Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI

ACARA BENTANGALAM VULKANIK

Disusun Oleh:
Ahmad Gibran Nur Ikhsan
21100122140123

LABORATORIUM GEODINAMIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
OKTOBER 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Geomorfologi Acara Bentuklahan Struktural dan


Denudasional yang disusun oleh praktikan bernama Ahmad Gibran Nur Ikhsan
telah diperiksa dan disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Sebagai tugas Laporan Praktikum mata kuliah Geomorfologi.

Semarang, /10/2022

Asisten Acara, Praktikan,

Naafi’ Hisyam Malik Ahmad Gibran Nur Ikhsan


NIM :21100120120011 NIM : 21100122140123
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................I

DAFTAR ISI......................................................................................................................................II

BAB I..................................................................................................................................................1

1.1 Maksud.....................................................................................................................................1

1.2 Tujuan......................................................................................................................................1

1.3 Waktu Pelaksanaan..................................................................................................................1

BAB II GEOLOGI REGIONAL GUNUNG UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG,


PROVINSI JAWA TENGAH............................................................................................................2

BAB III...............................................................................................................................................5

3.1 Alat dan Bahan.........................................................................................................................5

3.2 Langkah - langkah....................................................................................................................5

BAB IV……………..……………………………………………………………………………………………………………………………6

BAB V................................................................................................................................................8

5.1 Persen Lereng.........................................................................................................................11

5.2 Beda Tinggi............................................................................................................................11

5.3 Proses Geomorfik...................................................................................................................11

5.4 Gaya Eksogen........................................................................................................................12

5.5 Gaya Endogen........................................................................................................................12

5.6 Pola Pengaliran......................................................................................................................12

5.7 Potensi Positif........................................................................................................................12

5.8 Potensi Negatif.......................................................................................................................13

5.9 Tata Guna Lahan....................................................................................................................13

BAB VI.............................................................................................................................................14

6.1 Kesimpulan............................................................................................................................14

6.2 Saran.......................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
a) Mengetahui definisi bentang alam vulkanik
b) Mengetahui klasifikasi gunung api dan macam macam bentuk lahan
c) Mengetahui cara melakukan perhitungan morfometri
d) Mengetahui cara membuat sayatan profil normal serta eksagrafi

1.2 Tujuan
e) Dapat mengetahui definisi bentang alam vulkanik
a) Dapat mengetahui klasifikasi gunung api dan macam macam bentuk lahan
b) Dapat mengetahui cara melakukan perhitungan morfometri
c) Dapat mengetahui cara membuat sayatan profil normal serta eksagrafi

1.3 Waktu Pelaksanaan


Praktikum Geomorfologi acara Bentang Alam Vulkanik telah dilaksanakan
pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 7 Oktober 2022
Pukul : 18.15 WIB – selesai
Tempat : Ruang 202 Gedung Pertamina Sukowati
BAB II
Geologi Regional Daerah Gunung Ungaran Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah
Jenis Gunung : Stratovolcano, Gunungapi Tipe C
Letak : Ungaran, Jawa Tengah
Ketinggian : 2.050 Meter
Koordinat : 7°10′48″S 110°19′48″E 

Gunung ungaran merupakan gunung api yang terletak di pulau jawa


tengah dekat dengan pantai utara dan bertipe starto, Sebagian besar gunung yang
berada di pulau jawa memiliki tipe starto dengan komposisi batuan yang
didominasi batuan alumina basalt dan andesit piroksen (van
padang,1951;Whitford dan nicholls,1976). Gunung ungaran bagian dari gunung
api sabuk kuarter aktif terletak pada Sabuk vulkanik Kuarter Zona Solo yang
berdekatan dengan zona Kendeng dan penggunungan serayu( Van
Bemmelen,1949) yang terbentuk karena adanya subduksi lempeng samudera indo
– Australia di bawah lempeng benua Eurasia. Karena keberadaanya di zona
tektonik aktif gunung ungaran memiliki morfologi berlereng terjal dan batuan
teralterasi yang tidak stabil memungkinkan terjadi reruntuhan pada gunung api.
Aktivitas tertua ungaran membentuk formasi damar, formasi damar itu breksi
lahar yang tersingkap di bukit-bukit candi. Andesit, andesit basaltik, dan basalt
merupakan hasil aktivitas oldest ungaran pada pleistosen tengah. Aliran lava yang
tebal pada daerah puncak ialah kubah lava fasies yang tersusun oleh aliran lava
basalt, olivin-augit dan lava andesit-hornblended. Didekat sistem Gunung
Ungaran terdapat singkapan batuan sedimen laut yaitu Formasi Kerek(Thanden
dkk., 1996). Terdapat empat empat tempat patahan melintang yang dipotong oleh
patahan – patahan yang membujur seperti pada akhir bagian utara yang dipotong
oleh monoklinal flekstur atau patahan yang dibatasi pada bagian utara oleh
lembah candi. Sesar pada wilayah ini dominan dengan sesar normal yang dapat
yang kita temui yaitu sesar glagah dan wringin pada sebelah timur laut Gunung
Ungaran, pada sebelah utaranya terdapat sesar yang membentuk parabola yang
memanjang dari barat ke timur dan disebelah barat terdapat tiga buah sesar yaitu
Kali kayan , Gunung Pospen dan Gunung Bubak. Gunung ungaran memiliki
struktur lipatan sinklin yang dapat ditemui pada sebelah utara Gunung Ungaran
yaitu perbukitan lipatan candi, ditimur laut Gunung Ungaran yaitu sinklin
Darupondo dan pada bagian selatan dari sinklin Darupondo terdapat lipatan
Radudadapan.
Pola Aliran sungai didominasi dengan aliran sungai dendritik yang
memanjang dari barat sampai timur dan pada sisi barat pola dendritik juga
membentuk pola memanjang utara-selatan. Namun masih banyak lagi pola aliran
yang terdapat pada wilayah ini seperti Pola aliran sungai paralel yang terdapat
pada bagian wilayah utara, pola aliran sungai trellis yang berada pada bagian utara
diantara sungai paralel, Pola aliran sungai rektagular yang biasa ditemui dibagian
selatan, pola aliran radial sentrifugal yang ditemui pada sisi tengah Sebagian pola
ini menempati tubuh gunung ungaran dan yang terakhir pola aliran radial
sentripetal dibagian tenggara wilayah penelitian yang terdapat pada danau rawa
mening.
Andesit, andesit basaltik, dan basalt merupakan hasil aktivitas ungaran tertua pada
Pleistosen Tengah. Aliran lava yang lebih tebal di Peak District adalah kubah lava
fasies yang tersusun dari aliran lava campuran basalt, olivin-augit, dan andesit-
tanduk. Dekat sistem Gunung Ungaran merupakan singkapan batuan sedimen
laut, Formasi Kerek (Thanden et al., 1996). Ada empat atau empat sesar
transversal yang dipotong oleh sesar membujur, misalnya ujung segmen utara
dipotong oleh belokan monoklinik atau sesar yang dibatasi oleh lembah candi di
utara. Sesar di daerah ini sebagian besar merupakan sesar normal yang dapat kita
temukan yaitu sesar glagah dan wringin di sebelah timur laut Gunung Ungaran,
terdapat sesar di utara membentuk parabola memanjang dari barat ke timur, dan
terdapat tiga sesar di sebelah barat yaitu Kali Kayan, Gunung Pospen dan Gunung
Bubak. Gunung Ungaran memiliki lipatan sinklin, di sebelah utara Gunung
Ungaran, perbukitan lipatan candi, di sebelah timur laut Gunung Ungaran, sinklin
Darupondo, dan di selatan sinklin Darupondo terdapat lipatan Radudadapan.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan


a) Peta Topografi ukuran A3
b) Pensil Warna (Wajib ada warna merah, ungu, dan, coklat)
c) Mm Block ukuran A3
d) Kertas Kalkir
e) HVS minimal 5 lembar
f) Tabel kolom morfologi 1 lembar ukuran A4
g) Selotip / staples
h) Pensil dan penghapus
i) Penggaris (minimal 30 cm)
j) Alat tulis

3.2 Langkah – langkah


3.2.1 Tata cara delineasi
a) Letakkan kertas kalkir diatas peta dan rekatkan dengan selotip atau staples
agar tidak bergeser saat mendelineasi
b) Gambar garis tepi pada kertas kalkir guna membentuk bingkai peta
topografi
c) Tentukanlah bentuklahan yang akan didelineasi dengan cara di garisi
terlebih dahulu menggunakan pensil agar lebih mudah
d) Delineasi dilakukan menggunakan interpretasi kita masing – masing
e) Setelah diberi garis pada bentuklahan yang ada, selanjutnya kita memberi
warna pada sisi yang telah kita garisi
f) Warna ungu untuk bentuklahan struktural, warna coklat untuk bentuklahan
denudasional
3.2.2 Tata cara perhitungan morfometri
a) Perhitungan dilakukan per satuan bentuklahan. Tentukan 5 garis sayatan
yang memotong 5 kontur tegak lurus di setiap satuan bentuklahan
b) Sayatan di lakukan pada peta topografi bukan di kertas kalkir
c) Jika sudah menemukan masing – masing 5 sayatan bentuklahan, langkah
selanjutnya adalah menghitung persentase kelerengan per garis sayatan.
Berikut rumus persentase lereng:

d) Setelah persentase lereng diketahui, langkah selanjutnya ialah menghitung


rata – rata persentase lereng pada setiap bentuklahan

e) Setelah persentase lereng ditemukan, tentukan satuan tersebut berdasarkan


klasifikasi Van Zuidam (1946) berikut:

f) Lalu tentukan nilai beda tinggi dari masing – masing satuan bentuklahan
g) Apabila nilai beda tinggi telah diketahui, tentukan juga satuan tersebut
berdasarkan kalsifikasi Van Zuidam (1946)

3.2.3 Tata cara membuat sayatan profil normal dan eksagrasi


a) Buatlah sayatan A – B sepanjang minimal 25 cm yang melewati semua
bentuklahan
b) Tandai kontur yang melewati sayatan A – B dikertas HVS dan tulis angka
ketinggian konturnya
c) Buat penampang sayatan profil normal dan eksagrasi
d) Kerjakan di MM block
e) Untuk profil normal skala vertikalnya adalah 1 : 50.000, sedangkan skala
eksagrasi skala vertikalnya adalah 1 : 25.000
BAB V
PEMBAHASAN
Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya
dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam
bumi. Bentang alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak
tektonik. Gunung-gunung api biasanya dijumpai di depan zona penunjaman
(subduction zone).
5.1 Klasifikasi Bentang Alam Vulkanik
1. Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau
mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering
diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan
sederhana
2. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa
semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada
gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
3. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma
berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat
andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung
dalam jumlah besar;
4. Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari
gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava
riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
5. Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan
batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
6. Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai
dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di
sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya
retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari
magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
7. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan
erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau
gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi
interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah
permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian
kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi
dengan air berkomposisi riolitik.
5.2 Macam – macam Bentuk Lahan Vulkanik
Bentang alam vulkanik dibedakan menjadi beberapa macam
dengan dasar klasifikasi kenampakan visual morfologinya. Srijono (1984,
dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam
vulkanik berdasarkan bentuk morfologinya. Klasifikasi tersebut dapat
diuraikan menjadi :
2.4.1 Bentuk Timbulan (Morfologi Positif) / Kubah Vulkanik
A. Kerucut Semburan

- Kerucut Semburan Utama, Merupakan morfologi kerucut


semburan yang terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat
kental/andesitik.

· Kerucut Parasit (Parasitic Cone), Merupakan morfologi yang


terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi yang berada pada lereng
gunungapi yang lebih besar.

· Kerucut Sinder (Cinder Cone), Merupakan morfologi yang


terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada kaki gunungapi,
berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.

1) Kerucut Semburan Utama, Merupakan morfologi kerucut


semburan yang terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat
kental/andesitik.

2) Kerucut Parasit (Parasitic Cone), Merupakan morfologi yang


terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi yang berada pada lereng
gunungapi yang lebih besar.
3) Kerucut Sinder (Cinder Cone), Merupakan morfologi yang
terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada kaki gunungapi,
berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.

B. Kubah Lava, Merupakan morfologi yang berbentuk kubah


membulat yang terbentuk oleh magma yang sangat kental,
biasanya dacite/rhyolite.

C. Gunungapi Tameng/perisai, Merupakan morfologi yang


terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada waktu
magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua arah dala
jumlah besar dari suatu kawah besar/kawah pusat dan menutupi
daerah yang luas yang relatif tipis.

D. Dataran Vulkanik, ecara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh


puncak topografi yang datar, dengan variasi beda tinggi yang tidak
mencolok.

5.2.2 Depresi Vulkanik (Morfologi Negatif)

Depresi vulkanik adalah morfologi bagian vulkan yang


secara umum berupa cekungan. Berdasarkan material pengisinya
depresi vulkanik dibedakan menjadi :

A) Danau Vulkanik, Danau vulkanik yaitu depresi vulkanik yang


terisi oleh air sehingga membentuk danau.
B) Kawah, yaitu depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan
dengan diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh
apapun selain material hasil letusan.
C) Kaldera, Yaitu depresi vulkanik yang terbentuknya belum tentu
oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada komplek
vulkan, dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada kaldera ini
sering muncul gunungapi baru
5.3 Persentase Kemiringan Lereng

Besar persentase kemiringan lereng adalah salah satu informasi


yang bisa didapat setelahmelihat dan menganalisa peta topografi. Pada
umumnya peta topografi menggambarkan bentuk muka bumi (relief) yang
disertai dengan garis kontur yang menunjukan wilayah-wilayah yang
memiliki ketinggian sama dan sejumlah keterangan mengenai bentang
budaya(jalan,dll). Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus yang ada
di tata cara, dapat ditemukan bahwa persentase kimirngan lereng bentuk
lahan vulkanik adalah 18,8 % sedangkan bentuk lahan struktural 52,6%.

5.4 Beda Tinggi

Beda tinggi adalah selisih dari kontur sayatan per bentuk lahan
yang tetinggi dengan yang terrendah. Berdasarkan perhitungan yang ada di
tata cara ditemukan bahwa, bentuk lahan vulkanik memuliki beda tinggi
827,5 m sedangkan bentuk lahan struktural 350 m.

5.5 Proses Geomorfik

Adalah semua perubahan fisika dan kimia yang memengaruhi


modifikasi bentuk permukaan bumi. Adapaun gari besar proses-proses
geomorfik yaitu:

a. proses eksogen
b. proses endogen
c. proses gradasi
d. proses degradasi
e. pelapukan
f. pergerakan massa
untuk proses geomorfik pada bentuk lahan vulkanik yaitu gaya/proses
endogen, begitu juga dengan bentuk lahan struktural
5.6 Gaya Eksogen

Sumber eksogen adalah energi yang berasal dari luar bumi. Sifat
umum energi eksogen adalah bahwa ia mengubah bentuk permukaan bumi
karena pembentukan energi endogen. Saat bukit atau tebing yang dibentuk
oleh energi endogen terkikis oleh angin, mereka dapat mengubah bentuk
permukaan bumi. Dan energi eksogen ini dipengaruhi oleh faktor air,
angin, biologis dan es. kekuatan eksogen Menyebabkan pelapukan, erosi,
pengangkutan dan gerakan tanah (jatuh, tumbang, meluncur, mengalir).
Pada peta ini dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut memiliki gaya
eksogen yaitu pelapukan erosi, baik pada bentuk lahan vulkanik maupun
struktural.

5.7 Gaya Endogen

Endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yang


menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Sifat dari tenaga endogen ialah
membuat bumi menjadi tidak rata. Dalam tenaga endogen sebagai berikut
proses nya. Diketahui bahwa gaya endogen dari bentuklahan vulkanik peta
kontur adalah vulkanisme sedangkan struktural adalah tektonisme.

5.8 Pola Pengaliran

Pola pengaliran sungai dapat terbentuk dalam beragam bentuk


aliran karena topografi tanah ( kemiringan dan ketinggian tanah) dan
kondisi geologi lahan (kondisi batuan). Menurut metode literasi, pada peta
kontur memiliki pola pengaliran radial untuk bentuk lahan vulkanik dan
trellis untuk bentuk lahan stuktural.

5.9 Potensi Positif

Potensi positif adalah dampak positif dari struktur bentuk lahan


pada peta kontur. Untuk bentuk lahan vulkanik berpotensi positif menjadi
penghasil batuan mineral sedangkan struktural bisa dijadikan lokasi
wisata.
5.10 Potensi Negatif

Potensi negatif merupakan dampak buruk dari struktur bentuk


lahan yang ada pada peta kontur. Dapat di diketahui potensi negatif bentuk
lahan vulkanik adalah erupsi sedangkan struktural erosi.

5.11 Tata Guna Lahan

Tata guna lahan adalah suatu aturan atau rencana yang secara
rasional mengatur fungsi-fungsi lahan dalam rangka menciptakan
ketertiban. Setiap daerah memiliki sistem peruntukan lahan yang berbeda.
Perencanaan penggunaan lahan sangat diperlukan dan semua fungsinya
saling mendukung. Seperti tanah yang digunakan untuk kepentingan
umum, terletak di daerah yang terjangkau. Untuk tata guna lahan bentuk
vulkanik yaitu sebagai tempat konsevarsi alam sedangkan bentuk lahan
struktural sebagai perumahan atau lokasi wisata.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada hari Juma’t 7 Oktober 2022, telah dilaksanakan praktikum
Geomorfologi acara Bentangalam Vulkanik yang berlokasi di ruang 202 Gedung
Pertamina Sukowati. Praktikum ini bertujuan supaya praktikan dapat mengetahui
kenampakan bentang alam vulkanik melalui ciri ciri fisiknya dalam peta topografi.
Praktikan juga melakukan pengamatan pada peta topografi bentang alam
vulkanik, dengan skala 1:70.000. Selain itu, praktikan juga melakukan
pengamatan untuk dianalisasi pada peta topografi, yaitu deliniasi pola pengaliran
sungai, deliniasi kerapatan kontur, dan perhitungan morfometri. Asisten juga
memaparkan materi mengenai ; (1) pengetian bentang alam vulkanik; (2)
klasifikasi gunung api; (3) macam –macam bentuk lahan vulkanik; (4) dampak
dari aktivitas gunung api. Kemudian hasil dari pengamatan itu dijadikan sebuah
laporan untuk memenuhi nilai praktikum mata kuliah geimorfologi. Berikut
adalah tujuan yang dihasilkan,

5.2 Saran
1. Semoga praktikan bisa lebih disiplin dalam menghadiri praktikum
2. Praktikan juga harus lebih tertib pada saat asisten sedang memaparkan
materi
3. Dimohon asisten dapat memberikan waktu lebih untuk praktikan
menyelesaikan delineasi saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Putro, Aji Bagas, dkk . 2014. Makalah Geomorfologi Bentang Alam


Vulkanik. Semarang : Universitas Diponegoro
Ulumiyah, Iftichatul. 2012. Analisis Kelembaban dan Temperatur
Permukaan Dangkal di Daaerah Gonoharjo. Semarang : Universitas Semarang
Hamilton, W. 1979. Tectonic of Indonesian Region, U.S. Geological
Survey Professional Paper 1078, United States Government printing Office,
Washington, USA, 345 pp
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai