Oleh:
ROSYIANI NINGSIH
240210070022
Pengeringan semprot
(Spray Drying)
Spray Drying
Tujuan Penelitian
• Untuk menentukan suhu inlet spray dryer dan
laju alir nira aren yang tepat sehingga dihasilkan
gula aren serbuk yang memiliki karakteristik
sesuai SII-2043-87
Kegunaan Penelitian
panas
(suhu tinggi)
Metode Penelitian
(x1) (ml/menit)
(x2)
130
Percobaan Pendahuluan
Jumlah dekstrin yang ditambahkan sebanyak 5%, 10%, 15%,
dan 20% dengan suhu inlet 160oC dan laju alir 10 ml/menit.
Penambahan dekstrin sebanyak 15% menghasilkan serbuk gula
aren yang putih, halus, dan rendemen tertinggi yaitu 9,7%
Percobaan Utama
1
Pemurnian Nira
Aren
2
Pembuatan Gula Aren
Serbuk menggunakan
Spray dryer
Diagram Proses
Pemurnian Nira
1 L Nira aren
Aren Metode
segar Sulfitasi
1,5 g Ca(OH)2
20 ml larutan Pemurnian
Na2S2O5 400 ppm
1. Rendemen
1. 1 Hubungan Suhu Inlet dengan Rendemen Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
9.00
6.00
Rendemen (%)
5.00
4.00
y = 3,594
3.00
2.00 y = 1,984
15 ml/menit
1.00
20 ml/menit
0.00 25 ml/menit
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
1. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Rendemen Gula Aren Serbuk
Tabel 1. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Rendemen Gula Aren Serbuk
2.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kadar Air Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
6.00
y = -0,042x + 11,22
R² = 0,952 r = 0,976
5.00 y = -0,025x + 8,209
R² = 0,947 r = 0,973
y = -0,030x + 8,306
4.00
R² = 0,975 r = 0,987 (195,7; 3) (208,3; 3)
Kadar Air (%)
3.00
(176,8; 3)
2.00
15 ml/menit
1.00
20 ml/menit
25 ml/menit
0.00
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
2. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Air Gula Aren Serbuk
Tabel 2. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Air Gula Aren Serbuk
3.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
86.00
y = 0,154x + 57,01
85.00
R² = 0,949 r = 0,974
84.00 y = 0,123x + 62,06
R² = 0,860 r = 0,927
83.00
Kadar Sukrosa (%)
82.00
(149,3;80)
(145,8;80) y = 0,088x + 65,32
81.00
R² = 0,978 r = 0,989
80.00
79.00
(166,8;80)
78.00 15 ml/menit
77.00 20 ml/menit
25 ml/menit
76.00
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
3. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk
Tabel 3. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk
4.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kadar Gula Pereduksi Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang
Berbeda
10.00
9.00
8.00
Kadar Gula Pereduksi (%)
7.00 y = 6,934
y = 6,739
6.00
5.00 y = 4,866
4.00
3.00
15 ml/menit
2.00
20 ml/menit
1.00 25 ml/menit
0.00
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
4. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Gula Pereduksi Gula Aren
Serbuk
Tabel 4. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Gula Pereduksi Gula Aren
Serbuk
Gula_pereduksi (r1) Suhu_inlet (r2) Laju alir (r3)
Gula pereduksi (r1) 1,000 0,144 -0,547
Suhu inlet (r2) 0,144 1,000 0,000
Laju alir (r3) -0,547 0,000 1,000
5. Kadar Abu
5.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kadar Abu Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
3.00
2.50
15 ml/menit
2.00
20 ml/menit
Kadar Abu (%)
25 ml/menit
1.50
1.00
y = 0,815
0.50 y = 0,471
y = 0,337
0.00
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
5. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Abu Gula Aren Serbuk
Tabel 5. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Abu Gula Aren Serbuk
6.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kecepatan Larut Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
8.00
y = 7,691
7.00
y = 6,515
Kecepatan Larut (gram/menit)
6.00
5.00
4.00
y = 3,080
3.00
2.00
15 ml/menit
1.00
20 ml/menit
0.00 25 ml/menit
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
6. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecepatan Larut Gula Aren
Serbuk
Tabel 6. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecepatan Larut Gula Aren
Serbuk
Kecepatan Larut (r1) Suhu inlet (r2) Laju alir (r3)
Kecepatan Larut (r1) 1,000 -0,220 0,870
Suhu inlet (r2) -0,220 1,000 0,000
Laju alir (r3) 0,870 0,000 1,000
7. Kecerahan Warna (L)
7.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kecerahan Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
100.00
98.00
y = -0,006x2 + 2,189x - 77,01
R² = 0,826 r = 0,909
96.00
y = -0,006x2 + 2,007x - 65,12
Kecerahan
R² = 0,974 r = 0,990
92.00
15 ml/menit
90.00
20 ml/menit
25 ml/menit
88.00
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
7. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecerahan Gula Aren Serbuk
Tabel 7. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecerahan Gula Aren Serbuk
8.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Nilai hijau-merah (a) Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang
Berbeda
3.5 y = 3,441
2.5 15 ml/menit
20 ml/menit
2 25 ml/menit
Nilai a
1.5
y = 1,315
1
0.5 y = 0,462
0
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
8. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai hijau-merah (a) Gula Aren
Serbuk
Tabel 8. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai hijau-merah (a) Gula Aren
Serbuk
Nilai a (r1) Suhu inlet (r2) Laju alir (r3)
Nilai a (r1) 1,000 0,004 -0,053
Suhu inlet (r2) 0,004 1,000 0,000
Laju alir (r3) -0,053 0,000 1,000
9. Nilai biru-kuning (b)
9.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Nilai biru-kuning (b) Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang
Berbeda
0
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
y = -1,663
-2
-4
y = -5,008
Nilai b
-6
y = -6,096
-8
15 ml/menit
-10
20 ml/menit
25 ml/menit
-12
Suhu Inlet Spray Dryer (oC)
9. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai biru-kuning (b) Gula Aren
Serbuk
Tabel 9. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai biru-kuning (b) Gula Aren
Serbuk
Nilai b (r1) Suhu inlet (r2) Laju alir (r3)
Nilai b (r1) 1,000 -0,447 0,142
Suhu inlet (r2) -0,447 1,000 0,000
Laju alir (r3) 0,142 0,000 1,000
10. Uji Ranking
10.1 Warna
Tabel 10. Hasil Uji Ranking Warna Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
15 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 160oC 150oC 170oC 130oC 180oC 140oC
Jumlah rank 38 42 44 59 65 67
Rank 1
Tabel 11. Hasil Uji Ranking Warna Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
20 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 180oC 170oC 160oC 150oC 140oC 130oC
Jumlah rank 39 40 42 62 64 68
Rank 1
Tabel 12. Hasil Uji Ranking Warna Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
25 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 170oC 180oC 160oC 150oC 130oC 140oC
Jumlah rank 39 40 55 58 61 62
Rank 1
Keterangan: Jumlah panelis = 15; jumlah sampel = 16; α = 5%. Batas kritis berdasarkan tabel jumlah terbanyak untuk
menyatakan rank nyata tingkat 5% adalah 37 – 68. Garis rank yang tidak terputus menandai perlakuan berada dalam rank
yang sama.
10.2 Aroma
Tabel 13. Hasil Uji Ranking Aroma Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
15 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 170oC 160oC 180oC 150oC 140oC 130oC
Jumlah rank 39 48 48 52 62 66
Rank 1
Tabel 14. Hasil Uji Ranking Aroma Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
20 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 130oC 170oC 180oC 150oC 160oC 140oC
Jumlah rank 42 45 45 54 62 67
Rank 1
Tabel 15. Hasil Uji Ranking Aroma Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
25 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 130oC 180oC 150oC 160oC 170oC 140oC
Jumlah rank 37 41 45 63 63 65
Rank 1
Keterangan: Jumlah panelis = 15; jumlah sampel = 16; α = 5%. Batas kritis berdasarkan tabel jumlah terbanyak untuk
menyatakan rank nyata tingkat 5% adalah 37 – 68. Garis rank yang tidak terputus menandai perlakuan berada dalam rank
yang sama.
10.3 Rasa
Tabel 16. Hasil Uji Ranking Rasa Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir 15
ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 180oC 170oC 160oC 150oC 140oC 130oC
Jumlah rank 40 43 45 60 62 65
Rank 1
Tabel 17. Hasil Uji Ranking Rasa Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir 20
ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 180oC 170oC 160oC 150oC 140oC 130oC
Jumlah rank 37 49 49 54 60 66
Rank 1
Tabel 18. Hasil Uji Ranking Rasa Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir 25
ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu 180oC 170oC 160oC 150oC 140oC 130oC
Jumlah rank 41 44 49 57 61 63
Rank 1
Keterangan: Jumlah panelis = 15; jumlah sampel = 16; α = 5%. Batas kritis berdasarkan tabel jumlah terbanyak untuk
menyatakan rank nyata tingkat 5% adalah 37 – 68. Garis rank yang tidak terputus menandai perlakuan berada dalam rank
yang sama.
Lajua Alir Suhu Inlet Spray Dryer
Karakteristik Bahan Keterangan
130oC 140oC 150oC 160oC 170oC 180oC 190oC 200oC 210oC
15 ml/menit
Perlakuan 15 ml/menit
20 ml/menit
176,8
Optimal
Kadar Air 208,4 Kadar air: ≤ 3% (SII-2043-87)
25 ml/menit
195,7
15 ml/menit
Kadar Gula 20 ml/menit Kadar gula pereduksi: ≤ 6%
Pereduksi (SII-2043-87)
25 ml/menit
15 ml/menit
166,8 Kadar sukrosa: ≥ 80% (SII-
Kadar Sukrosa 20 ml/menit
145,8 2043-87)
25 ml/menit 149,3
15 ml/menit
15 ml/menit
15 ml/menit
Gula aren serbuk hasil spray drying pada berbagai tingkat suhu inlet dan
laju alir bahan yang berbeda menunjukkan perubahan perilaku yang
signifikan. Terdapat hubungan yang erat antara perlakuan suhu inlet spray
dryer dengan rendemen, kadar air, kadar sukrosa, dan warna (nilai L) gula
aren serbuk pada laju alir bahan yang berbeda, sedangkan untuk kadar
gula pereduksi, kadar abu, kecepatan larut, nilai a, dan nilai b tidak
memiliki keeratan hubungan. Hasil uji ranking terhadap gula aren serbuk
menunjukkan bahwa gula aren serbuk memiliki warna, aroma, dan rasa
yang sama pada setiap perlakuannya.
Karakteristik optimal gula aren serbuk berbahan baku nira aren murni
dihasilkan dari proses pengolahan gula serbuk dengan penggunaan suhu
inlet ≥ 176,8oC dan laju alir bahan 15 ml/menit. Gula aren serbuk tersebut
memiliki rendemen 5,95%, kadar air 3%, gula pereduksi 4,86%, sukrosa
80%, kadar abu 0,47%, kecepatan larut 3,08 gram/menit, warna sedikit
kemerahan dengan nilai a 1,31, sedikit kebiruan dengan nilai b -5,01 dan
kecerahan yang tinggi yaitu sebesar 95,89%.
SARAN
Gula Aren Serbuk Hasil Spray Drying pada Laju Alir 15 ml/menit
Gula Aren Serbuk
Gula Aren Serbuk Hasil Spray Drying pada Laju Alir 20 ml/menit
Gula Aren Serbuk
Gula Aren Serbuk Hasil Spray Drying pada Laju Alir 25 ml/menit
Thanks...
gula merah/
gula cetak
Gula Aren
gula semut/
gula serbuk
Gula semut
merupakan gula
merah berbentuk
Gula Semut
granula yang
memiliki daya simpan yang lebih lama, dibuat melalui
lebih mudah larut, bentuknya menarik, proses
pengangkutan dan pengemasan lebih pengkristalan nira
mudah, serta rasa dan aromanya lebih setelah dimasak,
khas (Pragita, 2010) dengan metode
konvensional
Nira Aren
berumur 5 – 12 tahun
• Penyadapan nira
umumnya dilakukan
pada pagi dan sore
hari
Komposisi Kimia Nira Aren
No Komposisi Kimia Kandungan
1 Kadar Air (%) 87,20
2 Karbohidrat (gula) (%) 11,28
3 Abu (%) 0,24
4 Protein (%) 0,20
5 Lemak (%) 0,20
6 Senyawa sitrat (ppm) 0,90
7 Senyawa tartarat (ppm) 0,60
Pemurnian dilakukan
dengan menambahkan
kapur tohor dan Na-
metabisulfit Na-metabisulfit
Nira
Penyaringan
Minyak
Penguapan T = 115-125oC
goreng
Pendinginan t = 10 menit
(dengan cara pengadukan sampai T = 60-70oC)
Kristal gula
Pengayakan 20 mesh
Gula semut
(Varina, 1990)
Dekstrin
Dekstrin merupakan
oligosakarida yang dihasilkan
dari hidrolisis pati secara tidak
sempurna, berbentuk serbuk Dekstrin bersifat:
amorf dan berwarna putih • larut air panas atau
sampai kekuning-kuningan dingin
(Dewan Standardisasi Nasional, 1992) •viskositas yang relatif
1. Udara masuk
2. Pemanas elektrik
3. Konsentrat masuk, udara
panas di sekitar nozle, suhu
inlet
9 4. Silinder semprot / chamber
5. Silikon untuk memisahkan
partikel dari uap panas
6. Tempat menampung produk
7. Filter outlet
8. Aspirator untuk memompa
udara ke sistem
Komponen Spray Dryer 9. Suhu outlet
(Buchi, 2002)
Pengeringan Semprot (Spray Drying)
Atomizer
Aspirator
Drying
chamber
Cyclone
(Masters, 1979)
Mekanisme Spray Drying
• Partikel kering yang dihasilkan akan ditarik oleh aspirator ke dalam sistem
Pemisahan pengumpul (cyclone)
partikel kering
dari udara
Suhu pengeringan Struktur
(inlet) mikrokapsul
Karakteristik
Laju alir bahan akhir produk
Untuk produk buah-buahan suhu yang umum digunakan berkisar 135 – 180oC
(Masters, 1979)
Pengeringan sari buah markisa menghasilkan bubuk markisa dengan kadar air
yang rendah pada suhu inlet 135oC (Suhargo dan Rahardjo, 2004)
Pengeringan sari buah jambu biji menghasilkan karakteristik yang baik pada suhu
inlet 170oC (Saiger, 2008)
Pembuatan minuman kelapa serbuk digunakan suhu inlet 154 – 158oC (Barlina
dkk, 2007)
Laju alir bahan yang umum digunakan untuk sari buah adalah 15 ml/menit, 20
ml/menit, 25 ml/menit (Chegini dan Ghobadian, 2007)
Karakteristik Gula Aren Serbuk (SII-2043-87)
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
.
1. Keadaan:
Bentuk Serbuk
Warna Kuning
Ganda rasa kecoklatan
Normal dan khas
2. Gula total (dihitung sebagai % (b/b) Min. 80
sukrosa)
3. Gula reduksi (dihitung sebagai % (b/b) Maks. 6,0
glukosa)
4. Air % (b/b) Maks. 3,0
5. Abu % (b/b) Maks. 2,0
6. Padatan tidak larut dalam air % (b/b) Maks. 0,2
7. Pati Tidak ternyata
8. Belerang dioksida (SO2) Tidak ternyata
9. Cemaran logam berbahaya:
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,5
Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,05
Arsen (Ar) mg/kg Maks. 1,0
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 20
Sumber : Departemen Perindustrian RI (1992)
Pemurnian Pencampuran
Nira segar hasil sadapan ditempatkan Dekstrin yang ditambahkan sebanyak
dalam suatu wadah kemudian diberi 15% (b/b), kemudian dicampurkan ke
perlakuan penambahan kapur dalam nira aren jernih sedikit demi
(Ca(OH)2) sebanyak 1,5 gram dan 20 sedikit sambil diaduk.
ml larutan natrium metabisulfit
(Na2S2O5) 400 ppm (Mansjoer, Pengeringan Semprot
1992). Setelah penambahan kapur Nira aren yang telah dicampurkan
dan larutan natrium metabisulfit, nira dengan dekstrin kemudian dikeringkan
aren diaduk hingga kedua bahan dengan kombinasi suhu pengeringan
tersebut larut sempurna kemudian (inlet) 130oC, 140oC, 150oC, 160oC,
didiamkan selama 150 menit. 170oC, dan 180oC serta laju alir 15
ml/menit, 20 ml/menit, dan 25 ml/menit.
Pemisahan
Pemisahan dilakukan dengan
menggunakan alat sentrifuse pada
kecepatan 1000 rpm selama 3 menit
(Anggraeni, 2008). Setelah
pemisahan akan diperoleh nira aren
jernih hasil pemurnian dan endapan.
Perhitungan Rendemen Gula Aren Serbuk (Apriyantono, A.D.
Fardiaz, N.L. Puspitasari, Sedarnawati, S. Budiyanto, 1989)
Rendemen gula aren serbuk (%)= berat gula aren serbuk (g) x 100%
berat nira + dekstrin (g)
Pengujian Kadar Air Metode Destilasi (Sudarmadji,
Bambang, dan Sunardi, 1984)
•Nira aren sebanyak 2,5 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan
kemudian ditambahkan 50 ml akuades.larutan tersebut ditambahkan 5 ml Pb-
asetat 5% dikocok selama satu menit kemudian ditambahkan 5 ml Na fospat
5%, dikocok selama 1 menit kemudian ditepatkan dengan akuades sampai tanda
batas, lalu dikocok lagi dan disaring. Filtratnya kemudian diambil sebanyak 50
ml, selanjutnya dievaporasi sampai volume ½ dari V awal. Larutan tersebut
didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditepatkan
dengan akuades sampai tanda batas lalu dikocok, larutan ini merupakan larutan
siap saji untuk gula pereduksi (larutan A).
•Untuk mengetahui kadar gula total maka larutan A dipipet sebanyak 50 ml,
ditambahkan 5 tetes indicator metal orange dan 20 ml HCL 4 N. larutan
dipanaskan dalam penangas selama 30 menit kemudian didinginkan sampai
suhu 200C. Larutan dipindahkan ke labu ukur 100 ml, lalu dinetralkan denhan
NaOH 4 N. tepatkan dengan akuades sampai tanda batas. Larutan ini
merupakan sampel siap uji untuk penentuan kadar gula total (larutan B).
•Prosedur penentuan kadarnya adalah sebagai berikut: larutan A atau B
dipipet sebanyak 25 ml ditambahkan 25 ml larutan Luff Schoorl dan juga
ditambahkan batu didih. Larutan tersebut kemudian direfluks selama 15
menit, selanjutnya didinginkan, ditambahkan 10 ml KI 30% dan 25 ml
asam sulfat 6 N, selanjutnya dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N
sampai terbentuk warna kuning jerami. Larutan kemudian ditambahkan 2
ml amilum 1% lalu dititrasi dengan Na tiosulfat 0,1 N sampai terbentuk
warna putih susu.
Kadar sukrosa = (kadar gula total – kadar gula pereduksi) x 0,95 x 100%
Keterangan : fp= faktor pengenceran (100x)
W= berat nira aren (mg)
Pengujian Waktu Larut (Beuchat, 1977)
Co-current Flow
Mixed Flow
Heating
Tg
Heating
Rubbery – sticky
Glass transition
Heating
sukrosa [O-β-D-fruktofuranosil-(2→1)-α-D-glukofiranosida]
Derajat kemanisan relatif
Total Rp 3.690.510