Dengan demikian kalau kita kembali ke pertanyaan dasar yang sering diajukan oleh
orang yang ingin membuka usaha, “Saya ini cocoknya usaha apa ya?”. Sebetulnya
yang paling tahu adalah dirinya sendiri karena kalau misalnya kemudian dia diberi tahu
oleh orang lain, “Kamu itu cocoknya bisnis dibidang ini, misalnya, atau di bidang itu”,
maka dia akan berusaha mencari, melengkapi apa yang kurang. Padahal kalau dia
misalnya tahu apa yang dia punya, apa yang dia sudah bisa, maka dia sudah langsung
bisa mengerjakan bisnis itu tanpa harus menunda-nunda. Ini prinsip efektual yang
paling basic, paling prinsip. Jadi artinya, berpikir dengan dari diri sendiri. Bukan dari
yang di luar kita. Selanjutnya akan kita bahas satu per satu mengenai prinsip-prinsip
dalam berpikir secara efektual ini.
Ada lima prinsip dalam teori efektuasi. Prinsip yang pertama adalah Bird In Hand. Bird
In Hand adalah ungkapan dalam lingkungan di Amerika yang berarti tentang apa saja
yang dimiliki oleh kita. Apa saja yang ada di tangan kita sebetulnya. Ini bicara tentang
tiga hal, yaitu siapa diri kita, yang kedua adalah apa yang bisa kita lakukan, dan yang
ketiga adalah siapa saja yang kita kenal. Kalau kita kembali pada hakikat Bird In Hand
ini, siapa diri kita itu bicara tentang misalnya passion saya itu apa? Hobi saya apa?
Saya ini lulusan apa? Saya itu bisa apa? Kemudian juga bisa, mungkin saya dari
keluarga apa? Itu adalah apa-apa saja, atau siapa saya.
Kemudian kita bicara juga dengan apa yang bisa kita lakukan. Yang bisa saya lakukan
misalnya, mungkin saya pernah ikut kursus tertentu, saya pernah belajar ini, belajar itu,
saya pernah misalnya sekolah sehingga saya punya keterampilan tertentu, ini adalah
apa yang bisa saya lakukan. Katakanlah saya bisa menggunakan solder untuk
elektronika, saya bisa misalnya berbahasa inggris, saya bisa mungkin katakanlah
menggambar, atau saya bisa memasak misalnya, semua ini adalah apa yang bisa kita
lakukan.
Yang ketiga tadi, ini masih dalam satu prinsip yang pertama, yang ketiga adalah siapa
saja yang kita kenal, yang saya kenal. Yang saya kenal ini akan menunjang saya
sebagai modal yang bisa saya miliki. Misalnya saja saya kenal dengan teman-teman
saya, saya kenal dengan keluarga saya tentunya dalah orang-orang dekat saya. Ini
adalah modal awal dalam berusaha. Jadi jangan kita itu kalau misalnya ingin membuka
usaha, “Wah, saya tidak punya modal”, jangan. Karena modal awal itu adalah siapa
kita? Apa yang bisa kita lakukan? Dan siapa yang kita kenal. Mungkin ada banyak
usaha yang didirikan karena orang tuanya yang bisa memasak, atau istri yang bisa
membuat kue misalnya. Atau mungkin katakanlah adik yang bisa punya keahlian
tertentu sehingga membuat usaha itu menjadi berjalan dengan lancar. Jadi semua ini
merupakan bagian dari modal.
Prinsip yang kedua adalah affordable loss. Affordable loss artinya sejauh mana
entrepreneur itu siap menanggung kerugian. Setiap usaha pasti ada resiko. Resiko itu
beraneka ragam. Bisa resiko uang, resiko waktu, bisa resiko tenaga, dan sebagainya.
Ketika seseorang mau melakukan sebuah usaha, mau mengembangkan bisnisnya lebih
besar lagi, tentunya juga menghadapi resiko yang sama. Kalau kita mempertaruhkan
seluruhnya dan kemudian kita rugi, dan kemudian kita tidak bisa bangkit kembali, itu
bukan seorang entrepreneur yang sukses tentunya, tapi seorang entrepreneur yang
pintar itu dia bisa mempunyai prinsip affordable loss. Misalnya begini, kalau misalnya
saja satu juta rupiah ini saya gunakan untuk modal dan satu juta rupiah ini hilang/habis,
itu saya rela. Maka itu adalah affordable loss saya. Tapi affordable loss tiap orang bisa
berbeda-beda. Bagi orang lain mungkin satu miliar. Bagi orang lain mungkin hanya satu
juta. Bagi orang lain mungkin sepuluh juta. Ketika seseorang menanamkan uangnya
untuk investasi, untuk modal, baik itu tidak hanya uang, tenaga juga, pikiran, waktu,
maka perhitungkan affordable loss. Artinya apa? Siap rugi. Karena kita tahu bahwa
usaha itu mengahadapi situasi yang tidak pasti. Jadi, tetap punyalah mental siap rugi
dan kerugian yang bisa diterima. Ini pentingnya supaya kalaupun terjadi kerugian, kita
masih bisa bangkit karena menganggap kerugian itu masih affordable buat kita.
Prinsip yang ketiga adalah lemonade principle. Lemonade principle itu juga merupakan
ungkapan yang ada di Amerika, yaitu ketika hidup terasa seperti lemon, lemon berarti
kecut, yang rasanya kecut, buatlah menjadi lemonade. Lemonade itu limun. Seorang
entrepreneur harus bisa punya kreatifitas, harus punya mental yang tahan uji. Kalau
pun ada situasi yang tidak pasti, yang tidak enak, bisa membuatnya menjadi sesuatu
yang berguna, berpeluang bagi dia. Jadi artinya dia tetap punya cara untuk mengatasi
problem-problem yang dihadapi. Ini adalah prinsip yang ketiga. Tampaknya mungkin
sederhana, tapi ini adalah kunci yang penting. Kita tahu banyak orang mengatakan,”Di
setiap masalah ada peluang”. Tidak semua orang bisa melihat, berpikir bahwa sebuah
masalah itu adalah peluang. Entrepreneur harus bisa mengubah sesuatu yang tidak
enak ini, situasi yang tidak pasti, dia harus mengontrolnya supaya ia bisa menghasilkan
sesuatu peluang yang menguntungkan bagi dirinya. Ini adalah prinsip yang ketiga.
Kalau kita lihat prinsip yang keempat, prinsip yang keempat adalah crazy quilt. Crazy
quilt yaitu kumpulan dari perca-perca kain yang dijahit sehingga menghasilkan sebuah
selimut yang indah. Apa maksud dari crazy quilt ini? Crazy quilt ini adalah kemampuan
seorang entrepreneur membangun network dari pihak-pihak yang lain, jadi banyak-
banyak pihak seperti pecahan-pecahan perca-perca kain ini dia kumpulkan, dia jadikan
satu sehingga berguna buat dia. Jadi kalau misalnya, saya misalnya punya banyak
teman, punya setumpuk atau sekotak kartu nama orang-orang yang pernah saya kenal,
tapi tidak pernah saya ajak bekerja sama, sebenarnya itu percuma. Seorang
entrepreneur harus bisa menjalin komitmen yang saling menguntungkan dengan orang
lain sehingga dia bisa menghubungkan salah satu orang dengan orang lain melalui
dirinya terjadi ikatan dan dia bisa mendapatkan keuntungan dari sana. Ini adalah prinsip
crazy quilt.
Yang terakhir, prinsip yang kelima adalah Pilot In The Plane. Apa maksudnya? Kita
menganggap bahwa hidup kita ini adalah sebuah pesawat dimana kita adalah pilotnya.
Maka, kita lah yang menentukan pesawat kita ini mau ke mana. Kita harus bisa
mengontrol kemana kita mau menuju. Seorang entrepreneur harus tahu. Dia harus
punya determinasi, “O, saya harus ke sana”. Maka saya harus mencapai hal itu. Jangan
sampai misalnya ada halangan, mundur. Semua ini sebetulnya membutuhkan sebuah
keterampilan. Cara berpikir yang efektual dimana kita bisa membuat diri kita itu
bertindak bukan hanya sekedar misalnya saja mengantisipasi masa depan, karena
secara prinsip kita tidak bisa meramalkan masa depan. Siapa yang tahu tentang masa
depan? Tapi yang penting adalah kita bisa mengatur diri kita untuk siap menghadapi
situasi apa saja karena situasi yang tidak menentu ini akan kita bisa atasi kalu kita
pertama siap dengan diri kita. Kita bercaya bahwa kita punya yang menjadi modal buat
diri kita sendiri. Jadi, misalnya tadi bird in hand, siapa kita, apa yang bisa kita lakukan,
dan siapa saja yang kita kenal. Ingat, jangan hanya cukup kenal, tapi cobalah menjalin
kerja sama dengan orang yang kita kenal. Untuk itu adalah baik dari hari ke hari
teruslah menimba keterampilan-keterampilan supaya kita makin banyak yang bisa kita
ketahui atau bisa kita lakukan. Demikian juga jangan lewatkan ketika bertemu dengan
orang lain, berkenalan dengan orang lain, sebab dalam pertemuan-pertemuan itu bisa
saja terjadi sebuah pertemuan yang menghasilkan peluang. Artinya apa? Saya kenal
dengan si A, saya kenal dengan si B. O, ternyata dengan si A, dengan si B ini saya bisa
mendapatkan peluang. Nah, semua ini lakukanlah dengan prinsip affordable loss
karena jangan karena sangking yakinnya, kita mempertaruhkan semuanya, akibatnya
kalau gagal maka semuanya bisa hancur.
Prinsip ini bisa di baca dalam sebuah buku yang telah saya sebutkan tadi, Effectual
Entrepreneurship. Kemuan ada juga buku yang berjudul Effectuation yang ditulis Saras
D. Sarasvathy. Teori ini memang masih relatif baru dan teori ini berangkat dari
penelitian mewawancarai sejumlah entrepreneurs yang sukses. Bahwa prinsip-prinsip
ini diambil karena mereka cara berpikirnya bukan seperti manajer yang harus ditarget,
tapi mereka bisa menghasilkan sesuatu karena mereka mempunyai modal dari dalam
dirinya.
Ini adalah prinsip-prinsip efektuasi dimana kita harusnya bisa mengelola sumber daya
yang kita miliki untuk menumbuhkan usaha yang ada. Semoga yang saya sampaikan
bisa bermanfaat. Saya Nur Agustinus. Salam entrepreneur.
Sumber : T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online
Bagi Anda para calon pebisnis, jangan mudah putus asa dan ayo
manfaatkan peluang usaha.
Mari kita lihat kisah inspirasi para pengusaha sukses Indonesia berikut
untuk memotivasi Anda.
Rubrik Finansialku
Jika Anda ingin memulai bisnis sendiri, tentunya banyak orang yang
mencegah dan mengurungkan niat Anda.
Namun, untuk menapak jalan menuju kesuksesan, Anda harus fokus pada
hal-hal positif dan mendukung ketimbang reaksi negatif dari sekitar.
Sebagai contoh, Anda bisa melihat kisah sukses yang inspiratif untuk
memotivasi diri. Dengan belajar dari pengalaman dan kisah mereka dalam
merintis bisnis, Anda juga bisa memulai bisnis dengan percaya diri.
[Baca Juga: Pebisnis Kalau Mau Sukses Harus Punya Program Kerja,
Berikut ini Tips Menyusun Program Kerja]
Pendiri Traveloka Ferry Unardi, lahir pada 16 Januari 1988 di kota Padang.
Karena ide inilah, lahir Traveloka, startup di bidang reservasi tiket yang
tergolong baru dan langsung menarik perhatian para investor.
Pendanaan pertama berasal dari East Ventures pada tahun 2012 dan
Global Founders Capital pada tahun 2013.
Dibalik kesuksesan GoJek, ternyata ada sosok pendiri yang bernama Nadiem
Makarim yang lahir pada 4 Juli 1984.
Dengan latar pendidikan yang luar biasa, beliau kemudian bekerja di sebuah
perusahaan konsultan Mckinsey & Company, Managing Editor di Zalora
Indonesia, terakhir sebagai Chief Innovation officer di Kartuku.
Awal mula berdirinya GoJek adalah ide Nadiem yang melihat permasalahan utama
pengendara ojek, yaitu tidak produktifnya tukang ojek karena kerap mangkal
menunggu penumpang.
Saat ini, GoJek telah membuktikan prestasi yang luar biasa, setidaknya ada lebih
10 ribu supir ojek yang tergabung dalam GoJek.
Salah satu sumber peningkatan yang drastis karena adanya aplikasi berbasiskan
Android.
Kebab Baba Rafi didirikan sejak tahun 2007 dan berpusat di Jakarta, dengan
jumlah outlet yang semula hanya 2 kini telah berkembang mencapai 1.200 outlet di
seluruh dunia.
Hendy Setiono, pria asal Surabaya tersebut memperoleh ide kuliner ala timur
tengah ini saat tengah berkunjung ke Qatar. Dia melihat banyaknya kedai kebab
disana, dan berpikir bahwa kuliner tersebut memiliki potensi besar untuk
berkembang di Indonesia.
Setelah berjalan selama 14 tahun, kini Baba Rafi sudah mengembangkan sayapnya
hingga ke luar negeri, seperti Malaysia, Filipina, China, dan Sri Lanka. Hendy
mengungkapkan bahwa dia masih ingin memperluas usahanya ke berbagai negara
lainnya di seluruh dunia.
[Baca Juga: Pebisnis Harus Kuasai 3 Jenis Komunikasi]
Perkembangan Kebab Baba Rafi tidak berhenti sampai disitu, terbukti dari
terbentuknya perluasan bisnis Hendy Setiono, yaitu Babarafi-online.com.
Dengan perluasan ini, kini muncul peluang bisnis waralaba Baba Rafi yang terbuka
bagi para calon pebisnis yang ingin memulai usahanya.
Dengan demikian, Hendy Setiono sudah menjadi salah satu pelopor waralaba asal
Indonesia yang sukses mendunia.
Menjadi seorang pebisnis di bidang digital, sejumlah tantangan besar akan selalu
menghampiri setiap saat.
Berbagai kendala sangat mungkin dialami oleh para pebisnis startup, terutama
mereka yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi.
Hal serupa juga dialami oleh Jason Lamuda, yang sukses menjalankan bisnisnya
hingga dapat bertahan dan berkembang dengan pesat seperti sekarang ini.
Bekerja sebagai Business Analyst selama 2 tahun, Jason akhirnya keluar dari
McKinsey & Company dan memutuskan untuk memulai bisnisnya di bidang
digital.
[Baca Juga: Cara Memulai Bisnis yang Perlu Anda Ketahui agar Sukses
Menjadi Pengusaha]
Hal ini tentu akan menjadi sebuah nilai jual Berrybenka di tengah-tengah ketatnya
persaingan di antara bisnis online yang berkembang di Indonesia.
Jason Lamuda mengungkapkan bahwa dirinya akan terus memperluas sektor bisnis
Berrybenka, dan mengincar sektor fashion pria untuk pengembangan ke depannya.
Saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998 hingga 1999, bisnis PT Bhinneka
Mentari Dimensi, nyaris lumpuh. Jumlah karyawan yang semula mencapai 129
orang menjadi sisa 24 orang.
Pada saat itulah Nicholas Tio & Hendrik Tio melihat peluang belanja onlineyang
sedang booming di Amerika.
Meski e–commerce pada saat itu masih menjadi hal yang baru di Indonesia dan
berisiko tinggi, Hendrik tidak menyerah begitu saja.
[Baca Juga: 7 Pebisnis Sukses yang Memulai Bisnis dari Garasi]
Dengan tekad dan kerja kerasnya, lahirlah situs Bhinneka.com yang masih berupa
profil perusahaan, yang kemudian disetujui untuk dijadikan model online store.
Dari sinilah awal mula kisah sukses Hendrik Tio pendiri Bhinneka.com bermula.
Tidak disangka, bisnis yang awalnya dinilai tidak berpotensi di Indonesia kini
sudah menjamur.
Bisnis online sudah bisa ditemui di berbagai sektor, mulai dari fashion, makanan,
alat elektronik, hingga produk dan jasa lainnya.
Ya, kedua bisnis ini ternyata dimiliki oleh pendiri Johnny Andrean Salon, yaitu
Johnny Andrean sendiri.
Bisnis awal Johnny Andrean adalah salon. Salon itu dibuat pertama kali pada tahun
1980-an di bagian ujung Jakarta Utara. Usaha salon dipilihnya karena
bekal skill yang diajarkan oleh ibunya.
Usaha tersebut dimulai sejak bulan Maret 2003 pada gerai pertama di Mall Kelapa
Gading, Jakarta.
[Baca Juga: Ini 8 Cara untuk Menjadi Pengusaha Waralaba yang Sukses]
Setelah melakukan berbagai riset dan keilmuannya di bidang membuat roti yang
diperoleh sebelum membuka gerai BreadTalk, Johnny Andrean akhirnya
memutuskan untuk membuka J.CO Donuts & Coffee dengan gerai pertama pada
tahun 2005.
Hingga saat ini, jumlah gerai J.CO Donuts & Coffee di Indonesia sudah mencapai
lebih dari 100 gerai. Padahal, jumlah tersebut belum termasuk gerai yang dibuka di
negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura, China, serta Filipina.
Bukan tidak mungkin perusahaan donat yang telah merambah negara tetangga itu
akan mengambil hati konsumen di dunia.
Terlahir dengan nama Tjie Tjin Hoan, Ir. Ciputra lahir pada tanggal 24 Agustus
1931 di Parigi, Sulawesi Tengah. Beliau dikenal dengan sosok insinyur
dan entrepreneur di bidang properti.
Beberapa bisnisnya antara lain: Jaya Group, Metropolitan Group dan Ciputra
Group. Beliau juga dikenal dengan sosok filantrofis yang fokus pada bidang
pendidikan.
Mengawali kariernya, Pak Ciputra bekerja di Jaya Group, perusahaan daerah milik
Pemda DKI. Pak Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi dan penasihat
disana sampai dengan usia 65 tahun.
Karier bisnisnya makin meroket ketika Beliau bekerja sama dengan Soedono Salim
(Liem Sioe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali dan Ibrahim Risjad untuk
mendirikan Metropolitan Group.
Bisnis baru ini bergerak di bidang developer perumahan mewah, seperti Pondok
Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.
Meski telah melewati lika liku dan krisis ekonomi yang berdampak negatif dalam
bisnisnya, kini Group Ciputra terus berkembang dan telah melakukan ekspansi
usaha di dalam dan ke luar negeri.
Pengusaha Sukses #10: Budiono Darsono – Detik.com
Seperti apakah kisah sukses Budiono Darsono, salah satu pendiri Detik.com dalam
menorehkan sejarah sebagai pendiri media informasi online terlaris?
Budiono Darsono (mantan wartawan DeTik) kini dikenal sebagai salah satu pendiri
dari media sosial online Detik.com bersama dengan tiga temannya, yakni Yayan
Sopyan (mantan wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo) dan
Didi Nugrahadi.
Beliau melahirkan Detik.com pada masa terjadinya gejolak politik di tanah air
pada tahun 1998. Ketika setiap kantor tabloid DeTik dan beberapa kantor surat
kabar seperti tabloid Tempo dan lain sebagainya ditutup secara paksa oleh
pemerintah.
Kini Budiono Darsono menjabat sebagai direktur utama Detik.com dengan dana
sebesar Rp540 miliar dari Chairul Tanjung yang telah mengakuisisi media
sosial online terlaris ini.
Pendapatan dari Detik.com semakin naik hingga puluhan miliar setiap tahunnya
seiring bertambahnya iklan yang masuk.
Meski pengalaman itu mahal karena ditukar dengan biaya jutaan hingga miliaran
rupiah, mereka tetap berjuang tanpa kenal putus asa.
Jika mereka bisa, kami yakin Anda juga bisa memulai bisnis sendiri dan menjadi
salah satu pengusaha sukses asal Indonesia generasi selanjutnya!