Anda di halaman 1dari 2

RESENSI BUKU

Nama : Avisha Nella Arifiyanti


NIM : 150521600022

10 JURUS TERLARANG! KOK MASIH MAU BISNIS CARA BIASA?


Penulis : Ippho Santosa
Penerbit : Alex Media Computindo, Jakarta
Terbit : Mei 2007
Tebal : +144 halaman

Dalam buku ini, dibeberkan 10 jurus dahsyat berbisnis dengan otak kanan yang dapat
memotivasi para pembaca. Pada jurus pertama yaitu mulailah dengan yang kanan (hal. 1),
maksudnya adalah penulis memberikan pemahaman kepada pembaca tentang betapa
pentingnya menjadi orang kanan yang intuitif, kreatif, dan ekstensif. Be intuitive, be creative,
be extensive! Itulah jurus yang pertama disampaikan.
Pada jurus kedua yaitu rancanglah DNA sedini mungkin (hal. 15). Penulis
mengajarkan pada pembaca bagaimana merancang DNA (Dream ‘N’ Action) sedini mungkin.
Jurus ini menuntun pembaca untuk menikmati khayalan, impian, tangisan, dan ketakutan.
Jurus yang sangat memotivasi ini adalah bagian yang bagus dibaca bagi orang-orang yang
memiliki cita-cita namun masih ragu untuk bertindak dan atau bagi mereka yang ingin
mengetahui adanya kekuatan dalam tangisan dan ketakutan. Intinya tidak hanya sekedar
berkhayal, namun diwujudkan.
Pada jurus ke tiga yaitu terjunlah seperti rollercoaster (hal. 27). Penulis mengajarkan
kepada pembaca bagaimana cara jitu menyiasati kegagalan bisnis dengan secret of seven
(rahasia angka tujuh). Penulis memberikan contoh bagaimana menikmati kegagalan dan
bangkit lagi seperti rollercoaster yang terjun serendah-rendahnya dan naik lagi setinggi
mungkin. Jurus ini dapat memberikan informasi pada pembaca bagaimana mengubah
kegagalan menjadi suatu keberhasilan.
Pada jurus keempat yaitu berdamailah dengan badai (hal. 39). Penulis mengajarkan
bagaimana cara menyiasati penyakit, kelemahan, dan kejanggalan. Jurus yang penuh motivasi
ini mengajarkan pembaca cara berdamai dengan badai kehidupan. Contoh : Roger Crawford,
dilahirkan dengan salah satu kakinya buntung dan jari-jari tangannya tidak lengkap,
meskipun hidupnya tidak mudah, namun ia bisa menjadi pemain tennis profesional dan
dikenal sebagai pengarang serta pembicara terkemuka di berbagai belahan dunia.
Pada jurus ke lima yaitu duduklah sama rendah (hal. 53). Penulis membahas tentang
indahnya cinta, kebersamaan, kesetaraan serta menjelaskan pula bagaimana memanfaatkan
lima keajaiban parallel dalam bisnis. Contoh : si A bilang ke konsumen bahwa marketing B
itu berbakat, sementara si B juga harus bilang ke konsumen bahwa si A adalah guru yang
mengajarkan marketing bagi B. Jadi, saling mendukung yang positif.
Pada jurus keenam yaitu gantilah gelar dan jabatan (hal 67). . Pada bagian ini, penulis
memberikan beberapa cara ‘gila‘ dalam meraih gelar, memilih jabatan, menebar kartu nama,
hingga cara ‘gila‘ dalam menyapa pelanggan. Contoh : Ippho Santosa, Ph.G (Ph.G itu
pengusaha gila). Semakin unik semakin menarik.
Pada jurus ke tujuh yaitu masuklah ke surga lebih dulu (hal. 81). Jurus ini
menjelaskan bagaimana memiliki usaha sendiri serta menjadi pemimpin di dalamnya. Tak
hanya sampai disitu, penulis juga memberikan jurus jitu untuk mengembangkan usaha.
Jadilah penjual, salesman itu sangat berkorelasi dengan entreprenaurship. Jadilah pengusaha,
jadi pengusaha itu membuka lapangan kerja, bermanfaat buat orang lain, jadi bisa masuk
surga. Jadilah pemimpin, setiap kesuksessan itu karena tim, dan setiap tim punya pemimpin
yang mampu mengayomi seluruh anggota tim. Jadilah pemilik usaha, bukan sekedar pelaku
usaha.
Pada jurus ke delapan yaitu biarkan kudeta terjadi (hal. 95). Penulis membeberkan
manfaat dari kudeta konsumen serta kerugian dari pendaftaran merek.
Pada jurus ke sembilan yaitu waspadai jaman edan (hal. 111). Penulis menjelaskan
positivity di tengah persaingan, positivity saat ulang tahun, positivity saat tahun baru,
positivity di tengah jaman edan, carilah motivator bukan provokator, karena motivator selalu
berbicara positif.
Pada jurus terakhir yaitu ke sepuluh dengan topik matilah dengan tenang (hal 125).
Penulis menejlaskan tentang compassion, sifat rendah hati, enggan menyakiti, rela mengalah,
charity, menyumbang, conscience, bisnis dan agama tidak bisa dipisahkan, cautiousness, do
the right things, and do the things right.

Anda mungkin juga menyukai