Anda di halaman 1dari 3

1.

Analisis kasus pertama


a. PT. RGT telah melaporkan SPT Tahunan PPh badan tahun pajak 2015 dengan
tepat waktu yakni sebelum 30 April 2016 (Lapor : 25 Maret 2016)
b. Selama masih belum dilakukan pemeriksaan pajak, maka PT. RGT masih dapat
melakukan pembetulan.
c. Saran atas kasus ini :
i. PT. RGT harus segera membuat SPT pembetulan ke-1 atas SPT Tahunan
badan tahun pajak 2015. Hal ini didasarkan pada pasal 8 ayat 1 UU KUP
ii. Karena PT. RGT melakukan pembetulan, maka akan dikenakan sanksi berupa
bunga yakni sebesar 2%/bulan dihitung dari tgl jatuh tempo s/d SPT
pembetulan. Hal ini didasarkan pada pasal 8 ayat 2A

PPh Terutang SPT pembetulan ke – 1 : Rp.200.000.000,-


PPh Terutang yang telah dibayar : Rp.150.000.000,- –
PPh KB / Pasal 29  SPT Pembetulan ke – 1 : Rp. 50.000.000,-
Sanksi (terkait Pembetulan KB) Pasal 8 (2) : Rp. 12.000.000,-
(2% x 50 Jt x 12 Bulan (30 April 2016 – 05 April 2017))

2. PT XYZ telat dalam melaporkan SPT Tahunan Badan tahun pajak 2016 pada tanggal
31 Jul 2017 (Seharusnya tanggal 30 April 2017)
Analisisnya :

A
PPh Terutang = Rp.12.500.000,-
Kredit Pajak = (Rp. 6.000.000,-)
PPh KB / Pasal 29 = Rp. 6.500.000,-  dilaporkan 31 Jul 2017

SANKSI :
(a) Telat lapor (Denda  Pasal 7 ayat 1) = Rp.1.000.000,-
(b) Telat setor (Bunga  Pasal 9 ayat 2A) = Rp. 390.000,-
(2%/Bulan  Tanggal Jatuh Tempo sampai Tanggal bayar)
(2% x 6.500.000,- x 3 bulan  01 May 2017 – 31 Jul 2017

B
Laba Fiskal = Rp.30.000.000,-
PPh Terutang (25%) = Rp. 7.500.000,-
Kredit Pajak =(Rp. 6.000.000,-)
PPh KB / Pasal 29 = Rp. 1.500.000,-  Disetor & Dilapor tgl 30 April
2017 (1771 Y)  Perhitungan Sementara

C
PPh Terutang = Rp.12.500.000,-
Kredit Pajak =(Rp. 6.000.000,-)
PPh KB / Pasal 29 = Rp. 1.500.000,-
Perhitungan sementara
PPh KB / Pasal 29 SPT sesungguhnya Rp.5.000.000,-  Setor & Lapor tgl 31 Jul
2017

Sanksi :
Telat lapor  Denda (Pasal 7 ayat 1) = Rp.1.000.000,-
Telat Setor  Bunga (Pasal 9 ayat 2A)  2%/Bln = Rp. 300.000,-
Tgl Jatuh Tempo s/d Tgl Pembayaran
(2% x 3 x Rp.5.000.000,-)  May, Juni, Juli

Permohonan perpanjangan hanya dilakukan untuk memperkecil bunga !

3. SPT Masa PPh 25  Tgl 15 bulan berikutnya (Tgl Setor = Tgl Lapor)
Update skrg PPh 25 tidak perlu lapor lagi kalau sudah bayar. 5 May 2017  STP

Kurang Bayar Pasal 7 ayat 1 Pasal 9 ayat 2 Pasal 14 ayat 3


MASA (Pokok) (Denda  Lapor) (Bunga  Setor) (Bunga  STP)
Jan - - - -
3 Jt x 2% x 1 bln 3 Jt x 2% x 3 Bln
Feb (10 Jt – 7 Jt) = 3 Jt - = 60.000 = 180.000
10 Jt x 2% x 2
Bln
Mar 10 Jt - - = 400.000

4. Analisa

A
PPh Terutang & disetor tgl 01 May 2016 = Rp.50.000.000,-
Telat Setor  Bunga  Pasal 9 ayat 2A (2%/Bulan) = Rp. 1.000.000,-
(2% x 50 Jt x 1 Bln  May 2016)

Telat Lapor  Denda Pasal 7 ayat 1 = Rp. 1.000.000,-


STP  Bunga  2%  14 ayat 3 = Rp. 2.000.000,-
(2% x 50 Jt x 2  May – Jun 2016) = Rp. 54.000.000,-

B
PPh terutang yang harus dibayar & disetor = Rp.1.000.000,-
STP  Bunga  2%  14 ayat 3 = Rp. 60.000,-
(2% x 1 Jt x 3 Bln)

C
PPh KB / Pasal 29 SPT Pembetulan ke 1
PPh terutang yang harus dibayar & disetor = Rp.20.000.000,-
Bunga  Pasal 8 ayat 2A  2% = Rp. 3.600.000,-
Tgl Jatuh tempo s/d tgl SPT Pembetulan
(2% x 20 Jt x 9 Bln  May 2016 – Jan 2017)
D
Tidak boleh / tidak diperkenankan karena SPT LB telah daluarsa selama 2 tahun
penetapan  Pembetulan SPT LB  2 tahun dari tgl lapor. Daluarsa  01 May
2018

5. PT AMAN  dilakukan pemeriksaan  SKPKB 100 Jt.


Tgl diterbitkan 25  25 Jul 2017
Tgl Jatuh Tempo  1 Nbulan  24 Agustus 2017
PT. AMAN harus bayar paling lambat tgl 24 Agustus 2017 apabila tidak mengajukan
keberatan, maka Fiskus akan melakukan penagihan  Bunga  2% / Bulan

Asumsi  PT. AMAN mengajukan permohonan keberatan lalu muncullah SK


Keberatan (Dikabulkan sebagian / ditolak)  Kalah, jika tidak dibayar  ajukan
banding  SK Banding  (Dikabulkan sebagian / ditolak)  Kalah

Jika masih tidak bayar  Peninjauan kembali  ke MK

SK Keberatan  Denda 50% dari SKPKB  150 Jt


SK Banding  Denda 100% dari SKPKB  200 Jt

Anda mungkin juga menyukai