Anda di halaman 1dari 11

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

September 2012, Vol. 1, No. 2, hal 88-98

Gaya Belajar Ditinjau dari Tipe Kepribadian


dan Jenis Kelamin

Andia Kusuma Damayanti Niken Titi Pratitis


Universitas Wisnu Wardana Universitas 17 Agustus 1945
Malang Surabaya

Abstract. This research was purposed to test the hipotesis: there are
differences of students’ learning style evaluated from personality type and
gender. Research subjects were 100 student, consists of 50 girls and 50
boys. Measurement of independent variable applies scale personality type
of temperament in this research expressed through scale developed by
Littauer (1996). Measurement of dependent variable applies learning style
scale V-A-K which has been developed by Bandler and Ginder ( in
Gunawan, 2003). Data were analyzed by Chi Sqare and t-test. Result of
analysis showed that learning style if it is evaluated from both personality
type and gender there was no differences. It means that most of the students
have the same tendency in the learning style either visually, auditory and
also kinesthetic, if it is evaluated from their personality type and gender.

Keywords: learning styles, personality types, gender

Intisari. Penelitian ini bermaksud menguji hipotesis: terdapat perbedaan


gaya belajar mahasiswa ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin.
Subjek penelitian berjumlah 100 mahasiswa, terdiri dari 50 perempuan dan
50 laki-laki. Pengukuran variable tipe kepribadian menggunakan skala yang
dikembangkan oleh Littauer (1996) dan untuk mengukur variable gaya
belajar digunakan skala V-A-K yang dikembangkan oleh Bandler dan
Ginder (dalam Gunawan, 2003). Analisis data menggunakan Kai Kwadrat
dan uji-t. Hasil analisis data menemukan bahwa tidak ada perbedaan gaya
belajar mahasiswa jika ditinjau dari segi baik tipe kepribadian maupun jenis
kelamin. Hal ini berarti bahwa, pada umumnya mahasiswa menunjukkan
kecenderungan yang sama dalam gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik
meski mungkin memiliki perbedaan dalam tipe kepribadian atau jenis
kelamin.

Kata kunci: gaya belajar, tipe kepribadian, jenis kelamin

Salah satu upaya untuk meningkatkan bahwa seperti pepatah, lain ladang lain
kualitas mutu pendidikan adalah dengan ikannya, maka lain orang lain pula gaya
meningkatkan kualitas belajar bagi setiap belajarnya. Pepatah ini cocok untuk meng-
pelajar karena dengan semakin aktif bela- gambarkan bahwa setiap orang mempunyai
jar, diprediksi kualitas sumber daya manu- gaya belajar sendiri-sendiri dan tidak dapat
sia Indonesia akan mengalami pening- dipaksakan untuk menggunakan gaya yang
katan. Keaktifan seseorang dalam belajar seragam. Maka, inovasi baru bidang pendi-
sangat dipengaruhi oleh bagaimana gaya dikan saat ini adalah upaya mengenalkan
belajarnya. Artinya, setiap orang memiliki para siswa belajar dengan cara yang ber-
gaya belajar yang dianggapnya sesuai atau beda satu sama lain. Artinya, saat ini
tepat bagi prosesnya mempelajari suatu banyak orang dan terutama peneliti telah
hal. Menurut Uno (dalam Yahya, 2009) meletakkan suatu pondasi yang kuat untuk

88
Gaya Belajar Ditinjau dari Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin

mengerti perbedaan-perbedaan antar indi- dan cara khas pemberian respons sese-
vidu, seperti tipe kepribadian, gaya belajar, orang. Beberapa siswa mungkin aktif, yang
dan kecerdasan ganda. Hal ini perlu menja- lainnya tenang. Beberapa memberikan
di pusat perhatian, sebab ketika sudah respons hangat untuk orang-orang yang
memasuki era millinium baru, pembedaan lainnya cerewet dan resah. Kategorisasi
menjadi sangat penting di dalam mem- temperamen yang lain telah dikemukakan
berikan pelayanan kepada semua siswa oleh Kagan (rintangan untuk tidak dikenal)
(Shariffudin, 2009). Untuk itulah, perlu serta Rothbart dan Bates (ekstraversi atau
sudut pandang baru dalam melihat dan surgency), afektivitas negatif, dan control
mengamati adanya perbedaan dalam gaya yang penuh usaha (pengaturan diri). Dalam
belajar siswa. pendidikan yang melibatkan temperamen
Beberapa penelitian di lingkungan siswa, para guru bisa memperhatikan dan
pendidikan akuntansi yang bermaksud menghormati individualitas dengan mem-
mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa pertimbangkan struktur lingkungan seo-
akuntansi menemukan bahwa mahasiswa rang siswa; menyadari masalah yang ter-
dengan jenis gaya belajar tertentu menun- libat ketika menjuluki seorang siswa
jukkan prestasi yang lebih baik karena “sulit”; dan menggunakan strategi kelas
mereka lebih puas selama mengikuti per- yang efektif untuk anak-anak yang sulit,
kuliahan (Baker, et.al., 1986, 1987; dan malu, lambat, dan anak-anak yang kesu-
Mc. Kee, et .al., 1999). Hasil penelitian litan mengatur emosi mereka (Santrock,
lainnya menurut Geiger & Boylehai (dalam 2007). Temperamen anak yang diwariskan
Prastiti dan Pujiningsih, 2009), menunjuk- mempengaruhi kesempatan-kesempatan
kan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar belajar yang mereka dapatkan dan juga
yang mirip dosen pengampu mata kuliah mempengaruhi faktor-faktor lingkungan
tertentu, cenderung memiliki kinerja yang yang berperan memben-tuk perkembangan
lebih baik atau lebih tinggi tingkat kepua- pribadi dan sosial mereka (dalam Ormrod,
sannya. Penelitian yang sama, termuat 2008).
dalam data National Institutes of Health Lebih jauh, Ormrod (2008) menyatakan
(NIH), US Department of Health & Human bahwa dari beberapa penelitian secara
Services(dalamhttp://www.infodokterku.co umum, laki-laki memiliki kemampuan
m/index.php?option=com_content&view= yang lebih baik dalam mengerjakan tugas-
article&id=105:kenali-gaya-belajar- tugas visual-spatial daripada perempuan.
learning-style-anak-kita &catid =36:yang- Sebaliknya, perempuan tampaknya lebih
perlu-anda-ketahui&Itemid=28, diakses 02 mampu dalam beberapa keterampilan
maret 2011) bahwa di Amerika Serikat, 20- verbal, namun tidak semua; sebagai
30% dari populasi usia sekolah mengingat contoh, anak perempuan secara rata-rata
berdasarkan apa yang didengar, 40% memiliki kosakata yang lebih banyak dan
mengingat melalui penglihatan (visual) dapat mengidentifikasi kata-kata yang
atau kegiatan membaca, sementara itu mereka perlukan untuk mengekspresikan
banyak yangharus menulis atau meng- pikiran mereka dengan lebih cepat. Tidak
gunakan jari-jari untuk membantu mereka hanya perbedaan jender dalam kinerja
mengingat fakta-fakta dasar, tidak sedi-kit visual-spasial, verbal, dan matematika
pula yang tidak dapat mengingat infor- yang cukup kecil, tetapi sebagian peneliti
masi atau memiliki keterampilan kecuali juga menemukan bahwa perbedaan ter-
mereka mempraktekkan dan menggu- sebut semakin kecil pada tahun-tahun
nakannya dalam kehidupan nyata sebenar- belakangan ini. Dengan kata lain, anak
nya, misalnya untuk mempelajari ilmu laki-laki dan perempuan semakin sama
tumbuh-tumbuhan maka mereka perlu dalam kinerja akademis mereka. Oleh
mempraktekkan cara menanam pohon. karena itu, secara umum kita semestinya
Temperamen sangat berhubungan erat mengharapkan anak laki-laki dan perem-
dengan kepribadian serta gaya belajar dan puan memiliki bakat akademis yang sama
berfikir. Temperamen adalah gaya perilaku dalam berbagai bidang pelajaran. Hal ini

89
Andia Kusuma Damayanti; Suharnan; Niken Titi Pratitis

juga memberikan gambaran bahwa per- Metode


bedaan jenis kelamin juga membawa
Subjek
karekteristik tertentu pada kepribadian
serta menunjukkan bahwa secara jenis Respondennya adalah seluruh maha-
kelamin tiap orang memiliki pemikiran siswa semester 2 di Universitas Wisnuwar-
yang berbeda sehingga memungkinkan dhana Malang. Penelitian ini seharusnya
berbeda pula pada gaya belajarnya. dilakukan pada awal perkuliahan namun
Berdasarkan pengamatan peneliti, ada karena penelitian baru dilakukan pada saat
beberapa penelitian terdahulu yang meng- ini dimana semester termuda adalah maha-
gunakan variabel yang sama seperti siswa semester 2.
variabel dalam penelitian ini. Antara lain
adalah penelitian Grinder (dalam De Porter Sampling dan Teknik Sampling
& Hernakci, 2002) menyatakan bahwa dari Teknik pengambilan sampel dengan
setiap 30 siswa, 22 di antaranya rata-rata menggunakan metode purposive random
dapat belajar secara efektif selama gurunya sampling, yaitu sampel diambil dari ke-
menghadirkan kegiatan belajar yang ber- lompok subjek yang sudah memiliki ciri-
kombinasi antara visual, auditorial, dan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
kinestetik. Namun delapan siswa sisanya diketahui sebelumnya. Adapun ciri-cirinya
sedemikian menyukai salah satu bentuk adalah sebagai berikut : 1) mahasiswa
pengajaran dibanding dua lainnya sehingga murni bukan pindahan ; 2) berusia antara
mereka mesti berupaya keras untuk mema- 18 tahun sampai 21 tahun, 3) Semester 2
hami pelajaran bila tidak ada kecermatan (dua). Berdasarkan ciri-ciri tersebut di-
dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan dapatkan sampel 100 orang dengan rincian
cara yang mereka sukai. Untuk memenuhi 50 orang perempuan dan 50 orang laki-
kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat laki.
multisensori dan penuh dengan variasi.
Peneliti mengamati bahwa, penelitian Variabel
mengenai kepribadian juga telah banyak
dilakukan, di antaranya oleh Rafiudin Variabel Terikat : gaya belajar
(http://www.psktti-ui.com/abstrak1.php? a. Definisi Operasional Gaya Belajar
id=7104090133&bhs=IN diakses 15 April
Gaya belajar adalah cara yang diguna-
2011) bahwa: 1) Tipe kepribadian mem-
kan oleh seseorang untuk menerima infor-
berikan kontribusi yang bermakna terhadap
masi dari lingkungan, menyerap dan
gaya belajar bahasa Inggris sebesar 35%,
kemudian mengatur serta mengolah infor-
ketangguhan sebesar 47%, ketangguhan
masi. Alat ukur yang dipakai sebagai peng-
melalui adab berdo'a (indirect effect) se-
himpun data tentang gaya belajar subyek
besar 5% dan adab berdo'a sebesar 13%. 2)
penelitian disalin dari Skala Kecen-
Ditinjau dari Jenis kelamin, tidak terdapat
derungan Gaya Belajar milik Bandler dan
perbedaan antara siswa dengan siswi pada
Ginder (dalam Gunawan, 2003), namun
gaya belajar sekuensial konkret, sekuensial
karena tidak menemukan validitas dan
abstrak, random abstrak, random konkret
reliabilitasnya, maka Skala Kecenderungan
dan accomodator dan terdapat perbedaan
Gaya Belajar yang terdiri dari 36 pernya-
antara siswa dengan siswi pada gaya
taan ini akan dilakukan uji validitas
belajar diverger, assimilator dan conver-
reliabilitas ulang.
ger. Sementara itu, penelitian tentang tipe
kepribadian yang dilakukan oleh Judge T, b. Pengembangan Alat Ukur
Thoreson C.J dan Martocchio (1997) Gaya belajar subjek diungkap menggu-
meneliti mengenai Five Factor Model of nakan skala gaya belajar V-A-K yang telah
Personality Extraversion and Conscien- dikembangkan oleh Bandler dan Ginder
tiouness berkorelasi positif untuk absen, (dalam Gunawan, 2003). Alat ukur ini
sedangkan tipe Neoriticme tidak ber- mengungkap gaya belajar seseorang ber-
korelasi dengan absen.
dasarkan pada visual (penglihatan), audi-

90
Gaya Belajar Ditinjau dari Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin

tori (pendengaran) dan kinestetik (sentuhan visual, auditori, kinestetik, dan secara
dan gerakan). Skala Kecende-rungan Gaya lengkap tertera dalam Blue print dibawah
Belajar tersebut ini jumlah itemnya 36 dan ini:
dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu

Tabel 3. Blue Print Sebaran Aitem Skala Kecenderungan Gaya Belajar

No Aspek Sebaran Aitem Total Aitem


1 Gaya Belajar Visual 2, 3, 6, 7, 12, 17, 19, 23, 25, 30, 31, 33 12
2 Gaya Belajar Auditori 1, 4, 8, 11, 14, 15, 16, 20, 22, 27, 32, 34 12
3 Gaya Belajar Kinestetik 5, 9, 10, 13, 18, 21, 24, 26, 28, 29, 35, 36 12
Jumlah 36

Petunjuk pelaksanaan skala kecende- skala tersebut sebelumnya, maka peneliti


rungan gaya belajar adalah dengan meling- memutuskan akan menguji validitas isi dan
kari huruf ‘Y’ di sebelah kanan pernyataan reliabilitas dari skala kecenderungan gaya
pada salah satu kolom A, B atau C ini, belajar V-A-K Bandler dan Ginder (dalam
sesuai dengan pernyataan yang disetujui Gunawan, 2003).
atau dipilih. Bila subyek penelitian tidak
setuju terhadap pernyataan, maka subyek Variabel Bebas: Tipe Kepribadian
tidak perlu melingkari apapun. Kemudian, Temperamen
jika seluruh pernyataan telah dikerjakan, a. Definisi Operasional
dilakukan skoring. Tipe Kepribadian Temperamen adalah
Proses skoring dilakukan dengan men- merupakan aspek kejiwaan dari seseorang
jumlahkan seluruh huruf ‘Y’ yang telah sebagai satu kesatuan yang terorganisasi
dipilih atau dilingkari pada masing-masing dari pada kepribadian, yang dipengaruhi
kolom A, B dan C. Dengan demikian, oleh konstitusi jasmaniah, disposisi-dis-
misalnya subyek penelitian mendapatkan posisi afektif dan volisional yang di bawa
jumlah ‘Y’ pada kolom A= 10, dan jum- sejak lahir dan mempunyai ketentuan sukar
lah di kolom B= 3 serta jumlah di kolom diubah oleh pengaruh dari luar.
C= 6, ini berarti Gaya Belajar subyek
penelitian adalah dominan secara visual. b. Pengembangan Alat Ukur
Tipe kepribadian temperamen dalam
a. Validitas dan Reliabilitas alat Ukur penelitian ini diungkap melalui skala yang
Variabel dikembangkan oleh Littauer (1996). Skala
Skala kecenderungan gaya belajar ini kecenderungan kepribadian temperamen
telah teruji reliabilitasnya. Reliabilitas ter- dengan bentuk skala penilaian tentang diri
sebut juga akan semakin tampak apabila sendiri yang terdiri atas 20 aitem kekuatan
kita amati hasil setiap aitem atau setiap dan 20 aitem kelemahan. Aspek-aspek
kelompok perilaku. Namun oleh karena yang diungkapkan dalam skala ini tertera
peneliti tidak menemukan data yang terkait lengkap dalam Blue print dibawah ini :
dengan uji validitas dan uji reliabilitas

Tabel 4. Aspek skala kecenderungan tipe kepribadian temperamen


Aspek
No Kekuatan Kelemahan Total Aitem
Kepribadian
1 Sanguin 20 20 40
2 Kholeris 20 20 40
3 Melankholis 20 20 40
4 Phlegmatis 20 20 40
Jumlah 160

91
Andia Kusuma Damayanti; Suharnan; Niken Titi Pratitis

Petunjuk pelaksanaan skala kecende- Variabel Bebas : Jenis Kelamin


rungan kepribadian temperamen adalah
a. Definisi Operasional
dalam masing-masing deret empat kata
kesamping berikut ini, tempatkan tanda X Jenis kelamin atau sexe adalah kualitas
dimuka satu kata yang paling sering cocok yang menentukan seseorang adalah pria
dengan Anda. Teruskan sampai seluruh atau wanita
empat puluh baris; pastikan setiap nomor
diberi tanda. Analisis Data
Proses skoring dilakukan dengan me- Data yang diperoleh dianalisis dengan
mindahkan semua X Anda ke kata yang menggunakan teknik statistik, yaitu Uji ini
sama pada Lembar Penilaian Kepribadian dimasudkan untuk mengetahui apakah
dan tambahkan ke jumlah total. Sebagai variabel tergantung/terikat mengikuti hu-
contoh, kalau anda memberi tanda Mandiri kum sebaran normal (normal distribution)
pada profil, berilah tanda pada lembar atau tidak (Hadi, 2000). Model satistik
penilaian. (Perhatian: Kata-katanya dalam untuk uji normalitas sebaran menggunakan
urutan yang berbeda pada profil dan pada rumus Kai Kuadrat (x²). Kai Kuadrat yang
lembar penilaian). Dari skala kepribadian digunakan untuk mengetahui normal tidak-
ini, akan diperoleh pemisahan antara indi- nya sebaran adalah jika p > 0.05 maka
vidu yang berkepribadian sanguin, khole- sebarannya dinyatakan normal, dan jika p
ris, melankholis, phlegmatis. ≤ 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak
c. Validitas dan Reliabilitas alat Ukur normal. Analisis Varians Faktorial Dua
Variabel Jalur. Teknik ini digunakan untuk menye-
Skala kecenderungan kepribadian tem- lidiki secara serentak dua variabel eks-
peramen ini telah teruji reliabilitasnya. perimental (Supratiknya, 2000).
Reliabilitas tersebut juga akan semakin
tampak apabila kita amati hasil setiap item Hasil
atau setiap kelompok perilaku. Namun Dari perhitungan analisis data diperoleh
oleh karena peneliti tidak menemukan data hasil sebagai berikut.
yang terkait dengan uji valititas dan uji Hasil Penelitian berupa hasil analisis
reliabilitas skala tersebut sebelumnya, statistik Chi Square (Kai Kuadrat). Hasil
maka peneliti memutuskan akan menguji analisis data tersebut dapat dilihat pada
validitas isi dan reliabilitas dari skala tabel 5. Hasil analisis data selengkapnya
kecenderungan kepribadian temperamen. dapat dilihat pada Lampiran A.

Tabel 5. Hasil Kai Kuadrat Gaya Belajar, Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin

Kai Kuadrat db p Signifikansi


13.007 9 0,162 Tidak Signifikan

Hasil olah statistik dari data penelitian kelamin tidak ada perbedaan. Hal ini
menunjukkan bahwa pada gaya belajar dibuktikan dari Kai Kuadrat 16.620 dengan
ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis p = 0,120 (p >0,05).

Tabel 6. Hasil Kai Kuadrat Gaya Belajar ditinjau dari Tipe Kepribadian

Kai Kuadrat db p Signifikansi


12.839 8 0.117 Tidak Signifikan

92
Gaya Belajar Ditinjau dari Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin

Hasil olah statistik dari data penelitian perbedaan. Hal ini dibuktikan dari Kai
menunjukkan bahwa pada gaya belajar jika Kuadrat 12.839 dengan p = 0.117 (>0,05).
ditinjau dari tipe kepribadian tidak ada

Tabel 7. Hasil Kai Kuadrat Gaya Belajar ditinjau dari Jenis Kelamin

Kai Kuadrat db p Signifikansi


4.640 4 0.326 Tidak Signifikan

Hasil olah statistik dari data penelitian perbedaan. Hal ini dibuktikan dari Kai
menunjukkan bahwa pada gaya belajar jika Kuadrat 4.640 dengan p = 0.326 (>0,05).
ditinjau dari jenis kelamin tidak ada

Tabel 8. Hasil Kai Kuadrat Gaya Belajar ditinjau dari Tiap Tipe Kepribadian
Kai Kuadrat db p Signifikansi
7.400 2 0.025 Signifikan

Hasil olah statistik dari data penelitian pengajaran harus bersifat multisensori dan
menunjukkan bahwa pada gaya belajar jika penuh dengan variasi. Hal sama juga di-
ditinjau dari tipe kepribadian melankolis kemukakan oleh Purwandari (2000) dalam
ada perbedaan. Hal ini dibuktikan dari Kai penelitiannya bahwa jenis kelamin tidak
Kuadrat 7.400 dengan p = 0.025 (< 0,05). berpengaruh pada perbedaan gaya belajar.
Laki-laki dan perempuan mempunyai gaya
Pembahasan belajar dominan yang sama, yakni audi-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tory. Hal senada juga dikemukakan oleh
gaya belajar jika ditinjau dari tipe kepri- Rafiudin(http://www.psktti-ui.com/
badian dan jenis kelamin tidak ada abstrak1.php?id=7104090133&bhs=IN
perbedaan dengan Kai Kuadrat 16.620 diakses 15 April 2011) bahwa jika ditinjau
dengan p = 0,120 (> 0.05). Artinya bahwa dari Jenis kelamin, tidak terdapat
rata-rata mahasiswa memiliki kecende- perbedaan antara siswa dengan siswi pada
rungan yang sama dalam gaya belajarnya gaya belajar sekuensial konkret, sekuensial
baik secara visual, auditori maupun abstrak, random abstrak, random konkret
kinestetik, jika ditinjau dari tipe kepri- dan accommodator. Masih menurut
badian dan jenis kelaminnya. Ormrod (2008) menyatakan bahwa dari
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan beberapa penelitian secara umum, laki-laki
konsep yang dikemukakan oleh Grinder memiliki kemampuan yang lebih baik
(dalam De Porter & Hernakci, 2002) dalam mengerjakan tugas-tugas visual-
menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 spatial daripada perempuan. Sebaliknya,
di antaranya rata-rata dapat belajar secara perempuan tampaknya lebih mampu dalam
efektif selama gurunya menghadirkan beberapa keterampilan verbal, namun tidak
kegiatan belajar yang berkombinasi antara semua. Sebagai contoh, anak perempuan
visual, auditorial, dan kinestetik. Namun secara rata-rata memiliki kosakata yang
delapan siswa sisanya sedemikian menyu- lebih banyak dan dapat meng-identifikasi
kai salah satu bentuk pengajaran dibanding kata-kata yang mereka perlukan untuk
dua lainnya sehingga mereka mesti beru- mengekspresikan pikiran mereka dengan
paya keras untuk memahami pelajaran bila lebih cepat. Tidak hanya perbedaan jender
tidak ada kecermatan dalam menyajikan dalam kinerja visual-spasial, verbal, dan
pelajaran sesuai dengan cara yang mereka matematika yang cukup kecil, tetapi
sukai. Untuk memenuhi kebutuhan ini, sebagian peneliti juga menemukan bahwa

93
Andia Kusuma Damayanti; Suharnan; Niken Titi Pratitis

perbedaan tersebut semakin kecil pada tiap orang memiliki pemikiran yang
tahun-tahun belakangan ini. Dengan kata berbeda sehingga memungkinkan berbeda
lain, anak lelaki dan perempuan semakin pula pada gaya belajarnya. Temperamen
sama dalam kinerja akademis mereka. Oleh anak yang diwariskan mempengaruhi
karena itu, secara umum kita semestinya kesempatan-kesempatan belajar yang
mengharapkan anak laki-laki dan perem- mereka dapatkan dan juga mempengaruhi
puan memiliki bakat akademis yang sama faktor-faktor lingkungan yang berperan
dalam berbagai bidang pelajaran. Hal ini membentuk perkembangan pribadi dan
juga memberikan gambaran bahwa perbe- sosial mereka (N.A.Fox, Henderson,
daan jenis kelamin juga membawa karak- Rubin, Calkins & Schmidt, Keogh dalam
teristik tertentu pada kepribadian serta Ormrod, 2008).
menunjukkan bahwa secara jenis kelamin

Tabel 9. Gaya Belajar Mahasiswa


No Gaya Belajar Jumlah
1 Visual 35
2 Auditori 31
3 Kinestetik 34
Jumlah 100

Hasil olah statistik dari data penelitian menemukan banyak variabel yang mempe-
menunjukkan bahwa pada gaya belajar jika ngaruhi cara belajar orang. Hal itu menca-
ditinjau dari tipe kepribadian tidak ada kup faktor-faktor fisik, emosional, sosio-
perbedaan dengan Kai Kuadrat 12.839 logis, dan lingkungan. Misalnya, sebagian
dengan p = 0.117 (p>0,05). Hal ini di- orang dapat belajar paling baik dengan
sebabkan karena rata-rata mahasiswa berkelompok, sedangkan yang lainnya
semester 2 di Universitas Wisnuwar-dhana lebih memilih adanya figur otoriter seperti
Malang dalam mempergunakan gaya guru dan orang tua, yang lain merasa
belajarnya hampir sama meskipun dengan bahwa bekerja sendirilah cara yang paling
tipe kepribadian yang berbeda-beda. efektif bagi mereka. Sebagian orang
Mereka dengan segala kemampuannya memerlukan musik sebagai latar belakang-
dapat belajar dengan berbagai cara mengi- nya, sedangkan yang lainnya tidak dapat
ngat tidak setiap pengajar menga-jarkan berkonsentrasi, kecuali dalam ruangan
cara yang sama dengan pengajar yang lain sepi. Ada orang-orang yang memerlukan
dan hal ini juga didukung oleh pernyataan lingkungannya kerja teratur dan rapi, tetapi
Dunn (dalam DePorter, 2002), seorang yang lainnya lebih suka menggelar semua
pelopor di bidang gaya belajar telah agar dapat terlihat.

Tabel 10. Gaya Belajar Mahasiswa Unidha Malang semester 2 (dua) ditinjau dari Tipe
Kepribadian

Tipe Kepribadian
No Gaya Belajar Sanguin Kholeris Melankholis Phlegmatis Jumlah
1 Visual 4 6 17 8 35
2 Auditori 6 10 7 8 31
3 Kinestetik 7 6 6 15 34
Jumlah 17 22 30 31 100

94
Gaya Belajar Ditinjau dari Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin

Hasil olah statistik dari data penelitian akan semakin hidup, berarti, dan melekat
menunjukkan bahwa, gaya belajar jika (DePorter, Reardon & Nourie , 2000). Hal
ditinjau dari jenis kelamin menunjukkan senada juga disampaikan oleh Richard
tidak ada perbedaan, dengan Kai Kuadrat Restak (1995), “Setiap kali suatu pola saraf
4.640 dengan p = 0.326 (p>0,05). Hal ini tertentu menembak maka jalur yang sama
disebabkan karena secara budaya mereka akan semudah itu pula diaktifkan kembali”.
sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran Dalam kasus ini, dengan cara melibatkan
yang sama dari mulai TK sampai dengan lebih banyak modalitas dalam pengajaran,
SMU. Dari hasil penelitian juga menunjuk- kita memicu lebih banyak lagi jalur saraf
kan bahwa semakin banyak modalitas yang yang memperkuat belajar siswa (DePorter,
kita libatkan secara bersamaan, belajar Reardon & Nourie , 2000).

Tabel. 11. Gaya Belajar Mahasiswa Ditinjau dari Jenis Kelamin

GB
No JK Visual Auditori Kinestetik
1 Laki-laki 13 16 21
2 Perempuan 22 15 13

Hasil penelitian lain menunjukkan lebih berorientasi pada fakta, data, dan
terjadinya perbedaan khususnya pada tipe angka, serta lebih menggunakan alasan
kepribadian melankolis, dimana ada per- daripada emosi. Hal berbeda dengan maha-
bedaan gaya belajar dan jenis kelamin siswa perempuan, mereka adalah orang
ditinjau dari tipe kepribadian dengan Kai yang cenderung serius dan tertutup, namun
Kuadrat 6.835 dengan p = 0.033 (p<0,05). cerdas dan sangat kritis dalam berfikir.
Hal ini disebabkan karena mahasiswa laki- Mereka dalam mengerjakan suatu hal jauh
laki dalam melakukan pekerjaan berkaitan lebih tekun. Mereka juga sangat berhati-
dengan tugas-tugas akademiknya cende- hati, teliti, dan mudah curiga. Mereka lebih
rung menyukai hal teknis yang menuntut menyukai pekerjaan yang jelas tugasnya
pemikiran dan perencanaan, membutuhkan dan rinci serta jika melakukan sesuatu
pujian atas apa yang telah dilakukannya pekerjaan lebih menyukai sendiri atau
dan menyukai informasi yang bersifat tidak mau diganggu oleh orang lain.
logis/masuk akal serta hanya sedikit saja Banyak ide cemerlang yang ditawarkan
dari mahasiswa laki-laki yang melakukan namun mereka terlalu kaku dalam mene-
pekerjaan dengan tidak terburu-buru. rapkan idenya.
Mereka tidak suka membuat kesalahan dan

Tabel. 12. Gaya Belajar Visual Mahasiswa


No Gaya Belajar Visual Jumlah
1 Laki-laki 5
2 Perempuan 12
Jumlah 17

Dinamika psikologi dari hasil penelitian dalam bentuk diagram, grafik. Selain itu
ini menunjukkan bahwa laki-laki dengan laki-laki dengan tipe ini juga cenderung
tipe kepribadian melankholis cenderung memiliki gaya belajar auditori karena
mempunyai gaya belajar visual karena orang melankholis yang sangat idealis, per-
sebagai pribadi yang rasional, objektif, feksionis, selalu mementingkan kualitas
aktif, laki-laki membutuhkan data dan daripada kuantitas sehingga jika menjadi
angka faktuil sehingga lebih mudah me- pemimpin, pekerjaan akan diselesaikan
mahami bila data dan angka ditampilkan dengan benar dan tepat waktu. Untuk men-

95
Andia Kusuma Damayanti; Suharnan; Niken Titi Pratitis

capai hasil yang diinginkannya orang yang tidak emosional, mudah memisahkan
melankholis cukup mudah berdiskusi pikiran dan perasaan sehingga jika belajar,
dengan teman dan bekerja secara kelom- tipe ini cukup mudah dengan memperguna-
pok. Untuk laki-laki dengan tipe kepribadi- kan tick it (check list/tanda), dan membuat
an phlegmatis cenderung memiliki gaya mind mapping (peta pikiran).
belajar kinestetik karena sebagai pribadi

LAKI-LAKI

VISUAL AUDITORI KINESTETIK

MELANKHOLIS MELANKHOLIS PHLEGMATIS

Gambar 1. Distribusi frekuensi Gaya Belajar Mahasiswa berdasarkan Jenis Kelamin


Laki-laki
Dinamika psikologi dari hasil penelitian tentang hal apa saja yang telah diketahui
ini menunjukkan bahwa perempuan dengan dan hal apa saja yang kiranya belum di-
tipe kepribadian melankholis cenderung ketahui mengenai materi yang akan di-
mempunyai gaya belajar visual karena pelajari oleh karena itu perempuan dengan
sebagai pribadi yang sangat objektif, tipe ini mempunyai kemauan yang kuat,
sangat lembut, menyukai kerapian, ketera- tidak mudah patah semangat untuk men-
turan dan harus tertib segala-galanya, kalau dapatkan hasil yang maksimal. Perempuan
tidak perempuan melankholis tidak bisa dengan tipe ini juga lebih mudah menang-
berfungsi sehingga untuk lebih mudah me- kap dan memahami materi dengan cara
mahami ilmu pengetahuan, perempuan role play karena perempuan ini dinamis
melankholis lebih mudah mempergunakan dan aktif, dan sangat memerlukan peru-
highlighting (memberikan warna pada bahan. Untuk perempuan dengan kepri-
bagian yang dianggap penting), flowchart, badian phlegmatis, gaya belajarnya cende-
mind mapping dan model/peralatan. rung kinestetik karena sifatnya yang pasif,
Perempuan dengan tipe kepribadian kho- kurang percaya diri sehingga mereka lebih
leris cenderung mempunyai gaya belajar mudah mempergunakan highlighting, tick
auditori yang memerlukan perenungan it.

PEREMPUAN

VISUAL AUDITORI KINESTETIK

MELANKHOLIS KHOLERIS PHLEGMATIS

Gambar 2. Distribusi frekuensi Gaya Belajar Mahasiswa berdasarkan jenis kelamin


perempuan

96
Gaya Belajar Ditinjau dari Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin

Kesimpulan dilakukannya dan menyukai informasi


yang bersifat logis/masuk akal serta hanya
Secara umum hasil penelitian ini me-
sedikit saja dari mahasiswa laki-laki yang
nunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
melakukan pekerjaan dengan tidak terburu-
tidak diterima, yaitu tidak ada perbedaan
buru. Mereka tidak suka membuat kesala-
yang signifikan antara gaya belajar ditinjau
han dan lebih berorientasi pada fakta, data,
dari tipe kepribadian dan jenis kelamin
dan angka, serta lebih menggunakan alasan
pada mahasiswa. Artinya bahwa rata-rata
daripada emosi. Hal berbeda dengan maha-
mahasiswa memiliki kecenderungan yang
siswa perempuan dengan kepribadian
sama dalam gaya belajarnya baik secara
melankolis yang cenderung serius dan
visual, auditori maupun kinestetik, jika
tertutup, namun cerdas dan sangat kritis
ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis
dalam berfikir. Mereka dalam mengerjakan
kelaminnya. Mahasiswa cenderung memi-
suatu hal jauh lebih tekun. Mereka juga
liki kesamaan dalam menggunakan gaya
sangat berhati-hati, teliti, dan mudah
belajarnya dikarenakan mahasiswa sudah
curiga. Mereka lebih menyukai pekerjaan
terbiasa belajar sesuai dengan apa yang
yang jelas tugasnya dan rinci serta jika
mereka inginkan dan mulai menyesuaikan
melakukan sesuatu pekerjaan lebih menyu-
diri dengan dengan proses pembelajaran
kai sendiri atau tidak mau diganggu oleh
yang bervariatif atau model pembelajaran
orang lain. Banyak ide cemerlang yang
yang sudah mulai lebih merata dengan
ditawarkan namun mereka terlalu kaku
tidak hanya satu arah dengan model
dalam menerapkan idenya.
ceramah saja namun lebih aplikatif dengan
memberikan pengajaran dengan model
yang lain misalnya, role play, audio-visual, Daftar Pustaka
diskusi, kerja kelompok, dsb. Pembelajaran Berry, JW Poortinga YH, Segall, Dasen
yang sudah mulai merata ini sangat PR. 1996. Psikologi Lintas Budaya:
berpengaruh baik secara fisik maupun dengan memahami diri anda sendiri
psikologis mahasiswa karena bisa meng- (Edisi Revisi). Binarupa Aksara.
eksplorasi dirinya lebih maksimal dengan Dagun, SM. 1992. Maskulin dan Feminim:
harapan mahasiswa dapat menerima infor- Perbedaan Pria wanita dalam Fisiologi,
masi berkaitan dengan proses pembelajaran Psikologi, Seksual, Karier dan Masa
lebih optimal. Faktor dominan yang me- Depan. Rineka Cipta. Jakarta.
nentukan keberhasilan proses belajar Friedman, Howard S., & Wiriam W.
adalah dengan mengenal dan memahami Scustack, 2008. Kepribadian. Edisi
bahwa setiap individu adalah unik dengan ketiga Jilid1.Erlangga. Jakarta.
gaya belajar yang berbeda satu dengan Gulo, D. 1992. Kamus Psikologi.
yang lain. Tidak ada gaya belajar yang Bandung: Tonus.
lebih unggul dari gaya belajar yang lain- Gunarsa, Singgih D., 1990. Psikologi untuk
nya. Semua sama unikya dan semua sama keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung
berharganya. Muria.
Hasil yang lain agak berbeda dalam Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning
penelitian ini, yang menunjukkan bahwa Strategy. PT. Gramedia Pustaka Utama.
gaya belajar dan jenis kelamin ditinjau dari Hurlock, Elizabeth, B. 1993. Psikologi
tipe kepribadian ada perbedaan khususnya Perkembangan. (Terjemahan, Istiwi-
pada tipe kepribadian melankolis. Artinya dyanti dan Jakarta. Kaifa. Bandung.
bahwa mahasiswa perempuan lebih banyak Hadi, Sutrisno. 2000. Manual Seri Program
dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki. Statistik (SPS) Paket Midi. Universitas
Mahasiswa laki-laki dengan kepribadian Gadjah Mada Yogyakarta.
melankolis dalam melakukan pekerjaan Hall, Calvin S., & Lindzey, Gardner. 2000.
berkaitan dengan tugas-tugas akademiknya Teori-teori Holistik (Organismik-
cenderung menyukai hal teknis yang Fenomenologis)
menuntut pemikiran dan perencanaan, Lahaye, Beverly. 1994. Membina
membutuhkan pujian atas apa yang telah

97
Andia Kusuma Damayanti; Suharnan; Niken Titi Pratitis

Temperamen Anak. Yayasan Kalam Binarupa Aksara


Hidup. Bandung Littauer, Florence., and Marita, L. 1997.
Littauer, Florence. 1996. Personality Plus: Personality Puzzle: Teka-teki Kepribadian.
Bagaimana memahami orang lain.

98

Anda mungkin juga menyukai