Anda di halaman 1dari 4

Metode ETA dan FTA

Fault Event
Tree Tree

Consequence
The cause model Failure ACCIDENT
Model

Prevention before the Prevention after the failure


failure happens happens to reduce the
accident

Risk Control
Option

Dari bagan di atas, dapat dilihat bawah Fault tree analysis digunakan untuk menganalisa penyebab
sebelum kegagalan terjadi (cause model)

Sementara ETA digunakan untuk menganalisa akibat setelah kegagalan terjadi (consequence model)

FTA

Metode ini menggunakan pendekatan deduktif yang mencari penyebab dari sebuah kejadian.
Metode ini dipakai untuk investigasi kecelakaan kerja dengan cara menganalisis penyebab langsung
hingga penyebab dasar dari kecelakaan kerja itu sendiri (EFEK DOMINO)

Simbol dan keterangan Fault Tree


Adapun hal-hal penting yang perlu diperhatikan dari Analisa Fault Tree Sederhana ini adalah:

 Analisa dimulai dari kanan dan di akhiri di kotak paling kiri


 Kotak paling kanan adalah kotak yang menggambarkan kerugian yang didapat
 Setiap kotak dihubungkan oleh garis yang berarti “kotak di sebelah kanan disebabkan oleh
kotak di sebelah kiri”
 Apabila ada 1 kotak di kanan yang disebabkan oleh lebih dari 1 kotak di kiri maka hubungan
antara kotak-kotak itu adalah “dan”. Sebagai contoh: Kotak “Pekerja terpeleset di tangga”
disebabkan 4 hal yaitu:
1. Pekerja tidak menggunakan sepatu anti slip
2. Pekerja berjalan di tangga
3. Terdapat ceceran air di lantai
4. Pekerja tidak memegang handrail tangga

Kelebihan dari analisa kecelakaan melalui metode fault tree analysis adalah:

1. Secara gamblang menjelaskan semua perbedaan interaksi penyebab untuk menghasilkan


kerugian
2. Penyebab dasar dan logis dalam penyebab kerugian bisa dimengerti
3. Dapat membuat tindakan pencegahan yang tepat untuk mengeliminir penyebab dasar
sehingga kerugian yang sama tidak akan muncul lagi
4. Dapat menghitung evaluasi kualitatif dan kuantitaif dari kerugian

Sumber https://katigaku.top/2015/06/04/analisis-kecelakaan-kerja-dengan-metode-fault-tree-
analysis-fta-sederhana/

Penggabungan FMEA dengan FTA

Menurut Xu et al. (2002) dan Yeh dan Hsieh (2007) yang dikutip oleh Marimin et al. (2013) dan Apriyan
J. et al (2017), beberapa kelemahan metode FMEA antara lain:

(1) pernyataan dalam FMEA sering bersifat subjektif dan kualitatif sehingga tidak jelas dalam bahasa
ilmiah,

(2) ketiga parameter (keparahan , kejadian dan deteksi) biasanya memiliki kepentingan yang sama
padahal seharusnya ketiga parameter tersebut memiliki kepentingna yang berbeda,
(3) nilai RPN yang dihasilkan dari perkalian S, O, dan D sering sama, padahal sebenarnya
mempersentasikan nilai risiko yang berbeda.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka FMEA bias digabungkan dengan metode yanhg lainnya,
salah satunya adalah FTA.

Anda mungkin juga menyukai