Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KULIAH LAPANGAN VULKANOLOGI DAN GEOLOGI

PANAS BUMI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Vulkanologi dan Geologi Panas Bumi

Disusun oleh:

Kelas E

M. Fazrul Falah 270110190021


Salsabila Nur Alpionisa 270110190023
Sekar Ayu Herviyanti 270110190024
Siti Nadia Jatsiah 270110190049
Iqbal Maulana Rahman 270110190050

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta
Nabi Muhammad SAW sehingga kita berada pada masa sekarang dan keluar dari masa
jahiliyah.
Penulis tentu sangat berterima kasih kepada dosen mata kuliah Vulkanologi dan
Geologi Panas Bumi yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan. Tanpa bimbingan
beliau, penulis tidak dapat mengerti tentang dasar dari pembuatan makalah ini. Makalah ini
sangat membantu penulis untuk memahami tentang gunung api dan panas bumi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, penulis mohon maaf atas kekurangan dari isi
makalah ini. Sehingga saran dan kritik yang membangun dapat diberikan kepada penulis.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Jatinangor, 14 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
Bab I .......................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2
Bab II......................................................................................................................................... 3
A. Geologi Regional Tangkuban Perahu ............................................................................. 3
B. Sejarah Tangkuban Parahu ............................................................................................. 4
C. Potensi Gunung Tangkuban Parahu ................................................................................ 5
Bab III ....................................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vulkanologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang gunung api
termasuk di dalamnya proses keterbentukan, periode erupsi, magmatisme, vulkanisme, dan
tektonisme yang memiliki kaitan dengan genesa gunung api. Berbicara panas bumi erat
kaitannya dengan kehadiran gunung api karena dalam sistem panas bumi memerlukan sumber
panas dimana panas ini salah satu sumbernya berasal dari kehadiran magma. Maka dari itu
geologi panas bumi tidak terlepas dari disiplin ilmu vulkanologi.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak yakni
127 gunung api yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Keterdapatan gunung api
tersebut didasari oleh kondisi geologi Indonesia yang secara tektonik berada di zona tumbukan
3 lempeng utama dunia. Tumbukan lempeng membentuk subduksi di bagian barat dan selatan
Indonesia serta pada wilayah timur yang terjadi triple-junction membuat kompleksitas tektonik
di Indonesia. Fenomena subduksi ini yang menginisiasi hadirnya busur gunung api sehingga
Indonesia termasuk ke dalam wilayah ring of fire. Di Jawa Barat terdapat beberapa gunung api
aktif salah satunya ialah Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di sebelah utara Kota
Bandung, Jawa Barat.

Gunung Tangkuban Parahu menjadi objek yang tepat untuk dijadikan bahan penelitian
terutama berkaitan dengan vulkanologi dan geologi panas bumi. Riwayat letusan yang telah
terekam secara lama disertai dengan hadirnya manifestasi panas bumi memberikan
keistimewaan untuk dilakukan pengkajian didukung oleh akses yang mudah untuk mencapai
ke titik puncak dari gunung itu sendiri. Kajian yang dapat dilakukan seperti berkenaan dengan
potensi positif maupun negatif yang dapat berdampak baik maupun buruk bagi penghidupan
masyarakat yang erat kaitannya dengan keilmuan vulkanologi dan geologi panas bumi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi kawasan Gunung Tangkuban Parahu berdasarkan data geologi
regionalnya?
2. Bagaimana sejarah evolusi dari Gunung Tangkuban Parahu dan keterbentukannya
sekarang?

1
3. Bagaimana tugas dan peran dari pos pengamatan untuk mengamati aktivitas Gunung
Tangkuban Parahu?
4. Potensi apa yang dihasilkan oleh keberadaan Gunung Tangkuban Parahu pada
lingkungan sekitarnya?

C. Tujuan
1. Mengetahui kondisi geologi regional dari kawasan Gunung Tangkuban Parahu
2. Memahami sejarah evolusi dari Gunung Tangkuban Parahu
3. Mengetahui tugas dan peran dari pos pengamatan yang mengamati aktivitas Gunung
Tangkuban Parahu secara langsung
4. Mengetahui potensi positif dan negatif yang dihasilkan oleh keberadaan Gunung
Tangkuban Parahu pada lingkungan sekitarnya?

2
Bab II
ISI
A. Geologi Regional Tangkuban Perahu
1. Fisiografi Regional
Menurut Van Bemmelen (1949), Pulau Jawa bagian Barat dibagi menjadi 6
zona, yaitu: Zona Pegunungan Selatan, Kubah dan Punggungan dalam Zona Depresi,
Zona Antiklinorium Bogor, Zona Dataran Aluvial, Zona Gunung api Kuarter, dan Zona
Depresi. Adapun, Gunung api Tangkuban Perahu termasuk ke dalam Zona Gunung api
Kuarter yang dibatasi Zona Antiklinorium Bogor serta Zona Depresi. Secara
keseluruhan, zona ini terdiri atas gunung api muda dan endapan vulkanik kuarter.
Bentang alam Gunung api Tangkuban Perahu merupakan dataran tinggi Bandung,
perbukitan, dan pegunungan.

Gambar 1 Peta Fisiografi Jawa Barat

2. Stratigrafi Regional
Menurut Silitonga (1973), secara umum urutan stratigrafi pada daerah Bandung
dari tua ke muda terdiri dari: Formasi Cilanang dan Formasi Subang berumur Miosen;
Formasi Kaliwangu dan intrusi berumur Pliosen; Hasil Gunung api Lebih Tua,
batupasir tufan, lempung, konglomerat berumur Pleistosen Bawah; Hasil Gunung api
Tua berumur Pleistosen Tengah; Hasil Gunung api Muda berumur Pleistosen Atas-
Holosen; Endapan Danau, Koluvium, dan Endapan Aluvial berumur Holosen. Adapun,
berdasarkan penelitian Nasution et. al., (2004), urutan satuan stratigrafi pada Bandung
utara dari tua ke muda dimulai dari sedimen tersier yang kemudian tertutup oleh Satuan
Pre-Sunda Vulkanik yang terdiri dari piroklastik dan sisipan lava. Setelah itu
terendapkan Satuan Sunda Andesit dengan umur Pleistosen dan Satuan Sunda
Piroklastik berumur akhir upper pleistocen. Barulah kemudian terendapkan Satuan

3
Tangkuban Perahu Andesit dengan umur Holosen serta Satuan Tangkuban Perahu
Piroklastik berumur akhir Holosen.

Gambar 2 Stratigrafi Lembar Bandung (Silitonga, 1973)

3. Struktur Geologi Regional


Menurut Katili dan Sudarajat (1984), daerah Bandung adalah bagian Gunung
api Kuarter yang dibatasi oleh volcanic triangle. Di sebelah barat laut terdapat zona
sesar geser sinistral yang berada pada daerah Sukabumi – Padalarang. Pada sebelah
timur laut terdapat zona sesar geser dekstral yang berada pada daerah Cilacap –
Kuningan. Adapun, terdapat sesar turun di bagian selatan yang berbatasan dengan
pegunungan selatan.

Gambar 3 Geologi Regional Jawa Barat


B. Sejarah Tangkuban Parahu
Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung api aktif di Provinsi Jawa Barat yang
saat ini merupakan fase termuda dari kelanjutan sistem vulkanisme Sunda-Tangkuban Parahu.
Keberadaan Gunung Tangkuban Parahu diawali oleh terdapatnya gunung api tua yang sudah
padam yaitu Gunung Sunda. Gunung Sunda tersebut memiliki sebuah kaldera besar, namun

4
hanya Sebagian dari kaldera ini telah tertutupi oleh endapan-endapan gunung api yang lebih
muda dan hanya menyisakan Sebagian dinding kalderanya. Dinding kaldera tersebut berada di
antara Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Parahu. Gunung Sunda ini juga merupakan
suatu komplek Gunung api majemuk yang terdiri dari tiga gunung api, dimana salah satunya
yaitu Gunung Tangkuban Parahu (gunung api aktif) (Hadisantono, 1983 dan Kusumadinata,
1979).
Gunung Tangkuban Parahu terbentuk pada batuan dasar sedimen berumur Neogen yang
mana pada sejarah geologi Gunung Sunda, memiliki umur relatif muda. Beberapa peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada daerah ini dapat diukur dalam ribuan tahun. Periode kegiatan
vulkanik baru dimulai pada kompleks sebelah utara Bandung dalam kurun waktu kuarter. Dan
pada sebelah barat Gunung Sunda terbentuk, sedangkan di sebelah timur, kegiatan vulkanik
berada di daerah Bukit Tunggul, Pulosari, dan Gunung Cangak. Umur gunung api ini
ditentukan dari tulang-tulang mamalia besar seperti kerbau, badak, spesies hipopotamus,
kijang, dan antelop yang terjebak dalam lahar. Dari fosil-fosil tersebut diketahui bahwa
vulkanisme berlangsung dalam kurun waktu Pleistosen Tua (Bemmelen, 1949).
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu dicirikan oleh erupsi eksplosif berintensitas kecil
dan terkadang diselingi oleh erupsi freatik dengan jarak antar letusan sekitar 2 hingga 50 tahun.
Sejarah erupsi Gunung Tangkuban Parahu diawali pada tahun 1829, yang mengeluarkan abu
dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
C. Potensi Gunung Tangkuban Parahu
Gunung Tangkuban Parahu membawa beberapa potensi bagi daerah di sekitarnya. Pada
sektor pariwisata, Gunung Tangkuban Parahu dijadikan sebagai TWA Tangkuban Parahu serta
menghasilkan banyak sumber mata air panas yang dijadikan kolam pemandian air panas oleh
masyarakat. Pada bidang lingkungan hidup, Gunung Tangkuban Parahu berperan sebagai
penyeimbang ekosistem sehingga didirikan Cagar Alam Gunung Tangkuban Parahu. Potensi
Panas Bumi Gunung Tangkuban Parahu juga cukup menjanjikan sehingga sudah ada
perencanaan terkait pemanfaatan Panas Bumi di Gunung Tangkuban Parahu.
Selain potensi yang memberikan dampak positif, Gunung Tangkuban Parahu juga
memberikan potensi bahaya bagi masyarakat sekitar, yaitu letusan gunung api. Untuk
mengantisipasi bencana tersebut, instansi terkait dan pengelola bekerja sama melakukan
beberapa kegiatan mitigasi bencana di daerah tersebut. Terdapat pos pemantauan gunung api
yang terletak di dekat pintu masuk TWA Gunung Tangkuban Parahu yang bertugas untuk
memantau kegiatan vulkanisme Gunung Tangkuban Parahu. Di dalam pos tersebut, tersedia

5
beberapa peralatan yang berguna untuk mengukur aktivitas kegunungapian, seperti seismograf,
gas meter, teropong, tiltmeter, electronic distance measurement (EDM), dll. Pos pemantau
nantinya berwenang untuk memberikan rekomendasi terkait dengan kondisi keamanan Gunung
Tangkuban Parahu. Beberapa jalur evakuasi juga disediakan untuk mengantisipasi terjadinya
bencana letusan gunung api.

Gambar 4 & 5 Peralatan Pemantauan Kegunungapian

Gambar 6 Pos Pemantauan Gunung Tangkuban Parahu

6
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vulkanologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai gunung api. Gunung api
membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia seperti pariwisata, edukasi, bahkan dari
sektor energi yaitu sebagai sumber dari panas bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Indonesia memiliki banyak gunung api, salah satunya adalah Gunung
Tangkuban Parahu yang terletak di Provinsi Jawa Barat.
Gunung api Tangkuban Parahu berada pada dataran tinggi utara Bandung dan termasuk
ke dalam Zona Gunung api Kuarter. Batuan yang menyusun daerah Tangkuban Parahu berasal
dari Satuan Tangkuban Perahu Andesit dengan umur Holosen serta Satuan Tangkuban Perahu
Piroklastik berumur akhir Holosen. Terdapat beberapa sesar yang dekat dengan keberadaan
Gunung Tangkuban Parahu. Status Gunung Tangkuban Parahu saat ini adalah Gunung api aktif
yang dicirikan oleh erupsi eksplosif berintensitas kecil dan terkadang diselingi oleh erupsi
freatik dengan jarak antar letusan sekitar 2 hingga 50 tahun.
Keberadaan Gunung Api Tangkuban Parahu memberikan beberapa dampak bagi
masyarakat sekitar, baik itu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif terdapat pada
bidang pariwisata, lingkungan, dan energi. Sedangkan dampak negatif berasal dari potensi
kebencanaan yang dapat ditimbulkan dari Gunung api Tangkuban Parahu. Maka dari itu
pengelolaan yang tepat diperlukan dalam memanfaatkan potensi Gunung Tangkuban Parahu.

7
DAFTAR PUSTAKA
Koesoemadinata, R. P., & Hartono, D. (1981). Stratigraphy of Bandung area. IAGI Proc,
Bandung.

PVMBG. (2014). G. Tangkuban Parahu - Geologi.


https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/516-g-
tangkubanparahu?start=2
Silitonga, P. H. (1973). Geologic map of the Bandung Quadrangle, Java, scale 1: 100.000.
Geology Survey Indonesia, Ministry of Mines.

Van Bemelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol 1A: General Geology, Martinus
Nijhoff, The Hague

Anda mungkin juga menyukai