Anda di halaman 1dari 101

PEDOMAN

PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT SEKITAR
WILAYAH LOKASI TAMBANG


PEDOMAN
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT SEKITAR
WILAYAH LOKASI TAMBANG

Penyusun:
Direktorat JenDeral Mineral, BatuBara Dan Panas BuMi
keMenterian energi Dan suMBer Daya Mineral

Tim Editor:
iCsD
(indonesia Center for sustainable Development)

Penerbit:
Direktorat JenDeral Mineral, BatuBara Dan Panas BuMi
keMenterian energi Dan suMBer Daya Mineral
alamat Jl. Prof. Dr. supomo, sH no. 10
Jakarta 12870 indonesia
e-mail mbp@djmbp.esdm.go.id
Website http://www.djmbp.esdm.go.id

©copyrights 2010,
Hak Cipta Dilindungi undang-undang
Cetakan Pertama, Mei 2010

ii
KATA
PENGANTAR

S aya menyambut gembira prakasa penyusunan


Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan
Masyarakat di Wilayah Sekitar Tambang pada sektor
industri pertambangan mineral dan batubara yang
saat ini menjadi kewajiban sebagaimana diamanatkan
dalam Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Buku pedoman ini disusun oleh Direktorat Jenderal
Mineral, batubara dan Panas Bumi dengan harapan
dapat digunakan sebagai acuan maupun referensi
dalam program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat pada sektor industri pertambangan
mineral dan batubara di Indonesia.

iii
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Saya berharap agar upaya ini dapat menjadi sebuah


awal yang berkesinambungan dalam rangka membangun
sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, industri
p e r ta m b a n ga n m i n era l d a n b at u b a ra , d an
masyarakat berkenaan dengan pelaksanaan program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang
dapat memberikan manfaat bagi pembangunan
nasional secara keseluruhan.
Akhir kata, kepada semua pihak dan para pelaku bisnis
di sektor pertambangan mineral dan batubara, saya
mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan
dukungannya dalam penerbitan buku ini.

Jakarta, Mei 2010


Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Bambang Setiawan

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................v

BAB I.
PENDAHULUAN...................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................1
1.2. Dasar Hukum Pengembangan Masyarakat.............4
1.3. Perkembangan Pengembangan Masyarakat..........7
1.4. Tujuan Pedoman Pengelolaan
Pengembangan Masyarakat................................11

BAB II.
TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM
PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT....................................13
2.1. Kegiatan Pengembangan Masyarakat..................14
2.1.1. Eksplorasi/Pra-Produksi.................................14
2.1.2. Eksploitasi/Produksi......................................19
2.1.3. Pasca Tambang...............................................20
2.2. Jenis Program Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat.................................21
2.3. Wilayah Pelaksanaan Program
Pemberdayaan Masyarakat.................................23

v
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

2.4. Organisasi Pelaksana Program


Pemberdayaan Masyarakat.................................25
2.5. Fokus Program dan wilayah masyarakat................26
2.6. Aspek Pembiayaan Dalam Program......................27
2.7. Fungsi Dan Peran Stakeholders
(pemangku kepentingan)....................................29
2.8. Matriks Pengelolaan Program Pengembangan
Masyarakat.........................................................30

BAB III.
LEMBAGA PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT............................33
3.1. Bentuk Kelembagaan..........................................34
3.2. Keanggotaan Lembaga........................................34
3.3. Pembentukan Lembaga Pelaksana
Pengembangan Dan Pemberdayaan
Masyarakat.........................................................35
3.4. Pendanaan dan Sumber Dana..............................36
3.5. Peran dan Fungsi Lembaga Pelaksana
Pengembangan Dan Pemberdayaan
Masyarakat.........................................................38
3.6. Bentuk Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat Pemegang
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP....................................39
3.6.1.Forum Multistakeholder.................................39
3.6.2.Yayasan Pengembangan Masyarakat...............47
3.7. Prinsip-Prinsip Lembaga.....................................57

vi
Daftar Isi

BAB IV.
PERENCANAAN DAN PELAPORAN................................61
4.1. Perencanaan......................................................61
4.2. Pelaporan...........................................................62

BAB V.
MONITORING DANEVALUSI.........................................67
5.1. Evaluasi dan Monitoring Program
Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat.........................................................67
5.2. Indikator Program...............................................69
5.3. Matriks Indikator Program...................................71

BAB VI.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN.................................75
6.1. Pembinaan.........................................................75
6.2. Pengawasan.......................................................79
6.3. Komite Pengawas Pengembangan Masyarakat....84

DAFTAR PUSTAKA.........................................................87
INDEX.........................................................................89

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

P ada akhir-akhir dekade ini, muncul suatu kesadaran


baru dikalangan industri energi dan pertambangan
untuk memberikan kontribusinya dalam meningkatkan
taraf hidup masyarakat terutama komunitas lokal di
sekitar wilayah operasi dan membantu terciptanya
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan. Hal ini telah mendorong perusahaan-
perusahaan di industri energi dan sumber daya
mineral untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan atau yang lazimnya disebut sebagai
corporate social responsibility (Tanggungjawab Sosial
Perusahaan). Upaya tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada


Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

disekitar lokasi tambang, baik selama operasi


tambang berlangsung maupun pasca tambang.
Salah satu perwujudan CSR dilingkungan industri
ekstratif adalah dengan melaksanakan program
community development (pengembangan masyarakat).
Sebagai bagian dari CSR, pengembangan masyarakat
merupakan upaya mengembangkan masyarakat
yang diarahkan guna mencapai kondisi dan kualitas
kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik, meliputi
community relation (hubungan masyarakat),
community services (Pelayanan kepada masyarakat),
dan community empowerment (pemberdayaan
masyarakat). Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat,
selain dilakukan sebagai sarana perusahaan untuk
memenuhi sasaran usaha (terutama untuk kondusi-
fitas usaha dan investasi sosial jangka panjang), juga
merupakan upaya untuk mendapatkan local license
(izin lokal) beroperasinya usaha (Budimanta, 2002).
Dalam pelaksanaannya, program pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh pihak perusahaan
didasarkan atas 2 dorongan yang bersifat simultan
yaitu dorongan secara internal dan eksternal.
Dorongan yang bersifat internal yaitu dorongan dari
lingkungan internal perusahaan terutama berupa
kebijakan dari level top management (Manager/
Direktur), sedangkan dorongan dari lingkungan
eksternal berasal dari kondisi-kondisi lain yang tidak


BAB I. Pendahuluan

bisa dikontrol oleh pihak perusahaan namun dapat


mempengaruhi keberadaan dan operasional perusahaan.
Sebagai salah satu contoh adalah kewajiban-kewajiban
perusahaan yang diatur dalam peraturan-peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang
pelaksanaan CSR dilingkungan perusahaan melalui
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,
atau situasi-situasi tertentu yang berkaitakan dengan
tuntutan-tuntutan masyarakat yang ada disekitar
tambang yang mempengaruhi operasional perusa-
haan. Menanggapi dua dorongan diatas maka pihak
perusahaan diharapkan dapat menjalin kemitraan
dengan para stakeholder (pemangku kepentingan)
lainnya dalam melaksanakaan program pemberdayaan
masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena pada
dasarnya pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat tidak bisa terlepas dari keberadaan para
stakeholder (pemangku kepentingan). Kegagalan
program pengembangan masyarakat biasanya
diakibatkan karena lemahnya jalinan kemitraan
dengan para stakeholder (pemangku kepentingan)
potensial. Membangun kemitraan strategis dengan
stakeholders (pemangku kepentingan), baik dengan
komuniti (Masyarakat), Pemerintah Daerah, maupun
media, merupakan bagian penting dari perancangan
program agar dapat berjalan secara lebih efektif.
Disinilah sesungguhnya konsep kerjasama yang
bersifat multistakeholder (kelembagaan Forum


Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Bersama) dalam pelaksanaan program pengembangan


masyarakat sangat diperlukan agar sinergitas antar
stakeholder (pemangku kepentingan) dalam
pelaksanaan CSR dapat terwujud secara baik.
Untuk merealisasikan tercapainya pelaksanaan
program pengembangan masyarakat dengan tepat
di lokasi sekitar tambang, maka perlu disusun suatu
pedoman pengelolaan program yang dapat menjaga
konsistensi proses dan kesinambungan hasil yang
maksimal. Hal ini diperlukan sebagai panduan bagi
perusahaan pertambangan, pemerintah dan semua
pihak yang memiliki kewajiban dalam mengembangkan
perekonomian masyarakat.

1.2. Dasar Hukum Pengembangan Masyarakat


Pada dasarnya pelaksanaan pengembangan masyarakat
di Indonesia didukung oleh beberapa peraturan
yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Dimana
peraturan ini dapat dijadikan panduan ataupun
justifikasi dalam mengimplementasikan program
pemberdayaan masyarakat. Beberapa peraturan
tersebut antara lain :
a. UUD Pasal 33 UUD 1945, Amandemen IV
b. UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
c. UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah


BAB I. Pendahuluan

d. UU No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman


Modal
e. UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
g. UU No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
h. Peraturan Menteri BUMN No.5 Tahun 2007
Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan.
Pasal 33 UUD 1945, Amandemen IV merupakan
salah satu peraturan yang paling mendasar dalam
mengimplementasikan program pengembangan
masyarakat. Di dalamnya dikemukakan bahwa segala
kekayaan alam dipergunakan untuk kemakmuran
rakyat. Oleh karena itu dalam kegiatan sektor energi
dan sumber daya mineral yang mengekstrak kekayaan
alam, pengembangan masyarakat menjadi penting
untuk dilakukan.
Di sisi lain, terkait dengan pelaksanaan Pengembangan
Masyarakat (Community Development) yang
menekankan pada pentingnya keikutsertaan komuniti
(partisipasi), hal ini sejalan dengan pelaksanaan
otonomi daerah, seperti disebutkan dalam UU No.25


Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional dan UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerin-
tahan Daerah, di mana partisipasi merupakan upaya
pemberdayaan masyarakat dalam program pembangu-
nan. Sebagai wilayah otonom, sudah seharusnya
daerah memegang kewenangan dan tanggung jawab
dalam menyelenggarakan kepentingan masyarakat,
akan tetapi pelaksanaannya harus disertai dengan
prinsip partisipatif dan keterbukaan.
Sementara itu, UU No. 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal memfokuskan CSR pada aspek
sosial dan lingkungan, yang diimplikasikan melalui
bagaimana menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
norma, dan budaya masyarakat setempat serta
melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Dengan berbagai dasar regulasi yang sudah ada
tersebut, dikeluarkannya UU PT (Perseroan Terbatas)
pada tahun 2007 dan Undang undang No. 4 tahun
2009 mengenai pertambangan mineral dan batubara.
Dalam perundang-undangan ini mengamanatkan
bahwa pelaksanaan pengembangan masyarakat
merupakan wujud dari tanggungjawab perusahaan
dan harus dilakukan sesuai dengan karakteristik
masyarakat ataupun daerah masing-masing.
Dalam kaitannya dengan aktivitas industri ESDM
yang dekat dengan lingkungan, ditegaskan dalam UU


BAB I. Pendahuluan

No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 70 ayat
1,2 dan 3 dimana masyarakat memiliki hak dan
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk
berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan sehingga
perlu meningkatkan kemandirian, keberdayaan dan
kemitraan bersama-sama masyarakat.

1.3. Perkembangan Pengembangan Masyarakat


Pengembangan masyarakat (community development)
dapat diartikan sebagai kegiatan pengembangan
masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana
dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
guna mencapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas
kehidupan yang lebih baik (Budimanta, 2002).
Sementara itu secara hakekatnya community development
(Pengembangan Masyarakat) merupakan suatu
proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh
industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap
kehidupan komunitas-komunitas lokal (Rudito,
2003). Sebagai salah satu elemen penting dalam
pembangunan, industri energi dan sumber daya
mineral (ESDM) termasuk ke dalam struktur sosial
komuniti setempat dan berfungsi terhadap elemen
lainnya yang sudah ada. Dengan kesadarannya, industri
harus dapat membawa komuniti lokal bergerak
menuju kemandiriannya tanpa merusak tatanan sosial
budaya yang sudah ada.

Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Pada sektor energi dan sumber daya mineral,


program community development (Pengembangan
Masyarakat) dilakukan salah satunya adalah dalam
rangka mempersiapkan life after mining (kehidupan
pasca tambang) bagi daerah maupun komuniti
sekitarnya. Selain itu bagi perusahaan, community
development (Pengembangan Masyarakat) merupakan
upaya investasi yang memiliki nilai keuntungan jangka
panjang. Pembangunan industri ESDM akan dapat
terus berkelanjutan bila dalam implementasinya
pembangunan industri memperhatikan keberadaan,
keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat, tentunya dengan didukung
alokasi dana yang proporsional. Untuk itu kegiatan
CSR yang paling relevan bagi industri ESDM adalah
berupa community development (Pengembangan
Masyarakat) yang di rekomendasikan untuk diaplikasikan
dalam lingkup peningkatan kesejahteraan komuniti
(masyarakat), rekrutmen tenaga kerja lokal, pendidikan,
kesehatan, penguatan kelembagaan lokal, serta
perbaikan infrastruktur.
Pada dasarnya ada tiga alasan penting bagi perusahaan
melakukan pengembangan masyarakat (community
development), antara lain untuk mendapatkan izin
lokal beroperasinya perusahaan, menciptakan
sustainable future (masa depan yang berkelanjutan),
dan sebagai sarana bagi perusahaan untuk memenuhi
sasaran-sasaran usahanya.


BAB I. Pendahuluan

Izin lokal merupakan hal yang mutlak diperlukan


oleh perusahaan dalam rangka menjaga keberlangsungan
kegiatannya di wilayah hak ulayat sebagai bagian
dari komuniti (masyarakat). Pada umumnya, dengan
pemberlakuan sistim otonomi daerah, perusahaan
mendapatkan izin beroperasi dari suatu instansi formal
yang dalam hal ini pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak
perusahaan tidak pernah meminta izin dari komunitas
lokal (izin lokal) sebagai pemilik hak ulayat, dimana
sebaiknya komuniti (masyarakat) lokal juga diperhatikan
sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan
perusahaan. Izin lokal ditandai dengan penerimaan
dari komuniti (masyarakat) lokal terhadap kegiatan
korporat (perusahaan), dan diharapkan dapat mengu-
rangi konflik dengan komuniti (masyarakat) lokal. Ini
berarti perusahaan telah menghargai keberadaan
sosial budaya komuniti (masyarakat) lokal setempat
yang tentunya berbeda dengan kebudayaan perusahaan
itu sendiri.
Alasan penting lain adalah untuk menciptakan
sustainable future (masa depan yang berkelanjutan),
baik bagi komuniti (masyarakat) dan lingkungan,
serta terutama bagi keberlanjutan perusahaan itu
sendiri. Melalui community development (pengem-
bangan masyarakat), diharapkan korporat dapat
menciptakan strategi pengembangan usaha melalui


Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

kerjasama yang proaktif dengan komuniti. Dengan


demikian maka akan tercipta hubungan baik dengan
komuniti yang dapat menunjang aktivitas industri
yang dilakukan oleh perusahaan.
Alasan ketiga, perusahaan melakukan community
development (pengembangan masyarakat) sebagai
sarana bagi perusahaan untuk memenuhi sasaran-
sasaran usahanya, di mana program community
development (pengembangan masyarakat) perlu
diaplikasikan untuk menciptakan suasana yang
kondusif. Pemenuhan sasaran perusahaan tersebut
dapat berupa membangun jaringan dengan berbagai
stakeholders (pemangku kepentingan) seperti
menjalin hubungan positif dengan pemerintah daerah
dan pemerintah pusat, membangun citra positif di
mata publik, maupun investasi bagi pertumbuhan
dan keberlangsungan usaha.
Beroperasinya perusahaan tidak dapat terlepas dari
kondisi sosial komuniti (masyarakat). Tidak sedikit
perusahaan yang terlibat konflik dengan komuniti
(masyarakat) akibat kesalahpahaman persepsi
mengenai kondisi sosial budaya komuniti (masyarakat).
Keberadaan suatu perusahaan di suatu daerah
memang dapat mendorong bermunculannya kegiatan-
kegiatan sosial ekonomi baru, seperti berdirinya
usaha-usaha jasa baru sebagai penunjang kehidupan
perusahaan. Akan tetapi terdapat juga kasus di

10
BAB I. Pendahuluan

mana usaha jasa penunjang ini justru dikelola oleh


komuniti (masyarakat) pendatang, sebagai akibat
dari keberadaan perusahaan yang menarik minat
masyarakat luar untuk memperoleh keuntungan.
Hal ini berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial
antara komuniti (masyarakat) lokal dengan komuniti
(masyarakat) pendatang. Untuk itu, perusahaan
diharapkan dapat lebih memperhatikan keterlibatan
komuniti (masyarakat) lokal dalam pengembangan
usaha baru tersebut.

1.4. Tujuan Pedoman Pengelolaan Pengembangan


Masyarakat
Tujuan Pedoman Pengelolaan Pengembangan
Masyarakat di Wilayah Sekitar Tambang adalah
untuk memberikan panduan bagi perusahaan
tambang dalam menjalankan program pemberdayaan
masyarakat.

11
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

12
BAB II

TEKNIS PENGELOLAAN
PROGRAM PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

I mplementasi program pengembangan dan


pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan
menyesuaikan rangkaian tahapan tambang. Implementasi ini
dilakukan dengan menyesuaikan dengan karakteristik lokal
terkait apa yang menjadi kebutuhan masyarakat bukan
keinginan perusahaan. Semestinya dalam pengelolaan
program pengembangan dan pemberdayaan yang
ada disektor energi dan pertambangan mempunyai
arah konsistensi ke arah empowerment atau pemberdayaan.

13
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Seperti Nampak dalam gambar dibawah ini.

R
Pasca
Tambang
E S

R
Eksplorasi/
S
Pra-produksi
E
Eksplorasi/ Baseline
Pra-produksi Study

Perencanaan
Program

Keterangan:
R - Community Relation
S - Community Services
E - Community Empowerment

Berikut disajikan berbagai makna dan pengertian


serta bagian program yang harus diimplementasikan
pada rangkaian tahapan tambang.

2.1. Kegiatan Pengembangan Masyarakat


2.1.1. Eksplorasi/Pra-Produksi
1. Pada tahap Eksplorasi/Pra-Produksi ini
pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP harus
menyusun dan merencanakan program

14
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

pengembangan dan pemberdayaan


masyarakat untuk masyarakat desa sekitar
lokasi wilayah tambang. Pada tahap ini
beberapa komponen yang harus dilakukan
antara lain:
a. Persiapan internal (pengorganisasian
kelembagaan dan sistem koordinasi
internal, persiapan sumber daya,
gambaran awal komuniti)
• Pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
harus memiliki minimal struktur
ataupun satuan kerja yang bertanggung
jawab menangani program pengem-
bangan dan pemberdayaan masyarakat
• Pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
setidaknya memiliki kebijakan, visi
dan misi yang mendukung pelaksanaan
p ro g ra m p en ge m b a n ga n dan
pemberdayaan masyarakat
b. Melakukan kegiatan community relation
(hubungan masyarakat) dan community
services (pelayanan kepada masyarakat)
kepada kelompok masyarakat yang ada
disekitar operasi perusahaan pemegang
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP dalam bentuk
yang bervariasi berdasarkan sumber
daya perusahaan dan kesepakatan dengan

15
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

masyarakat dan pemerintah daerah


setempat. Diutamakan dalam masa ini
adalah kelompok masyarakat yang ada
dalam wilayah Ring I, namun tidak
menutup kemungkinan untuk wilayah
Ring II dengan cakupan wilayah yang
terbatas.
c. Melakukan penelitian baseline (penda-
huluan) untuk melakukan deskripsi
masyarakat wilayah sekitar tambang,
te r u ta m a m a sya ra kat d e s a ya ng
berada di wilayah Ring I. Proses
identifikasi baseline (pendahuluan)
dilakukan dalam 3 tahap yaitu antara
lain mencakup:
• Tahap 1: Studi identifikasi kondisi
masyarakat, yang mencakup antara
lain:
 Kondisi sosial ekonomi masyarakat
 Kondisi budaya masyarakat
 Kondisi kesehatan masyarakat
 Keberadaan kelompok masyarakat
adat (indigenous people)
 Kondisi sarana prasarana fisik
untuk publik
• Tahap 2: Melakukan konsultasi publik
berkaitan dengan hasil studi baseline

16
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

(pendahuluan). Kegiatan konsultasi


publik mencakup antara lain:
 Melakukan konsultasi publik diawal
studi dengan tujuan sosialisasi
studi (1 kali pertemuan)
 Melakukan konsultasi publik
diakhir studi dengan tujuan untuk
m e n d a p at ka n m a s u ka n dan
konfirmasi hasil studi baseline
(pendahuluan), yang dilakukan
bersamaan dengan presentasi
rencana pemberdayaan (1 kali
pertemuan)
• Tahap 3: Menyusun rencana pelaksanaan
program pengembangan dan pember-
dayaan masyarakat yang mencakup
antara lain:
 Rencana pelaksanaan program
pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat
 Rencana keterlibatan stakeholder
(pemangku kepentingan) dan YPM
(Yayasan Pengembangan Masyarakat)
dalam program
 Melakukan konsultasi publik
diakhir studi dengan tujuan untuk
m e n d a p at ka n m a s u ka n dan

17
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

konfirmasi hasil studi baseline


(pendahuluan) dan rencana
pemberdayaan (1 kali pertemuan)
2. Pada tahap Eksplorasi/Pra-Produksi ini
para pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP di-
wajibkan untuk menyusun dan menyerahkan
rencana pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat untuk tahapan eksploitasi dan
pasca tambang yang disertakan pada
peningkatan status izin pertambangan.
3. Pelaksanaan penelitian baseline (pendahuluan)
disesuaikan dengan anggaran dan kemampuan
p e r u s a h a a n p e m e ga n g I U P/ I U PK/
KK/PKP2B/KP, serta kebutuhan program
pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat
4. Pelaksanaan penelitian baseline (pendahuluan)
difokuskan kepada masyarakat yang berada
diwilayah Ring 1 operasional perusahaan
pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP, namun
tidak menutup kemungkinan perusahaan
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP melakukannya
hingga Ring II dan Ring III sesuai
kebutuhan dan kemampuan pemegang
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP

18
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

5. Pertemuan konsultasi publik berkaitan


dengan konfirmasi hasil baseline (pendahuluan)
dan rencana pemberdayaan masyarakat
haruslah dihadiri oleh sekurang-kurangnya
perwakilan seluruh masyarakat desa yang
wilayahnya masuk dalam Ring I, kemudian
Ring II, dan Ring III, kemudian perwakilan
pihak pemerintah daerah hingga ke tingkat
desa, serta pihak akademisi dan atau pihak
LSM setempat.

2.1.2. Eksploitasi/Produksi
Pada tahapan ini, mulai dilakukan penyusunan
dan persiapan program yang lebih detil dan akurat
ya n g d i i r i n g i d e n ga n p el a ks a n a a n p ro gram
community relation (hubungan masyarakat) dan
community services (pelayanan kepada masyarakat)
yang mendukung ke arah pengembangan pro-
gram community empowerment (pemberdayaan
masyarakat). Adapun Implementasi program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
disesuaikan dengan tahapan tambang dan
karakteristik lokal dimana program dilakukan
yang meliputi :
• Community relation (hubungan masyarakat) :
Pengembangan kesepahaman melalui
komunikasi dan informasi kepada stakeholder

19
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

( p e m a n g ku kep e nt i n ga n ) , ya n g p a da
umumnya banyak dilakukan kepada masyarakat
setempat dan Pemerintah Daerah
• Community Services (pelayanan kepada
masyarakat) :
Bantuan pembangunan infrastruktur yang
dapat menunjang terlaksananya program
Community Relation (hubungan masyarakat)
dan Community Empowerment (pemberdayaan
masyarakat)
• Community Empowerment (pemberdayaan
masyarakat) :
Upaya memperkuat kapasitas komuniti
(masyarakat) dalam meningkatkan kualitas
dan taraf hidup mereka
Untuk lebih detail bisa dilihat dalam bagan matriks
program

2.1.3. Pasca Tambang


Dalam tahapan pasca tambang, program community
empowerment (pemberdayaan masyarakat) semakin
diperbesar perannya, dimana hal ini ditujukan
untuk memperkuat kemandirian masyarakat.
Diharapkan pada tahapan ini masyarakat sudah
mencapai tahapan mandiri dan tidak tergantung
kepada perusahaan.

20
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Adanya program pengembangan dan pemberdayaan


masyarakat pada masa paska tambang banyak
difokuskan pada masyarakat wilayah Ring I

2.2. Jenis Program Pengembangan dan Pemberdayaan


Masyarakat

Community Community Community Self Help


Relation Services Empowering (mandiri)

(1) Community Relation (hubungan masyarakat):


a. Bantuan di bidang perbaikan tingkat
pendidikan
b. Bantuan di bidang perbaikan tingkat
kesehatan
c. Melestarikan dan mempromosikan budaya
lokal
d. Bantuan sarana dan prasarana penunjang
perekonomian
e. Bantuan bidang sosial dan olah raga
f. Bantuan di bidang keagamaan

21
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

(2) Community Empowerment (pemberdayaan


masyarakat) :
a. Kemitraan dengan penyedia jasa dan barang
tingkat lokal (kepemilikan oleh masyarakat
lokal) untuk kebutuhan operasi produksi
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
b. Pengembangan komoditi lokal berpotensial
untuk peningkatan perekonomian masyarakat
c. Pengembangan usaha-usaha kecil dan
menengah lokal untuk pengolahan lanjut
dari komoditi lokal
d. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam
mengelola usaha dan keterampilan teknis
usaha
e. Penguatan institusi/ lembaga lokal (baik
lembaga pemerintahan maupun non
pemerintah) melalui peningkatan kapasitas
leadership dan pengelolaan lembaga
f. Peningkatan dan Pengembangan Kualitas
Sumber Daya Manusia
(3) Community Services (pelayanan kepada
masyarakat).
Bantuan pembangunan infrastruktur yang
dapat menunjang terlaksananya program
Community Relation (hubungan masyarakat)
dan Community Empowerment (pemberdayaan
masyarakat).

22
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

2.3. Wilayah Pelaksanaan Program Pemberdayaan


Masyarakat
Pembagian wilayah ring program pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat, antara lain adalah:

Pembagian Wilayah Ring Program Pengembangan


dan Pemberdayaan Masyarakat

Ring III

Ring II

Ring I

Korporasi

Ring I
Ring I : wilayahnya terkena dampak langsung dari
kegiatan operasional pertambangan, merupakan
lokasi dari keberadaan fasilitas utama perusahaan,
dimana masyarakat memiliki frekuensi hubungan
tinggi dengan perusahaan. Lingkupnya adalah satu
atau beberapa desa yang wilayah atau area
pencarian hidupnya terkena dampak langsung dari
kegiatan perusahaan, baik yang bersifat dampak
lingkungan dan sosial berdasarkan studi baseline
(pendahuluan) dan Amdal (Analisa mengenai dampak
lingkungan).

23
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Ring II
Ring II : wilayahnya terkena dampak langsung dari
kegiatan pertambangan, merupakan lokasi dari
keberadaan fasilitas pendukung perusahaan, dan
masyarakatnya memiliki frekuensi hubungan sedang
dengan perusahaan. Lingkup dari wilayah ini adalah
satu atau beberapa kecamatan dimana terdapat
masyarakat yang terkena dampak tidak langsung
dari operasional perusahaan, baik bersifat dampak
lingkungan dan sosial berdasarkan studi baseline
(pendahuluan) dan Amdal (Analisa mengenai dampak
lingkungan) namun masih dalam lingkup administrasi
kabupaten yang sama dengan wilayah Ring I.
Ring III
Ring III : wilayahnya terkena dampak tidak langsung
dari kegiatan pertambangan, bukan merupakan
lokasi dari keberadaan fasilitas perusahaan, dan
masyarakatnya memiliki frekuensi hubungan rendah
d e n ga n p e r u s a h a a n . L i n g ku p d a r i w i l aya h ini
adalah satu atau beberapa kabupaten yang area
dimana terdapat kelompok masyarakat yang terkena
dampak tidak langsung dari operasional perusahaan
dalam lingkup propinsi yang sama dengan wilayah
Ring I dan Ring II atau lingkup nasional.

24
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

2.4. Organisasi Pelaksana Program Pemberdayaan


Masyarakat
Organisasi yang baik mensyaratkan adanya beberapa
komponen dalam kelembagaannya yaitu antara lain:
• Adanya kebijakan perusahaan pemegang IUP/
IUPK/KK/PKP2B/KP tentang tata kelola pember-
dayaan masyarakat yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan dan pengaturan program pember-
dayaan masyarakat diperusahaan.
• Adanya struktur kelembagaan pengelola program
pemberdayaan masyarakat dalam perusahaan
pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP, beserta staf
pelaksana program pemberdayaan
• Adanya rencana strategis pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat; yang mengintegrasikan
dan mengakomodasi karakteristik, masalah,
kebutuhan, dan potensi seluruh wilayah operasi
perusahaan pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP.
• Adanya mekanisme pelaksanaan struktur
kelembagaan pengelola program pemberdayaan
masyarakat dalam perusahaan pemegang
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP, beserta staf pelaksana
program pemberdayaan dalam bentuk tertulis
(SOP)

25
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

2.5. Fokus Program dan wilayah masyarakat


Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Masa
dalam wilayah dalam wilayah dalam wilayah
Operasi
Ring I Ring II Ring III

Eksplorasi Studi baseline


(studi pendahu-
luan)

Eksploitasi • Community • Commu- • Commu-


empower- nity Relation nity Relation
ment (pem- (hubungan (hubungan
berdayaan masyarakat) masyarakat)
masyarakat) • Commu- • Commu-
• Commu- nity Service nity Service
nity Service (pelayanan (pelayanan
(pelayanan kepada ma- kepada ma-
kepada ma- syarakat) syarakat)
syarakat) • Community
• Commu- empower-
nity Relation ment (pem-
(hubungan berdayaan
masyarakat) masyarakat)

Paska- • Commu- • Commu- • Commu-


tambang nity Relation nity Service nity Relation
(hubungan (pelayanan (hubungan
masyarakat) kepada ma- masyarakat)
• Commu- syarakat) • Commu-
nity Service nity Service
(pelayanan (pelayanan
kepada ma- kepada ma-
syarakat) syarakat)

Tahap Eksplorasi:
Fokus kegiatan program adalah melakukan studi
baseline (studi pendahuluan) yang cukup komprehensif

26
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

sambil melakukan program community relation


(hubungan masyarakat) kepada masyarakat pada
tingkatan ring 1

Tahap Eksploitasi :
Fokus kegiatan adalah melakukan kegiatan community
relation (hubungan masyarakat), community services
(pelayanan kepada masyarakat), dan community
empowerment (pemberdayaan masyarakat) kepada
semua wilayah yang ada, baik untuk masyarakat
yang ada di Ring I, Ring II, dan Ring III.

Tahap Paska Tambang :


Fokus kegiatan adalah melakukan kegiatan community
relation (hubungan masyarakat), community services
(pelayanan kepada masyarakat), dan community
empowerment (pemberdayaan masyarakat) kepada
semua wilayah yang ada, namun lebih fokus kepada
masyarakat yang ada di Ring I dan Ring II.

2.6. Aspek Pembiayaan Dalam Program


a. Dana program pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat dialokasikan bagi implementasi
program dan operasional lembaga kemitraan
b. Jumlah dana program pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat yang digunakan
untuk kegiatan operasional lembaga kemitraan
diatur melalui kesepakatan bersama yang

27
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

disesuaikan dengan kebutuhan operasional


lembaga kemitraan
c. Dana program pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat dialokasikan dalam bentuk :
1. Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya program
termasuk biaya perencanaan program, meliputi:
• Diskusi multistakeholder (participative
planning)
• Sosialisasi program
2. Biaya external relation (hubungan dengan
pihak di luar perusahaan), sebagai aktivitas
supporting (pendukung) dalam pelaksanaan
program-program pemberdayaan, mencakup :
• Membangun kemitraan dengan pihak lain
yang lebih berkompeten dalam bidang
tertentu
• Biaya konsultasi dengan expert (profesional),
lembaga-lembaga swadaya masyarakat,
atau institusi pendidikan di bidang tertentu
yang dibutuhkan yang dapat mendukung
tercapainya sasaran, output (keluaran),
dan goal (tujuan akhir) program
3. Biaya implementasi seluruh aktivitas program
dalam mencapai sasaran, output (keluaran),
dan goal (tujuan akhir) program, termasuk
biaya pengadaan fasilitas, sarana, dan prasarana
yang diperlukan.

28
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

2.7. Fungsi Dan Peran Stakeholders


A. Peran Korporasi/perusahaan
• Mengidentifikasi program
• Merumuskan program yang dilaksanakan
• Menilai kelayakan program
• Menyusun anggaran biaya
• Melakukan kerjasama dengan para stakeholder
(pemangku kepentingan) dalam pelaksanaan
program, dan
• Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
program.
B. Masyarakat
• Memberikan masukan untuk menentukan
arah program community development
(pengembangan masyarakat) yang akan
dilaksanakan.
• Memberikan masukan untuk merumuskan
perencanaan program community development
(pengembangan masyarakat).
• Memberikan informasi, saran, pertimbangan,
atau pendapat dalam penyusunan setiap
pelakasanan program community development
(pengembangan masyarakat).
C. Pemerintah
• Melakukan pembinanan dan pengawasan
serta berfungsi sebagai fasilitator antara
perusahaan dan masyarakat

29
2.8. Matriks Pengelolaan Program Pengembangan Masyarakat

Program Hubungan Program Pelayanan Program Pember


Pember-
Laporan
Program Masyarakat Masyarakat dayaan Masyarakat
Masa yang harus
Pendukung (Community (Community (Community
disusun
Relation) Services) Development
Development)

Eksplorasi/ • Melakukan penyusu- • Melakukan proses • Melakukan perencanaan • Melakukan peren- • Hasil studi
pra-produksi nan baseline (pen- sosialisasi program program pelayanan ma- canaan program baseline (pen-
dahuluan) terhadap kepada masyara- syarakat (community pemberdayaan ma- dahuluan)
masyarakat sekitar kat dan stakeholder relation), hingga paska syarakat (commu- terhadap
lokasi tambang (pemangku kepentingan) tambang nity development), masyarakat
• Membuat peren- setempat. hingga paska tam- wilayah seki-

30
canaan program • Melakukan kegiatan bang tar tambang
pengembangan yang mendukung (Ring I)
dan pemberdayaan kegiatan masyarakat
masyarakat, hingga setempat
paska tambang • Fokus program ke-
pada masyarakat
diwilayah Ring I ,
namun tidak menu-
tup kemungkinan ada
program untuk Ring
II dan Ring III yang
bersifat terbatas
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang
Program Hubungan Program Pelayanan Program Pemberdayaan
Program Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Masa Output
Pendukung (Community (Community (Community
Relation) Services) Development
Development)

Eksploitasi/ • Melakukan peneli- • Melakukan koordi- • Pembangunan infra- • Fokus program pemberdayaan • Laporan Rencana
produksi tian berkala tahunan nasi perencanaan dan stuktur sarana publik diarahkan kepada pemenuhan Pengembangan
kepada masyarakat pelaksanaan program untuk prioritas ma- kecukupan kebutuhan dasar dan Pemberdayaan
wilayah sekitar tam- bersama stakeholder syarakat diwilayah masyarakat yaitu kebutuhan Masyarakat peme-
bang (Ring I , Ring (pemangku kepentingan) Ring I, baru kemu- pangan, tempat tinggal, pendi- gang IUP/IUPK/KK/
II dan Ring III) untuk terkait (pemerintah, dian Ring II dan Ring dikan, dan kesehatan. PKP2B/KP hingga
mengetahui perkem- pemegang IUP/IUPK/ III • Pengembangan program Paska Tambang
bangan dampak dan KK/PKP2B/KP lain, • Memberikan bantu- pemberdayaan diarahkan berikut rencana
perkembangan pro- LSM, dan kelompok an kepada masyara- kepada program pengem- anggaran
gam masyarakat) melalui kat untuk berbagai bangan dan penguatan insti- • Hasil studi penelitian

31
• Melakukan moni- Lembaga Pengem- bidang yang meli- tusi masyarakat berkala (tahunan)
toring dan evalu- bangan dan Pember- puti: • Pengembangan program sosial terhadap masyara-
asi program secara dayaan Masyarakat - Pendidikan • Pengembangan program kat wilayah sekitar
rutin dan konsisten • Mendukung program - Kesehatan ekonomi, yaitu antara lain: tambang (Ring I)
bersama Lembaga pembangunan yang - Sosial budaya - Pengembangan lembaga • Laporan Pengem-
Pengembangan dan direncanakan oleh - keagamaan UKM/UMKM bangan dan
Pemberdayaan Ma- pemerintah melalui - Program ling- - Pengembangan pasar lokal Pemberdayaan
syarakat program Good Gover
Gover- kungan • Pengembangan program Masyarakat peme-
• Persiapan Lembaga nance - Penunjang pendidikan gang IUP/IUPK/KK/
P e n g e m b a n g a n • Melakukan pemban- transportasi • Pengembangan program ke- PKP2B/KP setiap
dan Pemberdayaan gunan Infrastruktur sehatan tahunnya
Masyarakat oleh bersifat terbatas ke- • Program pemberdayaan ma- • Rencana pelak-
pelak
Pemda dan peme- pada masyarakat syarakat diarahkan kepada sanaan program
BAB II. Teknis Pengelolaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

gang IUP/IUPK/KK/ program lingkungan untuk pengembangan


PKP2B/KP paska tambang dan pemberdayaan
masyarakat pada
Program Hubungan Program Pelayanan Program Pemberdayaan
Program Pendu- Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Masa Output
kung (Community (Community (Community
Relation) Services) Development
Development)

Paska- • M e l a k u k a n • Melakukan sos- • Memberikan ban- • Melakukan perbaikan • Laporan pelak-


tambang pemantauan se- ialisasi mengenai tuan kepada ma- program, pemantapan sanaan program
cara berkala ke- berakhirnya waktu syarakat untuk ber- program berkaitan ke- pengembangan
pada masyarakat operasi perusahaan bagai bidang yang mandirian kelompok dan dan pemberday-
wilayah sekitar kepada masyarakat meliputi: peningkatan usaha UKM aan masyarakat
tambang (Ring I dan pemerintah dae- - Pendidikan • Program pemberdayaan pada masa pas-
dan Ring II) pada rah - Kesehatan masyarakat diarahkan ka tambang
masa paska tam- • Melakukan koordina- - Sosial kepada program ling-
bang si perencanaan dan - keagamaan kungan dan program

32
• Melakukan moni- pelaksanaan pro- - Penunjang untuk meningkatkan ke-
toring dan evalua- gram paska tambang transportasi sejahteraan masyarakat
si program secara bersama stakeholder
rutin dan konsisten (pemangku kepentingan)
bersama Lembaga terkait (pemerintah,
Pengembangan pemegang IUP/
dan Pemberday- IUPK/KK/PKP2B/KP
aan Masyarakat lain, LSM, dan ke-
lompok masyarakat)
melalui Lembaga
Pengembangan dan
Pemberdayaan Ma-
syarakat
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang
BAB III

LEMBAGA PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

S alah satu pendekatan penting dalam pelaksanaan


pengembangan masyarakat adalah dengan
bagaimana memperkuat kerjasama antar lembaga
yang ada ditingkat masyarakat, pemerintah, dan
yang ada dipihak perusahaan sendiri sehingga
memberikan hasil yang maksimal bagi masyarakat.
Untuk itu perlu kiranya dibentuk suatu bentuk
kelembagaan yang mendukung akselarasi program
pengembangan masyarakat yang dapat mempertemukan
para stakeholders (pemangku kepentingan) secara
berkala dan efektif dalam bertindak. Ada dua usulan
bentuk kelembagaan yang disarankan yaitu antara
lain adalah bentuk kelembagaan Forum Bersama

33
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

(Multistakeholder) atau Yayasan yang dikelola bersama


para stakeholder (pemangku kepentingan). Pemilihan
kedua bentuk kelembagaan ini disarankan atas dasar
keterkaitan dengan pemilihan lokasi, tipe masyarakat
yang ada disekitar lokasi operasi, tingkat program
pengembangan masyarakat yang ada diwilayah
tersebut, dan sumber daya perusahaan sendiri.

3.1. Bentuk Kelembagaan


Bentuk kelembagaan Pelaksana Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut :
• Forum Multistakeholder (Kelembagaan Forum
Bersama)
• Yayasan Pengembangan Masyarakat

3.2. Keanggotaan Lembaga


Keanggotaan Lembaga Pelaksana Pengembangan
Dan Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari:
• Perusahaan pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
di wilayah kabupaten
• Pemerintah daerah dari tingkat desa, kecamatan
hingga Kabupaten. Untuk tingkat desa dan
kecamatan bisa diwakili oleh aparat desa dan
kecamatan, sedangkan untuk kabupaten
diwakili oleh Bappeda, Dinas Pertambangan,
PMD (Pembangunan Masyarakat Desa) dan
atau unsur pemerintah lainnya yang terkait.

34
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

• Perwakilan masyarakat dari setiap perwakilan


Desa yang berada diwilayah sekitar tambang
• Pihak-pihak lain yang mempunyai perhatian
terhadap masalah pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat disekitar wilayah
sekitar tambang

3.3. Pembentukan Lembaga Pelaksana Pengembangan


Dan Pemberdayaan Masyarakat
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam
pembentukan Lembaga Pelaksana Pengembangan Dan
Pemberdayaan Masyarakat, antara lain adalah:
• Pihak perusahaan pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
melakukan assessment (stakeholder analisis)
bersama penyusunan baseline (laporan
pendahuluan) 1 tentang keberadaan stakeholder
(pemangku kepentingan) yang ada didaerah
operasi pada masa eksplorasi atau pada masa
eksploitasi.
• Pemerintah kabupaten bersama perusahaan
pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP melakukan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pendirian Forum Multistakeholder (Kelem-
bagaan Forum Bersama) atau Yayasan
Pengembangan Masyarakat (YPM).

1. Lihat detail pada Bab III, tentang pengembangan masyarakat

35
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

• Pemerintah kabupaten bersama perusahaan


pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP melaksanakan
suatu Pertemuan Pemberdayaan Masyarakat
bersama masyarakat untuk menentukan bentuk
kelembagaan apakah Forum Multisakeholder
(Kelembagaan Forum Bersama) atau yayasan
dimana kemudian disepakati siapa wakil
masyarakat yang akan duduk sebagai anggota
dalam Badan Musyawarah Yayasan dan Badan
Pengurus Yayasan
• Pertemuan Pemberdayaan Masyarakat sebaiknya
sekurang-kurangnya harus dihadiri minimal
perwakilan setiap desa yang berada di wilayah
sekitar tambang, perwakilan lembaga adat
yang ada didesa wilayah sekitar operasi
perusahaan pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
dan atau lembaga adat ditingkat kabupaten,
serta perwakilan tokoh masyarakat dan agama
yang ada didesa wilayah sekitar operasi
perusahaan pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP.

3.4. Pendanaan dan Sumber Dana


• Dana operasional Forum atau Yayasan diperoleh dari:
a. Pengalokasian maksimum 5 %2 dari dana program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP

2. Angka 5% adalah usulan ideal yang diajukan

36
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

b. Hibah dari pihak lain yang tidak mengikat


c. Gabungan dana antara pemerintah kabupaten
dan perusahaan tambang-perusahaan
tambang (kontribusi bersama)
d. Badan usaha lembaga yang harus disetujui
oleh seluruh semua stakeholder (pemangku
kepentingan) dengan pertimbangan dan
ketentuan-ketentuan yang mengikat
• Laporan pertanggungjawaban keuangan Dana
operasional Pembentukan Lembaga Pelaksana
Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat
dilakukan sekretariat bersama forum atau
badan pelaksana yayasan kepada komite pengawas.
Jenis Pembiayaan
Jenis pembiayaan yang didanai adalah
• Operasional sekretariat kelembagaan
• Kegiatan pertemuan dalam berbagai tingkatan
• Kegiatan perencanaan, monitoring (pemantauan)
dan evaluasi program
Laporan tahunan
Wajib membuat laporan tahunan yang dapat
diaudit oleh pihak ketiga yang sifatnya independen
dan harus diumumkan secara luas terutama kepada
masyarakat sekitar tambang tingkat kabupaten
melalui media cetak, papan pengumuman dan
media elektronik.

37
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

3.5. Peran dan Fungsi Lembaga Pelaksana


Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Pertanggungjawaban
Lembaga Pelaksana Pengembangan Dan Pemberdayaan
Masyarakat bertanggungjawab penuh secara hukum
terhadap kekayaan yang dimilikinya dan melapor
kepada ketiga unsur stakeholders (pemangku
kepentingan). Kalau pertanggungjawaban timbul
dari kelalaian pengurus maka pengurus bertanggung-
jawab secara tanggung renteng.
Hak Lembaga Pelaksana Pengembangan Dan
Pemberdayaan Masyarakat
Lembaga Pelaksana Pengembangan Dan Pemberdayaan
Masyarakat berhak untuk menerima dana fungsi
operasional, administrasi, koordinasi, monitoring
(memantau), dan evaluasi
Kewajiban
Lembaga Pelaksana Pengembangan Dan Pemberdayaan
Masyarakat wajib merencanakan dan menetapkan
program pengembangan masyarakat sekitar
tambang tingkat kabupaten yang selaras dengan
program pengembangan masyarakat pemerintah
kabupaten

38
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Peran Lembaga Pelaksana Pengembangan Dan


Pemberdayaan Masyarakat
Peran lembaga pelaksana pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Sebagai lembaga yang merencanakan dan
menetapkan program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat melalui proses
ko o rd i n a s i a nta ra p e r u s a h a a n ta m bang
pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP, pemerintah
daerah, dan perwakilan masyarakat yang
berada di wilayah kabupaten.
b. Mempunyai peran sebagai lembaga pemantau
(monitoring) dan evaluasi terhadap program
pengembangan masyarakat yang dilakukan
oleh pihak-pihak yang menjadi anggota
lembaga pelaksana melalui pemantauan
pencapaian indikator dan dampak yang dihasilkan
oleh program

3.6. Bentuk Lembaga Pengembangan dan


Pemberdayaan Masyarakat Pemegang
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
3.6.1 Forum Multistakeholder
• Lembaga Pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
berbentuk forum

39
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

• Berkedudukan di tingkat kabupaten dimana


satu atau lebih perusahaan tambang beroperasi
• Forum Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat didirikan saat perusahaan tambang
telah memegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
• Pembentukan Forum Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat di lakukan oleh
pemerintah kabupaten
• Pembentukan Forum Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat dilakukan selambat-
lambatnya 1 tahun setelah Permen ini disahkan
Struktur Organisasi Forum Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat minimum terdiri dari :
 Dewan Pengarah
 Dewan Penasihat
 Sekretariat bersama

DEWAN DEWAN
PENASIHAT PENGARAH

Sekretariat bersama
(Koordinator dan Unit Kerja)

40
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Struktur Organisasi Dalam Forum


Dewan Penasehat
Keanggotaan dewan penasehat diusulkan
terdiri dari:
o Bupati
o Perwakilan dari pihak perusahaan pada
tingkat pengambil kebijakan tertinggi di
tingkat kabupaten yang dipilih berdasarkan
kesepakatan dari semua pemegang IUP/IUPK/
KK/PKP2B/KP
o Perwakilan dari masyarakat yang dari wilayah
yang terkena operasi perusahaan. Perwakilan
ditunjuk berdasarkan kesepakatan antara
pemerintah daerah, pihak perusahaan, dan
masyarakat seluruh desa yang terkena dampak.
o Perwakilan dari Lembaga Adat pada tingkat
kabupaten, yang disepakati oleh lembaga
adat yang ada ditingkat kecamatan dan
desa.
o Perwakilan dari tokoh masyarakat atau tokoh
agama atau Lembaga independen (LSM atau
akademisi) pada tingkat kabupaten yang
diajukan oleh pemerintah dan disepakati
oleh wakil perusahaan dan masyarakat.

41
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Dewan Pengarah
Keanggotaan dewan pengarah diusulkan terdiri dari:
• Perwakilan dari pihak pemerintah daerah
o Sekretaris Daerah Kabupaten
o Bappeda
o Dinas Pertambangan
o Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat
Desa)
• Perwakilan dari pihak pemerintah daerah dari
tingkat propinsi yang diwakili oleh Bappeda
Propinsi
• Perwakilan dari pihak akademisi atau kalangan
profesional atau lembaga mitra independen
(sebagai pendamping komuniti) yang mempunyai
perhatian terhadap permasalahan pember-
dayaan masyarakat sekitar lokasi tambang
yang ada ditingkat kabupaten/propinsi/
nasional yang dipilih bersama dalam suatu
rapat bersama yang diwakili oleh masing-
masing stakeholder (pemangku kepentingan).
• Perwakilan dari pihak perusahaan yang
memegang posisi manajer pada bidang
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
yang dipilih berdasarkan kesepakatan dari
semua perusahaan pemegang IUP/IUPK/KK/
PKP2B/KP.
• Perwakilan dari masyarakat berdasarkan hasil
forum rapat bersama yang diadakan sebelumnya

42
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

oleh perusahaan yang dipantau oleh pihak


pemerintah dan lembaga independen (LSM
atau universitas).
Sekretariat Bersama
Keanggotaan sekretariat bersama diusulkan
terdiri dari:
• Perwakilan perusahaan pemegang IUP/IUPK/
KK/PKP2B/KP
• Perwakilan pemerintah yang ada ditingkat
kabupaten (diusulkan adalah pejabat setingkat
dibawah Sekda yang bertanggungjawab
langsung kepada Sekda dan Bupati)
• Perwakilan pemerintah yang ada ditingkat
propinsi
• Perwakilan pemerintahan desa
• Perwakilan lembaga-lembaga desa (seperti
karang taruna, LPM, dsb)
• Perwakilan dari komuniti yang menjadi subjek
program
• Perwakilan dari pihak akademisi atau lembaga
mitra independen (pendamping komuniti)
untuk aktivitas teknis
Tanggungjawab dan Kewajiban
Dewan Penasehat
1. Menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan; pengawasan
dan pengendalian implementasi PROGRAM

43
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

PENGEMBANGAN MASYARAKAT yang dilakukan


oleh masing-masing anggota dalam lembaga;
2. Menerima usulan-usulan dari masyarakat
luas dan merekomendasi atau memutuskan
berkaitan tentang pelaksanaan program
PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT/
comdev yang dilakukan oleh anggota lembaga
untuk kemudian memberikan usulan tindak
lanjut kepada Sekretariat bersama Lembaga
Pelaksana Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat; dan
3. Menerima usulan-usulan dari masyarakat
luas dan merekomendasi atau memutuskan
berkaitan tentang pelaksanaan program yang
dilakukan oleh Sekretariat bersama Lembaga
Pelaksana Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat untuk kemudian memberikan
usulan kepada Sekretariat bersama untuk
ditindaklanjuti; dan
4. Anggota Dewan Pengarah Lembaga Pelaksana
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
bertanggung jawab untuk menyampaikan
hasil kerja dan keputusan Lembaga Pelaksana
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
kepada stakeholder (pemangku kepentingan)
yang menjadi anggota dan masyarakat luas
secara berkala.

44
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dewan Pengarah
1. Melakukan monitoring dan evaluasi keberhasilan
implementasi PROGRAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT yang dilakukan oleh anggota
lembaga.
2. Membentuk sekretariat bersama/sekretariat
bersama untuk melaksanakan program-
program yang sudah disusun bersama antara
Dewan Penasehat dan Sekretariat bersama,
serta menetapkan ruang lingkup kerja
sekretariat bersama.
3. Memberikan usulan dan pertimbangan
kepada Sekretariat bersama atas permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh sekretariat
bersama dan anggota-anggota dalam lembaga.
4. Anggota Dewan penasehat bertanggung
jawab untuk menyampaikan hasil kerja dan
keputusan lembaga kepada kelompok pihaknya
masing-masing.
Sekretariat Bersama
1. Melakukan komunikasi dan koordinasi kepada
stakeholder (pemangku kepentingan) berkaitan
dengan program-program pengembangan
masyarakat yang diadakan oleh masing-masing
anggota
2. Melaksanakan program kegiatan berdasarkan
apa yang sudah disusun bersama antara Dewan

45
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Pengarah, Dewan Penasehat dan sekretariat


bersama sendiri selama periode waktu yang
disepakati
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi keberhasilan
implementasi PROGRAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT yang dilakukan oleh masing-
masing anggotanya;
4. Melakukan penelitian dan kegiatan pengembangan
kapasitas anggota sesuai petunjuk dari Dewan
Pengarah dan Dewan Penasehat; dan
5. Melaporkan kegiatan selama membuat,
menyajikan dan mengajukan hasil kajian
persoalan kepada Dewan Pengarah Forum.
Implikasi Forum
• Dasar hukum dari forum adalah SK Bupati
yang ditujukan kepada semua perusahaan
pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP yang ada
diwilayah tersebut
• Forum multistakeholder adalah suatu lembaga
yang dibentuk atas dasar kesukarelaan dan
semangat bekerjasama untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang ada diwilayah
tersebut
• Karena bentuk forum yang bersifat sukarela
hendaknya semua keputusan berdasarkan
atas azas kesepakatan dan persetujuan
bersama yang diketahui oleh semua pihak

46
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

3.6.2. Yayasan Pengembangan Masyarakat


• Lembaga Pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
berbentuk Yayasan yang berikutnya disebut
sebagai Yayasan Pengembangan Masyarakat
(YPM)
• Tempat Kedudukan Yayasan Pengembangan
Masyarakat sekitar tambang (YPM) berkedudukan
di tingkat kabupaten dimana satu atau lebih
perusahaan tambang beroperasi
• Yayasan didirikan saat perusahaan tambang
telah memegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
• Pembentukan Yayasan Pengembangan Masyarakat
(YPM) di lakukan oleh pemerintah kabupaten
• Pembentukan Yayasan Pengembangan Masyarakat
(YPM) dilakukan selambat-lambatnya 1 tahun
setelah Permen ini disahkan
Struktur organisasi
Struktur organisasi Yayasan Pengembangan
Masyarakat (YPM) minimum terdiri dari :
 Badan Musyawarah Yayasan
 Badan Pengurus Yayasan
 Badan pelaksana Yayasan

47
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Struktur Kelembagaan yayasan

Badan Musyawarah Yayasan

Badan Pengurus Yayasan

Sekretariat Bersama Yayasan

• Ketua
• Sekretaris
• Bendahara

• Pengembangan struktur Organisasi dalam


badan pelaksana dapat dilakukan penyesuaian
sesuai dengan kebutuhan Yayasan Pengembangan
Masyarakat (YPM)
Keanggotaan Masing-masing Bagian
Badan Musyawarah Yayasan
Anggota Badan Musyawarah Yayasan:
o Bupati
o 1 orang perwakilan dari pihak perusahaan
pada tingkat pengambil kebijakan tertinggi
di tingkat kabupaten yang dipilih berdasarkan

48
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

kesepakatan dari semua pemegang IUP/IUPK/


KK/PKP2B/KP
o 1 orang perwakilan dari masyarakat berdasarkan
hasil keputusan Pertemuan pemberdayaan
masyarakat
o 1 orang perwakilan dari Lembaga Adat pada
tingkat kabupaten yang dipilih berdasarkan
hasil keputusan Pertemuan pemberdayaan
masyarakat
o 1 orang perwakilan dari tokoh masyarakat
atau tokoh agama pada tingkat kabupaten
yang dipilih berdasarkan hasil keputusan
Pertemuan pemberdayaan masyarakat
Badan Pengurus
Keanggotaan dari Badan Pengurus adalah sebagai
berikut:
o Sekretaris Daerah Kabupaten
o 1 orang perwakilan dari Bappeda
o 1 orang perwakilan dari Dinas Pertambangan
o 1 orang perwakilan dari Dinas PMD (Pember-
dayaan Masyarakat Desa)
o 2 orang perwakilan dari pihak perusahaan
yang memegang posisi manajer pada bidang
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
yang dipilih berdasarkan kesepakatan dari
semua perusahaan pemegang IUP/IUPK/KK/
PKP2B/KP

49
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

o 2 orang perwakilan dari masyarakat berdasarkan


hasil keputusan pertemuan pemberdayaan
masyarakat
o 1 orang perwakilan dari pihak akademisi
yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan
Badan Musyawarah Yayasan
o 1 orang perwakilan dari pihak lembaga swadaya
masyarakat atau lembaga independen atau
perseorangan yang mempunyai perhatian
terhadap permasalahan pemberdayaan
masyarakat sekitar lokasi tambang yang ada
ditingkat kabupaten/propinsi/nasional yang
ditunjuk berdasarkan kesepakatan Badan
Musyawarah Yayasan
Badan pelaksana
• Badan pelaksana diangkat oleh Badan
Musyawarah Yayasan dan Badan Pengurus,
dimana pengurus tidak terafiliasi kepada
ketiga unsur pendiri yayasan dan minimal
sekurang-kurangnya terdiri dari:
 Ketua
 Sekretaris
 Bendahara
• Badan pelaksana dilarang memiliki hubungan
keluarga karena perkawinan atau keturunan
sampai derajat ketiga, baik secara horizontal
maupun vertikal dengan ketiga unsur yayasan

50
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

serta melaksanakan tugas kepengurusan


sesuai dengan ketentuan hari dan jam kerja
Yayasan bukan bekerja paruh waktu (part
time)
Tanggungjawab dan kewajiban
Badan Musyawarah Yayasan
1. Menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan; pengawasan dan
pengendalian implementasi program yang
dilakukan oleh Badan Pengurusan dan Badan
pelaksana Yayasan Pengembangan Masyarakat;
2. Menerima usulan-usulan dari masyarakat
luas dan merekomendasi tentang pelaksanaan
program pengembangan masyarakat yang
dilakukan oleh anggota yayasan dengan
memberikan usulan tindak lanjut kepada
Badan Pengurus dan Badan pelaksana Yayasan;
dan
3. Menerima usulan-usulan dari masyarakat
luas dan merekomendasi berkaitan tentang
pelaksanaan program yang dilakukan
oleh Badan Pengurus dan Badan pelaksana
yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat untuk kemudian memberikan
usulan kepada Badan pelaksana untuk
ditindaklanjuti; dan

51
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

4. Menerima laporan kegiatan Badan pengurus


yayasan selama 1 tahun kegiatan dalam
pertemuan tahunan yayasan yang dihadiri
sekurang-kurangnya setengah dari jumlah
keseluruhan anggota
5. Mengadakan pertemuan tahunan seluruh
anggota yayasan selama 1 kali dalam masa
periode untuk melaporkan seluruh hasil
kegiatan selama 1 kali masa periode kepada
anggota secara keseluruhan. Pertemuan
tahunan seluruh anggota dapat dikatakan
sah jika dihadiri sekurang-kurangnya dihadiri
setengah dari jumlah seluruh anggota.
Pertemuan anggota yayasan bertujuan untuk :
• Mengevaluasi program selama 1 kali masa
tahun
• Merencanakan program kerja badan
musyawarah, badan pengurus, dan badan
musyawarah, badan pengurus, dan badan
pelaksana untuk 1 tahun ke depan
Badan Pengurus yayasan
1. Melakukan monitoring (pemantauan) dan
evaluasi keberhasilan implementasi program
pengembangan masyarakat yang dilakukan
oleh anggota yayasan
2. Membentuk badan pelaksana yayasan untuk
melaksanakan program-program yang sudah

52
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

disusun bersama antara Badan Musyawarah


yayasan dan Badan pelaksana yayasan, serta
menetapkan ruang lingkup kerja badan
pelaksana.
3. Memberikan usulan dan pertimbangan
kepada Badan pelaksana atas permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh badan
pelaksana dan anggota-anggota dalam lembaga
4. Anggota Badan Pengurus Yayasan bertang-
gung jawab untuk menyampaikan hasil kerja
dan keputusan yayasan kepada kelompok
perwakilannya masing-masing.
5. Menerima laporan kegiatan Badan pelaksana
yayasan selama 1 tahun kegiatan dalam
pertemuan tahunan yayasan yang dihadiri
sekurang-kurangnya setengah dari jumlah
keseluruhan anggota
Badan pelaksana Yayasan
1 Melakukan pengumpulan program pengem-
bangan dan pemberdayaan yang direncanakan
dan dilaksanakan oleh semua anggota yayasan
2 Melakukan perencanaan program pengem-
bangan dan pemberdayaan masyarakat
ditingkat kabupaten selama 1 tahun periode
berdasarkan perencanaan program pengem-
bangan dan pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh masing-masing anggota

53
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

3 Melakukan penetapan perencanaan program


pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh semua anggota yayasan,
terutama pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
untuk diajukan kepada pemerintah pusat
4 Melakukan komunikasi dan koordinasi
kepada anggota dan stakeholder (pemangku
kepentingan) lain berkaitan dengan program-
program pengembangan masyarakat yang
diadakan oleh masing-masing anggota
5 Melaksanakan program kegiatan berdasarkan
apa yang sudah disusun bersama antara
Dewan Pengarah, Dewan Penasehat dan
badan pelaksana sendiri selama periode
waktu yang disepakati
6 Melakukan pemantauan dan evaluasi
keb e r h a s i l a n i m p l e m e nta s i p ro g ram
pengembangan masyarakat yang dilakukan
oleh masing-masing anggotanya;
7 Melakukan penelitian dan kegiatan
pengembangan kapasitas anggota sesuai
petunjuk dari Badan Musyawarah Yayasan
dan Badan Pengurus Yayasan; dan
8 Melaporkan kegiatan badan pelaksana
yayasan selama 1 tahun periode kepada
Badan Pengurus Yayasan dan Badan
Musyawarah yayasan

54
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Implikasi Yayasan
Implikasi hukum Yayasan Pengembangan
Masyarakat di atur berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun
2001 tentang pembentukan yayasan
1. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh musyawarah
besar anggota Yayasan Pengembangan
Masyarakat yang dilakukan 1 kali dalam satu
tahun
2. Pimpinan dipegang oleh Ketua Umum yang
dibantu oleh Sekretaris Pelaksana dan
Bendahara
3. Ketua Umum adalah penanggungjawab
tertinggi semua kegiatan-kegiatan Yayasan
Pengembangan Masyarakat
4. Sekretaris Pelaksana adalah pelaksana harian
kegiatan-kegiatan Yayasan Pengembangan
Masyarakat
5. Bendahara adalah penanggungjawab tertinggi
dibidang keuangan Yayasan Pengembangan
Masyarakat
6. Yayasan wajib juga membuat laporan tahunan
7. Dalam pembuatan akta pendirian Yayasan,
pendiri dapat diwakili oleh orang lain ber-
dasarkan surat kuasa.
8. Anggaran Dasar Yayasan sekurang-kurangnya
memuat :

55
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

a. nama dan tempat kedudukan;


b. maksud dan tujuan serta kegiatan untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut;
c. jangka waktu pendirian;
d. jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari
kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uang
atau benda;
e. cara memperoleh dan penggunaan kekayaan;
f. tata cara pengangkatan, pemberhentian,
dan penggantian anggota Pembina, Pengurus,
dan Pengawas;
g. hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus,
dan Pengawas;
h. tata cara penyelenggaraan rapat organ
Yayasan;
i. ketentuan mengenai perubahan Anggaran
Dasar;
j. penggabungan dan pembubaran Yayasan;
dan
k. penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau
penyaluran kekayaan Yayasan setelah
pembubaran.
l. Hal lain yang belum diatur dalam Anggaran
Dasar ini, akan diatur selanjutnya dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan/
ketentuan tersendiri yang disahkan oleh
Dewan Pembina/Penasehat.

56
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

m. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga dilakukan di Musyawarah
Kerja dengan persetujuan Dewan Pembina/
Penasehat dan 2/3 suara setuju dari Anggota
Yayasan pengembangan masyarakat
n . Pem b u b a ra n Yaya s a n d a p at d i l a kukan
berdasarkan :
 Putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap berdasarkan alasan
 Yayasan melanggar ketertiban umum dan
kesusilaan
 Jangka waktu yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar berakhir
9. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat di-
laksanakan berdasarkan keputusan rapat
Dewan Pengarah.

3.7. Prinsip-Prinsip Lembaga


Prinsip-Prinsip Lembaga Pelaksana Pengembangan
Dan Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Transparansi. Lembaga Pelaksana Pengembangan
dan Pemberdayaan Masyarakat haruslah mempunyai
tata kelola arus informasi dan pelaporan yang
transparan dan mempunyai akses terhadap
publik sehingga dapat diketahui capaiannya.

57
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

2. Partisipasi. Adanya rumusan kebijakan yang


terkait dengan masalah keterbukaan dan
keterlibatan stakeholder (pemangku kepentingan)
dalam pengambilan keputusan dan pengawasan
pelaksanaannya serta pelaporannya secara
berkala.
3. Akuntabilitas. Adanya sistem kebertanggung-
j awa b a n ata s s e m u a ya n g d i l a ks a n a kan
terhadap publik dan stakeholder (pemangku
kepentingan) atas pelaksanaan fungsi, tugas dan
tanggung jawab Lembaga Pelaksana Pengembangan
dan Pemberdayaan Masyarakat.
4. Responsif. Setiap Lembaga Pelaksana Pengembangan
dan Pemberdayaan Masyarakat semestinya
mampu bersikap tanggap respon terhadap
setiap permasalahan yang berkaitan dengan
publik dan kepentingan stakeholder (pemangku
kepentingan).
5. Berkelanjutan. Lembaga Pelaksana Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat haruslah mampu
merancang rencana strategis secara komprehensif
dan menyeluruh sehingga dapat memberikan
dampak pembangunan yang berkelanjutan.
6. Berwawasan lingkungan. Lembaga Pelaksana
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
haruslah mampu memberikan perhatian terhadap
setiap kebijakan dan kegiatan yang dilakukan

58
BAB III. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

oleh lembaga dan anggotanya terhadap


dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan.

59
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

60
BAB IV

PERENCANAAN
DAN PELAPORAN

4.1. Perencanaan
(1) Rencana Kerja oleh pemegang IUP/IUPK/KK/
PKP2B/KP
a. Setiap pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
wajib menyusun rencana kerja program
pengembangan masyarakat tahunan
b. Pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP menyampaikan
rencana kerja kepada forum atau yayasan
yang berfungsi sebagai lembaga pengem-
bangan masyarakat selambatnya 90 hari
sebelum berjalan tahun anggaran baru
c. Rencana kerja tahunan dibahas dan
dikoordinasikan dengan stakeholder
(pemangku kepentingan) lain (anggota lembaga)
dalam pertemuan triwulan akhir tahun

61
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

d. Rencana program tahunan ditetapkan dan


disetujui oleh lembaga forum atau yayasan
dalam pertemuan triwulan akhir tahun
lembaga mitra
(2) Pedoman Penyusunan Laporan Perencanaan
Terdapat beberapa aspek yang perlu tercantum
dalam dokumen rencana kerja program:
a. Sasaran (target program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat)
b. Output (tujuan jangka pendek tahunan atau
bulanan)
c. Goal (tujuan jangka panjang cakupan beberapa
tahun)
d. Program
e. Indikator pencapaian program

4.2. Pelaporan
(1) Setiap pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
menyusun laporan tahunan pelaksanaan
program pengembangan masyarakat dan laporan
triwulan perkembangan program.
(2) Laporan Triwulan
a. Laporan triwulan disampaikan kepada
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat selambatnya 14 hari sebelum
pertemuan triwulan stakeholder (pemangku
kepentingan)

62
BAB IV. Perencanaan dan Pelaporan

b. Laporan triwulan dibahas dalam pertemuan


triwulan lembaga Lembaga Pengembangan
dan Pemberdayaan Masyarakat, sebagai bahan
diskusi:
1. Progress kegiatan, didasarkan pada laporan
perencanaan awal tahun
2. Sharing permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan
3. Merumuskan strategi mengatasi permasalahan
4. Evaluasi keseluruhan kegiatan sebagai
dasar untuk tindak lanjut pelaksanaan
kegiatan berikutnya
(3) Laporan Tahunan
Laporan tahunan disampaikan kepada Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
selambatnya 30 hari setelah selesai tahun
anggaran sebelumnya.
(4) Pedoman penyusunan laporan pelaksanaan
a. Halaman kulit
1. Judul, nama, dan lokasi program
2. Nama-nama dari yang terlibat proses
evaluasi
3. Nama-nama lembaga atau departemen
yang terkait dengan program
4. Periode waktu laporan
5. Waktu laporan diselesaikan

63
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

b. Ikhtisar Eksekutif/ Ringkasan


Berisi tentang ringkasan dari isi laporan
secara menyeluruh yang berisikan penjelasan
tentang tujuan dari evaluasi, untuk siapa
laporan ini dibuat, bagaimana proses evaluasi
dilakukan, sejauh mana pencapaian keberhasilan
dan kendala-kendala yang dihadapi, serta
kesimpulan dan rekomendasi.
c. Daftar Isi
Buatlah daftar isi yang jelas, sehingga dapat
membantu pembaca untuk menemukan bagian-
bagian yang tertentu yang diminati olehnya.
d. Latar Belakang
1. Bagian ini akan membawa program dalam
bentuk perspektif dan menggambarkan
keaslian, obyektif dan berkembang.
2. Jelaskan, waktu, mengapa dan bagaimana
program dimulai, siapa yang terlibat
3. Pemaparan penggunaaan dan pertanggung-
jawaban biaya/anggaran
4. Sasaran-sasaran yang dianggap prioritas
5. Aktivitas apa saja yang menjadi atau
dianggap penting dan sumberdaya apa
saja yang dilibatkan.
6. Panjang halaman dari bagian ini tergantung
dari laporan dan sasaran dari program.
7. Pendapat-pendapat yang berbeda tentang
program ini.

64
BAB IV. Perencanaan dan Pelaporan

e. Tujuan Pelaporan
1. Jelaskan tujuan dari evaluasi dan tetapkan
siapa stakeholder (pemangku kepentingan)
yang menjadi pembaca laporan ini.
2. Jelaskan juga stakeholder (pemangku
kepentingan) saja yang menjadi sasaran
laporan ini
3. Jelaskan secara tepat alasan dari rencana
khusus evaluasi ini dan metode yang digunakan
untuk memperoleh informasi.
4. Berikan penjelasan tentang masalah-
masalah yang dihadapi dalam evaluasi,
seperti tenaga kerja, biaya, sumberdaya
materi dan konteks politik.
f. Hasil (pencapaian dari indikator umum dan
khusus, sebagaimana tercantum dalam laporan
rencana kerja tahunan)
1. Di mana dan bagaimana program dikembangkan
2. Bagaimana informasi diperoleh
3. Bagaimana segi keabsahannya dan
ketepatan implementasi program
4. Rencana waktu atau rencana evaluasi
g. Kesimpulan
1. Sasaran dari pencapaian program yang
sudah nyata.
2. Aspek–aspek mana saja dari program yang
merupakan kekuatan, dan yang mana yang
perlu difokuskan untuk diperkuat.

65
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

3. Apakah ada individu atau materi dari


sumberdaya dalam program yang digunakan
secara efisien.
4. Bagaimana program dapat berubah seiring
dengan adanya waktu.
5. Penjelasan anggaran
6. Dampak apa saja yang muncul dari adanya
program ini.
h. Rekomendasi
1. Buat daftar apa saja yang direkomendasi
berkenaan dengan hasil dari evaluasi yang
dibuat.
2. Dengan dasar kesimpulan yang telah
dibuat, tindakan-tindakan apa saja yang
diperlukan untuk disarankan dilakukan.
i. Lampiran
Berisikan penjelasan lebih lanjut ataupun
keterangan pendukung dari isi laporan secara
keseluruhan.

66
BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

5.1. Evaluasi dan Monitoring (Pemantauan) Program


Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
1. Monitoring (pemantauan) dan evaluasi program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
dilakukan tidak hanya sebagai bentuk pertanggung-
jawaban internal kepada manajemen maupun
pemegang saham, tetapi juga merupakan bentuk
pertanggungjawaban kepada stakeholder
(pemangku kepentingan), yaitu pihak-pihak
yang selama ini terlibat dalam pelaksanaan
program, terutama komuniti sebagai sasaran
program.

67
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

2. Monitoring (pemantauan) evaluasi dan pelaporan


sebagai pertanggung jawaban internal mencakup:
• Efisiensi dan efektifitas program
• Identifikasi capaian riil program di lapangan
• Bahan rekomendasi untuk perencanaan
program CSR/CD berikutnya, melalui Identifikasi
keunggulan dan kelemahan program sebelumnya
• Pertanggungjawaban terhadap shareholders
(pemegang saham)
3. Monitoring (pemantauan) dan evaluasi sebagai
pertanggung jawaban terhadap stakeholder
(pemangku kepentingan) mencakup:
• Identifikasi persepsi (pandangan), ekspektasi
(keinginan), dan kebutuhan stakeholders
(pemangku kepentingan)
• Mengembangkan relasi dan kerjasama yang
b a i k d en ga n sta keh o l d er s ( p e m a n g ku
kepentingan)
• Pertanggungjawaban terhadap stakeholders
(pemangku kepentingan)
• Bagian dari upaya pemberdayaan kapasitas
pihak-pihak yang terkait
4. Monitoring (pemantauan) dan evaluasi dilakukan
secara berkala meliputi :
• Pra – monitoring (pemantauan sebelum program)
dan evaluasi, dilakukan sebelum pelaksanaan
suatu program pengembangan masyarakat.

68
BAB V. Monitoring dan Evaluasi

• On going – monitoring (pemantauan ketika


program berjalan) dan evaluasi, dilakukan
selama program sudah berjalan.
• Post – monitoring (pemantauan setelah
program selesai dilaksanakan) dan evaluasi,
dilakukan pada saat program sudah selesai
dilaksanakan.
5. Pelaksanaan monitoring (pemantauan) dan
evaluasi setidaknya meliputi:
• Mencatat perkembangan program
• Memantau proses dan kemajuan program
secara terus menerus
• Mengidentifikasi masalah dan persiapan yang
muncul
• Merumuskan pemecahan masalah
• Membuat laporan kemajuan secara rutin
dalam kurun waktu pendek
• Mengkaji relevansi (kesesuaian), efisiensi,
efektivitas dan dampak suatu program
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
6. Monitoring (pemantauan) dan evaluasi ini
dilakukan oleh pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan program yang mewakili :
• Lembaga kemitraan
• Perusahaan
• Masyarakat
• Pemerintah daerah

69
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

7. Hal-hal yang menjadi bagian pokok untuk di


monitoring (dipantau) dan evaluasi :
• Perencanaan kegiatan
• Penggunaan berbagai Sumber Daya (SDM,
dana, informasi, waktu, dll)
• Pelaksana kegiatan
• Hasil kegiatan
• Tujuan dan manfaat

5.2. Indikator Program


1. Kualitas program dinilai berdasarkan indikator
umum dan khusus yang merupakan dasar
evaluasi untuk menilai pencapaian program
pengembangan masyarakat terhadap tujuan
dan sasaran.
2. Indikator umum merupakan kriteria umum
dalam menjaga kualitas program, mencakup:
a. Partisipatif dan keberlanjutan
• Program dirumuskan pada tingkat desa
melalui FGD (focus group discussion)
(diskusi terfokus) bersama dengan
masyarakat dan pemerintah lokal
• Masyarakat (beserta lembaga lokal berbasis
masyarakat) adalah sasaran dan subjek
(pelaku utama) program, IUP/IUPK/KK/
PKP2B/KP memberikan fungsi pendampingan,
pemerintah lokal sebagai pembina program

70
BAB V. Monitoring dan Evaluasi

b. Program berbasiskan pada karakteristik


dan kearifan lokal sebagaimana tercantum
dalam hasil penelitian sosial (social mapping).
c. Perbaikan pada tingkat pendidikan, kesehatan,
dan perekonomian masyarakat lokal (diukur
pada tingkat desa dan disesuaikan dengan
prioritas sasaran program)
3. Indikator khusus merupakan kriteria spesifik
dari indikator umum yang dirumuskan sesuai
dengan kondisi pada masing-masing wilayah, dan
dicantumkan dalam laporan rencana kerja,
dengan pertimbangan:
a. Indikator khusus harus dapat terukur secara
objektif
b. Indikator dirumuskan spesifik berdasarkan
setiap kegiatan program yang dirinci untuk
setiap wilayah sasaran program
c. Relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai

71
5.3. Matriks Indikator Program

Community Relation Community Services Community Empowerment


Masa
(Program Hubungan (Program Pelayanan (Program Pemberdayaan
Operasi
Masyarakat ) Masyarakat) Masyarakat)

Eksplorasi • Masyarakat dan pemerintah • Jumlah partisipasi warga dalam • Telah disusun hasil studi baseline
daerah mengetahui akan adanya perencanaan program minimal (pendahuluan) terhadap masyarakat
proses eksploitasi di wilayahnya. 20% dari jumlah masyarakat wilayah sekitar tambang
Minimal telah dilakukan 1x sasaran program yang ada di • Adanya Laporan Rencana Pengem-
konsultasi publik di tiap-tiap Ring 1 bangan dan Pemberdayaan Masyara-
desa yang menjadi wilayah kat pemegang IUP/IUPK/KK/PKP2B/

72
sekitar operasional pemegang KP hingga Paska Tambang berikut
IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP (Ring I rencana anggaran
dan Ring II) • Rencana program Pengembangan
• Masyarakat mengetahui kegiatan- dan pemberdayaan masyarakat sesuai
kegiatan yang akan dilakukan dengan kebutuhan masyarakat (sesuai
perusahaan. dengan hasil identifikas pada baseline
• Adanya keterlibatan masyarakat data)
dalam penyusunan rencana
pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang
Community Relation Community Services Community Empowerment
Masa
(Program Hubungan (Program Pelayanan (Program Pemberdayaan
Operasi
Masyarakat ) Masyarakat) Masyarakat)

Eksploitasi • Masyarakat dan pemerintah • Peningkatan jumlah sarana dan • Terdapat Hasil studi penelitian berkala
daerah mengetahui akan adanya prasarana serta jalan yang telah (tahunan) terhadap masyarakat wilayah
proses eksploitasi di wilayahnya. dibangun perusahaan sekitar tambang
• Masyarakat mengetahui kegiatan- • Jumlah partisipasi warga dalam • Terdapat Laporan Pengembangan dan
kegiatan yang akan dilakukan program minimum 50% jumlah Pemberdayaan Masyarakat pemegang
perusahaan. masyarakat sasaran program IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP setiap tahunnya
• Terbentuknya Yayasan/Forum dari wilayah Ring 1 • Terdapat Rencana pelaksanaan program
Pengembangan Masyarakat di • Meningkatnya rata-rata tingkat pengembangan dan pemberdayaan
tingkat Kabupaten pendidikan dan kesehatan masyarakat hingga masa paska tambang
• Masyarakat dan pemerintah masyarakat dibandingkan dari • Terbentuk UKM dan kelembagaan lokal

73
daerah mendukung kegiatan kondisi sebelumnya (dibanding- lainnya yang mendukung peningkatan
eksploitasi perusahaan kan dengan data baseline(data perekonomian masyarakat.
• Program-program community awal)) • Meningkatnya pendapatan masyarakat
relation (Hubungan masyarakat) • Adanya perbaikan sarana- sebesar minimum 30% dibandingkan dari
berjalan sesuai dengan rencana prasarana pendidikan dan
BAB V. Monitoring dan Evaluasi

data baseline (data awal)


program dan pemberdayaan kesehatan dibandingkan dengan • Jumlah partisipasi warga dalam program
masyarakat data baseline (data awal) minimum 50% jumlah masyarakat
• Program community services sasaran program Ring 1
(pelayanan kepada masyarakat) • Program community empowerment
berjalan sesuai dengan rencana (pemberdayaan masyarakat) berjalan
program pengembangan dan sesuai dengan rencana program dan
pemberdayaan masyarakat pemberdayaan masyarakat
• Terciptanya berbagai lapangan usaha
mandiri masyarakat dibandingkan dengan
data baseline (data awal)
Community Relation Community Services Community Empowerment
Masa
(Program Hubungan (Program Pelayanan (Program Pemberdayaan
Operasi
Masyarakat ) Masyarakat) Masyarakat)

Pasca - • Masyarakat dan Pemda menge- • Peningkatan jumlah sarana dan • Terciptanya Kemandirian dan keber-
Tambang tahui tentang habisnya masa prasarana desa. lanjutan masyarakat
operasi perusahaan. • Meningkatnya tingkat pendidikan • Terdapat peningkatan pendapatan
• Masyarakat dan Pemda menge- dan tingkat kesehatan masyara- masyarakat sebesar minimum 50 %
Pedoman Pengembangan dan
BAB

tahui program yang akan dilaku- kat • Tidak ada tuntutan masyarakat
kan perusahaan setelah masa • Jumlah partisipasi warga dalam terhadap perusahaan terkait program
operasi habis program 70% dari jumlah pengembangan dan pemberdayaan
• Jumlah partisipasi warga dalam masyarakat sasaran program masyarakat
Pemberdayaan

program minimum 70% dari • Terbentuk kelembagaan ekonomi

74
V. Monitoring

jumlah masyarakat sasaran mandiri


program • Program community services
• Masyarakat dan pemerintah (pelayanan kepada masyarakat)
Masyarakat

daerah mendukung kegiatan berjalan sesuai dengan rencana


pasca tambang perusahaan program dan pemberdayaan
dan Evaluasi

• Program-program community masyarakat


relation (hubungan masyarakat)
berjalan sesuai dengan rencana
program dan pemberdayaan
masyarakat
Sekitar Wilayah Lokasi Tambang
BAB VI

PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN

6.1. Pembinaan
(1) Pembinaan terhadap kegiatan pengembangan
masyarakat oleh IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP
dilakukan oleh Menteri yang membidangi mineral
dan batubara secara mandiri dan/ atau bekerjasama
dengan lembaga lain (lembaga swasta dan/
atau institusi pendidikan) yang ditunjuk dan/
atau disetujui oleh Menteri.
(2) Pembinaan dilakukan dalam setiap tahapan
pertambangan, mencakup:
a. Eksplorasi
b. Operasi/ Produksi
c. Pasca Tambang
(3) Ruang lingkup pembinaan meliputi:

75
Masa Aspek Pembinaan Indikator Pembinaan

Pemberian pedoman dan standar 1. Pedoman pelaksanaan penelitian sosial (social


pelaksanaan pengelolaan pengembangan mapping)
masyarakat 2. Pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran
biaya
3. Pedoman teknis pendampingan dan pemberdayaan
masyarakat
4. Standar teknis kualitas pencapaian program
5. Pedoman penyusunan laporan pelaksanaan
program
6. Pedoman pengawasan oleh komite kerja penga-
wasan terhadap pelaksanaan pengembangan

76
Eksplorasi/ masyarakat pada tahap ekplorasi
pra-produksi
Pemberian bimbingan, supervisi, dan 1. Sosialisasi pedoman
konsultasi 2. Penyuluhan
3. Benchmarking (pembelajaran best practices
pelaksanaan program pengembangan masyarakat)

Pendidikan dan pelatihan, meliputi teknis 1. Teknis penelitian sosial (social mapping)
substansi dan teknis manajerial 2. Teknis perencanaan program
3. Teknis stakeholder engagement (community
relation)
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

4. Manajemen program pengembangan masyarakat


Masa Aspek Pembinaan Indikator Pembinaan

Pemberian pedoman dan standar 1. Pedoman teknis pendampingan dan pemberdayaan


pelaksanaan pengelolaan pengembangan masyarakat
masyarakat 2. Pedoman teknis kemitraan antar stakeholder
(pemangku kepentingan) dalam lembaga mitra
multistakeholder (kelembagaan Forum Bersama)
3. Pedoman pengawasan oleh komite kerja
pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan
masyarakat pada tahap eksploitasi

Pemberian bimbingan, supervisi, dan 1. Pendampingan bagi IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP


konsultasi dalam implementasi program pengembangan dan

77
Eksploitasi/ pemberdayaan masyarakat
produksi 2. Pertemuan teknis multistakeholder (kelembagaan
Forum Bersama)

Pendidikan dan pelatihan, meliputi teknis 1. Teknis pendampingan dan pemberdayaan


BAB VI. Pembinaan dan Pengawasan

substansi dan teknis manajerial ekonomi masyarakat


2. Teknis stakeholder engagement (hubungan
antara pemangku kepentingan)
3. Teknis manajemen konflik
4. Teknis monitoring dan evaluasi
Masa Aspek Pembinaan Indikator Pembinaan

Pemberian pedoman dan standar Pedoman pengawasan oleh komite kerja pengawasan
pelaksanaan pengelolaan pengembangan terhadap pelaksanaan pengembangan masyarakat
masyarakat pada tahap paska-tambang

Pemberian bimbingan, supervisi, dan 1. Pertemuan teknis multistakeholder (kelembagaan


konsultasi Forum Bersama) untuk persiapan exit strategy
perusahaan
2. Benchmarking (pembelajaran best practices
pelaksanaan program pengembangan masyarakat)
dalam exit strategy (strategi untuk mempersiapkan
Pasca Tambang
masyarakat paska-tambang terutama dalam hal

78
kemandirian ekonomi)

Pendidikan dan pelatihan, meliputi teknis 1. Teknis manajemen konflik


substansi dan teknis manajerial 2. Teknis monitoring dan evaluasi
3. Exit strategy (strategi untuk mempersiapkan
masyarakat paska-tambang terutama dalam hal
kemandirian ekonomi)
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang
BAB VI. Pembinaan dan Pengawasan

6.2. Pengawasan
(1) Pengawasan terhadap kegiatan pengembangan
masyarakat oleh IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP dilakukan
secara berkala atau sewaktu-waktu oleh suatu
Komite Pengawas Pengembangan Masyarakat yang
dibentuk dan ditunjuk oleh Menteri dan berada di
bawah koordinasi Direktorat Jenderal Mineral, Batubara,
dan Panas Bumi (Ditjen Minerbapabum).
(2) Tujuan dan sasaran:
a. Pengawasan dilakukan untuk menjamin
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman
dan perencanaan yang telah dilaporkan.
b. Pengawasan dilakukan untuk menjamin terseleng-
garanya kegiatan pengembangan masyarakat dan
tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
c. Sasaran pengawasan adalah meminimalkan
penyimpangan dalam pengelolaan kegiatan
pengembangan masyarakat melalui peningkatan
kinerja dan profesionalisme.
(3) Ruang lingkup pengawasan meliputi:
a. Administrasi/ Tata Laksana
1. Evaluasi laporan rencana kerja pengembangan
masyarakat
2. Evaluasi laporan pelaksanaan program
pengembangan masyarakat, didasarkan pada
indikator umum dalam pedoman pengem-
bangan masyarakat dan indikator khusus
dalam laporan rencana kerja awal tahun

79
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

3. Evaluasi terhadap kinerja kepengurusan


Yayasan/Forum Pengembangan Masyarakat,
mencakup aspek:
a) pengelolaan keuangan
b) koordinasi antar stakeholder (anggota
lembaga) dalam pelaksanaan program
c) penyusunan dan penetapan rencana
kerja program
d) penyusunan laporan kerja program
b. Pengawasan operasional secara langsung di
lapangan, meliputi aspek:
1. Teknis pengelolaan program
a) Penelitian sosial dan perencanaan program
b) Lingkup implementasi program
2. Keuangan
a) Realisasi anggaran untuk implementasi
program sesuai sasaran dan prioritas program
berdasarkan laporan rencana kerja
b) Realisasi anggaran untuk operasional program
c) Audit laporan keuangan (oleh lembaga
auditor yang ditunjuk komite dan disetujui
oleh menteri)
3. Pengelolaan program yang melibatkan/
bekerjasama dengan lembaga lain
4. Pencapaian/kualitas program berdasarkan
indikator umum (lihat bab 5.3) dan indikator
khusus pada setiap tahapan pertambangan,
sebagai berikut:

80
Masa Aspek Pengawasan Indikator Pengawasan Data Pendukung

• Pengawasan terhadap penyu- • Masyarakat dan pemerintah daerah mengetahui • Hasil studi baseline
sunan baseline (pendahu- akan adanya proses eksploitasi di wilayahnya me- (pendahuluan) terhadap
luan) terhadap masyarakat lalui konsultasi publik yang dilakukan di tiap-tiap masyarakat wilayah
sekitar lokasi tambang desa yang menjadi wilayah sekitar operasional pe- sekitar tambang (Ring I)
• Pengawasan terhadap pem- megang IUP/IUPK/KK/PKP2B/KP (Ring I dan Ring II) • Laporan Rencana
bentukan Yayasan/Forum • Adanya keterlibatan masyarakat dalam penyusunan Pengembangan dan
Pengembangan Masyarakat rencana pengembangan dan pemberdayaan Pemberdayaan Ma-
• Perencanaan program masyarakat syarakat pemegang
pengembangan dan pember- • Telah terbentuk Yayasan/Forum Pengembangan IUP/IUPK/KK/PKP2B/
dayaan masyarakat, hingga dan pemberdayaan masyarakat dan berjalan sesuai KP hingga Paska
paska tambang dengan fungsi dan tanggung jawabnya Tambang berikut

81
Eksplorasi/ • Proses sosialisasi program • Telah disusun hasil studi baseline (pendahuluan) rencana anggaran
pra-produksi kepada masyarakat dan terhadap masyarakat wilayah sekitar tambang
stakeholder (pemangku ke- • Adanya Laporan Rencana Pengembangan dan
pentingan) setempat. Pemberdayaan Masyarakat pemegang IUP/IUPK/
• Proses perencanaan dan KP/PK2B hingga Paska Tambang berikut rencana
BAB VI. Pembinaan dan Pengawasan

pelaksanaan program bers- anggaran


ama stakeholder (pemangku • R e n ca n a p r ogram P engembangan dan
kepentingan) terkait (pemer- pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
intah, pemegang IUP/IUPK/ kebutuhan masyarakat (sesuai dengan hasil
KK/PKP2B/KP lain, LSM, identifikas pada baseline data)
dan kelompok masyara- • Telah disusunnya rencana pengembangan dan
kat) melalui YPM (Yayasan pemberdayaan masyarakat hingga paska-tambang
Pengembangan Masyara- • Adanya baseline (pendahuluan) data karakteristik
kat) dan potensi masyarakat
Masa Aspek Pengawasan Indikator Pengawasan Data Pendukung

• Kinerja Yayasan/Forum • Masyarakat dan pemerintah daerah mengetahui akan • Hasil studi penelitian
Pengembangan dan pemberpember- adanya proses eksploitasi di wilayahnya. berkala (tahunan)
dayaan masyarakat • Masyarakat mengetahui kegiatan-kegiatan yang akan terhadap masyarakat
• Perkembangan dampak dilakukan perusahaan. wilayah sekitar tambang
dan perkembangan progam • Dukungan Masyarakat dan pemerintah daerah terha- (Ring I)
masyarakat wilayah sekitar dap kegiatan eksploitasi perusahaan • Laporan Pengem-
tambang (Ring I , Ring II dan • Program-program community relation (hubungan ma- bangan dan Pember-
Ring III syarakat) berjalan sesuai dengan rencana program dan dayaan Masyarakat
• Melakukan pembangunan pemberdayaan masyarakat pemegang IUP/IUPK/
Infrastruktur bersifat terbatas • Jumlah partisipasi warga dalam program minimum 50% KK/PKP2B/KP
kepada masyarakat jumlah masyarakat sasaran program dari wilayah Ring 1 • Rencana pelaksanaan

82
Eksploitasi/ • Implementasi program • Meningkatnya rata-rata tingkat pendidikan dan kesehat- program pengembangan
produksi pengembangan dan pem- an masyarakat dibandingkan dari kondisi sebelumnya dan pemberdayaan
berdayaan masyarakat yang (dibandingkan dengan data baseline) masyarakat pada masa
meliputi bidang: • Adanya perbaikan sarana-prasarana pendidikan dan paska tambang
o Pendidikan kesehatan dibandingkan dengan data baseline
o Kesehatan • Terbentuk UKM dan kelembagaan lokal lainnya yang
o ekonomi mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.
o Sosial budaya • Meningkatnya pendapatan masyarakat sebesar
o Lingkungan minimum 30% dibandingkan dari data baseline
o Infrastruktur • Program community empowerment (pemberdayaan
masyarakat) berjalan sesuai dengan rencana program
dan pemberdayaan masyarakat
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

• Terciptanya berbagai lapangan usaha mandiri masyara-


kat dibandingkan dengan data baseline (pendahuluan)
Masa Aspek Pengawasan Indikator Pengawasan Data Pendukung

• Proses sosialisasi mengenai • Masyarakat dan Pemda mengetahui tentang habis- • Laporan pelaksanaan
berakhirnya waktu operasi nya masa operasi perusahaan. program pengembangan
perusahaan kepada masyara- • Masyarakat dan Pemda mengetahui program yang dan pemberdayaan
kat dan pemerintah daerah akan dilakukan perusahaan setelah masa operasi masyarakat pada masa
• Proses koordinasi peren- habis paska tambang
canaan dan pelaksanaan • Jumlah partisipasi warga dalam program minimum
program paska tambang 70% dari jumlah masyarakat sasaran program
bersama stakeholder • Masyarakat dan pemerintah daerah mendukung
(pemangku kepentingan) kegiatan pasca tambang perusahaan
terkait (pemerintah, peme- • Peningkatan jumlah sarana dan prasarana desa.
gang IUP/IUPK/KK/PKP2B/ • Meningkatnya tingkat pendidikan dan tingkat

83
KP lain, LSM, dan kelom- kesehatan masyarakat
Paska- pok masyarakat) • Jumlah partisipasi warga dalam program 70% dari
tambang • Implementasi program jumlah masyarakat sasaran program
pengembangan dan pember
pember- • Terbentuk kelembagaan ekonomi mandiri
dayaan masyarakat yang • Terciptanya Kemandirian dan keberlanjutan
BAB VI. Pembinaan dan Pengawasan

diarahkan pada program- masyarakat


program lingkungan dan • Terdapat peningkatan pendapatan masyarakat
ekonomi untuk kemandirian sebesar minimum 50 %
masyarakat • Tidak ada tuntutan masyarakat terhadap perusa-
haan terkait program pengembangan dan pember-
dayaan masyarakat
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

6.3. Komite Pengawas Pengembangan Masyarakat


(1) Komite Pengawas bertanggung jawab atas
kegiatan pengawasan pengembangan masyarakat
sebagaimana dijelaskan pada bagian B.
(2) Komite terdiri atas Pimpinan dan Tim Anggota.
(3) Pimpinan terdiri atas:
a. Ketua : Menteri ESDM
b. Wakil Ketua : Direktur Jenderal (Dirjen)
Minerbapabum
(4) Anggota terbagi menjadi 3 Unit Kerja:
a. Unit Kerja I Wilayah Indonesia Bagian Barat
b. Unit Kerja II Indonesia Bagian Tengah
c. Unit Kerja III Indonesia Bagian Timur
(5) Masing-masing Unit Kerja dipimpin oleh Ketua
Harian yang ditunjuk oleh Dirjen dan disetujui
oleh Menteri.
(6) Masing-masing Unit Kerja memiliki Anggota
terdiri atas:
a. 2 orang dari pejabat pemerintah yang ditunjuk
Menteri untuk secara langsung bertanggung
jawab terhadap kegiatan pengawasan
b. 2 orang dari kalangan profesional atau
akademisi yang diseleksi dan dipilih berdasarkan
beberapa kriteria tertentu, sebagai berikut:
1. Pendidikan
 Magister di bidang ilmu sosial atau ilmu
kehumasan atau ekonomi pembangunan

84
BAB VI. Pembinaan dan Pengawasan

 Menguasai ilmu pengembangan/


pemberdayaan masyarakat, stakeholder
en g a g em e nt ( h u b u n ga n a ntara
pemangku kepentingan), dan manajemen
konflik merujuk pada pengalaman kerja.
2. Pengalaman
 Berpengalaman minimal 5 tahun dalam
pengelolaan dan minimal 3 tahun dalam
mengkoordinasi program pengembangan
masyarakat di wilayah industri energi
dan sumber daya mineral, dengan
menyertakan referensi.
 Berpengalaman dalam mengelola
konflik antar stakeholder (pemangku
kepentingan) di sektor energi dan
sumber daya mineral
c. Setiap Unit Kerja dapat memperbantukan
pekerja teknis administratif apabila dipan-
dang perlu sesuai dengan kebutuhan kerja,
dengan disetujui dan diketahui oleh Pimpinan
Komite.
(7) Penentuan calon Anggota dilakukan melalui
proses penyaringan yang transparan dan
akuntabel.
(8) Anggota Komite Pengawas Pengembangan
Masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri, dengan masa jabatan selama 5 (lima)
tahun, dan dapat terpilih kembali melalui

85
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

proses evaluasi kinerja yang transparan dan


akuntabel.
(9) Organisasi Komite

Ketua

Wakil
Ketua

Ketua Harian Ketua Harian Ketua Harian


Unit Kerja I Unit Kerja II Unit Kerja III

Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota


Pejabat Profesional/ Pejabat Profesional/ Pejabat Profesional/
Pemerintah Akademisi Pemerintah Akademisi Pemerintah Akademisi

(10)Pengorganisasian dan tata kerja Komite


Pengawas Pengembangan Masyarakat akan
diatur lebih lanjut dalam Keputusan Ketua
Komite Pengawas Pengembangan Masyarakat.

86
DAFTAR
PUSTAKA

Arif Budimanta. 2007. Kekuasaan dan Penguasaan


Sumber Daya Alam Studi Kasus Penam-
bangan Timah di Bangka. Indonesia
Center for Sustainable Development.
Jakarta.
Arif Budimanta, Adi Prasetijo, Bambang Rudito.
2004. Corporate Social Responsibility
: Jawaban Bagi Model Pembangunan
Masa Kini. Indonesia Center for Sus-
tainable Development. Jakarta
Arif Budimanta, Bambang Rudito. 2003. Metode dan
Teknik: Pengelolaan Community Devel-
opment. Indonesia Center for Sustain-
able Development. Jakarta
Simon F. Sembiring dkk. 2004. Pedoman Pengem-
bangan Masyarakat di Sektor Energi &
Sumber Daya Mineral. Indonesia Center
for Sustainable Development. Jakarta
Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV

87
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun


1967 Tentang Pokok-Pokok Pertambangan
Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun
1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Undang-Undang Republik Indonesia No.27 Tahun
2003 Tentang Panas Bumi
Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun
2004 Tentang Sistem Perencanaan Pem-
bangunan Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun
2007 Tentang Penanaman Modal
Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
Peraturan Menteri BUMN No.5 Tahun 2007 Tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil
dan Program Bina Lingkungan

88
INDEX

A B
adaptasi 7 Badan Usaha Milik Negara
administrasi 24, 38 (BUMN 5
akademisi 19, 41, 42, 43, batubara 75
50, 84 Biaya 28
akselarasi 33 budaya 7, 9, 10, 16, 21, 31,
akurat 19 82
alokasi 8 Budimanta 2, 7
Amandemen 4, 5 Bupati 41, 43, 46, 48
Amdal (Analisa mengenai
C
dampak lingkungan)
Community Empowerment
23, 24
14, 20, 22, 72, 73, 74
anggota 36, 39, 44, 45, 46,
Community relation 19
51, 52, 53, 54, 55,
Community Service 26
56, 61, 80
Community Services 14, 20,
Aspek 27, 65, 76, 77, 78, 81,
22, 72, 73, 74
82, 83
corporate social responsibil-
ity 1

89
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

D 40, 41, 46, 73, 77,


daerah 7, 8, 9, 10, 16, 19, 78, 80, 81, 82
32, 34, 39, 41, 42, fungsi 38, 58, 70, 81
69, 72, 73, 74, 81,
H
82, 83
hak ulayat 9
dana 8, 27, 36, 37, 38, 70
dekade 1 I
desa 15, 16, 19, 23, 34, 36, identifikasi 16
41, 43, 70, 71, 72, Implementasi 13, 19, 82, 83
74, 81, 83 independen 37, 41, 42, 43,
Dewan 40, 41, 42, 43, 44, 50
45, 46, 54, 56, 57 Indikator 62, 70, 71, 72, 76,
Direktorat Jenderal Mineral, 77, 78, 81, 82, 83
Batubara, dan Panas Indonesia 4, 5, 55, 84
Bumi (Ditjen Miner- industri 1, 2, 7, 8, 10, 85
bapabum). 79 informasi 19, 29, 57, 65, 70
diskusi 63, 70 instansi 9
investasi 2, 8, 10
E
izin 2, 8, 9, 18
efektif 3, 33, 79
Efisiensi 68 K
ekonomi 2, 7, 10, 16, 31, 74, kapasitas 20, 22, 46, 54, 68
77, 78, 82, 83, 84 karakteristik 13, 19, 25, 71,
Eksplorasi 14, 18, 26, 30, 72, 13, 19, 25, 71, 81, 13,
75, 14, 76, 81 19, 25, 71, 81, 81
eksternal 2 karang taruna 43
ekstratif 2 kemakmuran 5
evaluasi 31, 32, 37, 38, 39, kemitraan 3, 27, 28, 69, 77
45, 46, 52, 54, 63, kerja lokal 8
64, 65, 66, 67, 68, kerjasama 3, 10, 29, 33, 68
69, 70, 77, 78, 86 kesehatan 8, 16, 21, 31, 71,
73, 74, 82, 83
F
kesejahteraan 1, 8, 32, 46
fasilitator 29
kewajiban 3, 4, 51, 56
fisik 16
komprehensif 26, 58
Forum 3, 33, 34, 35, 36, 39,

90
Index

kondusif 10 47, 49, 50, 51, 52,


konfirmasi 17, 18, 19 53, 54, 57, 61, 62,
konflik 9, 10, 77, 78, 85 67, 68, 70, 71, 72,
konsultasi 16, 17, 19, 28, 72, 73, 74, 75, 76, 77,
76, 77, 78, 81 78, 79, 81, 82, 83,
koordinasi 15, 31, 32, 38, 84, 85
39, 45, 54, 79, 80, media 3, 37
15, 31, 32, 38, 39, mekanisme 25
45, 54, 79, 80, 83 mitra 42, 43, 62, 77
kriteria 70, 71, 84 musyawarah 52, 55
mutlak 9
L
lembaga 22, 27, 28, 31, 33, N
36, 37, 39, 41, 42, nasional 24, 42, 50
43, 44, 45, 46, 50,
O
53, 59, 61, 62, 63,
objektif 71
70, 75, 77, 80
operasi 1, 2, 15, 22, 25, 32,
local license 2
34, 35, 36, 41, 74, 83
M otonomi daerah 9
masyarakat 1, 2, 3, 4, 5, 7,
P
8, 11, 15, 11, 13, 15,
Panas Bumi 5, 79
32, 15, 16, 31, 32,
Partisipasi 58
33, 17, 18, 20, 21,
partisipasi 72, 73, 74, 82, 83
22, 23, 25, 26, 27,
pasca 2, 8, 18, 20, 74, 83
29, 30, 31, 33, 34,
pemantauan 32, 37, 39, 46,
35, 36, 37, 38, 39,
52, 54, 67, 68, 69
41, 42, 9, 20, 19, 28,
pemerintah 3, 4, 7, 9, 10,
44, 10, 84, 20, 35,
16, 19, 22, 31, 32,
21, 85, 20, 49, 24,
33, 34, 37, 38, 39,
22, 47, 16, 50, 62,
40, 41, 42, 43, 47,
27, 26, 27, 28, 29,
54, 70, 72, 73, 74,
30, 31, 32, 33, 34,
81, 82, 83, 84
35, 36, 37, 38, 39,
Penasehat 41, 43, 45, 46,
41, 42, 44, 45, 46,
54, 56, 57

91
Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Wilayah Lokasi Tambang

pendidikan 8, 21, 28, 31, 71, simultan 2


73, 74, 75, 82, 83 sosial 1, 2, 7, 8, 9, 10, 11,
periode 46, 52, 53, 54 16, 21, 23, 24, 31,
pertambangan 1, 4, 13, 18, 71, 76, 80, 84
23, 24, 75, 80 stakeholder 3, 4, 17, 19, 29,
perusahaan 1, 2, 3, 4, 8, 9, 30, 31, 32, 34, 35,
10, 11, 13, 15, 18, 37, 42, 44, 45, 54,
20, 23, 24, 25, 28, 58, 61, 62, 65, 67,
29, 32, 33, 34, 35, 68, 76, 77, 80, 81,
36, 37, 39, 40, 41, 83, 85
42, 43, 46, 47, 48, struktur 7, 15, 25, 48
49, 72, 73, 74, 78,
T
82, 83
tipe 34
perwakilan 19, 35, 36, 39,
tokoh 36, 41, 49
48, 49, 50
Transparansi 57
PMD (Pembangunan Ma-
tugas 51, 58
syarakat Desa) 34
tujuan 17, 28, 56, 62, 64,
potensial 3
65, 69, 70, 71, 79
presentasi 17
proaktif 10 U
profesional 28, 42, 84 universitas 43
propinsi 24, 42, 43, 50 UUD 1945 4, 5
proporsional 8
W
publik 10, 16, 17, 19, 31, 57,
wilayah 1, 9, 15, 16, 21, 23,
58, 72, 81
24, 25, 26, 30, 26,
R 27, 34, 26, 31, 32,
rakyat 5 35, 36, 39, 41, 71,
Rekomendasi 66 72, 73, 81, 82, 85
rekrutmen 8
respon 58
Rudito 7
S
sekretariat 37, 43, 45, 46
sektor 5, 8, 85

92

Anda mungkin juga menyukai