Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat dan anugerah - Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar.

Makalah ini disusun untuk melengkapi materi perkuliahan dan merupakan


sebagai tugas mata kuliah Sistem Inteumen

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati setiap saran dan kritik yang membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan, sehingga untuk penyelesaian makalah
berikutnya dapat lebih baik.

Semarang, 2 Desember 2012

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................4


B. Ruang Lingkup ....................................................................................4
C. Tujuan ................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definis................................................................................................4
B. Etiologi...............................................................................................4
C. Tanda dan Gejala............................................ .................................. 5
D. Fase Penyakit ......................................................................................6
E. Diagnosis Penyakit ..............................................................................7
F. Investigasi ...........................................................................................8
G. Terapi ..................................................................................................9
H. Prognosis......................................................................................... 10
I. Komplikasi ......................................................................................10
J. Cara Pencegahan .............................................................................11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………....…………………..............................……….13
B. Saran…………………………………………………………...............................……………14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kawasaki (PK), mungkin sebagian orang belum
mengenalnya. Penyakit yang ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki
di Jepang tahun 1967 ini dapat menjadi penyakit mematikan, karena
gejala awalnya tidak dikenali. Di Indonesia sendiri, banyak yang
belum memahami berbahayanya penyakit ini termasuk di kalangan
medis, sehingga diagnosis pun sering terlambat dilakukan.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini mencakup :
1. Apakah penyakit kawasaki itu?
2. Apakah etiologi atau penyebab penyakit kawasaki ?
3. Apakah tanda dan gejala penyakit kawasaki?
4. Bagaimana fase penyakit kawasaki?
5. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit kawasaki?
6. Bagaimana menginvestigasi penyakit kawasaki?
7. Bagaimana terapi pengobatan penyakit kawasaki?
8. Apakah prognosis penyakit kawasaki?
9. Bagaimana komplikasi penyakit kawasaki?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengenal penyakit
kawasaki yang masih banyak belum di pahami.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Kawasaki Byoki (bahasa jepang) atau penyakit Kawasaki adalah


suatu sindroma yang penyebab pastinya tidak diketahui, terutama
menyerang anak dibawah 5 tahun atau balita. Sindroma ini pertama kali
diketahui pada akhir tahun 1967 di Jepang oleh dokter anak Tomisaku
Kawasaki. Nama lain sindroma ini Mucocutaneous lymphnode sindrome.
Disebut demikian karena penyakit ini menyebabkan perubahan yang khas
pada membran mukosa bibir dan mulut disertai pembengkakan kelenjar
limfe yang nyeri. Penyakit ini biasanya menyerang pada anak-anak, 80%
penderita adalah balita. Angka kejadian Kawasaki disease di USA adalah
19 anak tiap 100.000 anak. Di Jepang sendiri 175 dari 100.000 anak
terkena penyakit ini. Disamping Jepang dan Amerika, penyakit ini juga
banyak menyerang di Korea. Lebih jauh penyakit ini dapat menyerang
seluruh etnik ( Susilawati, 2002).

B. Etiologi
Penyebab pasti penyakit ini sampai sekarang tidak diketahui. hasil
penelitian Prof. Anne H Rovley dkk, menunjukkan adanya antibody
Immunoglobulin A (IgA) yang berikatan dengan struktur spheroid pada
bronkhus penderita kawasaki. Antibody ini merupakan inclusion bodies
berisi protein dan asam nukleat yang merupakan ciri khas infeksi
disebabkan virus. Dari hasil temuan ini mereka menduga penyebab
Kawasaki disease adalah infeksi virus yang masuk melalui jalur
pernapasan. Namun sampai sekarang tidak ada seorangpun yang dapat
membuktikannya. Hingga saat ini penyebabnya belum diketahui. Banyak
peneliti berpendapat mungkin akibat infeksi (virus atau bakteri). Terdapat
kecenderungan kearah faktor herediter/keturunan sehingga misalnya lebih

4
sering ditemukan pada keturunan Jepang. Saat ini tidak ada bukti bahwa
penyakit ini bisa menular (Hermansyah, 2002).

C. Tanda dan Gejala

Penyakit Kawasaki sering dimulai dengan demam tinggi dan terus-


menerus yang tidak sangat responsif terhadap normal dosis parasetamol
(acetaminophen) atau ibuprofen. The demam dapat bertahan terus selama
dua minggu dan biasanya disertai dengan mudah marah. Anak-anak yang
terkena mengembangkan mata merah, merah selaput lendir di mulut,
merah retak bibir "strawberry tongue", iritis, keratic precipitates (dapat
dideteksi dengan dokter mata tetapi biasanya terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata telanjang), dan bengkak kelenjar getah bening. Ruam kulit
terjadi di awal penyakit, dan mengupas kulit di genital area, tangan dan
kaki (terutama di sekitar kuku dan di telapak tangan dan telapak kaki)
dapat terjadi di kemudian fase. Beberapa gejala tersebut mungkin datang
dan pergi selama penyakit. Jika tidak ditangani, gejala akan akhirnya
mengalah, tetapi arteri koroner aneurisma akan tidak membaik,
mengakibatkan risiko yang signifikan kematian atau cacat karena infark
miokard (serangan jantung). Jika diperlakukan secara tepat waktu, risiko
ini dapat dihindari sebagian besar dan tentu saja penyakit dipotong pendek
(http://www.news-medical.net diakses 2 Desember 2012).

1. Demam yang bermutu tinggi (lebih dari 39 ° C atau 102 ° F; sering


setinggi 40 ° C atau 104 ° F) yang biasanya berlangsung selama
lebih dari 5 hari jika dibiarkan tidak diobati.
2. Mata merah (konjungtivitis) tanpa nanah atau drainase, juga dikenal
sebagai "injeksi konjungtif"
3. Merah terang, pecah-pecah, atau retak bibir
4. Merah selaput lendir di mulut
5. Strawberry lidah, coating putih pada lidah atau merah terkemuka
benjolan (papillae) di bagian belakang lidah

5
6. Merah telapak tangan dan telapak kaki
7. Ruam yang dapat mengambil banyak bentuk, tapi tidak vesikular
(seperti blister), pada batang
8. Bengkak kelenjar getah bening (sering hanya satu nodus limfa
bengkak), terutama di daerah leher
9. Sakit sendi (arthralgia) dan pembengkakan, sering simetris
10. Lekas marah
11. Tachycardia (cepat jantung berdetak)
12. Mengupas (desquamation) telapak tangan dan telapak kaki
(kemudian dalam penyakit); mengupas mungkin mulai di sekitar
kuku
13. Beau's baris (melintang alur paku)
14. Peningkatan mengupas pada telapak tangan
15. mungkin sulit bernapas (http://penyakitkawasaki.net diakses 2
desember 2012).

E. Fase penyakit

Penyakit Kawasaki memiliki tiga fase, diantaranya :

1. Fase pertama adalah fase akut. Pada fase akut, penderita memiliki
tanda-tanda seperti demam yang mendadak tinggi dan bisa mencapai
40°C selama 5 hari atau lebih, mata berwarna merah tapi tidak terdapat
kotoran (belekan), telapak tangan dan kaki berwarna merah, dan ada
bercak-bercak merah pada seluruh tubuh. Bibir, rongga mulut, dan lidah
penderita pun berwarna merah atau yang sering disebut lidah stroberi.
Selain itu penderita mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di
salah satu sisi leher, sehingga sering dianggap sebagai penyakit
gondong (parotitis) (http://www.heartcenter.co.id diakses 2 Desember
2012).
2. Fase kedua adalah fase sub akut. Fase ini terjadi mulai pada hari
kesebelas sampai hari keduapuluh lima. Pada fase ini, demam sudah

6
mulai menurun dan bercak merah berkurang. Biasanya timbul
pengelupasan kulit jari tangan dan jari kaki. Pada fase ini penderita PK
mengalami komplikasi ke jantung yaitu pada arteri koroner
(http://www.heartcenter.co.id diakses 2 Desember 2012).
3. Fase ketiga adalah fase penyembuhan. Fase ini terjadi setelah hari
keduapuluh lima. Pada fase in timbul garis melintang pada kuku kaki
dan tangan penderita yang disebut Beau’s line
(http://www.heartcenter.co.id diakses 2 Desember 2012).

D. Diagnosis penyakit

Penyakit Kawasaki hanya dapat didiagnosis secara klinis (mis.


dengan tanda-tanda medis dan gejala). Tidak ada tes laboratorium yang
ada khusus yang untuk kondisi ini. Hal ini biasanya sulit untuk
menegakkan diagnosis, terutama di awal perjalanan penyakit, dan sering
anak-anak tidak didiagnosis sampai mereka telah melihat beberapa
penyedia layanan kesehatan, atau mengunjungi sejumlah penyedia layanan
kesehatan yang berbeda. Banyak penyakit serius lainnya dapat
menyebabkan gejala serupa, dan harus dipertimbangkan dalam diagnosis
diferensial, termasuk demam berdarah, sindrom syok toksik, juvenil
idiopatik artritis, dan anak keracunan merkuri (acrodynia)
(http://www.news-medical.net diakses 2 Desember 2012)

Klasik, lima hari demam ditambah empat dari lima kriteria


diagnostik harus dipenuhi dalam rangka untuk menegakkan diagnosis.
Kriteria adalah: (1) eritema dari bibir atau rongga mulut atau retak dari
bibir, (2) ruam pada bagasi; (3) pembengkakan atau eritema pada tangan
atau kaki; (4) mata merah (injeksi konjungtiva) ( 5) simpul getah bening di
leher minimal 15 milimeter (http://www.news-medical.net diakses 2
Desember 2012)

7
Banyak anak, terutama bayi, akhirnya didiagnosis dengan penyakit
Kawasaki tidak menunjukkan semua kriteria di atas. Bahkan, banyak ahli
sekarang merekomendasikan untuk mengobati penyakit Kawasaki bahkan
jika hanya tiga hari demam telah berlalu dan setidaknya tiga kriteria
diagnostik yang hadir, terutama jika tes lainnya mengungkapkan kelainan
konsisten dengan penyakit Kawasaki. Selain itu, diagnosis dapat dibuat
murni oleh deteksi aneurisma arteri koroner dalam pengaturan klinis yang
tepat (http://www.news-medical.net diakses 2 Desember 2012)

E. Investigasi

Sebuah pemeriksaan fisik akan menunjukkan banyak fitur yang


tercantum di atas.

1. Tes darah

a. Hitung darah lengkap (CBC) mungkin mengungkapkan anemia


normositik dan akhirnya trombositosis
b. Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) akan meningkat
c. C-reaktif protein (CRP) akan meningkat
d. Tes fungsi hati dapat menunjukkan bukti peradangan hati dan rendah
serum albumin (http://www.news-medical.net diakses 2 Desember
2012)

2. Tes lain (mungkin atau mungkin tidak dilakukan)

a. Elektrokardiogram dapat menunjukkan bukti disfungsi ventrikel


atau, kadang-kadang, aritmia karena miokarditis
b. Ekokardiogram dapat menunjukkan perubahan halus arteri koroner
atau, kemudian, aneurisma benar.
c. Ultrasound atau tomografi terkomputerisasi dapat menunjukkan
hidrops (pembesaran) dari kantong empedu

8
d. Urinalisis dapat menunjukkan sel-sel darah putih dan protein dalam
urin (piuria dan proteinuria) tanpa bukti pertumbuhan bakteri
e. Pungsi lumbal dapat menunjukkan bukti meningitis aseptik
f. Angiografi secara historis digunakan untuk mendeteksi aneurisma
arteri koroner dan tetap menjadi standar emas untuk mendeteksi
mereka, tetapi jarang digunakan saat ini kecuali aneurisma arteri
koroner telah dideteksi dengan ekokardiografi (http://www.news-
medical.net diakses 2 Desember 2012).

F. Terapi

Diagnosis dini yang cepat dan segera dilakukan pengobatan merupakan


hal yang sangat penting bagi penderita kawasaki. Karena dengan
pengobatan yang cepat dan tepat, terutama pada 10 hari pertama setelah
timbulnya panas, risiko timbulnya komplikasi ke jantung sangat kecil
atau bahkan tidak ada. Penderita Kawasaki biasanya ditherapi dengan
Gamma Globulin dosis tinggi yang diberikan secara intravena
(Intravenous Gamma Globulin - IVIG). Pemberian IVIG ini untuk
mengurangi risiko kelainan jantung. Namun hanya berfungsi jika
diberikan dalam waktu 10 hari pertama sejak timbulnya demam, jika
terlambat maka pemberian IVIG ini sia-sia. Beberapa kasus
menunjukkan tidak respon dengan IVIG, maka therapi dapat dikombinasi
dengan preparat steroid. Untuk kasus relaps (kambuh) juga biasanya
dikombinasi dengan steroid (www.pediatrics.ucsd.edu diakses 2
Desember 2012).

Selain IVIG, Aspirin juga diberikan untuk mengurangi demam, rash,


nyeri dan peradangan sendi serta untuk mencegah pembentukan bekuan-
bekuan darah. Pemberian aspirin ini minimal 1 bulan. Atau apabila
pemberian aspirin akan meningkatkan kadar SGOT dan SGPT (fungsi
hati), maka sebaiknya pemberian aspirin diganti dengan Ibuprofen yang

9
memiliki efek samping ke hati jauh lebih kecil dibanding aspirin
(http://www.omni-hospitals.com diakses 2 Desember 2012).

G. Prognosis

Prognosis penyakit kawasaki adalah baik jika diagnosis dini dan therapi
tepat segera diberikan. Kemungkinan mendapat kelainan jantung sangat
kecil bahkan tidak ada. Kasus relaps yaitu jika demam muncul lagi
disertai 1 gejala yang lain dalam periode satu bulan sejak demam pertama
adalah kurang dari 1%. Jika timbul kembali dalam periode setelah satu
bulan, tidak dapat ditentukan apakah kasus relaps atau kasus baru
(Susilawati 2002).

H. Komplikasi

Komplikasi jantung adalah aspek yang paling penting dari


penyakit. Penyakit Kawasaki dapat menyebabkan perubahan vasculitic
(radang pembuluh darah) dalam arteri koroner dan aneurisma arteri
koroner berikutnya. Aneurisma ini dapat mengakibatkan infark miokard
(serangan jantung) bahkan pada anak-anak. Secara keseluruhan, sekitar
10–18% dari anak-anak dengan penyakit Kawasaki mengembangkan
arteri koroner aneurisma dengan banyak lebih tinggi prevalensi di
antara pasien yang tidak diobati dini dalam perjalanan dari penyakit.
Penyakit Kawasaki dan rematik adalah penyebab paling umum penyakit
jantung yang diperoleh di antara anak-anak di Amerika Serikat. tapi
saat ini teori pusat terutama pada imunologikal penyebab penyakit.
Bukti semakin poin untuk etiologi menular, tapi perdebatan terus
penyebab Apakah zat antigenic konvensional atau superantigen. Anak-
anak rumah sakit Boston laporan bahwa "studi telah menemukan
Asosiasi antara terjadinya penyakit Kawasaki dan beberapa paparan
carpet cleaning atau tempat tinggal dekat tubuh mengalir; Namun,
menyebabkan dan efek tidak telah didirikan."faktor tambahan yang

10
menunjukkan kerentanan genetik adalah fakta bahwa terlepas dari di
mana mereka tinggal, anak-anak Jepang lebih mungkin daripada anak-
anak lain terhadap kontrak penyakit (http://bumbata.co diakaes 2
Desember 2012).

Dr. Najib Advani, Ketua Unit Koordinasi Kerja Jantung Anak


pada Ikatan Dokter Anak Indonesia ini mengatakan, hal yang paling
mengkhawatirkan dari Penyakit Kawasaki adalah bila penderita
terlambat didiagnosis. Pasien berpotensi mengalami serangan jantung
koroner secara mendadak.Beliau menjelaskan kondisi ini berawal dari
gangguan di pembuluh darah koroner. Keadaan pembuluh darah
melebar, melemah, menonjol, atau aneurisma. Selanjutnya terjadi
penyempitan pembuluh koroner sehingga aliran darah ke otot jantung
akan tersumbat. Akibatnya otot jantung kurang sirkulasi darah atau
tidak mendapat darah sehingga terjadi kematian otot jantung dengan
manifestasi serangan jantung (www.emory.edu diakses 2 Desember
2012)

Perubahan lain yang dialami penderita berupa peradangan


(inflamasi) di otot jantung (miokarditis) dan cairan pada kantong yang
mengelilingi jantung (perikarditis). Irama jantung yang abnormal
(aritmia) dan radang katupkatup jantung (valvulitis) dapat juga terjadi.
Hal ini dapat mengakibatkan kematian mendadak beberapa tahun
kemudian. Bila penderita dapat tertangani pun atau dinyatakan sembuh
secara klinis oleh dokter, penyakit jantung koroner ini dapat muncul
belakangan yakni pada usia dewasa (http://penyakitkawasaki.net
diakses 2 Desember 2012).

I. Cara Pencegahan

Sayangnya hingga saat ini belum ada pencegahan. Meskipun


demikian, berbagai kegiatan seperti Kawasaki Disease Research
Program di SanDiego bekerja sama dengan para peneliti di seluruh

11
Amerika Serikat dan Jepang untuk memahami lebih lanjut
penyakit misterius ini (http://www.melindahospital.com diakses 2
Desember 2012).

12
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Kawasaki adalah suatu sindroma yang penyebab


pastinya tidak diketahui, terutama menyerang anak dibawah 5
tahun, menyebabkan demam, konjungtivitis (kedua mata merah)
tanpa sekret, kemerahan pada bibir dan membran mukosa mulut,
pembesaran kelenjar limfe bawah leher (lymphadenopathy) serta
timbul bintik2 merah terang (maculoerythematous) pada kulit
perut, punggung kaki dan tangan yang dapat menjadi berat dengan
timbulnya pembengkakan pada kaki dan tangan dan diakhiri
dengan mengelupasnya kulit sekitar kuku kaki dan tangan
(www.pediatrics.ucsd.edu diakses 2 Desember 2012).

Penyebab utama penyakit kawasaki secara pasti belum


diketahui, namun ada indikasi bahwa pemicunya adalah adanya
gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang didahului infeksi
(http://penyakitkawasaki.net diakses 2 Desember 2012).

Karakteristik penyakit kawasaki adalah penyakit akut yang


diperantarai oleh sistem imun tubuh. Tetapi pada beberapa kasus,
dapat timbul berbagai macam komplikasi, misalnya peradangan
sendi dan peradangan pada selaput otak atau
meningitis. Komplikasi lain yang biasanya fatal adalah komplikasi
jantung (http://penyakitkawasaki.net diakses 2 Desember 2012).

Sampai saat ini belum diketahui apa penyebab penyakit


kawasaki dan cara pencegahannya, walaupun diduga kuat akibat
infeksi namun belum ada bukti yang meyakinkannya. Kabar
baiknya, penyakit ini tidak terbukti menular. Waspadailah dan
kenali lebih dekat gejala penyakit ini agar Anda dapat
menanganinya lebih awal (http://www.melindahospital.com
diakses 2 Desember 2012).

13
B. Saran

Saran dari pembuatan makalah ini adalah supaya dilakukan


penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kawasaki supaya
penyakit ini bisa diketahui cara pencegahannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hermansyah. 2002. Penyakit Kawasaki.


http://blog.unsri.ac.id/userfiles/Penyakit%20Kawasaki.doc (diakses
tanggal 2 Desember 2012.

Susilawati. 2002. Penyakit Kawasaki.


http://blog.unsri.ac.id/userfiles/Penyakit%20Kawasaki.doc (diakses
tanggal 2 Desember 2012.

Creative Commons Attribution-ShareAlike License. 2012. Penyakit Kawasaki.


http://www.news-medical.net/health/Kawasaki-Disease-Treatment-
(Indonesian).aspx (diakses 2 Desember 2012).

Advani, Najib. 2012. Penyakit Kawasaki. http://www.heartcenter.co.id/list-


artikel/34-penyakit-kawasaki.html (diakses tanggal 2 Desember 2012)

http://penyakitkawasaki.net/?tag=penyakit-kawasaki-adalah (diakses 2 Desember


2012)

http://bumbata.co/18271/penyakit-kawasaki-definisi-gejala-pengobatannya/
(diakses 2 Desember 2012)

http://www.omni-hospitals.com/omni_alamsutera/specialist.php (diakses 2
Desember 2012)

http://www.emory.edu/home/index.html (diakses 2 Desember 2012)

http://www.pediatrics.ucsd.edu/Research/Labs/Kawasaki%20Disease/Document
%20Library/KD_Bahasa_Indonesia.pdf (diakses 2 Deaember 2012).

15

Anda mungkin juga menyukai