257 9215078 432.79
385211 9215032 271.73
385258 9215079 506.65
385212 9215033 257.99
385259 9215080 -118.44
385213 9215034 664.25
385260 9215081 282.49
385214 9215035 -170.65
385261 9215082 259.08
385215 9215036 320.66
385262 9215083 -0.83
385216 9215037 311.89
385263 9215084 159.92
385217 9215038 336.07
385264 9215085 214.80
385218 9215039 371.37
385265 9215086 311.93
385219 9215040 188.40
385266 9215087 853.79
385220 9215041 45.24
385267 9215088 415.11
385221 9215042 -20.40
BAB IV
HASIL PENGERJAAN
Peta Kontur Anomali Total

Gambar diatas merupakan peta kontur anomali total dari pengolahan hasil data magnetik,
dimana anomali total ini digunakan sebagai pembanding antara anomali lokal dan anomali
regional.
Elevasi 3500 Pada Kontur Anomali Lokal

Gambar diatas merupakan peta kontur anomali lokal pada elevasi 3500 dari hasil pemisahan
anomali total. Dimana anomali lokal ini untuk melihat lebih detail persebaran bervariasinya
nilai anomali magnet lokal didaerah tersebut. Terdapatnya anomali seperti pada gambar diatas
yang disebabkan oleh perbedaan litologi yang berada dibawah permukaan, dan perbedaan
litologi ini menunjukkan tingkat kemagnetan batuan yang berbeda di daerah bawah permukaan
daerah ini. Anomali magnetik yang bernilai positif mengindikasikan nilai suseptibilitas batuan
yang besar, dan tingkat kerentanan magnetiknya yang tinggi, sedangkan nilai anomali magnetik
negatif mengindikasikan nilai suseptibilitas batuan yang kecil, dan tingkat kerentanan
magnetiknya yang rendah.
Elevasi 3500 Pada Kontur Anomali Regional

Gambar diatas merupakan peta kontur anomali regional pada elevasi 3500 dari hasil pemisahan
anomali total. Dimana anomali regional ini untuk melihat secara keseluruhan persebaran nilai
anomali magnet didaerah tersebut. Terdapatnya anomali seperti pada gambar diatas yang
disebabkan oleh perbedaan litologi yang berada dibawah permukaan, dan perbedaan litologi
ini menunjukkan tingkat kemagnetan batuan yang berbeda di daerah bawah permukaan daerah
ini. Anomali magnetik regional memiliki nilai yang positif/besar yang mengindikasikan nilai
suseptibilitas batuan yang besar, dan tingkat kerentanan magnetiknya yang tinggi pada batuan
dibawah permukaan.
Pengolahan Data Magnetik Dengan Magpick

Apliakasi Magpick digunakan untuk mengolah data intensitas madan magnet total, dan
memisahan anomali lokal dan regional, yang hasil proses pengolahannya dapat dilihat pada
gambar diatas.
Permodelan Bawah Permukaan

Hasil permodelan bawah permukaan di dapat dari hasil proses pengolahan data
magnetik dengan aplikasi Mag2dc. Dimana aplikasi Mag2dc merupakan hasil sayatan yang
menggambarkan kondisi bawah permukaan yang pemodelannya dilakukan dengan metode trial
and error, yaitu adalah menyamakan bentuk dari phasil pengukuran intensitas magnet yang
ditunjukkan oleh garis putus-putus dengan anomali perhitungan yang ditunjukkan oleh garis
tegas.
Dari hasil permodelan tersebut terdapat litologi yang berbeda, dan nilai susebtibilitas
yang berbeda juga. Litologi pada lapisan paling bawah adalah aliran pirolastik yang
memiliki nilai susebtibilitas 0.07 cgs, kemudian diatasnya terdapat nilai sustibilitas yang
bernilai 0.06 cgs yang berdasarkan tabel Mustang bahwa litologinya adalah aliran
piroklastik. Kemudian terdapat lapisan litologi yang nilai suseptibilitasnya 0.04 dengan
anomali berwarna yang berdasarkan tabel mustang bahwa litologi tersebut adalah lava
andesit. Dan terdapat susptibilitas yang bernilai 0.05 dengan anomaly berwarna
dimana litologinya berdasarkan klasifikasi tabel Mustang adalah aliran piroklastik. Kemudian
terdapat anomaly dari bentukan lapisan aliran piroklastik tersebut berupa bentukan yang
mencembung yang diinterpretasikan bahwa bentukan tersebut adalah lava dome.
Dari hasil pemodelan tersebut dapat diketahui bahwa dibawah permukaan daerah ini
terdiri dari dua litologi yang berbeda yaitu aliran piroklastik, dan andesit. Dimana nilai
susebtibilitasnya berbeda-beda, dari nilai susebtibilitas tersebut maka litologi yang memiliki
tingkat kemagnetan yang tinggi adalah andesit yang nilai susebtibilitasnya 0.07 – 0.11 cgs
daripada aliran piroklastik yang bernilai 0.02 - 0.11 cgs. Litologi hasil interpretasi pada daerah
ini sesuai dengan data geologi regional pada daerah ini yaitu, terdiri atas aliran piroklastik dan
andesit yang berasal dari formasi Jembangan. Adanya lava dome pada daerah ini dikarenakan
daerah ini yang berada di sekitar pegunungan berdasarkan interpretasi dari permodelan, dan
geologi regionalnya.
BAB V
KESIMPULAN
Pengolahan data metode magnetik dimulai dari pengenalan alat, akuisisi
data, pengolahan data, dan interpretasi data. Data magnetik pada daerah ini masih
mengandung noise, sehingga perlu dikoreksi dengan perhitungan. Kemudian diolah
dengan aplikasi Surfer 13, Magpick, dan Mag2dc. Dimana setelah pengolahan dari
aplikasi Surfer 13 didapatkan peta kontur anomali total, dimana anomali total ini
digunakan sebagai pembanding antara anomali lokal dan anomali regional.
Sedangkan dari hasil pengolahan aplikasi Magpick didapatkan peta kontur
anomali lokal dan regional pada elevasi 3500 dari hasil pemisahan anomali total.
Dimana anomali lokal ini untuk melihat lebih detail persebaran bervariasinya nilai
anomali magnet lokal didaerah tersebut. Sedangkan anomali regional untuk melihat
secara keseluruhan persebaran nilai anomali magnet didaerah tersebut. Aplikasi
Mag2dc digunakan untuk membuatan permodelan dibawah permukaan dari hasil
sayatan pada peta anomaly.
Dari hasil pemodelan tersebut dapat diketahui bahwa dibawah permukaan
daerah ini terdiri dari dua litologi yang berbeda yaitu aliran piroklastik, dan andesit.
Litologi hasil interpretasi pada daerah ini sesuai dengan data geologi regional pada
daerah ini yaitu, terdiri atas aliran piroklastik dan andesit yang berasal dari material
vulkanik. Adanya lava dome pada daerah ini dikarenakan daerah ini yang berada di
sekitar pegunungan berdasarkan interpretasi dari permodelan, dan geologi
regionalnya.
Adanya anomaly pada permukaan daerah ini dapat mengindikasikan adanya
variasi nilai magnetic yang berbeda, dan menandakan adanya jenis litologi yang
berbeda. Dari anomaly tersebut maka litologi yang berada dibawah permukaan
dapat diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : Penerbit
ITB
Sartono. 1998. Geofisika Eksplorasi. Jakarta : Dewan Riset Nasional
Telford. 1976. Applied Geophysics. Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai