Anda di halaman 1dari 6

IMPAKSI MOLAR KETIGA

Gigi Impaksi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang, dapat terjadi
secara keseluruhan ataupun sebagian, biasanya berkaitan dengan gigi tetangganya, tulang
sekitarnya ataupun suatu keadaan patologis.

I. PENYEBAB GIGI IMPAKSI


A. Faktor Lokal :
1. Terhalang oleh gigi tetangga akibat letak gigi yang tidak beraturan.
2. Terhalang oleh tulang yang menutupi di sekitar gigi yang akan erupsi
3. Adanya keradangan kronis pada mucosa yang menutupi gigi yang akan erupsi
4. Adanya keradangan pada tulang misalnya abses atau kista.
5. Kekurangan tempat karena pertumbuhan rahang

B. Faktor Umum :
1. Penyebab prenatal :
a. Herediter
b. Miscegenation (perkawinan antara ras yang berbeda)
2. Penyebab post natal (semua kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan
anak) :
a. Rickets
b. Anemia
c. Congenital Syphilis
d. Tuberculosa
e. Disfungsi endokrin
f. Malnutrisi
3. Keadaan Lain ( jarang terjadi )
a. Cleidocranial dystotosis
adalah kelainan herediter berupa gangguan pertumbuhan tulang yang
ditandai dengan terganggunya osifikasi tulang tengkorak yaitu tidak
adanya klavikula, vertebra dan terjadi anomali gigi.
b. Oxycephaly
adalah suatu keadaaan dimana puncak kepala melancip/mengkerut
akibat penutupan premature sutura korona dan sutura lamboides.
c. Progeria
adalah suatu keadaan yang terjadi pada anak-anak yang ditandai dengan
tubuh kecil, tidak ada bulu pada wajah dan kemaluan, kulit mengkeriput,
rambut beruban, serta pada pada akhirnya terjadi perkembangan
aterosklerosis dan mengalami usia lanjut sebelum waktunya.
d. Achondroplasia
adalah suatu kelainan herediter congenital pada pembentukan tulang
rawan yang menyebabkan semacam kekerdilan

Kuliah Radiologi Kedokteran Gigi Deny Saputra, drg


Semester V / 2009 -1- FKG UNAIR
II. KOMPLIKASI GIGI IMPAKSI
Pada umumnya gigi impaksi diambil/dilakukan pencabutan, oleh karena dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi, antara lain :
1. Infeksi :
a. Pericoronitis
b. Alveolar Abses
c. Chronic Suppurative Osteitis
d. Osteomyelitis
2. Ankilosis
3. Resorbsi Patologis gigi tetangga
4. Kista ( Kista Dentigerus, Kista Erupsi, OdontogenicKeratoCyst)
5. Tumor (Ameloblastoma, Ameloblastic Fibroma, Odontogenic Myxoma)

III. MANFAAT RADIOGRAFIK KEDOKTERAN GIGI


Pengambilan gigi impaksi biasanya dilakukan dengan tindakan operasi
(odontektomi). Untuk memenuhi prosedur operasi dimana dokter gigi harus mengetahui
terlebih dahulu riwayat kesehatan, keadaaan klinis intraoral dan ekstraoral, serta
radiografik gigi dari penderita. Radiografik gigi ini sangat penting karena dapat
memberikan informasi tentang :
1. Menentukan klasifikasi dari molar ketiga impaksi.
2. Bentuk serta ukuran dari gigi molar ketiga tersebut mulai dari mahkota sampai
akarnya.
3. Keadaan periodontal dari gigi molar ketiga impaksi tersebut baik normal maupun
patologis ( Kista, abses, dll)
4. Posisi akar molar ketiga rahang bawah impaksi terhadap canalis mandibula
5. Posisi akar molar ketiga rahang atas impaksi terhadap sinus maksilaris
6. Posisi gigi molar ketiga impaksi dalam arah bukal / lingual

IV. RADIOGRAFIK GIGI YANG DIGUNAKAN PADA MOLAR KETIGA


IMPAKSI
1. Periapikal
Radiografik periapikal merupakan pilihan utama karena menghasilkan kualitas
gambar yang lebih detail, terutama hubungan geometrik molar ketiga impaksi
terhadap struktur disekitarnya. Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan
kebutuhan terkadang dibutuhkan modifikasi teknik dalam pengambilan foto
radiografik pada foto periapikal
2. Panoramik
Proyeksi panoramik dibutuhkan karena dapat memberikan gambaran keseluruhan
dentoalveolar pada rahang atas maupun bawah secara kompleks sehingga dapat
digunakan secara umum untuk melihat gigi molar ketiga impaksi.
3. Lateral oblique projection
Proyeksi ini diperlukan apabila proyeksi intraoral tidak dapat memberikan
gambaran yang diinginkan, misalnya pada gigi molar ketiga rahang bawah impaksi
yang letaknya inferior hampir mendekati dasar inferior mandibula sehingga kesulitan
dalam penempatan film intraoral. Meskipun proyeksi panoramik dapat memberikan
gambaran serupa, tetapi proyeksi ini tetap dibutuhkan untuk memberikan gambaran
yang lebih mendetail pada daerah ramus ataupun body mandibula.
4. Oklusal
Proyeksi oklusal dibutuhkan untuk mengetahui posisi gigi molar ketiga impaksi
dalam posisi bukoangular ataupun linguo/palatoangular, dimana proyeksi radiografik
gigi konvensional yang lain tidak dapat memberikan informasi ini.
5. 3D CT scan
Computed Tomograpy dapat memberikan gambaran yang detail maksilo-
mandibula dentoalveolar secara keseluruhan dalam berbagai sudut secara 3 dimensi
(mesial-distal, facial-lingual, and superior-inferior), sehingga kita dapat memperoleh
informasi secara lengkap, tetapi untuk radiografik ini diperlukan biaya mahal.

Kuliah Radiologi Kedokteran Gigi Deny Saputra, drg


Semester V / 2009 -2- FKG UNAIR
V. INTERPRETASI RADIOGRAFIK
Interpretasi radiografik digunakan untuk mengetahui keadaan molar ketiga
impaksi secara keseluruhan serta menentukan klasifikasi molar ketiga impaksi
A. Klasifikasi Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah
1. Klasifikasi berdasarkan hubungan Molar ketiga rahang bawah dengan ramus
mandibula dan gigi molar kedua rahang bawah
• Klas I : Jika jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus
mandibula cukup lebar untuk mesiodistal gigi molar ketiga.
• Klas II : Jika jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus
mandibula kurang lebih setengah mesiodistal gigi molar ketiga.
• Klas III : Jika tidak ada jarak antara distal gigi molar kedua dengan
ramus mandibula terhadap mesiodistal gigi molar ketiga ( gigi terletak
didalam ramus).

KLAS I KLAS II KLAS III

2. Klasifikasi berdasarkan kedalaman gigi molar ketiga impaksi di dalam tulang


• Posisi A : Jika bagian tertinggi molar ketiga impaksi lebih tinggi
atau sama dengan occlusal plane gigi molar kedua
• Posisi B : Jika bagian tertinggi molar ketiga impaksi terletak antara
occlusal plane dan garis servikal gigi molar kedua.
• Posisi C : Jika bagian tertinggi molar ketiga impaksi terletak sama
atau lebih inferior dari garis servikal gigi molar kedua.

Posisi A Posisi B Posisi C

Kuliah Radiologi Kedokteran Gigi Deny Saputra, drg


Semester V / 2009 -3- FKG UNAIR
3. Klasifikasi berdasarkan letak sumbu panjang gigi molar ketiga impaksi terhadap
sumbu panjang gigi molar kedua (klasifikasi Winter)
• Vertikal
• Horisontal
• Inverted
• Mesioangular
• Distoangular
• Buccoangular
Tranversal
• Linguoangular

B. Hubungan Apeks Gigi Molar Ketiga Impaksi Dengan Inferior Dental Canal
Apikal gigi molar ketiga rahang bawah seringkali berdekatan dengan inferior
dental canal, sehingga seringkali gambaran yang didapat akan terlihat superimposed.
Gambaran ini dapat terjadi karena canal tersebut dapat membuat cekungan pada akar atau
meski jarang terjadi dapat menembus akar, oleh karena itu radiografik gigi sangat
diperlukan untuk menentukan posisi inferior dental canal terhadap apeks gigi molar
ketiga impaksi untuk menghindari terjadinya komplikasi akibat tindakan operasi
diantaranya terbukanya canalis akibat trauma operasi atau terputusnya nervus alveolaris
yang menyebabkan parastesi.

Kuliah Radiologi Kedokteran Gigi Deny Saputra, drg


Semester V / 2009 -4- FKG UNAIR
Gambaran normal inferior dental canal adalah garis radiolusen memanjang yang dibatasi
oleh garis tipis radiopak paralel yang biasa disebut tramlines, beberapa variasi
menunjukkan hubungan yang sangat dekat antara akar dan inferior dental canal antara
lain :
1. Gambaran garis kanal yang terputus oleh akar gigi
2. Gambaran garis kanal mengalami menyempitan
3. Gambaran garis kanal yang mengalami perubahan arah pada apikal gigi
4. Gambaran garis kanal melewati akar gigi jika kanal membentuk cekungan atau
menembus akar gigi,

(1) (2)

Normal

(3) (4)

C. Klasifikasi Impaksi Molar Ketiga Rahang Atas


1. Klasifikasi berdasarkan kedalaman gigi molar ketiga impaksi di dalam tulang
• Klas A : Jika bagian terendah molar ketiga impaksi lebih tinggi atau
sama dengan occlusal plane gigi molar kedua
• Klas B : Jika bagian terendah molar ketiga impaksi terletak antara
occlusal plane dan garis servikal gigi molar kedua.
• Klas C : Jika bagian terendah molar ketiga impaksi terletak sama atau
diatas garis servikal gigi molar kedua.

KLAS A KLAS B KLAS C

Kuliah Radiologi Kedokteran Gigi Deny Saputra, drg


Semester V / 2009 -5- FKG UNAIR
2. Klasifikasi berdasarkan letak sumbu panjang gigi molar ketiga impaksi terhadap
sumbu panjang gigi molar kedua (klasifikasi Winter)
• Vertikal
• Horisontal
• Inverted
• Mesioangular
• Distoangular
• Buccoangular
Tranversal
• Linguoangular

Distoangular Vertikal Mesioangular

Transversal Inverted Horisontal

3. Berdasarkan hubungan gigi molar ketiga impaksi dengan sinus maksilaris


• Sinus Approximation (SA) : jika bagian tertinggi molar ketiga impaksi
sangat dekat dengan sinus maksilaris atau jaraknya terhadap sinus maksilaris
kurang dari 2 mm
• No Sinus Approximation (NSA) : jika jarak bagian tertinggi gigi molar ketiga
impaksi terhadap sinus maksilaris lebih dari 2 mm atau tidak ada hubungan
dengan sinus maksilaris.
Hubungan gigi molar ketiga rahang atas impaksi dengan sinus maksilaris sangat
penting diketahui untuk menghindari terjadinya komplikasi akibat terapi operasi, seperti
terbukanya sinus maksilaris, gigi masuk kedalam sinus maksilaris atau masuk kedalam
fossa pterigo maksilaris.

Sinus Approximation Non Sinus Approximation


( SA ) ( NSA )

Kuliah Radiologi Kedokteran Gigi Deny Saputra, drg


Semester V / 2009 -6- FKG UNAIR

Anda mungkin juga menyukai