IMPAKSI
DI SUSUN OLEH :
RINA
2021032086
CI INSTITUSI
NIDK.890700020
2022
IMPAKSI
Impaksi gigi adalah kegagalan gigi untuk erupsi secara sempurna pada posisinya akibat
terhalang oleh gigi pada anteriornya maupun jaringan lunak atau padat di sekitarnya.
(Peterson, 2003). Gigi yang sering mengalami impaksi gigi adalah gigi molar 3 rahang
bawah, dan gigi kaninus rahang atas. Ada sejumlah faktor yang diduga menjadi penyebab
terjadinya impaksi gigi. Faktor- faktor ini diklasifikasikan menjadi faktor lokal, faktor
a. Faktor lokal
» Ruangan yang tidak cukup karena perkembangan rahang yang tidak sempurna atau
b. Faktor sistemik
» post natal ( Rickets, anemia, endocrine dysfunction, penyakti pada rahang dan jaringan
lunak di sekitarnya )
c. Kondisi Abnormal Lain
» Cleidocranial dysostosis
» Oxycephaly
» Achondroplasia
» Cleft
1.1. Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan
Kelas I: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara
Kelas II: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara
Posisi A: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal
Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis oklusal namun
masih terletak lebih tinggi daripada garis servikal gigi molar kedua
kedua.
Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana. Gigi impaksi
digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua. Klasifikasi
Pada impaksi posisi vertikal, sumbu panjang molar ketiga rahang bawah sejajar
kedua bawah.
mandibula.
Klas I : Gigi berada di palatum dengan posisi horizontal, vertikal atau semi
vertical.
Klas II : Gigi berada dibukal, dengan posisi horizontal, vertikal atau semi vertical.
Klas III : Gigi dengan posisi melintang, korona dipalatinal, akarnya melalui atau
berada diantara akar-akar gigi tetangga da apeks berada disebelah labial atau
Klas IV : Gigi berada vertikal di prosessus alveolaris diantara gigi insisivus dan
premolar.
a. Klasifikasi
1) Level A
2) Level B
Mahkota gigi kaninus terpendam berada di antara garis servikal dan apikal akar gigi
disebelahnya.
3) Level C
Mahkota gigi kaninus terpendam berada dibawah apikal akar gigi sebelahnya.
desidui. Dibanding gigi Premolar satu lebih sering terjadi pada gigi Premolar dua oleh
Impaksi pada Premolar mandibula lebih sering mengarah ke lingual dari pada ke
bukal, sedangkan pada maksila lebih sering ke palatinal daripada ke bukal. Letaknya lebih
sering vertikal, daya erupsinya lebih besar. Jika korona belum nampak di rongga mulut
dan gigi terletak di arkus dentalis maka pengambilan gigi diambil dari bukal.
Gigi yang berdekatan dengan gigi yang impaksi merupakan salah satu factor
predisposisi dari penyakit periodontal. Kehadiran gigi molar ketiga rahang bawah
mengurangi jumlah tulang pada bagian distal dari gigi sebelahnya (molar kedua).
Karena permukaan gigi yang paling sulit untuk dibersihkan adalah bagian distal dari
gigi terakhir pada lengkung, pasien juga bisa mengalami inflamasi gingival dengan
migrasi apical dari perlekatan gingival pada daerah distal gigi molar kedua. Gingivitis
minor yang disebabkan oleh bakteri juga memiliki peluang yang besar terhadap
permukaan akar dimana menghasilkan periodontitis yang parah. Pasien dengan gigi
impaksi pada molar ketiga sering memiliki pocket periodontal yang lebih dalam pada
Dengan menghilangkan gigi molar tiga yang mengalami impaksi secara cepat,
pada area sebelumnya yang pernah terkena mahkota molar ketiga dapat cepat terisi
kembali.
Ketika gigi erupsi sebagian dengan jumlah jaringan lunak yang banyak pada
Perikoronitis adalah infeksi pada jaringan lunak yang mengelilingi mahkota dari gigi
yang erupsi sebagian dan disebabkan oleh flora normal rongga mulut.
Perikoronitis juga bisa terjadi karena secondary minor trauma dari gigi molar tiga
rahang atas. Jaringan lunak yang menutupi mahkota gigi molar tiga sebagian
Penyebab lain dari perikoronitis adalah terjebaknya sisa makanan dibawa operculum.
Selama makan, sejumlah makanan masuk kedalam operculum dan terjebak diantara
operculum dan mahkota gigi yang impaksi. Karena tidak dapat dibersihkan, bakteri
Pencegahan dari perikoronitis adalah dengan mengambil gigi molar tiga yang
mengalami impaksi sebelum erupsi. Meskipun eksisi permukaan jaringan lunak yang
menutupi gigi impaksi atau disebut operkulektomi merupakan metode yang dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Hal itu malah akan membuat operculum tumbuh
Ada beberapa alasan gigi impaksi harus dihilangkan sebelum dibuatkan protesa pada
pasien edentulous. Jika gigi impaksi tersebut dihilangkan setelah pembuatan protesa,
protesa tersebut akan menekan jaringan lunak pada daerah bekas pencabutan yang
tidak tertutup oleh tulang dan bisa menyebabkan ulserasi dan terjadi infeksi
odontogenik. Gigi impaksi harus dihilangkan sebelum pembuatan protesa karena jika
gigi impaksi dihilangkan setelah pembuatan protesa , alveolar ridge akan berubah
setelah ekstraksi dan protesa menjadi kehilangan fungsi dan tidak nyaman digunakan.
Ketika gigi impaksi tertahan oleh tulang alveolar, hubungan kantung follicular juga
akan tertahan. Meskipun pada kebanyakan pasien dental follicular bertahan pada
ukuran normal, tetapi bisa saja berkembang menjadi kista dan kista dentigerous atau
keratosit. Dokter gigi bisa mendiagnosis kista sebelum mencapai ukuran yang besar.
Bagaimanapun, kista yang tidak termonitor bisa menjadi sangat besar ukurannya.
Sebagai petunjuk umum, jika ruangan folicullar disekitar mahkota gigi lebih dari 3
Adakalanya, pasien datang ke dokter gigi mengeluhkan adanya nyeri pada bagian
retromolar mandibulan dengan alasan yang tidak jelas. Jika kondisi seperti sindrom
nyeri otot wajah dan kelainan TMJ tidak termasuk dan pasien memiliki gigi impaksi,
Gigi impaksi molar tiga rahang bawah biasanya menempati darah yang berisi tulang
pada mandibula dan menyebabkan tulang pada bagian tersebut menjadi lemah. Jika
fraktur terjadi pada daerah gigi molar tiga yang impaksi, gigi tersebut harus
Pada pasien yang menaik molar pertama dan molar kedua dengan perawatan
molar tiga sebelum dilakukan perawatan. Kondisi lainnya, jika pencabutan molar
ketiga dilakukan setelah perawatan, hal itu bisa menyebabkan terjadi crowding pada
gigi incisal.
Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu indikasi yang paling penting untuk
pengangkatan gigi molar ketiga yang impaksi adalah untuk menjaga kesehatan
operasi molar ketiga, yaitu, tinggi tulang pada aspek distal molar kedua dan tingkat
periodontal secara optimal. Dua faktor yang paling penting adalah luasnya kerusakan
infrabony praoperasi pada aspek distal molar kedua dan pasien usia pada saat operasi.
Jika sejumlah besar tulang distal hilang karena gigi impaksi dan folikel, sangat kecil
kemungkinan bahwa pocket infrabony bisa berkurang Demikian juga, jika pasien
tulang yang lebih baik daripada mereka yang melakukan odontektomi setelah usia 25.
Pada pasien yang lebih muda, tidak hanya penyembuhan periodontal inisial yang lebih
baik, tetapi regenerasi jangka panjang periodontal ini jelas lebih baik.
Kontraindikasi yang paling umum untuk odontektomi adalah bagi pasien lanjut
usia. pasien lanjut usia memiliki tulang yang sangat kaku, sehingga kurang
fleksibel. Oleh karena itu pada pasien yang lebih tua (biasanya di atas usia 35)
dengan gigi yang impaksi yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, gigi
kista atau penyakit periodontal yang melibatkan gigi yang berdekatan ataupun gigi
impaksi, atau menjadi gejala sebagai focal infeksi, maka gigi harus diekstraksi.
Jika fungsi jantung pasien atau pernafasan atau pertahanan tubuh terhadap infeksi
Namun, jika gigi menjadi focal infeksi, dokter bedah harus bekerja hati-hati untuk
Untuk pasien yang lebih muda yang mungkin mengalami gejala gigi impaksi,
dokter gigi akan secara bijaksana mencegah kerusakan struktur gigi ataupun
tulang yang berdekatan. Namun, untuk pasien yang lebih tua tanpa tanda-tanda
gigi impaksi tidak boleh diekstraksi. Sebuah contoh misalnya pasien yang lebih
tua dengan potensi kerusakan periodontal pada aspek distal molar kedua tetapi
5.1 Anastesi
Persyaratan pertama untuk keberhasilan pembedahan gigi impaksi adalah pasien yang
relaks dan anestesi lokal yang efektif atau pasien yang teranestesi dengan selamat. Pemberian
sedatif oral tertentu pada sore hari sebelum dan 1 jam sebelum pembedahan merupakan
teknik yang bisa diterima. Sering kali anestesi umum merupakan pilihan yang cocok untuk
pembedahan impaksi.
Jalan masuk menuju M3 impaksi yang dalam (level C) pada kedua lengkung rahang sering
Pengambilan tulang mandibula terutama dilakukan dengan bur dan dibantu dengan
irigasi larutan saline. Tekik yang biasa dilakukan adalah membuat parit sepanjang bukal dan
distal mahkota dengan maksud melindungi crista oblique externa namun tetap bisa
mendapatkan jalan masuk yang cukup kepermukaan akar yang akan dipotong.
Gigi bawah yang impaksi biasanya dipotong-potong. Kepadatan dan sifat tulang
mandibula menjadikan pemotongan terencana pada kebanyakan gigi impaksi menjadi sangat
penting apabila ingin diperoleh arah pengeluaran yang tidak terhalang. Tindakan ini harus
dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari fraktur dinding alveolar lingual atau
tertembusnya bagian tersebut dengan bur karena ada kemungkinan terjadi cedera n.lingualis.
Dasar pemikiran dari pemotongan adalah menciptakan ruang yang bisa digunakan
1) Impaksi Mesioangular
Untuk pemotongan bagian distal mahkota atau separh bagian distal gigi bawah
yang impaksi mesioangular, sesudah pembuatan parit disekitar gigi, bur fisur
diletakkan pada garis servikal dan dengan gerakan seperti menggergaji atau menyikat,
gigi dipotong ke aksial dari 2/3 atau ¾ menembus dari lingual ke bukal. Elevator lurus
yang kecil digunakan untuk
elevator Crane Pick #41 yang diinsersikan pada bagian mesio-bukal atau pada tempat
yang sama dengan pengeluaran bagian distal. Gaya ini melepaskan gigi dari linggir
2) Impaksi Distoangular
dengan membuat jalan masuk bukal yang besar dengan eksisi tulang tambahan.
3) Impaksi Horizontal
Rencana pemotongan untuk impaksi
kedua ( aksial atau longitudinal) adalah sejajar sumbu panjang gigi. Belahan mahkota
sedangkan sisa mahkota yang tertinggal digeser kearah ruangyang ada dan
dikeluarkan. Akar superior terdedah dan dibuat titik kaian pada permukaa superior.
Elevator diinsersikan dan kemudian ditarik ke anterior (mesial). Hal ini cenderung
menggeser akar kea rah anterior kea rah ruang yang sebelumnya ditempati oleh
mahkota. Apabila akar tidak bisa bergerak sebagai satu unit, maka akar superior
dipisahkan dari yang inferior, dan kemudian akan dikeluarkan satu per satu.
4) Impaksi Melintang
ditempati mahkota.
5) Impaksi Vertical
menggunakan elevator. Titik kaitan dibuat disebelah bukal akar, kemudian dikeluarkan
ke arah superior dengan menggunakan elevator Crane Pick #41. Jika sulit digeser, akan
Sesudah gigi impaksi berhasil dikeluarkan dengan baik, sisa-sisa folikel dibersihkan
seluruhnya. Kegagalan untuk melakukan hal ini bisa mengakbatkan penyembuhan yang lama
atau perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. Setelah folikel dibersihkan,
bundel neurovascular alveolaris inferior yang sering terlihat pada kedalaman alveolus. Semua
pemotongan gigi atau serpihan tulang juga serpihan periosteum dan mukosa harus
dihilangkan. Tepi-tepi tulang harus dihaluskan dengan bur dan kikir tulang. Penjahitan
dilakukan terutama unutk menstabilkan jaringan terhadap prosesus alvelaris dan terhadap
aspek distobukal M2 didekatnya. Foto sinar-X segera sesudah operasi dibuat untuk kasus-
kasus yang sulit dimana ada kemungkinan terjadi fraktur/ cedera struktur sekitarnya
(permukaan akar). Keudian diletakkan tampon diatas bekas operasi dan pasien dianjurkan
Tekankan perlunya meminum analgesic sebelum rasa sakit timbul, seperti juga
aplikasi dingin untuk mengontrol pembengkakan. Puncak rasa sakit sesudah pembedahan
sesudah operasi. Pada kunjungan ini daerah yang dioperasi diperiksa dengan teliti yaitu
6.1 Anastesi
Persyaratan pertama untuk keberhasilan pembedahan gigi impaksi adalah pasien yang
relaks dan anestesi lokal yang efektif atau pasien yang teranestesi dengan selamat. Pemberian
sedatif oral tertentu pada sore hari sebelum dan 1 jam sebelum pembedahan merupakan
teknik yang bisa diterima. Sering kali anestesi umum merupakan pilihan yang cocok untuk
pembedahan impaksi.
anterior.
Pada rahang atas pengambilan tulang lebih sering dilakukan dengan elevator lurus yang
digunakan sebagai pencungkil tulang atau dengan osteotom dan tekanan tangan. Kadang-
kadang tulang seperti kulit telur menutupi mahkota. Tulang ini mudah dikupas dengan
menggunakan elevator periosteal #9 atau elevator lurus yang kecil, untuk menyingkap folikel
dibawahnya.
Gigi atas yang impaksi jarang dikeluarkan dengan pemotongan. Jika pemotongan gigi atas
diperlukan, biasanya mahkota dipotong agar akar dapat digerakkan kebukal-oklusal. Gigi
diambil menggunakan tang bayonet karena desain bayonet memberikan keuntungan tertentu
Sesudah gigi impaksi berhasil dikeluarkan dengan baik, sisa-sisa folikel dibersihkan
seluruhnya. Kegagalan untuk melakukan hal ini bisa mengakibatkan penyembuhan yang lama
atau perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. Setelah folikel dibersihkan,
alveolus diirigasi dengan saline. Pada rahang atas terutama perhatikan adanya kemungkinan
perforasi sinus.
Tepi-tepi tulang harus dihaluskan dengan bur dan kikir tulang. Penjahitan dilakukan
terutama unutk menstabilkan jaringan terhadap prosesus alvelaris dan terhadap aspek
distobukal M2 didekatnya. Foto sinar-X segera sesudah operasi dibuat untuk kasus-kasus
yang sulit dimana ada kemungkinan terjadi fraktur/ cedera struktur sekitarnya (permukaan
akar). Keudian diletakkan tampon diatas bekas operasi dan pasien dianjurkan untuk tetap
Sama dengan rahang bawah, ditekankan pada pasien untuk meminum analgesic
sebelum rasa sakit timbul, seperti juga aplikasi dingin untuk mengontrol pembengkakan.
Puncak rasa sakit sesudah pembedahan impaksi adalah selama kembalinya sensasi daerah
sesudah operasi. Pada kunjungan ini daerah yang dioperasi diperiksa dengan teliti yaitu
mengenai penutupan mukosa dan keberadaan beku darah. Yang hampir selalu terjadi adalah
kebersihan mulut yang jelek karena penyikatan gigi masih sakit. Tekankan anjuran unutk
menggunkaan larutan kumur secara efektif, sedangkan penggunaan alat pulsasi air sebaiknya
Setelah molar tiga rahang atas dan rahang bawah, gigi lain yang sering mengalami
impaksi adalah kaninus rahang atas. Jika pasien mau dengan perawatan ortodontik, seorang
ortodontis akan memanipulasi letak kaninus yang impaksi tersebut dengan membuang sedikit
jaringan lunak dan jaringan keras diatasnya. Ketika gigi diposisikan dengan cara manipulasi
ortodontik, gigi kaninus akan dikeluarkan dipasang bracket. Flap dengan empat sisi akan
dibuat untuk mereposisi jaringan lunak pada bagian apical untuk memenej jaringan keratin
secara maksimum. Kemuadian jaringan tulang diatasnya dihilangkan dengan chisel atau bur
jika diperlukan. Setelah dilakukan debridement, gigi diaplikasikan bracket seperti biasa yaitu
http://www.dentistatrajkot.com/treatment/impacted_teeth.html#4