Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum
inpartu untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim, sehingga terjadi persalinan.
Induksi persalinan berbeda dengan akselerasi persalinan, dimana pada akselerasi
persalinan tindakan tersebut dikerjakan pada wanita hamil yang sudah inpartu.
Tindakan yang dilakukan pada induksi persalinan sama dengan pada akselerasi
persalinan, tetapi berbeda tujuannya.
Adapun syarat yang harus terpenuhi dalam melakukan induksi persalinan
adalah janin harus dapat lahir pervaginam, tidak ada kelainan panggul, tidak ada
kelainan letak dan atau kelainan besar dan ukuran janin. Syarat dilakukan induksi
adalah Bishop score lebih dari sama dengan 6.
b. Prostaglandin
Prostaglandin dapat merangsang otot-otot uterus (uterotonika).
Prostaglandin yang spesifik untuk merangsang otot uterus adalah PGE2 dan
PGF2-α. Dalam menginduksi persalinan, prostaglandin dapat diberikan secara
intravena, oral, vaginal, rektal dan intraamnion. Pada kehamilan aterm,
induksi persalinan dengan prostaglandin cukup efektif. Efek samping dari
pemberian prostaglandin adalah mual, muntah dan diare.
2. Mekanik
a. Amniotomi, dilakukan dengan memecahkan ketuban dengan suatu alat
khusus, seperti Drewsmith catheter (Macdonald klem). Sampai sekarang
belum diketahui dengan pasti bagaimana pengaruh amniotomi dalam
merangsang timbulnya kontraksi uterus. Pada amniotomi perlu diingat
akan terjadinya komplikasi antara lain : infeksi, prolapsus funikuli, gawat
janin, tanda-tanda solusio plasenta.
b. Melepas ketuban dari bagian bawah rahim
c. Pemakaian rangsangan listrik
d. Rangsangan pada puting susu