INDONESIA
UNIVERSITAS TERBUKA
http : //www.ut.ac.id
KARYA ILMIAH
RICKY ROSALES
NIM : 021932192
ABSTRAK
Manajemen strategik dapat diartikan sebagai usaha manajerial menumbuh
kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditentukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan aplikasi
manajemen strategik mempengaruhi citra PT.Polytron dimata public dan dimata dunia. Untuk
memperoleh jumlah data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti melakukan
pengumpulan dengan metode kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara
menyebarkan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh peneliti
dan kemudian disebarkan kepada responden. Data yang dikumpulkan dari penyebaran
kuesioner dalam bentuk kualitatif dikomposisikan terlebih dahulu agar menjadi kuantitatif.
Adapun Strategi perusahaan mencerminkan penilaian manajemen terhadap situasi dan
pilihannya tentang bagaimana mengejar tujuan perusahaan. Strategi bisa diuraikan dalam
beberapa cara. Dari hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa (S O Strategi) strategi umum
yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk
mengambil setiap keunggulan pada kesempatan, (W O Strategi) perusahaan dapat membuat
keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari
kelemahan, (S T Strategi) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman
dengan, (W T Strategi) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Kata kunci: Managemen strategic, Performance indicator, PT.Polytron Indonesia
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Polytron adalah perusahaan terbesar dan terkemuka dibidang elektronik di Indonesia.
Kekuatan dari Polytron ada pada kualitas suara dan desainnya. Polytron memiliki 2 pabrik
masing-masing di Kudus seluas 70.000 m2 dan di Sayung Semarang 130.000 m2 (merupakan
pabrik lemari es terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih dari 6.000 orang, 11 kantor
perwakilan, 5 authorized dealer, 50 service centre yang meliputi seluruh Indonesia. Sejarah
Polytron dimulai pada tanggal 16 Mei 1975, saat pemilik pabrik rokok PT. Djarum Kudus
mendirikan perusahaan dengan nama PT Indonesia Electronic dan Engineering dengan
penyertaan modal sebesar Rp. 50 juta untuk memproduksi barang elektronika.
Sekarang, Polytron juga mulai mengekspor produknya walau harus merubah bendera
supaya diterima pasar lokal Eropa.Polytron dan Perjuangan Industri Nasional melihat atau
mendengar merek Polytron, boleh jadi yang terbayangkan adalah produk elektronik dari luar
negeri.
Padahal, sesungguhnya Polytron lahir di Tanah Air, di Kudus, Jawa Tengah (Jateng),
yang kemudian menembus pasar Eropa, ASEAN, Timur Tengah, dan Australia. Bahkan,
Polytron bisa dikatakan kini tinggal satu-satunya produk nasional-tanpa prinsipal-yang masih
bertahan, setelah melalui perjuangan panjang dan gelombang pasang surutnya industri
elektronik nasional. Kompas/andi suruji Menurut yang punya merek, Polytron merupakan
gabungan dua kata, yaitu poly yang berarti banyak, dan tron diambil dari kata elektronik. Jadi,
Polytron diartikan sebagai kumpulan (banyak) elektronik. Barang elektronik, seperti produk
audio, video, kulkas, mesin pengatur suhu udara (AC), dan pompa air merek Polytron
sebenarnya lahir dari tangan putra-putri Indonesia di Kudus, Jateng, yang diakui pemiliknya
kini menguasai 15 persen pangsa pasar produk elektronik nasional untuk produk sejenis.
Menghadapi lingkungan teknologi informasi yang cepat berubah dan persaingan yang
sangat ketat, layaknya entitas hidup, sebuah organisasi harus senantiasa waspada terhadap
perubahan yang terjadi, dan cepat melakukan respon terhadap keadaan tersebut. Untuk dapat
tetap bersaing, maka dalam proses perencaan organisasi tidak beroperasi di dalam suatu
kevakuman, tetapi memberi pengaruh terhadap lingkungannya dan juga sebaliknya
lingkungan memberi pengaruh kepada organisasi lainnya, bahkan dengan masyarakat secara
umum. Karena itu, setiap Perusahaan selalu dihadapkan pada dua jenis lingkungan; yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Makin besar suatu organisasi, makin kompleks
pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadapi kedua jenis lingkungan
tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis merasa tertarik
untuk membuat suatu penelitian dalam bentuk karya tulis ilmiah/artikel ini dengan objek
pembahasan manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai manajemen strategik
yang bergerak dalam membantuekonomi perusahaan (Porter, 1985), yaitu: penyuplai, pembeli,
pengganti, pelanggan potensial, dan persaingan di kalangan pesaing yang ada merupakan
kegiatan ekonomi.
Kegiatan ini meliputi kegiatan untuk mengetahui seberapa besar Polytron meyakini
bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, Polytron akan menemukan solusi yang diperlukan
untuk menghadapi tantangan hari esok. Teknologi membuka kesempatan bagi bisnis untuk
tumbuh, bagi warga negara di pasar yang sedang berkembang untuk hidup sejahtera dengan
memasuki tahap ekonomi digital, dan agar masyarakat dapat menemukan peluang baru.
Tujuan Polytron adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang
menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan terus menjadikan Polytron
sebagai pemimpin digital yang terpercaya.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan aplikasi
manajemen strategik mempengaruhi citra PT.Polytron dimata public dan dimata dunia seperti;
1. Market leader number one in sales, volume, and market share. Yakni menjadi pemimpin
pasar dalam bisnis elektronik dengan volume penjualan nomor satu.
2. Best distribution network, yakni memiliki jaringan distribusi yang luas
3. Mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang menciptakan pasar baru
4. Terus menjadikan Polytron sebagai pemimpin digital yang terpecaya
E. METODE PENELITIAN
A. Disain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun Karya ilmiah ini adalah metode
deskriptif. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variabel yang lain.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memakai studi kasus dan
penelitian perpustakaan, sehingga dapat diketahui secara lebih jelas mengenai masalah atau
subyek yang ingin dibahas yaitu (PT Polytron).
Metode deskriptif itu sendiri merupakan metode penelitian terhadap masalah-masalah
berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari obyek
yang akan diteliti. Penulis menggunakan metode ini dengan melihat variabel-variabel yang
berkaitan dengan segmen yang ada, target pasar, dan posisi pasar TV Polytron dibenak
konsumen.
B. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah penentuan suatu construct (hal-hal yang sulit diukur)
sehingga menjadi variable-variabel yang dapat diukur (Umar, 2003,p233). Definisi
operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan cara
pengukuran construct yang lebih baik.
Variabel dalam penelitian ini adalah segmentasi, target, dan positioning yaitu
membagi pasar ke dalam segmen-segmen dan menentukan segmen sasaran yang akan
dimasuki oleh perusahaan dan mengetahui posisi produk dimata konsumen dalam hal brand
imagenya.
Agar Polytron dapat menganalisis situasi saat ini, maka digunakanlah analisis SWOT
dengan melakukan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penilaian terhadap indikator digunakan nilai berskala empat, yaitu satu = di bawah
rata-rata; dua = rata-rata; tiga = di atas rata-rata; dan empat = sangat baik.