Anda di halaman 1dari 5

https://rdtrzonasi.wordpress.

com/peraturan-
perundangan/
http://storage.jak-
stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/Ismayadi.pdf
PENGERTIAN TATA KOTA
A. Menurut KBBI, tata kota adalah pola tata perencanaan yg terorganisasi untuk sebuah kota
dalam membangun, misalnya jalan, taman, tempat usaha, dan tempat tinggal agar kota itu
tampak apik, nyaman, indah, berlingkungan sehat, dan terarah perluasannya pada masa depan

B. Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 69 tahun 1996 tentang pelaksanaan hak dan
kewajiban serta bentuk dan tata cara peran serta masyarakat dalam penataan ruang meliputi:

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruangudara sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnyahidup dan melakukan kegiatan
guna memelihara kelangsungan hidupnya.

2. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan
maupun tidak.

3. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruangdan pengendalian
pemanfaatn ruang.

4. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

5. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenapunsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkanaspek administratif dan atau aspek
fungsional.

6. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya.

7. Kawasan pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsikawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

C. Menurut Erna Witoelar kegiatan penataan ruang pada dasarnya merupakan suatu upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin lingkungan hidup yang
berkelanjutan dengan memperhatikan keunggulan komparatif di suatu wilayah, dan
mengurangi kesenjangan pembangunan dengan mengurangi kawasan-kawasan yang miskin,
kumuh dan tertinggal.

D. Menurut Slamet Darwani, tata ruang kota dan wilayah itu adalah menentukan,
merencanakan, dan memastikan bagaimana penggunaan ruang secara proporsional sehingga
area yang ada di Jakarta dapat memenuhi aspek kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan
hidup pada kawasan kota tersebut ketiga aspek tesebut sangat penting bagi keamanan,
kesejahteraan, dan kemajuan pada masyarakat yang tinggal pada kawasan tersebut.

E. Menurut Nurkholis Hidayat, tata ruang kota dan wilayah itu adalah suatu usaha pemegang
kebijakan untuk menentukan visi ataupun arah dari kota yang menjadi tanggung jawab
pemegang kekuasaan di wilayah tersebut.

F. Menurut Abidin Kusno, tata ruang tidak hanya berupa tampak fisik dari lingkungan saja
tapi juga mempengaruhi pengakuan identitas. Baik individual atau kolektif. Ruang dengan
kapasitas tersebut bisa menghapuskan identitas individu ataupun komunitas bahkan populasi
sekalipun, melalui ( sains, tekhnologi, dan ekonomi ) ilmu pengetahuan, politik etik dan
simbol-simbol ritual yang dibuat oleh aparat-aparat kekuasaan.

Pentingnya Tata Kota


Pengelolaan lingkungan di daerah perkotaan menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Di
lingkungan perkotaan yang sebagian besar dipenuhi oleh bangunan dan gedung yang
menjulang tinggi, kelestarian alam harus dijaga dan dirawat agar tidak merusak ekosistem
alam. Banyak kasus terutama di kota-kota besar di Indonesia, tata bangunan tidak
diperhatikan oleh setiap elemen masyarakat yang berkepentingan. Pembangunan
berkelanjutan sangat berdampak bagi perkembangan kota-kota di masa depan. Karena
aktifitas manusia dipercaya tidak akan dapat selamanya menggunakan dan mengambil
sumber-sumber yang ada sekarang tanpa akan membahayakan kesempatan bagi generasi
berikutnya. Kota-kota adalah area penting bagi berbagai aktivitas manusia dan mereka ini
adalah konsumen terbesar dari sumber-sumber alam.

Tata kota dan tata bangunan yang tidak diperhatikan menjadi masalah besar yang berdampak
pada struktur tanah berupa kerusakan lapisan tanah. Contoh riil saja di Jakarta, kota besar
metropolitan yang padat penduduknya juga padat akan bangunannya. Sayangnya
pembangunan kota pada era orde baru tidak memperhatikan lingkungan dan tata kotanya. Hal
itu berdampak pada bangunan yang tidak teratur dan tidak terawat, yang menyebabkan
potensi akan terjadinya banjir lebih besar. Banjir merupakan persoalan yang selalu
menghantui masyarakat Jakarta dari waktu ke waktu disaat musim hujan tiba. Jika hujan
turun pada saat yang bersamaan antara Jakarta dan wilayah Bogor. Tingginya volume air
yang melewati aliran sungai ditambah dengan buruknya sistem drainase yang ada membuat
air tidak dapat mengalir dengan baik sehingga meluap dan menggenangi wilayah titik banjir
yang ada.

Sebagai Ibu Kota Negara, laju pembangunan dan perkembangan Jakarta berjalan dengan
sangat cepat. Kondisi ini akan semakin parah lagi jika perencanaan dan pengelolaan kota
tidak mempertimbangkan aspek-aspek ruang kota yang dapat menghemat energi dan
mendukung efisiensi ini. Jika kondisi ini tidak dibarengi dengan perencanaan tata kota yang
baik tentu akan berdampak buruk bagi keberlangsungan kota yang semakin lama akan
semakin padat. Semakin sempitnya ruang terbuka hijau membuat daerah resapan air semakin
berkurang, karena telah dipadati oleh kawasan bisnis baik mall, perkantoran maupun
apartemen.

Pada dasarnya konsep penataan ruang wilayah adalah untuk pemanfaatan pembangunan yang
harus mengacu pada beberapa aspek seperti, keamanan, kenyamanan, produktifitas serta
dapat bermanfaat secara luas bagi semua lapisan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
konsep penggunaan ruang ini bukan hanya untuk hari ini dan tahun depan saja tapi untuk
generasi dimasa depan.

Munculnya kota-kota yang tersebar ke dalam wilayah pinggiran, berakibat kepada


tersebarnya dan kurang meratanya penyediaan pelayanan-pelayanan dari pemerintah. Akibat
lainnya adalah mahalnya biaya pembangunan infrastruktur, meningkatnya kemacetan karena
bertambahnya volume lalu lintas, hilangnya banyak lahan pertanian, berkurangnya
kenyamanan hidup baik di kota maupun wilayah pinggiran, dan terancamnya kondisi
stabilitas pedesaan. Pada akhirnya, konsumsi energi bagi kota dan warganya juga akan
semakin besar dan tak terelakkan.

Dengan kepadatan populasi penduduk yang besar, maka konsentrasi persoalan-persoalan


lingkungan, konsumsi sumber-sumber alam, akan terakumulasi pada problematika kota ini.
Oleh karena itu merencana, mengelola dan memenej bentuk dan ruang kota dengan kebijakan
publik yang benar, akan menjadi satu faktor kunci keberhasilan penghematan ini. Pada
akhirnya, jika kebijakan dan prakteknya dapat ditemukan dan dijalankan dengan benar, sudah
dipastikan akan mendapatkan efisiensi dan keuntungan yang besar.

PERATURAN PERUNDANGAN
DKI Jakarta memiliki peraturan perundang – undangan yang dimana setiap kegiatan
pembangunan, perizinan dan kegiatan penataan ruang. Berikut ini akan dilampirkan beberapa
peraturan perundangan yang berbentuk peraturan daerah, peraturan gubernur dan instruksi
gubernur. diantaranya adalah :

1. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2020
2. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah
3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi
4. Instruksi Gubernur Nomor 158 Tahun 2015 tentang Masa Transisi untuk Perpanjangan
Izin/Non Izin yang Tidak Sesuai Dengan Rencana Tata Ruang
5. Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi Terhadap
Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan

UDGL
Perancangan kota (Urban design) bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kota yang
berkualitas berorientasi pada manusia dan/atau kepentingan umum, dengan penekanan pada
aspek kualitas fungsional, kualitas visual serta kuantitas lingkungan. Melalui perangkat
panduang rancang kota (PRK) ini diharapkan dapat terciptanya lingkungan perkotaan
terpadu, yang akhirnya dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan serta kemamuan
dayadukungnya; mewujudkan wajah kota dengan kinerja yang memadai; serta mewujudkan
arsitektur kota yang akomodatif terhadap berbagai isu lingkungan, baik yang bersifat
fisik/alami maupun sosial-budaya

Panduan Rancang kota (Urban Design Guide Line) adalah uraian teknis secara terperinci
tentang ketentuan – ketentuan, persyaratan – persyaratan, standar dimensi dan standar
kualitas yang memberikan arahan bagi terselenggara serta terbangunnya suatu kawasan fisik
tertentu kota, baik yang menyangkut aspek tata-ruang, bangunan, sarana dan prasarana,
utilitas maupun lingkungannya, sehingga sesuai dengan rencana kota yang digariskan.

Panduan rancang kota merupakan perangkat kendali bagi pembangunan dengan skala besar.
Sasaran utamanya adalah untuk menjamin agar hasil akhir dan perancangan bagian kota dapat
terwujud sesuai dengan rencana. Panduan perancangan dirumuskan agar mampu menjaga
kualitas arsitektural secara tegas namun tetap memberikan kelenturan (fleksibiltas) agar tidak
bersifat terlalu mengekang. Untuk menciptakan fleksibilitas tersebut dimungkinkan
perubahan terhadap peruntukan lahan dalam mengantisipasi perkembangan pembangunan
kawasan. Dalam hal ini perubahan yang terjadi harus melalui sistem dan prosedur sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri sudah memiliki 33 UDGL yang sudah disahkan oleh
pemerintah DKI Jakarta sampai tahun 2015, yaitu :

1. UDGL Pusat Pertokoan WTC Mangga Dua


2. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Mega Kuningan
3. UDGL Kawasan Pembangunan Sentra Primer Tanah Abang
4. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Waduk Melati
5. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Pacuan Kuda Pulomas
6. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Kampung Bandan
7. UDGL Kawasan Niaga Terpadu Sudirman
8. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Metro Pantai Indah Kapuk
9. UDGL Kawasan Kepolisian Daerah Metropolitan Jaya
10. UDGL Kawasan Permukiman Terpadu Pantai Mutiara
11. UDGL Kawasan Kuningan Persada
12. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu CBD Pluit
13. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Senen
14. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Karet Semanggi
15. UDGL Kawasan Perdagangan Terpadu Blok M
16. UDGL Kawasan Muara Angke
17. UDGL Kawasan Pembangunan Terpadu Sentra Primer Barat
18. UDGL Kawasan Kuningan Center
19. UDGL Pondok Indah Town Center
20. UDGL Koridor Rasuna Said
21. UDGL Koridor Satrio
22. UDGL Kalibata
23. UDGL PIK Utara – Barat
24. UDGL Kawasan Jatinegara
25. UDGL TAM Center
26. UDGL Jakarta Garden City
27. UDGL Koridor Jalan Jaksa
28. UDGL Komplek Sultan Semanggi
29. UDGL Karet Tengsin Platinum
30. UDGL Bendungan Hilir-Mas Mansyur
31. UDGL Pengembangan Koridor MRT Jakarta Tahap I
32. UDGL Ciledug
33. UDGL Kawasan Bandar Kemayoran
Peta UDGL

Anda mungkin juga menyukai