SISTEM DIGITAL
Tim Penyusun :
BAB I
ALJABAR BOOLEAN DAN IMPLEMENTASI GERBANG
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memahami cara kerja gerbang logika dasar AND, OR, NOT, NAND, NOR, Ex-OR.
Memahami cara kerja gerbang AND dan OR lebih dari 2 input.
PERALATAN:
Simulator Electronics Workbrench Multisim 11
TEORI :
Elemen Logika Dasar dan Tabel Kebenaran
Gerbang AND
Rangkaian AND dinyatakan sebagai = ∗ , dan output rangkaian Y menjadi “1” hanya ketika kedua
input A dan B bernilai “1”, dan output Y menjadi “1” pada nilai A dan B yang lain.
Gerbang OR
Rangkaian OR dinyatakan dalam = + , dan output rangkaian Y menjadi “0” hanya ketika kedua
input A dan B bernilai “0”, dan Y menjadi “1” pada nilai A dan B yang lain.
Gerbang NOT
Rangkaian NOT juga dikenal sebagai inverter dan dinyatakan sebagai = ̅. Nilai output Y
merupakan negasi dari nilai input A. Jika input A bernilai “1’, maka nilai output Y menjadi “0”
demikian sebaliknya.
Gerbang NAND
Rangkaian NAND dinyatakan sebagai = ∗ , dan output Y bernilai “0” ketika kedua
input A dan B bernilai “1”, dan “0” untuk nilai yang lain.
Gerbang NOR
Rangkaian NOR dinyatakan sebagai = ( + ), dan output Y bernilai “1” ketika kedua input
A dan B bernilai “0”, dan output Y menjadi “0” untuk nilai-nilai input yang lain.
Gerbang EXCLUSIVE-OR
TUGAS:
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu
Membuat sebuah rangkaian logika sederhana melalui persamaan Boolean dan Tabel
Kebenaran yang diketahui.
Mendesain rangkaian logika sederhana
TEORI:
Aljabar Boolean memuat aturan-aturan umum (postulat) yang menyatakan hubungan antara
input-input suatu rangkaian logika dengan output-outputnya. Aturan-aturan itu dinyatakan dalam
sebuah persamaan Boolean, seperti pada tabel:
Tabel 1-1 Aturan-aturan Boolean
Dengan aturan-aturan di atas, sebuah persamaan logika yang rumit bisa disederhanakan dan
nilai logika yang didapatkan tidak berubah.
Sebagai contoh :
Sederhanakan persamaan logika berikut ini dan gambarkan rangkaian hasil penyederhanaannya :
= ( ̅+ )+ ̅
Jawab :
= ( ̅+ )+ ̅
= ( ̅+ )+ ̅
= ̅+ ̅+ + ̅
= ̅+ ( ̅+ )+ ̅
= ̅ (1 + ) + ( + ̅ )
Gunakan aturan-aturan komplemen untuk menghasilkan persamaan yang paling sederhana
sebagai berikut:
= ̅+
TUGAS:
Lengkapilah tabel dibawah ini!
INPUT OUTPUT
A B C
= ( ̅+ )+ ̅ = ̅+
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu
Membuat rangkaian logika Sum Of Product dan Product of Sum yang berasal
dari gerbang-gerbang kombinasional.
Memahami cara kerja rangkaian SOP dan POS
TEORI:
Persamaan Boolean dapat disederhanakan melalui dua bentuk ekspresi berikut ini ;
1. Product-of-Sum (POS)
2. Sum-of-Product (SOP)
Ekspresi POS dibentuk dari dua atau lebih fungsi OR yang di AND kan di
dalam tanda kurung, dan di dalam tanda kurung tersebut bisa terdiri dari dua atau
lebih variable. Contoh ekspresi POS adalah sebagai berikut :
Ekspresi SOP dibentuk dari dua atau lebih fungsi AND yang di OR kan di
dalam tanda kurung, dan di dalam tanda kurung tersebut bias terdiri dari dua atau
lebih variable. Contoh ekspresi SOP adalah sebagai berikut :
Ekspresi SOP lebih banyak digunakan daripada ekspresi POS karena sesuai
dengan implementasi pada Tabel Kebenaran. Rangkaian SOP dapat dibentuk dari
kombinasi gerbang AND-OR-NOT.
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu
Membuat sebuah rangkaian logika sederhana melalui persamaan Boolean dan
Tabel Kebenaran yang diketahui.
Menggunakan K-map untuk memecahkan persoalan disain rangkaian logika
sederhana
TEORI:
Karnaugh Map (disingkat K-map) adalah sebuah peralatan grafis yang
digunakan untuk menyederhanakan persamaan logika atau mengkonversikan sebuah
tabel kebenaran menjadi sebuah rangkaian Logika. Blok diagram sebuah K-map
seperti gambar di bawah ini. AB dan C adalah variabel input, output-output berupa
minterm-minterm bernilai 1 diisikan pada sel K-map. Jumlah sel K-map adalah 2
jumlah variabel input.
Dari persamaan SOP yang didapatkan, bisa digambarkan rangkaian hasil penyederhanaannya.
Contoh :
TUGAS:
Lengkapilah tabel di bawah ini!
INPUT OUTPUT
A B C
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
BAB II
RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL DASAR
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memahami rangkaian aritmetika digital : adder dan subtractor
Mendisain rangkaian adder dan subtractor (Half dan Full) berdasarkan Tabel Kebenaran yang
diketahui
PERALATAN:
Simulator Electronics Workbrench Multisim 11
TEORI:
Rangkaian aritmetika digital dasar terdiri dari dua macam: Adder, atau rangkaian
penjumlah, berfungsi menjumlahkan dua buah bilangan yang telah dikonversikan menjadi
bilangan-bilangan biner, dan Subtractor, atau rangkaian pengurang, yang berfungsi mengurangkan
dua buah bilangan.
1. HALF ADDER
Sebuah rangkaian Adder terdiri dari Half Adder dan Full Adder. Half Adder menjumlahkan
dua buah bit input, dan menghasilkan nilai jumlahan (sum) dan nilai lebihnya (carry-out). Half
Adder diletakkan sebagai penjumlah dari bit-bit terendah (Least Significant Bit). Blok Diagram
dari sebuah rangkaian Half Adder ditunjukkan pada gambar 2-1.
A
Half
OUTPUT
INPUT
Adder
B CO
B B
A1 A0
B1 B0 +
Σ Σ
+ +
COut COut
Σ = . + .
C = .
Berdasarkan output yang didapatkan dari rangkaian, dibuat tabel kebenaran seperti Tabel 2-1.
Tabel 2-1. Tabel kebenaran Half Adder
A0 B0 COut
0 0
0 1
1 0
1 1
2. FULL ADDER
Sebuah Full Adder menjumlahkan dua bilangan yang telah dikonversikan menjadi
bilangan-bilangan biner. Masing-masing bit pada posisi yang sama saling dijumlahkan. Full Adder
sebagai penjumlah pada bit-bit selain yang terendah. Full Adder menjumlahkan dua bit input
ditambah dengan nilai Carry-Out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari Full Adder adalah
hasil penjumlahan (Sum) dan bit kelebihannya (carry-out). Blok diagram dari sebuah full adder
diberikan pada gambar 2-4.
A
OUTPUT
Full
INPUT
B Adder
CO BBB BB
C IN
BBB
BBB
B
CIN CIN
A1 A0
+ B1 B0
Σ Σ Σ
+ +
COut COut
A1 1
B1
CIN
COUT
Berdasarkan output-output yang didapatkan dari rangkaian, dibuat Tabel kebenaran seperti Tabel
2-2.
Tabel 2-2. Tabel Full Adder
A1 B1 CIN COut
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
3. HALF SUBTRACTOR
Sebuah rangkaian Subtractor terdiri dari Half Subtractor dan Full Subtractor. Half
Subtractor mengurangkan dua buah bit input, dan menghasilkan nilai hasil pengurangan (Remain)
dan nilai yang dipinjam (Borrow-out). Half Subtractor diletakkan sebagai pengurang dari bit-bit
terendah (Least Significant Bit). Prinsip kerja Substractor ditunjukkan pada gambar 2-7.
BIN BIN
A1 A0
- B1 B0
R R
+ +
BOut BOut
Blok Diagram dari sebuah rangkaian Half Subtractor ditunjukkan pada gambar 2-8.
A R
OUTPUT
Half
INPUT
Subtractor
B BO
R = . + .
B = .
Berdasarkan output-output yang didapatkan dari Rangkaian, didapat Tabel kebenaran seperti Tabel
2-3.
Tabel 2-3. Tabel Half Subtractor
A0 B0 R0 BOut
0 0
0 1
1 0
1 1
U 4. FULL SUBTRACTOR
Sebuah Full Subtractor mengurangkan dua bilangan yang telah dikonversikan menjadi
bilangan-bilangan biner. Masing-masing bit pada posisi yang sama saling dikurangkan. Full
Subtractor mengurangkan dua bit input dan nilai Borrow-Out dari pengurangan bit sebelumnya
Output dari Full Subtractor adalah hasil pengurangan (Remain) dan bit pinjamannya (borrow-out).
Blok diagram dari sebuah full subtractor diberikan pada gambar 2-10.
A R
OUTPUT
Full
INPUT
B Subtractor
BO BBB B
BI BBB
BB
N BBB
A1 R1
BBB BBB
B BBB
1 BBB
BI BBB
N BBB
B OUT
BBB BBB
Berdasarkan output-output yang didapatkan dari Rangkaian, dibuat Tabel kebenaran seperti Tabel
2-4.
Tabel 2-4. Tabel Full Substractor
A1 B1 BIN R1 BOUT
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memahami prinsip kerja rangkaian aritmetika biner : multiplier, paraller Adder dan
Parallel Subtractor
Mendisain rangkaian multiplier,Parallel Adder dan Parallel Subtractor
PERALATAN:
Simulator Electronics Workbrench Multisim 11
TEORI:
Rangkaian Aritmetika Lanjut meliputi : Multiplier (rangkaian Pengali), Parallel Adder dan
Parallel Subtractor. Setelah mengetahui prinsip dasar dari Adder dan Subtractor, dapat dilanjutkan
dengan membuat rangkaian Adder dan Subtractor untuk penjumlahan dan pengurangan lebih dari
1 bit.
1. MULTIPLIER
Rangkaian Multiplier terdiri dari dua blok input (yang masing-masing mewakili register
yang akan dikalikan) serta satu blok output. Setiap blok dapat terdiri lebih dari 1 bit data. Bilangan
yang dikalikan dan pengalinya, serta hasil kalinya berupa bilangan biner. Setelah didapatkan
hasilnya, masing-masing bit outputnya dibuat dengan persamaan yang didapatkan dari K-Map.
Blok Diagram dari rangkaian Multiplier ditunjukkan pada gambar 3-1.
2. PARALLEL ADDER
Rangkaian Parallel Adder adalah rangkaian penjumlah dari dua bilangan yang telah dikonversikan ke
dalam bentuk biner. Anggap ada 2 buah register A dan B, masing-masing register terdiri dari 4 bit biner :
A3A2A1A0 dan B3B2B1B0. Penjumlahan dari kedua register itu dapat dinyatakan sebagai berikut :
Rangkaian Parallel Adder dari persamaan di atas ditunjukkan pada gambar 3-2.
Rangkaian Parallel Adder terdiri dari Sebuah Half Adder (HA) pada Least Significant Bit (LSB) dari
masing-masing input dan beberapa Full Adder pada bit-bit berikutnya. Prinsip kerja dari Parallel Adder
adalah sebagai berikut : penjumlahan dilakukan mulai dari LSB-nya. Jika hasil penjumlahan adalah
bilangan desimal “2” atau lebih, maka bit kelebihannya disimpan pada Cout, sedangkan bit di bawahnya
akan dikeluarkan pada Σ. Begitu seterusnya menuju ke Most Significant Bit (MSB)nya.
3. PARALLEL SUBTRACTOR
Rangkaian Parallel Subtractor merupakan modifikasi dari rangkaian Parallel Adder. Dengan
mengimplementasikan prinsip 2’s complement, rangkaian Parallel Subtractor akan bekerja seperti
rangkaian Parallel Adder. Sebagai contoh, pengurangan 5 dengan 2 adalah sama dengan penjumlahan 5
dengan (-2). Proses pengurangan dua buah bilangan 4 bit biner dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dimana : -B3B2B1B0 artinya bilangan negatif dari B3B2B1B0 yang dilakukan dengan 2’s complement.
Jadi prinsip rangkaian subtractor adalah rangkaian Adder yang salah satu inputnya diubah menjadi
negatif.
Dari rangkaian Parallel Subtractor pada gambar 9-3 dapat dilihat adanya Gerbang Ex-OR di masing-
masing input Full-Adder nya. Rangkaian Ex-OR ini mendapat input dari SUB. Jika input SUB diberikan
nilai “1” maka rangkaian Ex-OR mengubah input B menjadi kebalikannya dan bersamaan dengan itu
input SUB tersebut juga dimasukkan ke C IN, sehingga nilai input B menjadi 2’s complement-nya.
Sedangkan jika input SUB diberi nilai “0” maka rangkaian tersebut menjadi rangkaian Adder.
BAB III
RANGKAIAN KOMBINASIONAL
A. ENCODER
TUJUAN :
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Memahami prinsip kerja dari rangkaian Encoder
PERALATAN :
Simulator Electronics Workbench Multisim 11
TEORI :
Sebuah rangkaian Encoder menterjemahkan keaktifan salah satu inputnya menjadi
urutan bit-bit biner. Encoder terdiri dari beberapa input line, hanya salah satu dari input-input
tersebut diaktifkan pada waktu tertentu, yang selanjutnya akan menghasilkan kode output N-
bit. Gambar 4-1 menunjukkan blok diagram dari sebuah encoder.
Kode output
N-bit
Tabel Kebenaran dari Rangkaian Encoder 4x2 ditunjukkan pada Tabel 2-1
Berdasarkan output dari Tabel Kebenaran di atas, dibuat rangkaian encoder yang
merupakan aplikasi dari gerbang OR, seperti ditunjukkan pada gambar 4-2.
4
Input
Line { } Output
Kode 2 bit
B. DECODER
TUJUAN :
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Memahami prinsip kerja dari rangkaian Decoder
PERALATAN :
Simulator Electronics Workbench Multisim 11
TEORI :
DECODER
Sebuah Decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan
mengaktifkan salah satu output-nya sesuai dengan urutan biner input-nya. Blok Diagram dari
rangkaian Decoder diberikan pada gambar 4-3.
Beberapa rangkaian Decoder yang sering dijumpai adalah decoder 3x8 ( 3 bit input dan
8 output line), decoder 4x16, decoder BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line), decoder
BCD to 7 segment (4 bit input dan 8 output line). Khusus untuk BCD to 7 segment mempunyai
prinsip kerja yang berbeda dengan decoder-decoder yang lain, di mana kombinasi dari setiap
inputnya dapat mengaktifkan beberapa output line-nya (bukan salah satu line). Tabel
Kebenaran sebuah Decoder 2 x 4 ditunjukkan pada Tabel 4-2
Berdasarkan output dari Tabel Kebenaran di atas, dibuat rangkaian decoder yang
merupakan aplikasi dari gerbang AND, seperti ditunjukkan pada gambar 4-4.
Salah satu jenis IC Decoder adalah 74138. IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output,
dimana nilai output adalah ‘1’ untuk salah satu dari ke 8 jenis kombinasi inputnya. IC Decoder
3x8 ditunjukkan pada gambar 4-5.
C. MULTIPLEXER
TUJUAN :
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Memahami prinsip kerja dari rangkaian Multiplexer
Memahami prinsip kerja dari rangkaian Demultiplexer
PERALATAN :
Simulator Electronics Workbench Multisim 11
TEORI :
1. MULTIPLEXER
Sebuah Multiplexer adalah rangkaian logika yang menerima beberapa input data digital
dan menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu, untuk dikeluarkan pada sisi
output. Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari
multiplexer tersebut. Blok diagram sebuah multiplexer ditunjukkan pada gambar 4-6.
2. DEMULTIPLEXER
Sebuah Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan
mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia.
Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari
demultiplexer tersebut. Blok diagram sebuah demultiplexer ditunjukkan pada gambar 4-8.
BAB IV
FLIP-FLOP
TUJUAN :
Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Membedakan rangkaian sekuensial dan kombinasional.
Membedakan sifat dasar SR-FF dengan dan tanpa clock.
Menggunakan input-input Asinkron pada JK-FF.
Membuat D-FF dan T-FF dari JK-FF dan SR-FF.
Mendisain beberapa macam rangkaian sekuensial menggunakan ke-4 jenis Flip-
flop.
PERALATAN :
Simulator Electronics Workbrench Multisim 11
TEORI :
Dasar Teori
(i) (ii)
Gambar 5-1. Perbedaan (i) positive edge dan (ii) negative edge
Ada 4 tipe Flip-flop yang dikenal, yaitu SR, JK, D dan T Flip-flop. Dua tipe pertama
merupakan tipe dasar dari Flip-flop, sedangkan D dan T merupakan turunan dari SR dan JK
Flip-flop.
SR-FF dapat dibentuk dengan dua cara; dari gerbang NAND atau dari gerbang NOR.
Proses pembentukan dasar SR-FF telah dijelaskan dalam teori. Pada percobaan ini kita akan
mengamati dua jenis SR-FF, yang tanpa menggunakan Clock dan dengan menggunakan
Clock. Perbedaan dasar dari kedua jenis SR tersebut adalah perubahan output berikutnya akan
terjadi dengan atau tanpa adanya clock/trigger.
Pada jenis SR-FF yang disimbolkan pada gambar 5-2, setiap perubahan yang diberikan
pada input S dan R akan menyebabkan terjadinya perubahan output menuju keadaan
berikutnya.
CLK
SR-FF dengan simbol seperti pada gambar 5-3, outputnya baru akan memberikan respons
menuju output berikutnya jika input CLK diberi trigger. Jika input clock bertransisi dari “0”
ke “1”, maka kondisi output akan berubah sesuai dengan perubahan input SR-nya, jika clock
bernilai “0”, kondisi output tetap pada kondisi sebelumnya, meskipun nilai input S dan R-nya
diubah-ubah.
B. JK-FLIP-FLOP
JK-FF adalah SR-FF yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Pada SR- FF, jika kedua
input S dan R-nya sama-sama bernilai “1”, flip-flop tidak mampu merespons kondisi output
berikutnya. Sebuah JK-FF dibentuk dari SR-FF dengan tambahan gerbang AND pada sisi
input SR-nya. Dengan tambahan tersebut, apabila input J dan K keduanya bernilai “1” akan
membuat kondisi output berikutnya menjadi kebalikan dari kondisi output sebelumnya.
Keadaan ini dinamakan Toggle.
CLK
23
Praktikum Sistem Digital
Laboratorium Sistem Komputer dan Robotika
CLK
CLK
24
Praktikum Sistem Digital
Laboratorium Sistem Komputer dan Robotika
Sebuah T-FF dapat dibentuk dari SR-FF maupun dari JK-FF, karena pada kenyataan, IC
T-FF tidak tersedia di pasaran. T-FF biasanya digunakan untuk rangkaian yang memerlukan
kondisi output berikut yang selalu berlawanan dengan kondisi sebelumnya, misalkan pada
rangkaian pembagi frekuensi (Frequency Divider). Rangkaian T-FF dibentuk dari SR-FF
dengan memanfaatkan hubungan Set dan Reset serta output Q dan Q’ yang diumpan balik ke
input S dan R. Sedangkan rangkaian T-FF yang dibentuk dari JK-FF hanya perlu
menambahkan nilai “1” pada input-input J dan K (ingat sifat Toggle dari JK-FF).
CLK
CLK
BAB V
COUNTER
TUJUAN :
Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Membuat Rangkaian dasar Counter Sinkron dengan prinsip Sekuensial
Memahami karakteristik Counter Sinkron
PERALATAN :
Simulator Electronics Workbench Multisim 11
TEORI :
A. COUNTER SINKRON
Counter merupakan aplikasi dari Flip-flop yang mempunyai fungsi menghitung.
Proses penghitungan yang dilakukan Counter secara sekuensial, baik menghitung naik (Up
Counting) maupun turun (Down Counting). Berdasarkan pemberian trigger di masing-
masing flip-flop penyusun rangkaian Counter, dikenal 2 macam Counter : Counter Sinkron
(Synchronous Counter) dan Counter Asinkron (Asynchronous Counter). Pada Counter
Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock dari Flip-flop
penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber, maka perubahan tersebut
akan men-trigger seluruh Flip-flop secara bersama-sama.
B. COUNTER ASINKRON
TUJUAN :
Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Membuat Rangkaian dasar Counter Asinkron 3-bit
Membuat Timing Diagram Counter
Membuat Counter Asinkron MOD-n
Membuat Up-Down Counter Asinkron
PERALATAN :
Simulator Electronics Workbench Multisim 11
TEORI :
PENDAHULUAN
Pada Counter Asinkron, sumber clock hanya diletakkan pada input Clock di Flip-flop
terdepan (bagian Least Significant Bit / LSB), sedangkan input-input clock Flip-flop yang lain
mendapatkan catu dari output Flip-flop sebelumnya. Konfigurasi ini didapatkan dari gambar
timing diagram Counter 3-bit seperti ditunjukkan pada gambar 6-5. Dengan konfigurasi ini,
masing-masing flip-flop di-trigger tidak dalam waktu yang bersamaan. Model asinkron
semacam ini dikenal juga dengan nama Ripple Counter.
BAB VI
SHIFT REGISTER
TUJUAN :
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
- Menjelaskan prinsip kerja Shift Register secara umum
- Mengetahui jenis-jenis Shift Register dan cara kerjanya
PERALATAN :
Simulator Electronics Workbrench Multisim 11
DASAR TEORI :
Di dalam sistem digital, register digunakan sebagai tempat menyimpan
sementara sebuah grup bit data. Bit-bit data (“1” atau “0”) yang sedang berjalan di
dalam sebuah sistem digital, kadang-kadang perlu dihentikan, di-copy, dipindahkan
atau hanya digeser ke kiri atau ke kanan satu atau lebih posisi.
Shift Register mampu menjalankan fungsi-fungsi di atas serta menyimpan bit-bit
data. Sebagian besar shift Register dapat meng-handle perpindahan secara parallel
maupun serial, serta dapat mengubah dari sistim serial ke paralel atau sebaliknya.
Rangkaian dasar Shift Register dapat dibuat dari beberapa Flip-flop sejenis, yang
dihubungkan. Pewaktuan dari proses penggeseran pada register dilakukan oleh input
clock. Pergeseran satu posisi ke kanan dilakukan setiap satu input clock.
Ada 4 macam konversi yang bisa dilakukan menggunakan Shift Register, yaitu
Paralel Input Paralel Output (PIPO), Serial Input Serial Output (SISO), Paralel Input
Serial Output (PISO) dan Serial Input Paralel Output (SIPO).
PROSEDUR PERCOBAAN 1 :
1. Dengan menggunakan 4 buah D-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 7-1.
berikut ini.
PROSEDUR PERCOBAAN 2 :
1. Dengan menggunakan 4 buah D-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 7-2.
berikut ini.
PROSEDUR PERCOBAAN 3 :
1. Dengan menggunakan 4 buah D-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 7-3.
berikut ini.
PROSEDUR PERCOBAAN 4 :
1. Dengan menggunakan 4 buah D-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 7-4.
berikut ini.
PROSEDUR PERCOBAAN 5 :
1. Dengan menggunakan 4 buah JK-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 7-5.
berikut ini.