1. Orientasi
a. Proses mencapai kelulusan
b. Produk kegiatan disekolah dan prestasi dikaitkan dengan kemampuan bekerja
di dunia kerja yang sesungguhnya
2. Pertimbangan (Justification)
3. Fokus
a. Membantu murid untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap
(attitudes), nilai dalam kaitannya dengan kesiapan kerja lulusan (employbility)
b. Pengintegrasian antara pengetahuan akademik dan skill, sikap dan nilai untuk
diterapkan pada dunia kerja baik dengan simulasi ataupun tempat kerja
sesungguhnya
4. Standar keberhasilan di sekolah
a. Standar keberhasilan murid adalah pengalaman langsung atau penerapan
(hands on)
b. Standar menyerupai yang ada di industri atau tempat kerja lulusan
c. Tugas – tugas dikaitkan dengan penerapannya di industri atau tempat kerja
5. Standar keberhasilan di luar sekolah
a. Indikator keberhasilan adalah keberhasilan lulusan di industri
b. Beberapa indikator yang digunakan adalah : affective jobskills, technical
skills, occuptional survival skills, job search skill, and entrepreneurial skills
6. Hubungan sekolah – tempat kerja – Masyarakat
a. Sekolah menghasilkan lulusan
b. Masyarakat memerlukan lulusan
c.
7. Keterlibatan Pemerintah
a. Pengetahuan jam efektif
b. Standar isi
c. Standar Proses
d. Evaluasi
8. Responsif
Harus merespon perkembangan teknologi yang tiada henti
9. Logistik
a. Kebutuhan alat
b. Kebutuhan sumber belajar
c. Kebutuhan bahan
d. Dll
10. Pembiayaan
a. Operasional sehari – hari
b. Pembaharuan alat
c. Perjalanan ke industri
ARTIKEL KASAR
a. Orientasi (Orientation)
Kurikulum pendidikan kejuruan telah berorientasi pada proses dan hasil atau lulusan.
Keberhasilan utama kurikulum pendidikan kejuruan tidak hanya diukur dengan keberhasilan
pendidikan peserta didik di sekolah saja, tetapi juga dengan hasil prestasi kerja dalam dunia
kerja. Finch dan Crunkilton (1984 : 12) mengemukakan bahwa : Kurikulum pendidikan
kejuruan berorientasi terhadap proses (pengalaman dan aktivitas dalam lingkungan sekolah)
dan hasil (pengaruh pengalaman dan aktivitas tersebut pada peserta didik).
c. Fokus (Focus)
Fokus kurikulum dalam pendidikan kejuruan tidak terlepas pada pengembangan
pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu, tetapi harus secara simultan mempersiapkan
peserta didik yang produktif. Finch dan Crunkilton (1984 : 13) mengemukakan bahwa :
Kurikulum pendidikan kejuruan berhubungan langsung dengan membantu siswa untuk
mengembangkan suatu tingkat pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai yang luas. Setiap aspek
tersebut akhirnya bertambah dalam beberapa kemampuan kerja lulusan. Lingkungan
belajar pendidikan kejuruanmengupayakan di dalam mengembangkan pengetahuan peserta
didik, keahlian meniru, sikap dan nilai serta penggabungan aspek-aspek tersebut dan
aplikasinya bagi lingkkungan kerja yang sebenarnya. Seluruh kemampuan tersebut di atas,
dapat dikuasai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang diberikan, yaitu berupa
rangsangan yang diaplikasikan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar
mengajar di sekolah maupun situasi kerja yang sebenarnya pada dunia usaha atau industri
(pembelajaran di dunia kerja). Dari hasil belajar atau kemampuan yang telah dikuasai
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan diri peserta didik, sehingga
mereka mampu bekerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri.
h. Kepekaan (Responsivenenss)
Komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja, pendidikan
kejuruan harus mempunyai ciri berupa kepekaan atau daya suai terhadap perkembangan
masyarakat pada umumnya, dan dunia kerja pada khususnya. Perkembangan ilmu dan
teknologi, inovasi dan penemuan-penemuan baru di bidang produksi dan jasa, besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan kejuruan. Untuk itulah pendidikan kejuruan
harus bersifat responsif proaktif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, dengan upaya
lebih menekankan kepada sifat adaptabilitas dan fleksibilitas untuk menghadapi prospek karir
peserta didik dalam jangka panjang.
i. Logistik
Kurikulum pendidikan kejuruan dalam implementasi kegiatan pembelajaran perlu
didukung oleh fasilitas beajar yang memadai, karena untuk mewujudkan situasi belajar yang
dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif, diperlukan banyak
perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik. Bengkel kerja dan laboratorium adalah
kelengkapan utama dalam sekolah kejuruan yang harus ada sebagai fasilitas bagi peserta
didik di dalam mengembangkan kemampuan kerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan
industri. Kebutuhan untuk koordinasi program kejuruan yang bekerja sama dengan industri di
masyarakat, berhubungan erat untuk menjalin dan mempertahankan pusat kerja bagi peserta
didik menunjukkan suatu susunan unit permasalahan logistik.
j. Pengeluaran (Expense)
Pengeluaran rutin sebagai biaya pendidikan pada pendidikan kejuruan yang menunjang
kegiatan pembelajaran, mencakup biaya listrik, air, pemeliharaan dan penggantian peralatan,
biaya transportasi ke lokasi/industri (tempat praktek kerja/magang) yang jauh dari sekolah. Di
samping itu, peralatan harus diperbaharui secara periodik juga guru berharap untuk
memberikan pengalaman belajar yang sebenarnya bagi peserta didik sebagaimana layaknya
di industri, maka ini bisa menjadi mahal. Yang terakhir yang juga harus menjadi perhatian
adalah pembelian bahan habis sebagai bahan praktikum yang digunakan secara rutin sesuai
dengan program keahlian yang dikembangkan pada SMK masing-masing. Dari uraian
mengenai karakteristik pendidikan kejuruan yang disarikan dari Finch dan Crunkilton
(1984) di atas, dapat dijadikan acuan di dalam pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan
di Indonesia. Kurikulum pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indoneisa seyogianya
mengacu pada karakteristik sebagai berikut :
b) PTK didesain untuk menguasai keterampilan dasar yang essensial untuk dapat
berkompetensi di DUDI.
Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah konsep belajar dan bekerja dimana pelatihan
pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan kompetensi untuk proses
yang berhubungan dengan bekerja. Perusahaan
bersedia bekerja sama dalam program PSG ini dikarenakan ada beberapa alasan dan
keuntungan yaitu dengan memberikan training maka keberadaanya dinyatakan sebagai
lembaga yang mmeberikan pertimbangan untuk penawaran pelatihan yang dapat langsung
dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa praktisi secara langsung dapat
memperoleh hasil dari perusahaan.
d) PTK didesain berbasis masafe konomi oleh kanena itu sangat berperan dan pertumbuhan
ekonomi nasional
Lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan/ life
skill yang dapat membawanya ke kehidupan yang lebih baik yaitu memperoleh pekerjaan pada
industry atau mendirikan usaha mandiri untuk menghasilkan uang. Tenaga terampil yang dicetak
oleh SMK merupakan investasi besar dalam mengembangkan perekonomian bangsa. Herdi,
2009, 10th yang lalu ternyata China lebih terpuruk dibanding kondisi di Indonesia pada tahun
90an. Namun kondisi sekarang jauh lebih baik, dibanding Indonesia. Cukup jauh. Apa gerangan
yang menyebabkannya? Bila dipelajari, salah satu kebijakan pemerintahan China yang
mendukung perkembangan industri di China adalah adanya pengembangan Vocational School
yang disupport oleh pemerintahan untuk menjadi cikal bakal industri-industri
rumahan. Vocational School dberikani support penuh oleh Pemerintah China agar berkembang
menjadi sebuah pabrik/industri. Industri-industri yang ada diminta berpartner dengan Vocational
School Industri. SDM nya terdiri dari peserta didik2 yang dilatih dengan real praktek (learning by
doing) dan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Sehingga berjalan dengan waktu, China yang
semula mempunya produk2 yang dikenal dengan kualitasnya yang kurang baik (ini dikarenakan
merupakan hasil produksi yang baru mulai/tahap belajar) namun kemudian beriring dengan
waktu adanya improvement yang berkelanjutan, akhirnya China dapat membuat produk dengan
kualitas nomor 1. Sekarang China menjadi tempat produksi segala jenis manufaktur/industri
produk dari sebagian besar merk terkenal di dunia, apakah itu produk jepang, jerman, amerika
dll dari mulai otomotif (motor, mobil), it (laptop, pc, dll), dll semua dibuat oleh di china yang
notabene merupakan hasil dari pengembangan vocational school industri yang didukung
pemerintah dan industrinya.
g) PTK di tingkat pendidikan menegah bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pemula
Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah “link and Match” antara
keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia industri. Bedanya setiap tahun besarnya “gap”
itu semakin diperkecil dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikannya.
Jepang saja sebagai negara industri yang sangat maju masih ada “mis-match” dalam
penempatan tenaga kerjanya.Hal ini diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja
angkatan muda untuk melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau di UKM
(Usaha Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka ketrampilan
bekerja seseorang menjadi meningkat.
Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh kebutuhan masyarakat yang
berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat
dan arah perubahan masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan
berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial.
Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran
atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir.
Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media
pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial. Mohammad ali, 2009,
mengemukakan bahwa Sekurang- kurangnya ada tiga dimensi pokok yang menjadi tantangan
bagi SMK secara regional maupun nasional yaitu :
1. Implementasi program pendidikan harus berfokus pada pendayagunaan potensi sumber
daya local, dengan mengoptimalkan kerjasama secara intensif dengan institusi pasangan
2. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pendekatan yang fleksibel sesuai dengan
kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kompetensi yang diperoleh
peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan memiliki adaptasi yang tinggi
3. Program pendidikan beljar tuntas dengan melibatkan peran aktif dan partisipatif para
pemangku kepentingan pendidikan, termasuk optimalisasi peran pemerintah daerah untuk
merumuskan pemetaan kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya sebagai input bagi SMK
dalam penyelenggaraan diklat berkelanjutan. Pendayagunaan potensi sumber daya local,
dengan pelaksanaan kurikulum serta kerjasama dari pemerintah daerah harus seiring sejalan
dalam rangka membuka peluang lebar pengembangan SMK sesuai dengan harapan dan
kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas,
SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus
mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi
fasilitasnya sangat beragam. Seperti diketahui, bahwa investasi dan pembiayaan operasional
terbesar yang dilakukan oleh pemerintah dalam pendidikan kejuruan adalah pada sistem SMK.
Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat tergantung pada tuntutan
kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan
institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia
yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro
(1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 %
tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya
kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan
kejuruan jelas merupakan hal penting”. Penutupan suatu institusi SMK hanya dimungkinkan jika
secara hukum tidak dapat dipertahankan atau karena adanya tuntutan masyarakat yang sama
sekali tidak dapat dipertahankan atau dihindari. Namun pada dasarnya, tidak ada alasan untuk
menutup SMK selama institusi tersebut masih dapat menjalankan peran dan fungsi serta tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku.pengembangan (pembukaan)
program keahlian SMK harus Link and Match dengan kebutuhan pasar kerja. link and
match pada dasarnya adalah supplay-demand dalam arti luas, yaitu dunia pendidikan sebagai
penyiapan SDM, dan individu, masyarakat, serta dunia kerja sebagai pihak yang membutuhkan.
Ada empat aspek kebutuhan yang perlu diantisipasi oleh pendidikan, yaitu (a) kebutuhan pribdai
atau individu, (b) kebutuhan keluarga, (c) kebutuhan masyarakt/bangsa, dan (d) kebutuhan dunia
kerja atau dunia usaha.Untuk menciptakan link and mach antara pendidikan dan dunia kerja/
usaha/industri,diperlukan usaha-usaha secara reciprocal antara kedua pihak. Dunia
kerja/usaha/idustri dituntut untuk lebih membuka diri terhadap pendidikan, baik dalam arti sikap
maupun tindakan nyata termasuk menjadi menjadi tempat magang dan praktek lapangan bagi
para peserta didik. Di pihak lain, dunia pendidikan dituntut untuk melakukan konsolidasi mulai
tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya sehingga kebijakan ini mempunyai
arti yang maksimal, sesuai dengan tujuannya. Adapun strategi dasar implementasi untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam link and match adalah :1. Menggiatkan kunjungan
lapangan dan praktek lapangan sebagai bagian integral kurikulum 2. Meningkatkan program
magang di dunia usaha/industri 3. Meningkatkan jumlah dan mutu sarana, prasarana, dan
tenaga 4. Meningkatkan daya tarik SMK sebagai pilihan yang mempunyai prospek yang baik
untuk masa depan. Kegiatan kunjungan ke industri akan memberikan informasi mengenai
perkembangan industri, tenaga kerja yang sangat dibutuhkan dan yang kurang dibutuhkan saat
ini. Jadi apabila program keahlian tertentu dibutuhkan oleh industri, maka perlu dibuka
program keahlian baru dan jika lulusan dari program keahlian tersebut sudah tidak
dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian tesebut perlu ditutup dahulu untuk
menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka
program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.
D. KESIMPULAN
Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa
yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja
secara produktif dan professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih
tinggi.
Pendidikan vokasi melayani sistim ekonomi, sistim sosial, dan politik. Meskipun pendidikan
kejuruan tidak terpisahkan dari sistim pendidikan secara keseluruhan, namun tentu mempunyai
kekhususan atau karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pendidikan yang lain.
Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan pendidikannya saja,
tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat kaitannya dengan perencanaan
kurikulum. Oleh Karena itu, prinsip, karakteristik dan asumssi tidak boleh diabaikan pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan kejuruan.
Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat,
melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan
organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan,
perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi
gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan
sosial.
SUMBER KEDUA
A. PENDAHULUAN
Menurut Dr. Charles Allen Prosser (1871-1952), bahwa sekolah harus membantu
para siswanya untuk mendapatkan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan tersebut
dan terus maju dalam karir. Dr. Charles Allen Prosser yakin bahwa harus ada
sekolah vokasional untuk publik sebagai alternatif terhadap sekolah umum yang
sudah ada. Sekolah vokasional yang dimaksud adalah sekolah yang menyediakan
pelajaran untuk berbagai jenis pekerjaan yang ada di industri. Dr. Charles Allen
Prosser percaya bahwa pendidikanvokasional di jenjang sekolah menengah atas
akan mampu menjadikan para siswa lebih independen.
Dr. Charles Allen Prosser adalah seorang praktisi dan akademisi Amerika
Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di
Amerika. Professor juga adalah seorang guru Fisika dan Sejarah di New Albany
High School dan mendapatkan gelar PhD dari Columbia University. Di kalangan
akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal
sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut sebagai 16
Dalil Prosser:
1) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan
replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
2) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan
dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat
kerja.
3) Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir
dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.
4) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu memodali
minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.
5) Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan
hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang
menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.
6) Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk
kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai
seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
7) Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang
sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses
kerja yang akan dilakukan.
8) Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
9) Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
10) Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan
diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
11) Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi
tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
12) Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain.
13) Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai
dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling
efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
14) Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan
hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik
tersebut.
15) Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
16) Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka
pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.
1. Kesadaran akan karir adalah bagian penting dalam pendidikan kejuruan khususnya
pada proses awal pendidikan itu sendiri.
2. Pendidikan kejuruan merupakan pendikan yang menyeluruh dan merupakan bagian
dari masyarakat (public system).
3. Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan dunia kerja/
dunia industry.
4. Jabatan atu pekerjaaan dalam kelompok/ keluarga sebagai salah satu
pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan khususnya pada tingkat menengah.
5. Inovasi merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidikan kejuruan.
6. Seseorang dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja melalui pendidikan
kejuruan.
7. Keselamatan kerja merupakan unsure penting dalam pendidikan kejuruan.
8. Pengawasan dalam peningkatan pengalaman okupasi/ pekerjaan dapat dilakukan
melalui pendidikan kejuruan.
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap kerja
baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan tertentu. PTK yang
merupakan salah satu institusi yang menyiapka tenaga kerja dituntut mampu
menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh sekolah, masyarakat dan
dunia industri. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki
kompetensi sesuai dengan bidangnya, memiliki adaptasi dan daya saing yang tinggi.
Untuk dapat mengembangkan tenaga kerja yang dapat bersaing di pasar industri,
maka perlu pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan industri, yang didukung oleh sarana dan prasarana praktikum yang
memadai.
Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah konsep belajar dan bekerja dimana
pelatihan pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan
kompetensi untuk proses yang berhubungan dengan bekerja. Perusahaan
bersedia bekerja sama dalam program PSG ini dikarenakan ada beberapa ala
san dan
keuntungan yaitu dengan memberikan training maka keberadaanya dinyatakan
sebagai
lembaga yang mmeberikan pertimbangan untuk penawaran pelatihan yang dap
at langsung dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa praktisi
secara langsung dapat memperoleh hasil dari perusahaan.
4. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan didesain berbasis masafe konomi oleh kanena
itu sangat berperan dan pertumbuhan ekonomi nasional
Herdi, 2009, 10th yang lalu ternyata China lebih terpuruk dibanding kondisi di
Indonesia pada tahun 90an. Namun kondisi sekarang jauh lebih baik, dibanding
Indonesia. Cukup jauh. Apa gerangan yang menyebabkannya? Bila dipelajari, salah
satu kebijakan pemerintahan China yang mendukung perkembangan industri di
China adalah adanya pengembangan Vocational School yang disupport oleh
pemerintahan untuk menjadi cikal bakal industri-industri rumahan. Vocational
School dberikani support penuh oleh Pemerintah China agar berkembang menjadi
sebuah pabrik/industri. Industri-industri yang ada diminta berpartner dengan
Vocational School Industri. SDM nya terdiri dari peserta didik yang dilatih
dengan real praktek (learning by doing) dan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi.
Sehingga berjalan dengan waktu, China yang semula mempunya produk yang
dikenal dengan kualitasnya yang kurang baik (ini dikarenakan merupakan hasil
produksi yang baru mulai/tahap belajar) namun kemudian beriring dengan waktu
adanya improvement yang berkelanjutan, akhirnya China dapat membuat produk
dengan kualitas nomor 1. Sekarang China menjadi tempat produksi segala jenis
manufaktur/industri produk dari sebagian besar merk terkenal di dunia, apakah itu
produk jepang, jerman, amerika dll dari mulai otomotif (motor, mobil), it (laptop, pc,
dll), dll semua dibuat oleh di china yang notabene merupakan hasil dari
pengembangan vocational school industri yang didukung pemerintah dan
industrinya.
Jika selama ini kita masih sibuk menghabiskan anggaran untuk membangun
infra struktur, misalnya gedung, sekolah dan perlengkapannya atau mengundang
investor membangun industri di daerah. Maka sudah saatnya investasi kita arahkan
untuk pembangunan sumber daya manusianya dulu. Tanpa kompetensi. tanpa
adanya “link and match” antara pendidikan dan dunia industri, maka segala
peralatan, gedung dan investasi menjadi tidak maksimal dan sia-sia.Berapa banyak
gedung sekolah dengan segala peralatannya yang canggih tidak berfungsi dengan
baik, karena tidak ada tenaga ahli yang dapat menjalankannya. Sudah saatnya kita
bekerjasama membangun kompetensi unggulan daerah. Anggaran pendidikan yang
begitu besar seharusnya juga diberikan kepada lembaga pelatihan industri yang
sudah terbukti berhasil, misalnya untuk mendidik tenaga kerja yang trampil dibidang
otomotif, tidak perlu membangun sekolah otomotif sendiri, tapi serahkan dana
tersebut misalnya kepada ASTRA group untuk mengembangkan lembaga pelatihan
otomotifnya. Untuk mencetak tenaga ahli elektronik, berikan anggaran kepada
Panasonic Gobel misalnya untuk memperkuat lembaga pelatihan elektronik yang
selama ini hanya untuk melayani kebutuhan internal.
Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah “link and Match”
antara keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia industri. Bedanya setiap
tahun besarnya “gap” itu semakin diperkecil dengan selalu mengevaluasi dan
memperbaiki sistem pendidikannya. Jepang saja sebagai negara industri yang
sangat maju masih ada “mis-match” dalam penempatan tenaga kerjanya.Hal ini
diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja angkatan muda untuk
melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau di UKM (Usaha
Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka ketrampilan
bekerja seseorang menjadi meningkat.
Adapun tujuan dari pada pendidikan kejuruan adalah senantiasa dibentuk oleh
kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan
aktif dan ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam
bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan
perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi
sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau
tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan
karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya
sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan
sosial.
Model peyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan berbasis kebutuhan
terhadap masyarakat kita bisa lihat dari segi kurikulum seperti apa yang diterapkan
disetiap daerah dimana proses pendidikan (sekolah) dilaksanakan. Berikut model
kurikulum pendidikan PTK sebagai berikut:
9. Perencanaan kurikulum
Mengumpulkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
sisdiknas
Mengumpulkan data komuditas dan budaya
Mengumpulkan data yang berkaitan dengan sekolah
Merumuskan proses pengambilan keputusan
Merumuskan tujuan dan sasaran kurikulum
Mengumpul materi dan sarana pembelajaran