Anda di halaman 1dari 20

EFFECTUAL ENTREPRENEURSHIP

(PRINSIP EFEKTUASI) - Nur Agustinus


Halo UC Onlier, salam entrepreneur.
Saya Nur Agustinus. Kali ini saya akan membawakan materi tentang teori efektuasi.
Apa itu efektuasi? Saya akan bawakan berdasarkan buku yang saya bawa ini, berjudul
Effectual Entrepreneurhip. Teori efektuasi ini diperkenalkan oleh Saras. D. Sarasvathy,
seorang peneliti entrepreneurhip dari Amerika Serikat.
Apa itu berpiki efektual? Lawan dari berpikir efektual adalah berpikir kausal. Jadi begini,
kalo saya terangkan, misalnya suatu contoh, ketika seorang ibu ditanya, “Hendak
memasak apa hari ini?”, kemudian ibu itu bepikir, “Saya ingin memasak soto ayam”.
Lalu setelah punya ide soto ayam itu, ibu itu akan mecari bahan-bahan apa saja yang
dibutuhkan untuk membuat soto ayam. Jadi dia lihat ke lemari esnya, dia lihat ke
dapurnya, dilihatnya lemari, ternyata, “Wah, daging ayamnya belum ada, garamnya
habis”, maka ibu itu harus beli. Ini berpikir secara kausal.
Berpikir secara efektual itu berbeda. Berpikir secara efektual secara sederhana
digambarkan sebagai seseorang yang melihat di lemari esnya tersedia apa, di
dapurnya ada apa, di lemarinya ada apa, dari sana kemudian dikumpulkan bahan-
bahan yang dimiliki, lalu bisa membuat masakan apa. Tentunya ada banyak masakan
yang bisa dikerjakan atau dihasilkan dari bumbu-bumbu atau bahan-bahan yang sudah
dimiliki oleh ibu tersebut. Ini berpikir efektual.

Dengan demikian kalau kita kembali ke pertanyaan dasar yang sering diajukan oleh
orang yang ingin membuka usaha, “Saya ini cocoknya usaha apa ya?”. Sebetulnya
yang paling tahu adalah dirinya sendiri karena kalau misalnya kemudian dia diberi tahu
oleh orang lain, “Kamu itu cocoknya bisnis dibidang ini, misalnya, atau di bidang itu”,
maka dia akan berusaha mencari, melengkapi apa yang kurang. Padahal kalau dia
misalnya tahu apa yang dia punya, apa yang dia sudah bisa, maka dia sudah langsung
bisa mengerjakan bisnis itu tanpa harus menunda-nunda. Ini prinsip efektual yang
paling basic, paling prinsip. Jadi artinya, berpikir dengan dari diri sendiri. Bukan dari
yang di luar kita. Selanjutnya akan kita bahas satu per satu mengenai prinsip-prinsip
dalam berpikir secara efektual ini.

Ada lima prinsip dalam teori efektuasi. Prinsip yang pertama adalah Bird In Hand. Bird
In Hand adalah ungkapan dalam lingkungan di Amerika yang berarti tentang apa saja
yang dimiliki oleh kita. Apa saja yang ada di tangan kita sebetulnya. Ini bicara tentang
tiga hal, yaitu siapa diri kita, yang kedua adalah apa yang bisa kita lakukan, dan yang
ketiga adalah siapa saja yang kita kenal. Kalau kita kembali pada hakikat Bird In Hand
ini, siapa diri kita itu bicara tentang misalnya passion saya itu apa? Hobi saya apa?
Saya ini lulusan apa? Saya itu bisa apa? Kemudian juga bisa, mungkin saya dari
keluarga apa? Itu adalah apa-apa saja, atau siapa saya.

Kemudian kita bicara juga dengan apa yang bisa kita lakukan. Yang bisa saya lakukan
misalnya, mungkin saya pernah ikut kursus tertentu, saya pernah belajar ini, belajar itu,
saya pernah misalnya sekolah sehingga saya punya keterampilan tertentu, ini adalah
apa yang bisa saya lakukan. Katakanlah saya bisa menggunakan solder untuk
elektronika, saya bisa misalnya berbahasa inggris, saya bisa mungkin katakanlah
menggambar, atau saya bisa memasak misalnya, semua ini adalah apa yang bisa kita
lakukan.

Yang ketiga tadi, ini masih dalam satu prinsip yang pertama, yang ketiga adalah siapa
saja yang kita kenal, yang saya kenal. Yang saya kenal ini akan menunjang saya
sebagai modal yang bisa saya miliki. Misalnya saja saya kenal dengan teman-teman
saya, saya kenal dengan keluarga saya tentunya dalah orang-orang dekat saya. Ini
adalah modal awal dalam berusaha. Jadi jangan kita itu kalau misalnya ingin membuka
usaha, “Wah, saya tidak punya modal”, jangan. Karena modal awal itu adalah siapa
kita? Apa yang bisa kita lakukan? Dan siapa yang kita kenal. Mungkin ada banyak
usaha yang didirikan karena orang tuanya yang bisa memasak, atau istri yang bisa
membuat kue misalnya. Atau mungkin katakanlah adik yang bisa punya keahlian
tertentu sehingga membuat usaha itu menjadi berjalan dengan lancar. Jadi semua ini
merupakan bagian dari modal.

Prinsip yang kedua adalah affordable loss. Affordable loss artinya sejauh mana
entrepreneur itu siap menanggung kerugian. Setiap usaha pasti ada resiko. Resiko itu
beraneka ragam. Bisa resiko uang, resiko waktu, bisa resiko tenaga, dan sebagainya.
Ketika seseorang mau melakukan sebuah usaha, mau mengembangkan bisnisnya lebih
besar lagi, tentunya juga menghadapi resiko yang sama. Kalau kita mempertaruhkan
seluruhnya dan kemudian kita rugi, dan kemudian kita tidak bisa bangkit kembali, itu
bukan seorang entrepreneur yang sukses tentunya, tapi seorang entrepreneur yang
pintar itu dia bisa mempunyai prinsip affordable loss. Misalnya begini, kalau misalnya
saja satu juta rupiah ini saya gunakan untuk modal dan satu juta rupiah ini hilang/habis,
itu saya rela. Maka itu adalah affordable loss saya. Tapi affordable loss tiap orang bisa
berbeda-beda. Bagi orang lain mungkin satu miliar. Bagi orang lain mungkin hanya satu
juta. Bagi orang lain mungkin sepuluh juta. Ketika seseorang menanamkan uangnya
untuk investasi, untuk modal, baik itu tidak hanya uang, tenaga juga, pikiran, waktu,
maka perhitungkan affordable loss. Artinya apa? Siap rugi. Karena kita tahu bahwa
usaha itu mengahadapi situasi yang tidak pasti. Jadi, tetap punyalah mental siap rugi
dan kerugian yang bisa diterima. Ini pentingnya supaya kalaupun terjadi kerugian, kita
masih bisa bangkit karena menganggap kerugian itu masih affordable buat kita.

Prinsip yang ketiga adalah lemonade principle. Lemonade principle itu juga merupakan
ungkapan yang ada di Amerika, yaitu ketika hidup terasa seperti lemon, lemon berarti
kecut, yang rasanya kecut, buatlah menjadi lemonade. Lemonade itu limun. Seorang
entrepreneur harus bisa punya kreatifitas, harus punya mental yang tahan uji. Kalau
pun ada situasi yang tidak pasti, yang tidak enak, bisa membuatnya menjadi sesuatu
yang berguna, berpeluang bagi dia. Jadi artinya dia tetap punya cara untuk mengatasi
problem-problem yang dihadapi. Ini adalah prinsip yang ketiga. Tampaknya mungkin
sederhana, tapi ini adalah kunci yang penting. Kita tahu banyak orang mengatakan,”Di
setiap masalah ada peluang”. Tidak semua orang bisa melihat, berpikir bahwa sebuah
masalah itu adalah peluang. Entrepreneur harus bisa mengubah sesuatu yang tidak
enak ini, situasi yang tidak pasti, dia harus mengontrolnya supaya ia bisa menghasilkan
sesuatu peluang yang menguntungkan bagi dirinya. Ini adalah prinsip yang ketiga.

Kalau kita lihat prinsip yang keempat, prinsip yang keempat adalah crazy quilt. Crazy
quilt yaitu kumpulan dari perca-perca kain yang dijahit sehingga menghasilkan sebuah
selimut yang indah. Apa maksud dari crazy quilt ini? Crazy quilt ini adalah kemampuan
seorang entrepreneur membangun network dari pihak-pihak yang lain, jadi banyak-
banyak pihak seperti pecahan-pecahan perca-perca kain ini dia kumpulkan, dia jadikan
satu sehingga berguna buat dia. Jadi kalau misalnya, saya misalnya punya banyak
teman, punya setumpuk atau sekotak kartu nama orang-orang yang pernah saya kenal,
tapi tidak pernah saya ajak bekerja sama, sebenarnya itu percuma. Seorang
entrepreneur harus bisa menjalin komitmen yang saling menguntungkan dengan orang
lain sehingga dia bisa menghubungkan salah satu orang dengan orang lain melalui
dirinya terjadi ikatan dan dia bisa mendapatkan keuntungan dari sana. Ini adalah prinsip
crazy quilt.

Yang terakhir, prinsip yang kelima adalah Pilot In The Plane. Apa maksudnya? Kita
menganggap bahwa hidup kita ini adalah sebuah pesawat dimana kita adalah pilotnya.
Maka, kita lah yang menentukan pesawat kita ini mau ke mana. Kita harus bisa
mengontrol kemana kita mau menuju. Seorang entrepreneur harus tahu. Dia harus
punya determinasi, “O, saya harus ke sana”. Maka saya harus mencapai hal itu. Jangan
sampai misalnya ada halangan, mundur. Semua ini sebetulnya membutuhkan sebuah
keterampilan. Cara berpikir yang efektual dimana kita bisa membuat diri kita itu
bertindak bukan hanya sekedar misalnya saja mengantisipasi masa depan, karena
secara prinsip kita tidak bisa meramalkan masa depan. Siapa yang tahu tentang masa
depan? Tapi yang penting adalah kita bisa mengatur diri kita untuk siap menghadapi
situasi apa saja karena situasi yang tidak menentu ini akan kita bisa atasi kalu kita
pertama siap dengan diri kita. Kita bercaya bahwa kita punya yang menjadi modal buat
diri kita sendiri. Jadi, misalnya tadi bird in hand, siapa kita, apa yang bisa kita lakukan,
dan siapa saja yang kita kenal. Ingat, jangan hanya cukup kenal, tapi cobalah menjalin
kerja sama dengan orang yang kita kenal. Untuk itu adalah baik dari hari ke hari
teruslah menimba keterampilan-keterampilan supaya kita makin banyak yang bisa kita
ketahui atau bisa kita lakukan. Demikian juga jangan lewatkan ketika bertemu dengan
orang lain, berkenalan dengan orang lain, sebab dalam pertemuan-pertemuan itu bisa
saja terjadi sebuah pertemuan yang menghasilkan peluang. Artinya apa? Saya kenal
dengan si A, saya kenal dengan si B. O, ternyata dengan si A, dengan si B ini saya bisa
mendapatkan peluang. Nah, semua ini lakukanlah dengan prinsip affordable loss
karena jangan karena sangking yakinnya, kita mempertaruhkan semuanya, akibatnya
kalau gagal maka semuanya bisa hancur.

Prinsip ini bisa di baca dalam sebuah buku yang telah saya sebutkan tadi, Effectual
Entrepreneurship. Kemuan ada juga buku yang berjudul Effectuation yang ditulis Saras
D. Sarasvathy. Teori ini memang masih relatif baru dan teori ini berangkat dari
penelitian mewawancarai sejumlah entrepreneurs yang sukses. Bahwa prinsip-prinsip
ini diambil karena mereka cara berpikirnya bukan seperti manajer yang harus ditarget,
tapi mereka bisa menghasilkan sesuatu karena mereka mempunyai modal dari dalam
dirinya.

Ini adalah prinsip-prinsip efektuasi dimana kita harusnya bisa mengelola sumber daya
yang kita miliki untuk menumbuhkan usaha yang ada. Semoga yang saya sampaikan
bisa bermanfaat. Saya Nur Agustinus. Salam entrepreneur.

Sumber : T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

Dewasa ini, semakin banyak pengusaha sukses yang berasal dari


Indonesia.Mayoritasnya malah masih tergolong pengusaha muda yaitu
usia 20 an lho!

Bagi Anda para calon pebisnis, jangan mudah putus asa dan ayo
manfaatkan peluang usaha.

Mari kita lihat kisah inspirasi para pengusaha sukses Indonesia berikut
untuk memotivasi Anda.

Rubrik Finansialku

Belajar dari Sang Ahli

Jika Anda ingin memulai bisnis sendiri, tentunya banyak orang yang
mencegah dan mengurungkan niat Anda.

“Ah, bagaimana kalau gagal?”


“Yakin kamu bisa? Susah loh memulai bisnis.”
“Modal dari mana? Menafkahi anak istri saja masih susah.”

Namun, untuk menapak jalan menuju kesuksesan, Anda harus fokus pada
hal-hal positif dan mendukung ketimbang reaksi negatif dari sekitar.

Sebagai contoh, Anda bisa melihat kisah sukses yang inspiratif untuk
memotivasi diri. Dengan belajar dari pengalaman dan kisah mereka dalam
merintis bisnis, Anda juga bisa memulai bisnis dengan percaya diri.

Penasaran dengan kisah sukses pengusaha sukses asal Indonesia?


Melalui artikel berikut, mari kita simak 10 kisah sukses pengusaha
Indonesia yang tentunya bisa menginspirasi Anda:

Pengusaha Sukses #1: William Tanuwijaya – Tokopedia

William Tanuwijaya dilahirkan pada tanggal 11 November 1981. Setelah


tamat SMA, beliau merantau ke ibukota untuk melanjutkan pendidikan.

William Tanuwijaya kemudian mengambil pendidikan di Universitas Bina


Nusantara (Binus), jurusan Teknik Informatika.

William kemudian bekerja sampingan sebagai penjaga warnet, dimana


beliau kemudian memperoleh tambahan penghasilan dan internet gratis.
Dari sinilah William pertama kali mengenal internet lebih dalam.

Kisah suksesnya berlanjut saat beliau bekerja di beberapa


perusahaan software developer dan game developer, bahkan di
perusahaan jual beli online KafeGaul.
[Baca Juga: Akuntansi Manajemen yang Harus Dikuasai oleh Calon
Pengusaha Sukses seperti Anda]

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya, William


mengajak salah satu rekannya bernama Leontinus Alpha Edison, merintis
Tokopedia.com pada tanggal 6 Februari 2009 yang kemudian rilis pada 17
Agustus 2009.

Tanpa memakan waktu lama, Tokopedia mendapatkan suntikan investasi


pada tahun pertamanya dan dinobatkan sebagai startup e-
commerce terbaik di Indonesia oleh Bubu Awards.

Kini, Tokopedia menjadi satu platform terbesar yang menghubungkan


penjual dan pembeli dengan proses jual beli yang aman, nyaman dan
praktis.

Pengusaha Sukses #2: Achmad Zaky – BukaLapak


Achmad Zaky lahir pada 24 Agustus 1986 di kota Sragen, Indonesia.
Beliau adalah lulusan teknik informatika dari Institut Teknologi Bandung
pada tahun 2004.

Ketertarikannya dengan dunia informatika tampak sejak bangku SD, dan


terbukti dari kemenangannya di berbagai kejuaraan dan olimpiade selama
mengenyam pendidikan.

Setelah lulus dari ITB, Achmad Zaky mendirikan perusahaan jasa


konsultasi teknologi bernama Suitmedia. Zaky membuat
sebuah website yang menjadi proyek internal perusahaan. Proyek
tersebutlah yang menjadi asal kesuksesan Achmad Zaky pendiri
bukalapak.com.

[Baca Juga: Pebisnis Kalau Mau Sukses Harus Punya Program Kerja,
Berikut ini Tips Menyusun Program Kerja]

Setelah menyelesaikan pengembangan Bukalapak.com yang diselesaikan


hanya dalam kurun waktu dua bulan, Achmad Zaky mengajak para
pedagangmall dan UMKM untuk bergabung di Bukalapak.com.
Tak disangka ajakan ini memperoleh respon sangat positif, dan menjadikan
Bukalapak.com tenar dalam sekejap.

Seiring dengan pertumbuhan yang sangat pesat, pendanaan dari investor


kerap berdatangan.

Beberapa investor yang tertarik mendanai bukalapak.com antara lain


adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang
Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group).

Pengusaha Sukses #3: Ferry Unardi – Traveloka

Pendiri Traveloka Ferry Unardi, lahir pada 16 Januari 1988 di kota Padang.

Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah, Ferry


memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Purdue University
jurusan Computer Science and Engineering.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, beliau memutuskan untuk bekerja


di Microsoft, Seattle. Dengan tingkat persaingan yang tinggi, Ferry menilai
bahwa kariernya di Microsoft akan sulit naik.

Beliau kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja dan melanjutkan


studinya.

Sambil menjalani studi di Harvard University, Ferry Unardi tertarik untuk


mengembangkan perusahaan rintisan (startup). Beliau memilih bidang
mesin pencari tiket pesawat.
[Baca Juga: 11 Sikap Mental yang Perlu Dimiliki oleh Setiap
Pengusaha Sukses seperti Anda]

Karena ide inilah, lahir Traveloka, startup di bidang reservasi tiket yang
tergolong baru dan langsung menarik perhatian para investor.

Sejauh ini, Traveloka sudah mendapatkan pendanaan dari beberapa


perusahaan modal ventura (venture capital).

Pendanaan pertama berasal dari East Ventures pada tahun 2012 dan
Global Founders Capital pada tahun 2013.

Nah, pengusaha terutama untuk startup, perlu untuk memahami


pengelolaan keuangan. Tentunya jika Anda dapat mengelola uang pribadi
dan uang bisnis Anda, dan tidak mencampurkannya, bisnis Anda pun
dapat tumbuh secara sehat.
Pengusaha Sukses #4: Nadiem Makarim – Gojek

Dibalik kesuksesan GoJek, ternyata ada sosok pendiri yang bernama Nadiem
Makarim yang lahir pada 4 Juli 1984.

Beliau sempat menjalani pendidikan SMA di Singapura, pendidikan sarjana di


International Relations di Brown University Amerika Serikat, serta pendidikan
master di Harvard Business School.

Dengan latar pendidikan yang luar biasa, beliau kemudian bekerja di sebuah
perusahaan konsultan Mckinsey & Company, Managing Editor di Zalora
Indonesia, terakhir sebagai Chief Innovation officer di Kartuku.

Namun tidak puas sampai disana, Nadiem mendirikan PT GoJek Indonesia,


penyedia jasa transportasi ojek di Indonesia yang berkembang pesat setelah
aplikasi ponselnya diluncurkan pada awal 2015.

Awal mula berdirinya GoJek adalah ide Nadiem yang melihat permasalahan utama
pengendara ojek, yaitu tidak produktifnya tukang ojek karena kerap mangkal
menunggu penumpang.

Hal ini terjadi karena adanya giliran dalam melayani penumpang.


[Baca Juga: Strategi Paling Ampuh untuk Para Pebisnis Menang Persaingan
Dari Sun Tzu Art of War, Filsuf Tiongkok]

Dari situlah Nadiem menghasilkan inovasi yang mampu menghubungkan


penumpang dan pengendara ojek sehingga bisa menerima order kapan saja dimana
saja tanpa harus mangkal.

Saat ini, GoJek telah membuktikan prestasi yang luar biasa, setidaknya ada lebih
10 ribu supir ojek yang tergabung dalam GoJek.

Salah satu sumber peningkatan yang drastis karena adanya aplikasi berbasiskan
Android.

Harapan Nadiem Makarim pendiri GoJek adalah, perusahaannya PT GoJek


Indonesia dapat terus membantu serta melayani seluruh masyarakat Indonesia
dimanapun mereka berada.

Pengusaha Sukses #5: Hendy Setiono – Baba Rafi

Kebab Baba Rafi didirikan sejak tahun 2007 dan berpusat di Jakarta, dengan
jumlah outlet yang semula hanya 2 kini telah berkembang mencapai 1.200 outlet di
seluruh dunia.

Hendy Setiono, pria asal Surabaya tersebut memperoleh ide kuliner ala timur
tengah ini saat tengah berkunjung ke Qatar. Dia melihat banyaknya kedai kebab
disana, dan berpikir bahwa kuliner tersebut memiliki potensi besar untuk
berkembang di Indonesia.

Untuk merealisasikannya, dia bekerja sama dengan Hasan Baraja untuk


mengembangkan usaha kuliner itu dengan modal awal sebesar Rp4.000.000 saja.

Setelah berjalan selama 14 tahun, kini Baba Rafi sudah mengembangkan sayapnya
hingga ke luar negeri, seperti Malaysia, Filipina, China, dan Sri Lanka. Hendy
mengungkapkan bahwa dia masih ingin memperluas usahanya ke berbagai negara
lainnya di seluruh dunia.
[Baca Juga: Pebisnis Harus Kuasai 3 Jenis Komunikasi]

Perkembangan Kebab Baba Rafi tidak berhenti sampai disitu, terbukti dari
terbentuknya perluasan bisnis Hendy Setiono, yaitu Babarafi-online.com.

Babarafi-online.com merupakan bagian dari PT Baba Rafi Indonesia yang


bergumul dalam bisnis Kebab Turki Baba Rafi.

Dengan perluasan ini, kini muncul peluang bisnis waralaba Baba Rafi yang terbuka
bagi para calon pebisnis yang ingin memulai usahanya.

Dengan demikian, Hendy Setiono sudah menjadi salah satu pelopor waralaba asal
Indonesia yang sukses mendunia.

Pengusaha Sukses #6: Jason Lamuda – Berrybenka.com

Menjadi seorang pebisnis di bidang digital, sejumlah tantangan besar akan selalu
menghampiri setiap saat.
Berbagai kendala sangat mungkin dialami oleh para pebisnis startup, terutama
mereka yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi.

Hal serupa juga dialami oleh Jason Lamuda, yang sukses menjalankan bisnisnya
hingga dapat bertahan dan berkembang dengan pesat seperti sekarang ini.

Jason Lamuda, Pria yang menyelesaikan gelar master di Columbia University


untuk jurusan Financial Engineering ini, justru mengawali karirnya di McKinsey &
Company sejak bulan Agustus 2008.

Bekerja sebagai Business Analyst selama 2 tahun, Jason akhirnya keluar dari
McKinsey & Company dan memutuskan untuk memulai bisnisnya di bidang
digital.

[Baca Juga: Cara Memulai Bisnis yang Perlu Anda Ketahui agar Sukses
Menjadi Pengusaha]

Jason menunjukkan kepiawaiannya dalam membangun sebuah bisnis digital


dengan mendirikan Berrybenka dan meniti kesuksesannya di dunia bisnis. Tidak
perlu waktu yang lama, Berrybenka berkembang dengan sangat pesat dan
mengalami pertumbuhan bisnis yang luar biasa.
Jason kemudian memperluas jangkauan pasar Berrybenka dengan cara
menyediakan beragam kategori produk yang lebih variatif, seperti: make-up,
kecantikan, dan bahkan beberapa apparel olahraga.

Hal ini tentu akan menjadi sebuah nilai jual Berrybenka di tengah-tengah ketatnya
persaingan di antara bisnis online yang berkembang di Indonesia.

Jason Lamuda mengungkapkan bahwa dirinya akan terus memperluas sektor bisnis
Berrybenka, dan mengincar sektor fashion pria untuk pengembangan ke depannya.

Pengusaha Sukses #7: Hendrik Tio Pendiri Bhinneka.com

Bhinneka atau PT Bhinneka Mentari Dimensi berdiri pada tahun 1993.

Perusahaan ini bergerak di bidang distribusi dan penjualan produk-produk


teknologi informasi sebagai inti bisnisnya, seperti PC Build Up dan PC
Compatible, Peripherals, jaringan (Lan/Wan), solusi video editing hingga pusat
servis.

Saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998 hingga 1999, bisnis PT Bhinneka
Mentari Dimensi, nyaris lumpuh. Jumlah karyawan yang semula mencapai 129
orang menjadi sisa 24 orang.

Pada saat itulah Nicholas Tio & Hendrik Tio melihat peluang belanja onlineyang
sedang booming di Amerika.

Meski e–commerce pada saat itu masih menjadi hal yang baru di Indonesia dan
berisiko tinggi, Hendrik tidak menyerah begitu saja.
[Baca Juga: 7 Pebisnis Sukses yang Memulai Bisnis dari Garasi]

Dengan tekad dan kerja kerasnya, lahirlah situs Bhinneka.com yang masih berupa
profil perusahaan, yang kemudian disetujui untuk dijadikan model online store.

Dari sinilah awal mula kisah sukses Hendrik Tio pendiri Bhinneka.com bermula.

Karena kesulitan dalam penjualan dan krisis ekonomi di Indonesia, PT Bhinneka


Mentari Dimensi mulai mencoba model bisnis yang baru. Model bisnis baru ini
menggunakan internet sebagai channel untuk berjualan.

Tidak disangka, bisnis yang awalnya dinilai tidak berpotensi di Indonesia kini
sudah menjamur.

Bisnis online sudah bisa ditemui di berbagai sektor, mulai dari fashion, makanan,
alat elektronik, hingga produk dan jasa lainnya.

Pengusaha Sukses #8: Johnny Andrean – Johnny Andrean


Salon, J.CO, Bread Talk
Siapa yang tidak tahu dengan waralaba J.CO dan Bread Talk?

Ya, kedua bisnis ini ternyata dimiliki oleh pendiri Johnny Andrean Salon, yaitu
Johnny Andrean sendiri.

Bisnis awal Johnny Andrean adalah salon. Salon itu dibuat pertama kali pada tahun
1980-an di bagian ujung Jakarta Utara. Usaha salon dipilihnya karena
bekal skill yang diajarkan oleh ibunya.

Setelah Johnny Andrean Salon sukses berjalan, beliau membuka franchise di


bidang kuliner yaitu BreadTalk. Perusahaan roti asal Singapura tersebut dipilihnya
karena rasa dan peminat yang tinggi, sehingga bukan tidak mungkin BreadTalk
akan menjadi primadona roti Indonesia.

Usaha tersebut dimulai sejak bulan Maret 2003 pada gerai pertama di Mall Kelapa
Gading, Jakarta.

Belajar dari bisnis waralaba BreadTalk, Johnny Andrean merasa ingin


mengembangkan bisnis sendiri di bidang kuliner. Namun, berbeda dengan
BreadTalk yang dibeli dari perusahaan lain, J.CO Donuts & Coffee benar-benar
asli rintisannya.

[Baca Juga: Ini 8 Cara untuk Menjadi Pengusaha Waralaba yang Sukses]
Setelah melakukan berbagai riset dan keilmuannya di bidang membuat roti yang
diperoleh sebelum membuka gerai BreadTalk, Johnny Andrean akhirnya
memutuskan untuk membuka J.CO Donuts & Coffee dengan gerai pertama pada
tahun 2005.

Hingga saat ini, jumlah gerai J.CO Donuts & Coffee di Indonesia sudah mencapai
lebih dari 100 gerai. Padahal, jumlah tersebut belum termasuk gerai yang dibuka di
negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura, China, serta Filipina.

Bukan tidak mungkin perusahaan donat yang telah merambah negara tetangga itu
akan mengambil hati konsumen di dunia.

Pengusaha Sukses #9: Ciputra – Ciputra Group

Terlahir dengan nama Tjie Tjin Hoan, Ir. Ciputra lahir pada tanggal 24 Agustus
1931 di Parigi, Sulawesi Tengah. Beliau dikenal dengan sosok insinyur
dan entrepreneur di bidang properti.

Beberapa bisnisnya antara lain: Jaya Group, Metropolitan Group dan Ciputra
Group. Beliau juga dikenal dengan sosok filantrofis yang fokus pada bidang
pendidikan.

Setelah tamat dari SMA, Beliau meninggalkan kampung halamannya dan


berkelana ke Pulau Jawa. Pak Ciputra kemudian berhasil masuk ke jurusan
Insinyur di Institut Teknologi Bandung.
[Baca Juga: Mengapa Ada Orang Kaya dan Orang Miskin? Apa Rahasia
Kebiasaan Keuangan Orang Kaya?]

Mengawali kariernya, Pak Ciputra bekerja di Jaya Group, perusahaan daerah milik
Pemda DKI. Pak Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi dan penasihat
disana sampai dengan usia 65 tahun.

Pada perusahaan tersebut, Pak Ciputra diberi kesempatan untuk berinovasi.


Kesempatan tersebut digunakan sebaik-baiknya untuk membangun proyek Ancol.

Karier bisnisnya makin meroket ketika Beliau bekerja sama dengan Soedono Salim
(Liem Sioe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali dan Ibrahim Risjad untuk
mendirikan Metropolitan Group.

Bisnis baru ini bergerak di bidang developer perumahan mewah, seperti Pondok
Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.

Meski telah melewati lika liku dan krisis ekonomi yang berdampak negatif dalam
bisnisnya, kini Group Ciputra terus berkembang dan telah melakukan ekspansi
usaha di dalam dan ke luar negeri.
Pengusaha Sukses #10: Budiono Darsono – Detik.com

Seperti apakah kisah sukses Budiono Darsono, salah satu pendiri Detik.com dalam
menorehkan sejarah sebagai pendiri media informasi online terlaris?

Budiono Darsono (mantan wartawan DeTik) kini dikenal sebagai salah satu pendiri
dari media sosial online Detik.com bersama dengan tiga temannya, yakni Yayan
Sopyan (mantan wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo) dan
Didi Nugrahadi.

Beliau melahirkan Detik.com pada masa terjadinya gejolak politik di tanah air
pada tahun 1998. Ketika setiap kantor tabloid DeTik dan beberapa kantor surat
kabar seperti tabloid Tempo dan lain sebagainya ditutup secara paksa oleh
pemerintah.

[Baca Juga: 10 Kebiasaan Para Pengusaha Sukses yang Dilakukan di Pagi


Hari. Ayo Coba Dilakukan!]
Dengan bermodalkan sekitar Rp40 juta dan slogan “Mengapa menunggu besok,
Detik ini juga!”, pada tanggal 9 Juli 1998, terciptalah Detik.com yang terpampang
di blog resmi Budiono Darsono.

Kini Budiono Darsono menjabat sebagai direktur utama Detik.com dengan dana
sebesar Rp540 miliar dari Chairul Tanjung yang telah mengakuisisi media
sosial online terlaris ini.

Pendapatan dari Detik.com semakin naik hingga puluhan miliar setiap tahunnya
seiring bertambahnya iklan yang masuk.

Pengalaman itu Mahal Harganya

Mendengar kisah sukses 10 pengusaha sukses di Indonesia, tentunya bukan hanya


kejayaan yang dapat dipetik, namun juga kegagalan dan lika liku perjalanan
mereka.

Meski pengalaman itu mahal karena ditukar dengan biaya jutaan hingga miliaran
rupiah, mereka tetap berjuang tanpa kenal putus asa.

Jika mereka bisa, kami yakin Anda juga bisa memulai bisnis sendiri dan menjadi
salah satu pengusaha sukses asal Indonesia generasi selanjutnya!

Bacalah Buku Entrepreneurship dari Hisrich, Peters, dan Shepherd.

Anda mungkin juga menyukai