Makalah Hak Merk
Makalah Hak Merk
HAK MERK
Oleh :
Bujang Ilmi A.
Fatchur Beny A. S.
Mainarti Dinda S.
Martinah Sekawanti
Sofiya Istiqomah
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
berdasarkan serentetan kualitas yang diinginkan atau fitur-fitur yang terwujud dalam
produk-produk yang dimiliki merek tersebut, contoh : Mobil Toyota yang merupakan
top best seller selama satu dasawarsa terakhir ini di Indonesia telah mempunyai
reputasi yang legendaris sebagai mobil yang tahan segala kondisi dan cuaca serta
suku cadang yang murah dan mudah terjangkau.
Merek juga dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk berinvestasi
dalam memelihara dan meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki guna
menjamin bahwa merek produk yang mereka miliki memiliki reputasi yang baik. Hal
ini terbukti bahwa beberapa merek terkenal, seperti : sepatu dan sandal Pakalolo yang
mempunyai kualitas yang bagus senantiasa berinvestasi dan mengembangkan produk
mereka dengan berbagai model dan inovasi yang mutakhir sehingga masyarakat
sudah meyakini kualitas dari Pakalolo.
Walaupun sebagian besar pelaku bisnis menyadari pentingnya penggunaan
merek untuk membedakan produk yang mereka miliki dengan produk para pesaing
mereka, tapi tidak semua dari mereka yang menyadari mengenai pentingnya
perlindungan merek melalui pendaftaran. Dalam banyak kejadian, merek yang
terdaftar dan dengan memiliki reputasi yang baik pada konsumen, juga dipergunakan
untuk mendapatkan dana, dari institusi keuangan yang menyadari arti pentingnya
sebuah merek dalam sukses-nya bisnis sebuah usaha pendaftaran, menurut Undang-
Undang Merek memberikan hak eksklusif kepada perusahaan pemilik merek guna
mencegah pihak-pihak lain untuk memasarkan produk-produk yang identik atau mirip
dengan merek yang dimiliki oleh perusahaan bersangkutan dengan menggunakan
merek yang sama atau merek yang dapat membingungkan konsumen.
Tanpa adanya pendaftaran merek, investasi yang dimiliki dalam memasarkan
sebuah produk dapat menjadi sesuatu yang sia-sia karena perusahaan pesaing dapat
memanfaatkan merek yang sama atau merek yang mirip tersebut untuk membuat atau
memasarkan produk yang identik atau produk yang mirip. Jika seorang pesaing
menggunakan merek yang identik atau mirip, pelanggan dapat menjadi bingung
sehingga membeli produk pesaingnya tersebut yang dikiranya produk dari perusahan
sebenarnya.
Hal ini tidak saja mengurangi keuntungan perusahaan dan membuat bingung
pelanggannya, tetapi dapat juga merusak reputasi dan citra perusahaan yang
bersangkutan, khususnya jika produk pesaing kualitasnya lebih rendah. Mengingat
nilai dari merek dan peran yang dimiliki oleh sebuah merek dalam menentukan
suksesnya sebuah produk di pasar, maka perlu dipastikan bahwa merek tersebut sudah
terdaftar, guna mendapat perlindungan dalam pasar yang bersangkutan.
Dalam kegiatan perekonomian, kadang bisa saja terjadi jika merek yang telah
terdaftar ternyata tidak pernah digunakan dalam kegiatan perdagangan. Merek yang
tidak pernah digunakan tersebut biasanya dikenal dengan merek non use.4 Merek non
use merupakan penyimpangan terhadap definisi merek karena dapat diartikan dengan
merek yang tidak lagi sebagai satu kesatuan yang utuh akibat tidak dipergunakannya
merek tersebut dalam perdagangan barang dan jasa meskipun merek tersebut sudah
didaftarkan dalam Daftar Umum Merek serta telah diberikan hak atas merek tersebut.
Jika pemilik merek tidak memenuhi unsur adanya penggunaan merek baik digunakan
oleh dirinya sendiri atau penggunaannya diberikan kepada orang lain dengan izin,
maka hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek dapat
dimintakan penghapusan merek. Pengertian adanya pelanggaran hak atas merek yang
disebabkan oleh adanya merek non use adalah pelanggaran terhadap kewajiban yang
dimiliki pemilik merek untuk menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan
izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Permasalahan yang cukup penting
3
dalam merek non use adalah adanya itikad tidak baik dari pemegang merek non use
untuk merugikan konsumen maupun menyesatkan pihak lain. Undang-Undang Merek
menyatakan bahwa merek tidak dapat didaftarkan atas dasar permohonan yang
diajukan oleh pemohon yang tidak beritikad baik.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis akan meninjau
permasalahan merek dalam sebuah makalah mengenai hak merek.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Terbukanya sistem ekonomi nasional, sehingga pengusaha nasional dapat
mengetahui dan memanfaatkan merek-merek terkenal untuk digunakan dan
didaftar lebih dulu di Indonesia demi kepentingan usahanya.
2. Pemilik merek terkenal belum atau tidak mendaftarkan dan menggunakan
mereknya di Indonesia.
Banyaknya sengketa merek maka pada tahun 1987 pemerintah menetapkan
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.01-HC.01.01 Tahun 1987
tentang “Penolakan Permohonan Pendaftaran Merek yang mempunyai Persamaan
dengan Merek Terkenal Orang lain”. Dengan adanya aturan tersebut maka banyak
sekali pemilik merek terkenal yang mengajukan gugatan pembatalan mereknya dan
banyak pula perpanjangan merek yang ditolak oleh kantor merek dikarenakan
mempergunakan merek orang lain. Keputusan tersebut kemudian direvisi dengan
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.03-HC.02.01 untuk lebih memberikan
perlindungan terhadap pemilik merek-merek terkenal.
Selama masa berlakunya UU No. 21 Tahun 1961, banyak sekali
perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam dunia perdagangan, dimana norma
dan tatanan dagang telah berkembang dan berubah dengan cepat, hal tersebut
menyebabkan konsepsi yang tertuang dalam Undang-undang merek Tahun 1961
sudah sangat tertinggal jauh sekali. Untuk mengantisipasi perkembangan tersebut
maka pemerintah pada waktu itu mengeluarkan UU No. 19 Tahun 1992 tentang merek
(LN. No.81 Tahun 1992) sebagai pengganti UU No.21 tahun 1961.
6
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
2. Menurut Philip Kotler (2000 : 404), menyatakan bahwa: “Merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan dan jasa.”
3. Adapun pengertian merk menurut Djaslim Saladin (2003 : 84), menyatakan
bahwa: “Merk adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau
gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari
seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan
barang atau jasa dari produk pesaing.”
4. Selanjutnya menurut DR. Buchori Alma (2000:105) : “Merek adalah tanda atau
simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat
berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.”
7
3. Tanda merek dagang (trade mark), adalah merek atau sebagian dari merek
yang dilindungi oleh hokum karena kemampuannya untuk menghasilkan
sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjualan dengan hak
istimewanya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
4. Hak cipta (Copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-
undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya
musik atau karya seni.
Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat,
asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan
kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi. Dan Merk juga sangat
memungkinkan konsumen untuk mengatur dengan lebih baik pengalaman tempat
belanja mereka membantu mereka mencari dan menemukan keterangan produk.
Adapun fungsi merek adalah untuk membedakan kepentingan perusahaan, penawaran
dari semuanya.
Dengan adanya merk, dapatlah membuat produk yang satu beda dengan yang
lain sehingga diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk
yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan
kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu
merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Merk dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows,
toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar
jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc),
simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend
chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak
contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran
mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk
makanan gery, dan lain sebagainya.
8
Merk terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun
2001, yaitu :
a. Merk Dagang :
Merk yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya.(Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 Tentang Merk)
b. Merk Jasa :
Merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa-jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 Tentang Merk)
c. Merk Kolektif :
Merk yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama
yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-
sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. (Pasal 1
angka (4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk
9
Indonesia No. 23 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran
Merk.
b. Pengisian formulir Permohonan tersebut wajib dilakukan dalam rangkap
empat dengan mencantumkan:
c. Tanggal, bulan dan tahun
d. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon
Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama,
atau badan hukum.
Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara
bersama-sama berhak atas Merk tersebut, semua nama Pemohon
dicantumkan dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat mereka.
e. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila Permohonan diajukan melalui
Kuasa
f. Tempat tinggal Kuasa yang dipilih sebagai domisili hukumnya di Indonesia,
apabila Pemohon bertempat tinggal atau berkedudukan tetap diluar Negara
Republik Indonesia
g. Warna-warni apabila merk yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan
unsur-unsur warna
h. Jenis barang dan/atau jasa yang termasuk dalam kelas yang dimohonkan
pendaftarannya
Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat diajukan
dalam satu Permohonan.
i. Nama Negara dan tanggal permintaan merk yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan hak Prioritas
2. Menandatangani Permohonan
a. Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya, dengan ketentuan
dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara
bersama-sama berhak atas Merk tersebut, Permohonan tersebut
ditandatangani oleh salah satu Pemohon yang berhak atas Merk tersebut
dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakili.
b. Dalam hal Permohonan tersebut diajukan melalui Kuasa (Konsultan Hak
Kekayaan Intelektual), Permohonan ditandatangani oleh Kuasa dengan
ketentuan:
Surat Kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak
atas Merk tersebut
Jika penerima Kuasa lebih dari satu orang, dan dalam surat kuasa
tidak terdapat klausul “surat kuasa diberikan kepada kuasa-kuasa
tersebut untuk bertindak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama”, menurut pendapat penulis, Permohonan harus ditandatangani
oleh semua penerima kuasa.
Syarat Permohonan
Setiap Permohonan wajib dilengkapi dengan:
1. Surat pernyataan pemilikan Merk
a. Tanda tangan dan isi
Surat pernyataan itu harus ditandatangani oleh pemilik merk dan bermeterei
cukup yang dengan jelas dan tegas menyebutkan bahwa:
Merk yang dimohonkan pendaftaran adalah miliknya
10
Merk yang dimohonkan pendaftaran tidak meniru merk orang lain baik
untuk keseluruhan maupun pada pokoknya.
b. Terjemahan
Apabila tidak menggunakan bahasa Indonesia, surat pernyataan itu harus
disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
2. Etiket Merk
Jumlah etika merk yang diperlukan adalah sebanyak dua puluh helai dengan
ketentuan:
a. Ukuran
Etiket itu berukuran maksimal 9X9 cm dan minimal 2X2 cm
b. Warna
Apabila etiket merk berwarna, harus disertai pula satu lembar etiket yang tidak
berwarna (hitam putih)
c. Terjemahan
Etiket merk yang yang menggunkan bahasa asing dan atau di dalamnya
terdapat huruf selain huruf latin atau angka yang tidak lazim digunakan dalam
bahasa indonesia wajib disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia, dalam
huruf lain, dan dalam angka yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia.
5. Pembayaran biaya
Permohonan harus disertai pembayaran biaya dalam rangka Permohonan,
sesuai dengan jenis dan besar yang ditetapkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
11
Apabila merk yang dimohonkan pendaftaran akan digunakan sebagai merk
kolektif, Permohonan harus disertai salinan peraturan penggunaan merk kolektif,
dengan ketentuan salinan peraturan penggunaan merk yang tidak menggunakan
bahasa Indonesia harus disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
2.6. Ruang Lingkup Merk Yang Tidak Dapat Didaftarkan & Ditolak
Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 yakni :
1. Merek yang didaftarkan atas dasar Itikad Tidak Baik. (Pasal 4 Undang-undang
No. 15 tahun 2001 tentang Merk)
2. Merek yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan, ketertiban umum; Tidak memiliki daya pembeda;
Telah menjadi milik umum; Merupakan keterangan yang berkaitan dengan
barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya. (Pasal 5 Undang-undang
No. 15 tahun 2001 tentang Merk)
3. Memiliki persamaan pada pokoknya/keseluruhan dengan merek milik pihak lain
yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis, Merk
yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa yang sejenis,
dan indikasi geografis yang sudah dikenal. (Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No.
15 tahun 2001 tentang Merk)
4. Merek yang menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum
yang dimiliki orang lain; Tiruan atau menyerupai nama atau singkatan sinkatan
nama, bendera, lambing atau symbol atau emblem Negara atau lembaga
nasional maupun internasional; Tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau
stempel resmi yang digunakan oleh Negara atau lembaga pemerintahan. (Pasal 6
ayat (3) Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merk)
12
BAB III
KESIMPULAN
Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana merek suatu
produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah
nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-
produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan
lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat
pembelian ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek terdiri dari dua bagian yaitu bagian
yang dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian yang dapat dikenali tetapi tidak dapat
diucapkan yaitu tanda merek.
Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan sudah tidak mengalami
kesulitan karena Pemerintah melalui DITJEN HKI telah banyak melakukan sosialisasi baik
lewat masmedia maupun forum-forum yang yang telah dibentuk. Sehingga akhirnya bagi
pemilik hak tersebut tidak usah khawatir akan adanya kerugian yang diakibatkan oleh oknum
yangtak bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan kepopuleran merk suatu produk
tertentu.
Bahwa telah kita bahas dihalaman sebelumnya tentang upaya pemerintah melakukan
perlindungan terhadap pemilik hak merk sudah sangat ketat dengan melalui beberapa tahap
proses penyeleksian terhadap pendaftaran merk dan itu dibuktikannya dengan beberapa
undang-undang dan peraturan pemerintah Republik Indonesia yang selalu di perbaharui
seiring perkembangan dan semakin maraknya persaingan di dunia perdagangan baik nasional
maupun internasional. Sehingga dengan adanya beberapa regulasi tersebut dapat menekan
berbagai macam tindak kejahatan dibidang Hak Kekayaan Intelektual khususnya Merk.
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
14