Administrasi Proyek
Administrasi Proyek
TAGS : ADMINISTRASI PENGAWASA PROYEK, ARSITEK BALI, JADWAL KONSTRUKSI, KONTRAKTOR BALI,OPNAME
PROYEK
CATEGORIES : MANAJEMEN-KONSTRUKSI
Administrasi proyek merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan proyek. Salah satu di
antaranya adalah pembuatan laporan berkala. Laporan berkala merupakan alat komunikasi
resmi untuk menyatakan menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelengaraan proyek. Tujuan dari pembuatan laporan berkala adalah membantu semua pihak
dalam upaya memantau dan mengendalikan secara terus menerus dan berkesinambungan atas
berbagai aspek penyelenggaraan proyek sampai dengan saat pelaporan. Laporan berkala dibuat
oleh kontraktor, disetujui oleh konsultan pengawas atau MK. Laporan berkala dipakai pihak
kontraktor sebagai bahan utama dalam rapat intern kontraktor maupun rapat koordinasi dengan
semua pihak yang terlibat dalam proyek
A. BUKU HARIAN
Penyedia jasa wajib membuat buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan berupa
rencana dan realisasi pekerjaan. Buku Harian harus disetujui oleh Direksi pekerjaan dan
Konsultan Pengawas (bila ada) Laporan Harian berisi :
2. Halaman diberi nomor dengan tinta secara berurutan dan tidak ada nomor yang dilewati
3. Sebaiknya tidak ada kata, huruf atau tanda yang dihapus. Bila terjadi kesalahan lebih baik
dibuat tanda silang pada data yang salah dan tuliskan data yang benar di sebelahnya.
4. Tidak ada halaman yang disobek dari buku tersebut, jika ada halaman yang kosong, diberi
tanda silang dan diberi tulisan “kosong”.
Jika tidak ada pekerjaan yang dilakukan pada tanggal tertentu, tanggal tersebut sebaiknya tetap
dimasukkan dengan menuliskan “tidak ada pekerjaan” atau kata lain yang serupa. Catat kondisi
pekerjaan saat “tidak ada pekerjaan” , alasan dijelaskan, untuk menghindari tuntutan terhadap
jumlah yang diperhitungkan sebagai ganti rugi jika kontrak tidak dipenuhi.
1. Catatan telepon masuk dan keluar, garis besar pembicaraan, setiap pernyataan atau janji yang
dibuat, tuliskan siapa pihak yang dihubungi.
2. Catatan tentang setiap pekerjaan atau material di tempat yang tidak sesuai dengan gambar
atau spesifikasi, beserta tindakan yang diambil.
3. Catatan tentang waktu dan nama orang yang menerima perintah lapangan, dan jenis dari isi
perintah lapangan tersebut.
4. Catatan mengenai kondisi tidak terduga yang diamati pengawas yang dapat menyebabkan
keterlambatan proyek.
5. Mencatat isi dari seluruh percakapan riil yang berhubungan dengan pekerjaan yang terjadi di
lapangan, seperti setiap tukar tambah rencana atau perjanjian yang dibuat setiap pihak.
6. Catatan mengenai seluruh kesalahan pekerjaan yang dibuat setiap pihak di lapangan.
Membuat perincian dan menunjukkan akibat yang berhubungan.
8. Menandatangani setiap data catatan harian yang dibuat dan menunjukkan judul pekerjaan
segera di bawah baris terakhir dari data masuk, sehingga akan menghalangi tuntutan dimana
ada kata tambahan yang kemudian dituliskan.
B. LAPORAN MINGGUAN DAN LAPORAN BULANAN
Laporan Mingguan merupakan rangkuman laporan harian dan berisi kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu minggu beserta hal hal yang perlu disampaikan. Laporan bulanan
merupakan rangkuman laporan mingguan dalam periode satu bulan, yaitu berisi kumpulan dari
laporan harian dan mingguan yang dijilid dalam satu periode bulanan yang bersangkutan
Isilaporan bulanan :
Laporan Kemajuan menyajikan informasi tentang bagaimana sumber daya dipakai untuk
mencapai sasaran proyek, pelaporan status (menggambarkan dimana proyek itu sekarang
berdiri) dan pelaporan kinerja (menguraikan apa yang diselesaikan proyek).
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Beton
8. Pekerjaan Pengecatan
9. Pekerjaan Sanitair
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan metode yang
tepat, praktis,cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu
proyek konstrksi. Sehngga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana d tetapkan dapat
tercapai.
Metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan.
Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa yang
berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan teknis dan
ekonomis di lapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Metode
pelaksanaan proyek untuk setiap jenis bangunan berbeda-beda. Garis besar metode
pelaksanaan konstruksi bangunan, meliputi:
Mobilisasi peralatan
Pelaksanaan di lapangan
Direksi Keet
Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor,
pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet Pembangunan tidak di
bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan
kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan yakni Direksi keet
dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
Pagar peroyek
Kosnstruksi Pagar peroyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat dengan
menggunakan tiang –taing besi atau kayu dan di ikat dengan paku/baut pengikat pada jarak
tertentu, sehingga kosnstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsi yakni untuk menjamin
keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek.
Jalan kerja
Jalan kerja berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan peroek, dan di perhitungkan sehingga
stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja di buat dengan menggunakan
perkerasan sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas tanah di lingkungan
proyek.
ü Bor listrik
ü Pompa air
ü Penerangan
ü Perawatan Beton
ü Dll
Mobilisasi Peralatan
Peralatan yang dimobilisasi pda tahap awal, adalah peralatan yang di buthkan untuk
membangun fasilitas-fasilitas peroyek, seperti : Direks Keet, Gudang,Pagar peroyek. Peralatan
yang di gunakan masih terbatas pada peralatan ringan seperti alat-alat untuk pengukuran.
Pelaksanaan di lapangan
Dimulai dengan melakukan pengukuran dan pembuatan patok ukur tetap yang akan menjadi
pedoman bagi pengukuran-pengukuran selanjutnya. Patok tetap ini dibuat diluar garis bangunan
yang akan dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan
ok sekian dulu dah malam ngantuk…ZZZZZZ besok ane lanjutin lagi tentang Metode
Pelaksanaan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan Instalasi Listrik
Banyak jenis pondasi yang digunakan untuk rumah , perencanaan type pondasi yang cocok
digunakan untuk bangunan rumah tergantung banyak faktor , perencanaan pondasi selalu
akan diperhitungkan berdasarkan jenis tanah , berat/ beban bangunan, jumlah lantai yang akan
dibangun dan ketinggian bangunan yang akan dibangun .
Jenis pondasi yang ada saat ini adalah pondasi umpak, pondasi menerus , pondasi tapak , dan tiang
pancang. Untuk pemakaian pondasi umpak biasanya digunakan untuk pondasi untuk rumah type
kayu berbentuk panggung dimana tiang kayu didudukkan di atasnya. Untuk pondasi menerus
umumnya digunakan untuk bangunan rumah 1 lantai, sedangkan untuk pondasi tapak biasanya
digunakan untuk rumah bertingkat dan pengggunaan tiang pancang umumnya dipergunakan untuk
gedung gedung besar.
Bahan untuk pondasi menerus bisa menggunakan batu belah, cor beton ataupun bata. Dan untuk
pondasi tapak biasanya menggunakan beton bertulang. Penggunaan pondasi tapak dengan bahan
beton bertulang sebagai dasar bangunan harus betul diperhatikan, dimana jenis dan ukuran harus
benar benar sesuai dengan daya dukung terhadap rumah yang akan dibangun.
Dibawah ini adalah elemen-elemen yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan
pekerjaan pondasi :
1. Menentukan daya dukung pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation)
berdasarkan parameter kuat geser tanah atau in situ test.
2. Mengevaluasi besarnya penurunan tanah akibat beban kerja baik penurunan segera (immediately
settlement), penurunan konsolidasi (consolidation settlement) dan penurunan setempat (differential
settlement) berdasarkan konsolidasi atau in situ test.
Dari hasil pengujian tersebut maka akan didapatkan data-data yang akan diserahkan ke tim
engineering untuk menentukan jenis dan ukuran pondasi yang dipergunakan untuk bangunan yang
direncanakan.
B. Perencanaan Pondasi.
Tim engineering perencana akan membaca hasil dari pengujian tanah dan akan
menspesifikasikan kelas pondasi yang dibutuhkan. Tim engineer akan mengeluarkan suatu report
yang menjadi dasar pelaksanaan yang terdiri atas :
Sebelum pekerjaan pondasi dimulai, pelaksana harus melihat langsung kondisi lapangan dimana
pekerjaan akan dilaksanakan untuk memastikan apa yang tertuang dalam perencaan yang dibuat
oleh engineer, Maksudnya disini bilamana ditemukan kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan
perencanaan, misalnya lokasi bangunan tergenang oleh air atau kemungkinan banyaknya mata air
yang ada disekitar lokasi akan menyulitkan pelaksanaan dan juga mempengaruhi kekuatan beton .
Bila hal tersebut dijumpai di lapangan maka pelaksana harus melaporkan ke tim engineer perencana
untuk mengambil keputusan yang paling bagus.
Pihak pemilik rumah bilamana kurang mengerti tentang teknis pekerjaan beton, dianjurkan
menempatkan seorang pengawas untuk mengawasi peleksanaannya. Pengawas harus memastikan
pondasi sudah sesuai dari segi ukuran, posisi dan juga bahan material yang dipergunakan baik besi,
pasir, semen dan kerikil. Pengawas berhak meminta/ atau menolak pekerjaan dilanjutkan bilamana
ada sesuatu yang kurang sesuai dengan perencanaan. Jika mempergunakan beton jenis ready mix,
maka ketika truk pembawa beton sampai di lokasi , pelaksana dan pengawas harus mengumpulkan
semua dokumen yang dibawa supir truk tersebut untuk memastikan beton sudah sesuai dengan yang
dipesankan. Bila menggunakan beton yang diolah di lokasi (site mix), maka pengawas harus
memperhatikan tahap tahap pengadukan beton mulai dari kebersihan, komposisi campuran dan juga
saat penuangan.
Setelah pengecoran selesai dilaksanakan, dibutuhkan masa u pengawetan (curing time ) untuk
beton tersebut. Hal ini dilakukan untuk pelambatan hidrasi (pengeringan) terhadap beton .
Tujuannya adalah untuk mengurangi retakan retakan rambut pada permukaan beton dan juga hal ini
untuk menjaga kekuatan beton. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah ketika beton sudah
mulai mengering permukaan beton ditutupi dengan karung yang sudah dibasahi, dan kemudian
dilakukan penyemprotan air secara berkala sampai pondasi layak untuk dibebani. Jika pondasi
tersebut adalah pondasi dalam, dimana sebelumnya ada galian tanah, maka tanah kembali diurug
dengan jenis tanah yang bagus. Saat pengurugan kembali disaranakan penggunaan stamper untuk
proses pemadatan tanahnya.
F. Pemeliharaan
. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, kita tidak bisa langsung melihat kondisi pondasi seakan
akan tidak terjadi apa apa, oleh kondisi yang tertutup atau tertanam didalam tanah padahal sesuatu
kerusakan telah terjadi pada pondasi bangunan kita, misalnya telah terjadi penurunan pondasi. Untuk
itu kita harus memperhatikan kondisi rumah kita bila ada kelihatan retakan retakan di dinding
bangunan rumah kita. Untuk itu penting diperhatikan oleh pemilik rumah melakukan pemeliharaan
pondasi rumah. Hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Makukan pengecekan secara berkala , bilaman ditemukan hal hal yang merusak pondasi segera dilakukan
perbaikan.
2. Menjaga ketinggian permukaan tanah di sekitar pondasi , dimana ketinggian permukaan tanah harus tetap
konstan.
3. Hindari penempatan sistim drainage yang berdekatan dengan pondasi, hal ini untuk menjaga kondisi tanah
disekitar pondasi tetap padat.
4. Dianjurkan tidak menanam pohon dengan jenis akar yang besar dekat dengan pondasi beton, hal ini akan
merusak beton bilamana akar semakin membesar
5. Khususnya untuk pondasi yang berada di daerah bentuk lerengan, dianjurkan pembuatan dinding penahan
tanah , bilamana terjadi gerusan air akan menimbulkan tanah disekitar pondasi akan terbawa, sangat
dikhawatirkan bilamana tanah sampai tergerus sampai level terbawah pondasi. Hal ini akan
membahayakan bagi bangunan rumah itu sendiri.
Pengecoran beton
{ Posted on Apr 15 2012 by admin }
TAGS : ARSITEK BALI, BETON, COR BETON, KONTRAKTOR BALI, PEMBORONG BALI
CATEGORIES : STRUKTUR-KONSTRUKSI
Apa saja yang harus diperhatikan pada saat pengecoran beton agar didapat hasil yang bagus?
Bila kita membeli beton readymix, pada saat beton mentah keluar dari truck mixer / molen,
sebaiknya dilakukan test slump terlebih dahulu untuk melihat apakah beton memiliki workability /
mudah untuk dituang dan diratakan dalam cetakan bekisting / formwork. Tidak terlalu encer juga
tidak terlalu alot. Test slump dilakukan dengan menuang beton mentah ke dalam cetakan besi
berbentuk kerucut terpancung (kira-kira tinggi 40cm). Beton dimasukkan kemudian ditusuk-tusuk
agar beton rata dan padat. Kemudian setelah penuh, cetakan kerucut diangkat perlahan-lahan,
beton akan runtuh sebagian, ketinggian runtuh itu yang disebut nilai slump. Nilai rata-rata yang
baik kira-kira sekitar 10 – 15 cm.
Selain itu setting time beton perlu diperhatikan, yaitu waktu yang diperlukan sejak pertama
adukan beton ditambah air sampai reaksi semen air mulai mengeras. Biasanya sekitar 90 menit.
Jangan mau apabila hendak ditambahkan air di truck mixer dengan alasan agar beton yang
sudah mulai agak keras menjadi lebih encer karena akan mengurangi kekuatannya, bila perlu
tolak / reject. Jangan pertaruhkan struktur anda. Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan
sebelum menuang beton adalah kebersihan formwok, jangan sampai ada kotoran, sisa gergajian
kayu cetakan. Bila memungkinkan gunakan compressor udara untuk membersihkan.
Pada saat menuang beton, tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari 1.5m, hal ini agar tidak terjadi
segregasi atau pemisahan partikel dengan berat jenis lebih berat (kerikil) yang jatuh lebih dahulu
dengan partikel pasir dan semen yang lebih ringan. Hal ini menyebabkan kekuatan beton jauh
berkurang. Apabila memang susah terjangkau, dapat digunakan tremi atau pipa untuk
menyalurkan beton
Beton yang sudah dalam cetakan / formwork harus digetar menggunakan alat vibrator agar
partikel2 dalam beton merata dan lebih padat, Seluruh area harus dilakukan penggetaran.
Setelah itu permukaan di siar agar rata dan halus.
Beton sudah selesai dicor, tapi pekerjaan belum selesai. Hal yang harus dilakukan adalah
proses perawatan / curing beton. Proses ini diperlukan untuk menjaga suhu beton agar tidak
terlalu drastis berubah dan menghindari penguapan yang terlalu cepat dan berlebihan. Beton
mentah menimbulkan panas karena reaksi semen dengan air. Proses curing ini bisa dilakukan
dengan menyiram dan merendam dengan air, dijaga agar permukaan selalu basah. Bisa juga
dilakukan dengan menaruh korung goni basah di atas pelat beton yang baru di cor agar
penguapan yang terjadi lebih kecil, siram air lagi bila karung goni mulai kering. Boleh juga
menggunakan bahan kimia yang disebu curing compound, pengaplikasian jangka waktu nya
ditetapkan dalam spesifikasi produk
Penyambungan Tulangan
{ Posted on Apr 12 2012 by admin }
TAGS : ARSITEK BALI, KONTAKTOR BALI, PEMBESIAAN KOLOM, PEMBORONG BALI, SAMBUNGAN TULANGAN
CATEGORIES : MANAJEMEN-KONSTRUKSI, STRUKTUR-KONSTRUKSI
Panjang baja tulangan yang ada di pasaran biasanya 12m ditekuk menjadi 2. Struktur beton
bertulang yang akan kita cor tentunya memiliki ukuran yang bervariasi sehingga panjang
tulangan pun tidak bisa sama, dan penyambungan tulangan pasti diperlukan. Tetapi
penyambungan tulangan harus memperhatikan dimana kita sebaiknya menyambung dan berapa
panjang penyambungannya agar struktur sesuai dengan yang kita harapkan. Pada intinya
penyambungan tulangan diupayakan diletakkan di daerah yang memiliki tegangan tarik yang
lebih rendah.
Pelat lantai biasanya terdiri dari tulangan atas dan tulangan bawah dan dipasang saling silang / 2
arah. Untuk penyambungan tulangan bawah sebaiknya dilakukan di daerah sekitar balok atau
tepi pelat, karena pada daerah ini bagin bawah pelat dalam keadaan tertekan, sedangkan yang
dalam keadaan tertarik yang lebih membutuhkan tulangan adalah bagian atas pelat, sebaliknya
untuk tulangan atas penyambungan dilakukan di daerah sekitar tengah pelat karena di tengah
pelat bagian atas dalam keadaan tertekan.
Penyambungan antara batang tulangan satu dan berikutnya sebaiknya diupayakan tidak dalam
satu garis yang sama sehingga perlemahan tidak terjadi pada satu garis.
Demikian juga untuk balok, penyambungan tulangan longitudinal bawah dilakukan didekat
daerah kolom penyangga, sedangkan untuk tulangan longitudinal atas dilakukan di tengah
bentang balok. Khusus untuk detail tahan gempa, penyambungan tulangan atas dan bawah
dilakukan di daerah sejarak 2 x tinggi balok dari muka kolom, karena gaya gempa bersifat bolak-
balik.
Unuk penyembungan kolom penyangga, sebaiknya dilakukan di tengah bentang kolom, bukan di
daerah dekat pelat lantai, karena di tengah bentang momen yang terjadi biasanya relatif kecil.
Panjang sambungan pun harus diperhatikan, sehingga gaya tarik yang terjadi dapat di transfer
dengan baik ke tulangan berikutnya. Sambungan diikat dengan kawat bendrad sedemikan rupa
sehingga tidak lepas sewaktu dilakukan pengecoran. Panjang sambungan sebenarnya diatur
dalam code / Standar Nasional Indonesia SNI untuk beton. Untuk keperluan praktis, biasanya
diambil panjang penyaluran / sambungan / overlap sebesar 40 x diameter untuk tulangan ulir
dengan mutu baja 400MPa . Jadi apabila kita hendak menyambung tulangan diameter 13, maka
kita membutuhkan panjang sambungan minimal 40 x 13 = 520 mm.
Pengangkuran / penekukan tulangan juga penting didaerah ujung-ujung pelat, balok dan kolom.
Karena tanpa pengangkuran yang baik, gaya tarik yang terjadi pada tulangan tidak ada yang
menahan. Dengan ditekuk maka terjadi ikatan yang kuat dengan beton. Bayangkan menarik
tulangan yang telah dibengkokkan didalam beton, pasti lebih sulit daripada menarik tulangan
lurus dalam beton
Proses pemasangan keramik untuk kamar mandi dan ruang lain sebetulnya sama saja. Yang
paling perlu diperhatikan adalah daya rekat keramik ke dinding. Keramik harus merekat kuat
agar tak mudah jatuh. Untuk itu ada trik khusus. Simak uraian berikut!
2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri.
3. Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran semen dan pasir. Tebal lapisan 0,5-1cm.
Gunakan adukan semen pasir dengan komposisi semen-pasir 1:2. Tambahkan adhesive jika
perlu. Biarkan selama 1 hari hingga lapisan mengeras.
4. Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan
penyusutan saat proses pengeringan.
5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang keramik.
Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas.
6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu
untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata.
7. Setelah terpasang tiga jam, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah.
8. Setelah keramik terpasang (minimal 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan adukan semen-
pasir halus dengan komposisi 2:1. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang
datar dan rapi.
9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali
seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa.
Rate This
Anda mungkin salah satu masyarakat awam, namun senang dengan melihat, membaca dan
mengunjungi bangunan-bangunan yang Indah, termasuk juga bangunan rumah baik di Indonesia
ataupun di mancanegara. setelah Anda melakukan tersebut, secara sepintas anda akan dapat melihat
perbedaan yang kuat terhadap tipologi rumah di benua Epora, Asia, Amerika dll.
Namun saya tidak akan berdiskusi masalah keberagaman tersebut, saya disini ingin berdiskusi tipologi
rumah di negara kita Indonesia yang notabene berada di Asia Tenggara. Yaitu negara kepulauan,
dengan dua musim (kemarau, hujan), khatulistiwa, matahari terik kira-kira 12 jam dalam sehari dll.
Apakah ini semua berdampak terhadap tipologi bentuk hunian di Indonesia, jawabannya tentu iya.
Arsitektur rumah daerah tertentu misalnya Joglo, bentuk tersebut dapat mewakili dari segi budaya,
Nah, sekarang apa tipologi kongkrit mengenai “rumah tropis”. dengan potensi Indonesia yang
sedemikian ada beberapa tinjauan untuk kenyamanan rumah tinggal “ala indonesia. dari bentuk cukup
-Atap Miring untuk mengalirkan air hujan dengan baik, dan oversteak + 1meter (tritisan),
-Bukaan (ventilasi ideal) unruk memasukkan cahaya matahari dan udara ke ruang-ruang dengan baik
untuk kenyamanan,
-Panggung untuk antisipasi adanya banjir yang mungkin terjadi ketika musim penghujan.
Dengan mengacu pada tiga komponen tersebut, perkembangan saat ini bentuk-bentuk arsitektur rumah
tropis kian beragam, dari tipe paling sederhana sampai tipe mewah dan besar. Atap bangunan rumah
juga kian beragam, bahan dan bentuknya, namun sebaiknya pilih material yang baik dan sesuai dengan
konsep rumah Anda, kemiringan atap untuk bahan Genteng sebaiknya 30 derajat atau lebih. untuk
bahan Asbes bisa kurang dari 30 derajat, dan jangan lupa untuk penyelesaian tritisan, jangan sampai
air hujan masuk ke dalam ruangan. Menjadi perhatian penting disini adalah arah ventilasi pada ruang
tersebut, misalnya lebih baik di hadapkan ke matahari pagi hari karena sinarnya baik untuk ruangan,
dan hindari bukaan pada arah datangnya sinar matahari sore, jika terpaksa sebaiknya di beri “sun
sederhana sehat
Peran panggung saat ini cukup penting karena kondisi daerah-daerah kita sering dilanda banjir sekian
tahun terakhir ini, maka sebaiknya rumah tinggal Anda lantai dasarnya dinaikkan kira-kira 1 meter atau
tergantung dengan tipologi tanah dan kemungkinan tinggi air ketika banjir daerah Anda. Sekian
maturnuwun..
PELAKSANAAN SMK3 KONSTRUKSI
BANGUNAN
A. Latar Belakang Permasalahan
C. Dasar Hukum:
UU No. 13/2003 : Ketenagakerjaan
UU No. 1/1970 : Keselamatan Kerja
UU No. 18/1999 : Jasa Konstruksi
SKB Menaker & PU No.174/104/86-K3 Konstruksi
Permenaker No. 5/1996 – SMK3
Inst Menaker No 01/1992 Ttg Pemeriksaan Unit
Organisasi K3
Physical Hazards
Chemical Hazards
Electrical Hazards
Mechanical Hazards
Physiological Hazards
Biological Hazards
Ergonomic
Unsur Terkait dalam Proyek Konstruksi
3. Materials
Material dalam kondisi tertentu bisa membahayakan
pekerja. Untuk itu diperlukan penanganan yang baik.
Meliputi mobilisasi bahan dan cara penyimpanan
material.
1. Identification
Mengidentifikasi permasalahan di lingkungan kerja
secara dini.
2. Evaluasi
Tahapan CSMS
Risk Assessment
Bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko suatu
pekerjaan yang akan diserahkan kepada kontraktor.
Untuk menyesuaikan potensi bahaya dengan
kemampuan kontraktor menjalankan pekerjaan
dengan Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda,
misalnya proyek bangunan bertingkat, pembangunan
bendungan, pabrik dsb.
Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam kegiatan
konstruksi yang akan dilaksanakan.
Buat mapping potensi bahaya menurut area atau
bidang kegiatan masing-masing.
4. Implementation
Susun Program Implementasi dan program-program
K3 yang akan dilakukan (buat dalam bentuk elemen
kegiatan)
Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek
Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek antara lain :
- Skala Proyek
- Jumlah Tenaga Kerja
- Lokasi Kegiatan
- Potensi dan Resiko Bahaya
- Peraturan dan standar yang berlaku
- Teknologi proyek yang digunakan
Rencana kerja yang telah disusun implementasikan
dengan baik.
Sediakan sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan program K3
Susun Kebijakan K3 terpadu.
5. Monitoring
Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3
dalam perusahaan.
Susun sistim audit dan inspeksi yang baik sesuai
dengan kondisi perusahaan.
G. Elemen Program K3 Proyek
1. Kebijakan K3
Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek
Memuat komitment dan dukungan manajemen
puncak terhadap pelaksanaan K3 dalam proyek
Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan
digunakan sebagai landasan kebijakan proyek
lainnya.
3. Identifikasi Bahaya
Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan
Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya
dalam setiap pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas
pekerjaan dan Safety Departement.
Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah
baku seperti Check List, What If, Hazops, dsb.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
7. Promosi K3
Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan
program-program Promosi K3
Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan
awareness para pekerja proyek.
Kegiatan Promosi berupa poster, spanduk, buletin,
lomba K3 dsb
Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja
Standar PSM
Kegiatan Kontraktor harus dikelola dengan baik untuk
menjamin keselamatan dalam setiap kegiatan kerja
kontraktor yang dapat membahayakan operasi
perusahaan.
Perusahaan harus menerapkan Contractor Safety
Management System (CSMS)
CSMS
CSMS adalah suatu sistim manajemen untuk
mengelola kontraktor yang bekerja di lingkungan
perusahaan.
CSMS merupakan sistim komprehensif dalam
pengelolaan kontraktor sejak tahap perencanaan
sampai pelaksanaan pekerjaan
Tujuan CSMS
Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja
dilingkungan perusahaan telah memenuhi standar
dan kriteria K3 yang ditetapkan perusahaan.
Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan
kinerja Keselamatan di lingkungan kontraktor
Untuk mencegah dan menghindarkan kerugian yang
timbul akibat aktivitas kerja kontraktor
Dasar Penerapan CSMS
Undang-undang Keselamatan Kerja No 1 Tahun 1970
Perusahaan bertanggung jawab menjamin
keselamatan setiap orang yang berada ditempat
kerjanya (termasuk kontraktor dan pihak lainnya
yang berada di tempat kerja).
Undang undang Perlindungan Konsumen
Perusahaan wajib melindungi keselamatan konsumen
sebagai akibat kegiatan perusahaan.
Struktur CSMS
CSMS terdiri dari 6 langkah yang terbagi 2 tahapan
sebagai berikut :
1. Tahap Administrasi
Risk Assessment
Prakualifikasi
Seleksi
2. Tahap Implementasi
Pre-Job Activity
Pelaksanaan Pekerjaan
aman
18. Audit K3
Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan
jangka waktu proyek
Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai
masukan pelaksanaan proyek berikutnya
Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan
K3
Ketentuan administrasi K3
a. Kewajiban umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban
umum bagi perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu :
c. Laporan kecelakaan
Reaksi:
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Konstruksi
III. Pekerjaan Finishing
I. Pekerjaan Persiapan
b. Sosialisasi
Mengadakan sosialisasi dan izin dengan masyarakat
dan perangkat desa setempat dan juga instansi yang
berwenang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Hasil dari sosialisasi tersebut nantinya akan
dituangkan dalam berita acara.
c. Pengukuran
Mengadakan pengukuran dan pematokan / uitzet
bersama dengan pengawas.
Lingkup Pengukuran :
- pengukuran sebelum pelaksanaan dimulai
- pengukuran selam berlangsungnya pelaksanaan
- pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai
Alat pengukuran : theodolit, waterpass, rol meter,
bak ukur dll.
Bahan yang digunakan : patok kayu, cat kayu, cat
semprot.
• Plesteran 1pc:4ps
Pada bagian dalam pasangan batu diplester dengan
menggunakan campuran 1pc;4ps.ketebalan plesteran
adalah 1.5 cm.
Pemasangan Kansten 10 x 20 x 50
Pemasangan kanstin dilakukan dari arh belakang
perumahan menuju ke depan. Hal ini untuk
memudahkan mobilisasi material. Pemasangan
kanstin dimulai dari Jl. Palir Utama IX ke Jl. Palir
Utama VIII, kemudian ke jl palir utama VII
setereusnya sampai ke jalan Palir Utama Raya (
untuk jalan palir utama raya menggunakan Kansten
10/12,5 x 30 x 50). Pada sambungan antar kanstin
diplester dengan campuran spesi 1pc:2ps.
Pemasangan Paving.
Seperti halnya pemasangan kanstin, pemasangan
paving ini dilakukan juga dari belakang perumahan
Palir sejahtera menuju kearah depan perumahan
Untuk Jalan palir utama I – Jl. Palir Utama IX
menggunakan paving tebal 6 cm K225(gb.1).
c) PERUMAHAN BERINGIN
Saluran MD 40
• Persiapan bahan.
Bahan dipersiapkan sedekat mungkin dengan lokasi
pekerjaan. Untuk semen ditempatkan pada gudang
yang terjaga suhu kelembabanya dan terhindar dari
air.
• Pembuatan Bouplang.
Untuk acuan galian dan pemasangan batu bouplang
dibuat sesuai dengan gambar rencana. Kedudukan
bouplang dibuat kokoh supaya tidak mudah berubah
posisi.
• Pasangan batu 1pc :4ps
Setelah itu mulai pelaksanaan pasangan batu dengan
perbandingan material 1pc : 4 ps. Bahan pc dan pasir
dicampur menggunakan beton molen ditambah air
secukupnya.waktu mengaduk bahan tsb harus benar
benar tercampur rata atau ± 3 menit putaran
molen.Sebelum batu dipasang pada sudut yang lancip
dititik terlebih dahulu supaya didapatkan permukaan
batu yang rapi.
Batu dipasang sesuai gambar disamping:
• Plesteran 1pc:4ps
Pada bagian dalam pasangan batu diplester dengan
menggunakan campuran 1pc;4ps.ketebalan plesteran
adalah 1.5 cm.
Pemasangan Kansten 10 x 20 x 50
Pemasangan kanstin dilakukan dari arh belakang
perumahan menuju ke depan. Hal ini untuk
memudahkan mobilisasi material. Pemasangan
kanstin dimulai dari Jl. Palir Utama IX ke Jl. Palir
Utama VIII, kemudian ke jl palir utama VII
setereusnya sampai ke jalan Palir Utama Raya (
untuk jalan palir utama raya menggunakan Kansten
10/12,5 x 30 x 50). Pada sambungan antar kanstin
diplester dengan campuran spesi 1pc:2ps.
Pemasangan Paving.
Seperti halnya pemasangan kanstin, pemasangan
paving ini dilakukan juga dari belakang perumahan
Palir sejahtera menuju kearah depan perumahan
Untuk Jalan palir utama I – Jl. Palir Utama IX
menggunakan paving tebal 6 cm K225.