Anda di halaman 1dari 23

BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

Beban merupakan muatan yang diterima oleh suatu struktur/konstruksi/komponen yang


harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga struktur/konstruksi/komponen tersebut
aman.
1. Jenis Beban
Jenis beban yang diterima oleh elemen mesin sangat beragam, dan biasanya merupakan
gabungan dari beban dirinya sendiri dan beban yang berasal dari luar.

a. Beban berdasarkan sifatnya


1. Beban konstan (steady load)
2. Beban tidak konstan (unsteady load)
3. Beban kejut (shock load)
4. Beban tumbukan (impact)

b. Beban berdasarkan cara kerja


1. Gaya aksial (Fa) = gaya tarik dan gaya tekan
2. Gaya radial (Fr) Gaya geser (Fs)
3. Torsi (momen puntir) T Momen lentur (M)

2. Tegangan (σ)
Tegangan (stress) secara sederhana dapat didefinisikan penampang.

σ = (N/m
F : gaya (N)
A : luas penampang (mm2)

a. Tegangan tarik (σt) : tegangan akibat gaya tarik


b. Tegangan geser (τ) : tegangan akibat gaya geser.

3. Regangan
Regangan (strain) merupakan pertambahan panjang suatu struktur atau batang akibat
pembebanan.

ε = ΔL
L
ΔL

4. Diagram Tegangan Regangan


Secara umum hubungan antara tegangan dan regangan dapat dilihat pada diagram tegangan –
regangan berikut ini :
Keterangan :
A : Batas proposional
B : Batas elastis
C : Titik mulur
D : σy : tegangan luluh
E : σu : tegangan tarik maksimum
F : Putus
Dari diagram tegangan regangan pada Gambar di atas, terdapat tiga daerah kerja
sebagai berikut :

• Daerah elastis merupakan daerah yang digunakan dalam desain konstruksi mesin.
• Daerah plastis merupakan daerah yang digunakan untuk proses pembentukan material.
• Daerah maksimum merupakan daerah yang digunakan dalam proses pemotongan
material.

Dalam desain komponen mesin yang membutuhkan kondisi konstruksi yang kuat dan
kaku, maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
• Daerah kerja : daerah elastis atau daerah konstruksi mesin.
•Beban yang terjadi atau tegangan kerja yang timbul harus lebih kecil dari tegangan yang
diijinkan.
•Konstruksi harus kuat dan kaku, sehingga diperlukan deformasi yang elastis yaitu
kemampuan material untuk kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan.
•Perlu safety factor (SF) atau faktor keamanan sesuai dengan kondisi kerja dan jenis material
yang digunakan.

5. Modulus Elastisitas (E)


Perbandingan antara tegangan dan regangan yang berasal dari diagram tegangan regangan
dapat dituliskan sebagai berikut :

σ
ε
Menurut Hukum Hooke tegangan sebanding dengan regangan, yang dikenal dengan
deformasi aksial :
σ = Eε

Thomas Young (1807) membuat konstanta kesebandingan antara tegangan dan regangan
yang dikenal dengan Modulus Young (Modulus Elastitas) : E
Variasi hukum Hooke diperoleh dengan substitusi regangan ke dalam persamaan tegangan.
A

ΔL

F ΔL
=E
A

AE

ΔL =
E
F. L
ΔL = δ =
A Eharus dipenuhi dalam pemakaian persamaan di atas adalah sebagai berikut :
Syarat yang
• Beban harus merupakan beban aksial
• Batang harus memiliki penampang tetap dan homogen
• Regang tidak boleh melebihi batas proporsional

No. Materia E (GPa)


1. Steel and nickel 200 – 220
2. Wrought iron 190 – 200
3. Cast iron 100 – 160
4. Copper 90 – 110
5. Brass 80 –
6. Aluminium 60 –
7. Timber 10
6. Modulus Geser (G)
Modulus geser merupakan perbandingan antara tegangan geser dengan regangan
geser.
τ=Gγ
Fs

γ : sudut geser
F γ
(radian)
s
τ : tegangan geser

7. Possion Ratio (ν)


Suatu benda jika diberi gaya tarik maka akan mengalami deformasi lateral (mengecil). Jika benda
tersebut ditekan maka akan mengalami pemuaian ke samping (menggelembung). Penambahan
dimensi lateral diberi tanda (+) dan pengurangan dimensi lateral diberi tanda (-). Possion ratio
merupakan perbandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial dalam harga mutlak.

regangan lateral regangan lateral


ν = =−
regangan aksial regangan aksial

(−)
Harga ν berkisar antara : 0,25 s/d 0,35
Harga ν tertinggi adalah dari bahan karet dengan nilai 0,5 dan harga ν terkecil adalah beton
dengan nilai : 0,1.

Efek ν yang dialami bahan tidak akan memberikan tambahan tegangan lain,
kecuali jika
ν =
ε

Tabel 2. Harga ν Beberapa

Tiga konstanta kenyal dari bahan isotropic E, G, V saling berkaitan


lain menjadi persamaan :

9. Faktor Keamanan (SF)


Faktor keamanan didefinisikan sebagai sebagai berikut :
Perbandingan antara tegangan maksimum dan tegangan kerja aktual atau tegangan
ijin.

σ σ
SF = σ = σ

Perbandingan tegangan luluh (σy) dengan tegangan kerja atau tegangan ijin.

SF =σ
σ
Perbandingan tegangan ultimate dengan tegangan kerja atau tegangan ijin.

σ
SF =
σ
Dalam desain konstruksi mesin, besarnya angka keamanan harus lebih besar dari 1 (satu).
Faktor keamanan diberikan agar desain konstruksi dan komponen mesin dengan tujuan agar
desain tersebut mempunyai ketahanan terhadap beban yang diterima.
Pemilihan SF harus didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut :
• Jenis beban
• Jenis material
• Proses pembuatan / manufaktur
• Jenis tegangan
• Jenis kerja yang dilayani
• Bentuk komponen
Makin besar kemungkinan adanya kerusakan pada komponen mesin, maka angka keamanan
diambil makin besar. Angka keamanan beberapa material dengan berbagai beban dapat
dilihat pada Tabel 3.

No. Material Steady Load Live Load Shock Load

Faktor keamanan adalah faktor yang digunakan untuk mengevaluasi keamanan dari suatu bagian
mesin. Misalnya sebuah mesin diberi efek yang disebut sebagai F, diumpamakan bahwa F adalah
suatu istilah yang umum dan bisa saja berupa gaya.
Kalau F dinaikkan, sampai suatu besaran tertentu, sedemikian rupa sehingga jika dinaikkan
sedikit saja akan mengganggu kemampuan mesin tersebut, untuk melakukan fungsinya secara
semestinya. Jika menyatakan batasan ini sebagai batas akhir, harga F sebagai Fu, maka faktor
keamanan dapat dinyatakan sebagai berikut:

F
Bila “F” sama dengan “Fu” maka FS = 1, dan pada saat ini tidak ada keamanan. Akibatnya
sering dipakai istilah batas keamanan (margin of safety). Batas keamanan dinyatakan dengan
persamaan :
M = FS – 1
Istilah faktor keamanan, batas keamanan dan Fu banyak digunakan dalam perancangan.
Faktor keamanan untuk memperhitungkan ketidaklenturan yang mungkin terjadi atas
kekuatan suatu bagian mesin dan ketidaklenturan yang mungkin terjadi atas beban yang bekerja
pada bagian mesin tersebut.

Pembebanan Tarik Dan Pembebanan Tekan


Pembebanan Tarik
Pembebanan tarik adalah tegangan yang diakibatkanbeban tarik atau beban yang arahnya tegak
lurus meninggalkanluasan permukaan, jadi pembebanan tarik merupakan sebuah tegangan.
Tegangan adalahbgaya reaksi atau gaya untuk mengembalikkan ke bentuk semula.
Rumus : σt = F/A
σt = Tegangan tarik (kg/cm²)
F = Gaya yang bekerja/beban (kg)
A = Luas penampang (cm²)
Pembebanan Tekan
Pembebanan tekan adalah tegangan yang diakibatkan beban tekan atau beban yang arahnya
tegak lurus luasan suatu benda statis, jika dipotong harus tetap statis dengan resultan gaya=0
Bila F adalah gaya luar yang bekerja dan A adalah penampang lintang dari batang, maka rumus
tegangan tekan dapat ditulis :
Rumus : σd = F/A
σd = Tegangan tekan (kg/cm²)
F = Gaya yang bekerja/beban (kg)
A = Luas penampang (cm²)
Catatan: Pada tegangan tarik dan tegangan tekan, distribusi akan terbagi rata apabila garis
gaya aksial melalui pusat berat penampang melintang. Dengan demikian,
maka untuk memperoleh tarik atau tekan yang terbagi rata pada suatu batang prismatis, maka
gaya aksial harus bekerja melalui pusat berat penampang.

Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa “jika gaya tari tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”. Secara matematis ditulis
sebagai berikut.
F = -k ∆x
Keterangan:
F = Gaya luar yang diberikan (N)
k = Konstanta pegas (N/m)
Δx = Pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)
hukum Hooke berlaku jika benda elastis dapat kembali ke bentuk semula, dan perbandingan
antara gaya penarik dengan penambahan panjang masih linear. Dimana Perbandingan Gaya F
dengan perpanjangan x.
Aplikasi Hukum Hooke

 Mikroskop yang berfungsi untuk melihat jasad-jasad renik yang sangat kecil yang tidak
dapat dilihat oleh mata telanjang
 Teleskop yang berfungsi untuk melihat benda-beda yang letaknya jauh agar tampak
dekat, seperti benda luar angkasa
 Alat pengukur percepatan gravitasi bumi

 Jam yang menggunakan peer sebagaipengatur waktu

 Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk menentukan garis atau kedudukan
kapal yang berada di laut
 Sambungan tongkat-tongkat persneling kendaraan baik sepeda motor maupun mobil

 Beberapa benda yang telah disebutkan diatas memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia. Dengan kata lain, gagasan Hooke memberi dampak positif terhadap kualitas
hidup maunsia.

Note : hubungan antara tegangan dan perubahan suhu secara matematis adalah ΔV=SΔT .
Dimana ΔV adalah perubahan tegangan, S adalah koefisien seebeck, dan ΔT adalah perubahan suhu.
Nilai S akan berubah dengan perubahan suhu, yang berdampak pada nilai keluaran berupa tegangan
termokopel tersebut, dan nilai S akan bersifat non-linear di atas rentang tegangan dari termokopel
tersebut.

Tegangan Geser

Gaya Geser ialah gaya yang bekerja sejajar terhadap permukaan benda (dalam hal ini
tangential / berhimpit dengan permukaan benda) . Sedangkan Gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap permukaan benda disebut Gaya Normal.
Tegangan geser berbeda dengan tegangan tarik maupun tegangan tekan, karena tegangan geser
adalah tegangan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja sepanjang atau sejajar dengan luas
penahan gaya, sedangkan tegangan tarik atau tegangan tekan disebabkan oleh gaya yang tegak
lurus terhadap luas bidang gaya.

Tegangan Geser terjadi ketika Suatu tarikan menyatakan suatu gaya tarik yang cenderung
memperpanjang batang, sedangkan suatu tekanan adalah gaya tekan yang cenderung
memperpendek batang. Sedangkan gaya geser merupakan suatu tahanan total akibat geseran
salah satu sisi penampang suatu bagian terhadap bagian yang lain. Tegangan geser terjadi
apabila beban terpasang menyebabkan salah satu penampang benda cenderung mengelincir
pada penampang yang bersinggungan.

Secara matematis Rumus untuk menghitung tegangan geser adalah:

τ = tegangan geser; (N/mm )

F= gaya yang diterapkan;(N)


A= luas cross-sectional bahan dengan luas paralel dengan vektor gaya yang diterapkan.(mm2 )
• Perjanjian Tanda
1. Tegangan geser pada muka yang berhadapan (dan sejajar) akan sama
besarnya dan berlawanan arah.
2. Tegangan geser dimuka yang bersebelahan (dan tegak lurus) dari suatu elemen sama besar
dan mempunyai arah sedemikian rupa hingga tegangan- tegangan tersebut saling menuju atau
saling menjauhi garis perpotongan kedua muka tersebut.

Sebagai ilustrasi tentang aksi tegangan geser, maka kita dapat meninjau sambungan baut.
Sambungan tersebut terdiri dari batang datar, pengapit,dan baut yang menembus lubang di
batang dan pengapit. Akibat aksi beban tarik, batang dan pengapit akan menekan baut dengan
cara menumpu (bearing) . Selain itu, batang dan pengapit cenderung menggeser baut dan
kecenderungan ini ditahan oleh tegangan geser pada baut.

Jenis tegangan geser


Tegangan geser dapat dibagi menjadi dua, apabila ditinjau dari banyaknya geseran bidang yang
terjadi yakni geser tunggal dan geser ganda.

Tegangan yang terjadi pada bagian yang tergeser adalah: σ=F/A dengan A adalah luas
penampang melintang. Untuk penampang bulat, maka A = ¼π. D2, dengan D adalah diameter
penampang. Jadi dapat dituliskan tegangan geser tunggal yang terjadi adalah: σ=4F/ π. D2

Pada beberapa konstruksi tertentu dijumpai paku keling atau baut pengencang yang menerima
beban geser ganda. Dalam hal demikian maka luas penampang yang menahan beban geser
menjadi dua kali, sehingga paku keling atau baut akan menerima tegangan geser sebesar
σ=F/2A. Selanjutnya untuk kondisi pembebanan geser ganda, persamaan di atas dapat dituliskan

sebagai berikut: σ=2F/ π. D2


Regangan Geser

Regangan geser ialah perbandingan antara transvers dan perpindahan panjang awal.
Sudut (Teta) merupakan ukuran distorsi atau perubahan
Bentuk dari elemen dan disebut dengan regangan geser.

Dimana :
Δx=adalah perpindahan transvers (mm)

l=adalah panjang awal (mm)

Modulus Geser
Modulus geser (atau modulus rigiditas), yaitu rasio dari tegangan geser dan regangan geser.
Pemahamannya sama dengan modulus Young, hanya saja perbedaannya ada pada arah gaya
dan tegangan yang terjadi. Pada tegangan geser, gaya diaplikasikan secara tangensial,
sedangkan pada tegangan biasa, gaya diaplikasikan secara tegak lurus. Sehingga arah
regangannya pun berbeda.

G=
MOMEN BENGKOK
Balok merupakan struktur yang menerima beban tegak lurus terhadap arah panjang. Karenanya balok umumnya
mengalami lenturan dan geseran pada bagian di dekat dudukan. Gaya geser, sering disebut gaya lintang akan
menyebabkan tegangan geser. Gambar menunjukkan diagram geser balok yang terjadi di sepanjang batang. Ditunjukkan
pula diagram gaya momen yang menyebabkan lenturan pada balok. Momen penyebab lenturan tersebut disebut sebagai
momen bengkok/lengkung

Dalam menganalisis suatu balok, seringkali dibutuhkan pembedaan antara bengkok/lentur murni dan lentur tak seragam.
Lentur murni mengandung arti lentur pada suatu balok akibat momen lentur konstan. Dengan demikian,bengkok/lentur
murni terjadi hanya di daerah balok dimana gaya geser adalah nol. Sebaliknya bengkok/ lentur tak seragam mengandung
arti lentur yang disertai adanya gaya geser, yang berarti bahwa momen lentur berubah pada saat kita menyusuri sepanjang
sumbu balok.
Pada suatu balok yang dibebani, kemungkinan balok akan melengkung akibat gaya momen yang bekerja.
Terdapat dua macam momen bengkok/lentur, momen bengkok/ lentur positif dan momen lentur negatif. Tampang balok
yang mengalami lenturan positif akan mengalami tegangan dengan arah sejajar panjang batang (tegangan normal). Di
bagian atas sumbu tengah tampang akan mengalami tegangan tekan (Compression Stress). Bagian bawah sumbu tampang
mengalami tegangan tarik (tension stress). Sedangkan tampang dengan bengkok/ lenturan negatif berlaku kebalikannya,
tegangan Tarik di bagian atas dan tegangan tekan di bagian bawah sumbu tampang.

Momen Inersia
Momen inersia penampang terhadap suatu garis yaitu jumlah luas penampang (elemen) terkecil dikalikan dengan kwadrat
jarak normal terhadap titik beratnya, atau luas penampang dikalikan kwadrat jaraknya .

Momen Inersia Terhadap Sumbu Mendatar (X-X)


Jika luas penampang elemen-elemen terkecil adalah dA1 , dA2 , dA3 …. dAn dan jarak dari penampang ke garis X-X
adalah y1 , y2 , y3 …… yn , maka momen inersia penampang terhadap garis X-X dapat ditulis dengan persamaan berikut :
MOMEN BENGKOK
Jika sejumlah gaya bekerja pada suatu gelagar (beam) yang mendapat tumpuan setiap ujungnya gaya akan menyebabkan
terjadinya bengkokan, maka momen yang timbul disebut momen bengkok. Besarnya momen bengkok dapat dihitung
dengan rumus:
Dimana:
M = Momen bengkok
σ = Tegangan bengkok
I = Momen inersia
E = Modulus elastisitas
y = jarak maksimum dari sumbu r = Jari-jari

Momen Tahanan Bengkok Untuk Profil Lingkaran Cincin


Dimana:
Wx = Momen tahanan bengkok (mm3)
Ix = Momen Inersia ( mm4 )
e = jari-jari lingkaran luar (mm)

Tegangan Bengkok (σb)

Mb
Tegangan Lengkung/Bengkok ( b) =
Wb

b = Teg. Bengkok/Lengkung
(N/mm2) Wb = Momen tahanan
bengkok (mm3) Mb= Momen
bengkok (N.mm)

Anda mungkin juga menyukai