Anda di halaman 1dari 6

Chrisye - Ketika Tangan dan kemungkinan

Kaki Berkata Jangan kau risaukan


Air mata yang jatuh membasahiku
Harusnya kau mengerti
Akan datang hari Sungguh besar artimu bagi hidupku
Mulut dikunci
Kata tak ada lgi Selamat jalan kekasih
Kejarlah cita-cita
Akan tiba masa Jangan kau ragu tuk melangkah
Tak ada suara Satu hari nanti kita kan bersama lagi
Dari mulut kita Bersama lagi, kita berdua
Berkata tangan kita Resah rintik hujan
Tentang apa yang dilakukannya Yang tak henti menemani
Berkata kaki kita Sunyinya malam ini
Kemana saja dia melangkahnya Sejak dirimu jauh dari pelukan
Tidak tahu kita
Bila harinya Selamat jalan kekasih
Tanggung jawab, tiba... Kejarlah cita-cita
Jangan kau ragu tuk melangkah
Rabbana Demi masa depan dan segala
Tangan kami kemungkinan
Kaki kami Jalan yang harus kau lakukan
Mulut kami Segalaku untukmu
Mata hati kami Walau kini kita berpisah
Luruskanlah Suatu hari nanati kita kan bersama
Kukuhkanlah lagi...
Di jalan cahaya Bersama lagi, Kita berdua
Sempurna

Mohon karunia Chrisye - Andai Aku Bisa


Kepada kami
HambaMu
Andai aku bisa ...
Yang hina
Memutar kembali
Waktu yang telah berjalan
Chrisye - Selamat Jalan Tuk kembali bersama di dirimu selamanya...
Kekasih Bukan maksud aku membawa dirimu
Masuk terlalu jauh
Ke dalam kisah cinta
Resah rintik hujan Yang tak mungkin terjadi..
Yang tak henti menemani
Sunyinya malam ini Dan aku tak punya hati
Sejak dirimu jauh dari pelukan Untuk menyakiti dirimu
Dan aku tak punya hati tuk mencintai
Selamat jalan kekasih Dirimu yang selalu mencintai diriku
Walau kau tahu diriku masih bersamanya ...
Kejarlah cita-cita
Jangan kau ragu tuk melangkah Walaupun kau tahu
Demi masa depan dan segala
kau tahu diriku Kita mesti tabah menjalani
Masih bersamanya .... Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya..

Ebiet G Ade - Camelia 1 Adalah Dia di atas segalanya..

Anak menjerit-jerit, asap panas membakar


Lahar dan badai menyapu bersih
Dia Camelia Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
puisi dan pelitamu Bahwa kita mesti banyak berbenah
kau sejuk seperti titik embun
membasahi daun jambu Memang, bila kita kaji lebih jauh
di pinggir kali yang bening Dalam kekalutan, masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista... oh
sayap-saayapmu kecil lincah berkeping Tuhan pasti telah memperhitungkan
seperti burung camar Amal dan dosa yang kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
terbang mencari tiang sampah
Hanya kepadaNya kita kembali
tempat berpijak kaki dengan pasti Tak ada yang bakal bisa menjawab
mengarungi nasibmu Mari, hanya tunduk sujud padaNya
mengikuti arus air berlari
hooo...hooo
dia Camelia hooo
engkaukah gadis itu
yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi di Kita mesti berjuang memerangi diri
setiap tidurku Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
datang untuk hati yang kering dan sepi
Berusahalah agar Dia tersenyum... ho..
agar bersemi lagi du..du...du..du..du..
hmm ... bersemi lagi du..du..du..du..oh...
ho...ho...ho...
kini datang mengisi hidup du..du..du..du..
ulurkan mesra tanganmu Berubahlah agar Dia tersenyum
bergetaran rasa jiwaku
menerima harum namamu
Ebiet G Ade - Nasihat
Camelia oh Camelia
Camelia oh Camelia Pengemis Untuk Istri
Camelia oh Camelia

Ebiet G Ade - Untuk Istriku, marilah kita tidur


Hari telah larut malam
Kita Renungkan Lagi sehari kita lewati
Meskipun nasib semakin tak pasti
Lihat anak kita tertidur menahankan
lapar
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Erat memeluk bantal dingin pinggiran
Tengoklah ke dalam sebelum bicara jalan
Singkirkan debu yang masih melekat.. Wajahnya kurus pucat, matanya dalam

Singkirkan debu yang masih melekat.. Istriku, marilah kita berdoa


Sementara biarkan lapar terlupa
Anugerah dan bencana adalah kehendakNya Seperti yang pernah ibu ajarkan
Tuhan bagi siapa saja Bahumu yang dulu kekar, legam
Meskipun kita pengemis pinggiran jalan terbakar matahari
Doa kita pun pasti Ia dengarkan kini kurus dan terbungkuk hm...
Bila kita pasrah diri, tawakal Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
Esok hari perjalanan kita kau tetap setia
Masih sangatlah panjang
Mari tidurlah, lupakan sejenak Ayah, dalam hening sepi kurindu
Beban derita lepaskan untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
La la la la la la la la la Anakmu sekarang banyak menanggung
Dengarkanlah nyanyi beban
La la la la la la la la la
Dari seberang jalan Engkau telah mengerti hitam dan merah
La la la la la la la la la jalan ini
Usah kau tangisi Keriput tulang pipimu gambaran
La la la la la la la la la perjuangan
Nasib kita hari ini Bahumu yang dulu kekar, legam
terbakar matahari
Tuhan, selamatkan istri dan anakku kini kurus dan terbungkuk hm...
Hindarkanlah hati mereka dari iri dan Namun semangat tak pernah pudar
dengki meski langkahmu kadang gemetar
Kepada yang berkuasa dan kenyang di kau tetap setia
tengah kelaparan
Oh, hindarkanlah mereka dari iri dan Iwan Fals - Bento
dengki
Kuatkanlah jiwa mereka
Bimbinglah di jalanMu, bimbinglah di Namaku Bento, rumah real estate
jalanMu Mobilku banyak, harta melimpah
Orang memanggilku, bos eksekutif
Ebiet G Ade - Titip Rindu Buat Tokoh papan atas, atas sgalanya, asik!
Ayah
Wajahku ganteng, banyak simpanan
Sekali lirik, oh bisa jalan
Di matamu masih tersimpan selaksa Bisnisku menjagal, jagal apa saja
peristiwa yang penting aku senang, aku menang
Benturan dan hempasan terpahat di Persetan orang susah, karena aku
keningmu Yang penting asik, sekali lagi, asik!
Kau nampak tua dan lelah, keringat
Obral soal moral, omong keadilan,
mengucur deras
sarapan pagiku
namun kau tetap tabah hm...
Aksi tipu-tipu, lobi dan upeti, woo
Meski nafasmu kadang tersengal
jagonya
memikul beban yang makin sarat
Maling kelas teri, bandit kelas coro, itu
kau tetap bertahan
kantong sampah
Engkau telah mengerti hitam dan merah Siapa yang mau berguru, datang
jalan ini padaku, sebut 3 kali namaku
Keriput tulang pipimu gambaran Bento bento bento.. asik..
perjuangan
Iwan Fals - Yang Terlupakan Aku tak bisa memahami

Tak perlu memilihku


denting piano Aku lelaki, bukan untuk dipilih
kala -jemari menari
nada merambat pelan Iwan Fals - Bongkar
di kesunyian malam
saat datang rintik hujan
bersama setiap bayang Kalau cinta sudah di buang
yang pernah terlupakan Jangan harap keadilan akan datang
hati kecil berbisik Kesedihan hanya tontonan
untuk kembali padanya Bagi mereka yang di perbudak jabatan
s'ribu kata menggoda
s'ribu sesal di depan mata (*) O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
seperti menjelma O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
saat aku tertawa Sabar, sabar, sabar dan tunggu
kala memberimu dosa Itu jawaban yang kami terima
ooo...maafkanlah Ternyata kita harus ke jalan
ooo...maafkanlah Robohkan setan yang berdiri mengangkang
reff: rasa sesal di dasar hati
diam tak mau pergi Kembali ke : (*)
haruskah aku lari dari
kenyataan ini Reff I :
pernah kumencoba tuk sembunyi Penindasan serta kesewenang-wenangan
namun senyummu Banyak lagi teramat banyak untuk
tetap mengikuti disebutkan
Hoi hentikan
Iwan Fals - Aku Bukan Pilihan Hentikan jangan di teruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan
keserakahan
Kini kumengungkap tanya
O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
Siapakah dirinya? O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
Yang mengaku kekasihmu itu
Aku tak bisa memahami Reff II :
Di jalan kami sandarkan cita-cita
Ketika malam tiba Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa
Ku rela kau berada dipercaya
Dengan siapa kau melewatinya Orang tua pandanglah kami sebagai
Aku tak bisa memahami manusia
Kami bertanya tolong kau jawab dengan
cinta
Aku lelaki tak mungkin
Menerima bila Kembali ke: (*), Reff I, Reff II
Ternyata kau mendua
Membuatku terluka
Tinggalkan saja diriku Iwan Fals - Buku Ini Aku
Yang tak mungkin menunggu Pinjam
Jangan pernah memilih
Aku bukan pilihan
(biar tau, biar rasa)
Selalu terungkap tanya cinta ini milik kita
Benarkah kini ada Dikantin depan kelasku,
Wanita yang kukenal hatinya
disana kenal dirimu
Yang kini tersimpan dihati,
Iwan Fals - Senandung Lirih
Jalani kisah sembunyi

Dihalte itu ku tunggu, Kau... wanita terindah


senyum manismu kekasih Yang pernah ku taklukan
Usai dentang bel sekolah, Kau... kenapa kau pergi
Kita nikmati yang ada Kenapa kau pergi

Seperti hari yang lain, Kau... wanita terhebat


Kau senyum tersipu malu Yang pernah memeluku
Ketika ku sapa engkau.. Kau... kenapa kau pergi
Kenapa kau pergi
Genggamlah jari,
Genggamlah hati ini Helai udara di sekitarku
Senandung lirih... namamu
Memang usia kita muda, Tiap sudut kota yang kau datangi
Namun cinta soal hati Senandung lirih... namamu
Biar mereka bicara,
Telinga kita terkunci Kau... wanita termegah
Yang pernah kudapatkan
(Biar tau, biar rasa) Kau... kemana kau pergi
Maka tersenyumlah kasih Kemana kau pergi
(Tetap langkah, jangan hentikan)
Cinta ini milik kita Semoga kau temukan
Apa yang kau cari
Buku ini aku pinjam, Yang tak kau dapatkan
?kan ku tulis sajak indah Dari aku
Hanya untukmu seorang,
Tentang mimpi-mimpi malam Helai udara disekitarku
Senandung lirih... namamu
Kemanapun kau akan melangkah
Iwan Fals - Ku Menanti Aku yang slalu mengenangmu
Seorang Kekasih Kemanapun kau akan melangkah
Aku yang slalu mengenangmu

Lai... lai... lai...


Bila mentari bersinar lagi Lai... lai... lai... Ooo...
Hatikupun ceria kembali ... Asyik

Kutatap mega tiada yang hitam Bimbo - Balada Minta-minta


Betapa indah hari ini

Kumenanti seorang kekasih Kisah seorang minta-minta


Yang tercantik yang datang dihari ini Yang hampir-hampir meninggal dunia
Adakah dia kan selalu setia Di satu pinggiran jalan yang sepi
Bersanding hidup penuh pesona Perut kelaparan terasa nyeri

Harapanku Terdengar Tangisan merana


Jangan kau tak menepati Si buyung yang selalu dibawa-bawa
Datanglah dengan kasihmu Yang tak pernah kenal akan bapaknya
Andai kau tak datang kali ini Tak seorangpun sudi menolongnya
Punah harapanku
Ooh Kasihan Dia
Hanya minta-minta Kau pergi dengan wajah penuh duka
Demi kasihnya pada anaknya Kau bisikkan kau tetap menyinta

Bimbo - Sajadah Panjang Sendiri


Berteman sedih dan air mata
Bercumbu dengan duka nestapa
Ada sajadah panjang terbentang Dan merana
Dari kain yang ....
Sampai ke tepi kuburan hamba Mengapa
Kuburan hamba bila mati Harus terlambat kita berjumpa
Demikian pernah kau ucapkan
Ada sajadah panjang terbentang Dengan derai air mata ...
Hamba tunduk dan sujud
Diatas sajadah yang panjang ini Dulu segalanya indah bercahaya
Diselingi sekedar interupsi Kini hambar sudah tiada makna
Dulu pernah dengan tawa canda ria
Mencari rezeki mencari ilmu Kini hilang menusuk dan sendu
Mengukur jalanan seharian Lara ... oh,... sendiri
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang


Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan lepas kering hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya

Bimbo - Sendiri Lagi

Sendiri
Kini aku sendiri lagi
Entah susah entah hati pedih
Tak peduli

Sendiri
Mungkin lebih baik begini
Tak perduli apa yang terjadi

Biarkan
Dimanapun aku berada
Jangan datang atau titip salam
Tanda cinta

Kututup
Mata dan hati untuk cinta
Karena antara engkau dan aku
T'lah terlarang ada cinta ...

Masih terbayang dalam ingatanku


Waktu kau mengambil putusanmu

Anda mungkin juga menyukai