Jbptitbpp GDL Nuruddinpu 30374 5 2008ts 4
Jbptitbpp GDL Nuruddinpu 30374 5 2008ts 4
Kegiatan Kantor
Untuk pengawasan dan pengendalian biaya proyek, setiap biaya aktual proyek
harus ditelusuri untuk dibandingkan dengan biaya rencana. Pengawasan dan
pengendalian biaya proyek dilakukan hingga level proyek. Walaupun biaya aktual
proyek sudah tercatat dalam general ledger, namun general ledger tidak dapat
mendetailkan biaya untuk setiap item pekerjaan dan setiap item biaya. General
ledger dipersiapkan untuk membuat laporan keuangan perusahaan dimana
merupakan rangkuman semua transaksi perusahaan. Kebutuhan pendetailan biaya
dalam setiap item biaya dan item pekerjaan dapat dilakukan dengan pembukuan
proyek atau yang disebut dengan job cost ledger.
88
83
Gambar 4.2 merupakan gambaran dari sistem akuntansi dan kaitannya dengan
Earned Value Management System (EVMS). EVMS dimulai dari fase
perencanaan proyek hingga pengendalian dari pelaksanaan proyek. Sistem
akuntansi berfingsi untuk memproses semua transaksi baik yang terjadi dalam
proyek dan diluar proyek. Dalam penelitian ini perancangan sistem akuntansi
dilakukan hanya mencakup untuk sistem akuntansi proyek. Sistem akuntansi
proyek merupakan bagian dari pengendalian proyek. Sistem akuntansi digunakan
terutama untuk mendapatkan data ACWP dan BCWP yang digunakan untuk
perhitungan kinerja dengan konsep earned value.
Perbaikan sistem akuntansi proyek agar memiliki sistem penelusuran yang kuat
dan penetapan prosedur menempati prioritas pertama dan kedua. Sistem akuntansi
yang dirancang dengan metode percentage of completion karena metode ini
memberikan penelusuran yang kuat dalam terutama kaitannya dengan pendapatan
sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan digunakan untuk mengestimasi profit yang
diperoleh dari pelaksanaan proyek. Dengan metode ini, data BCWP juga dapat
dihasilkan dari sistem akuntansi proyek karena laporan kemajuan proyek akan
diproses dalam sistem akuntansi proyek. Penetapan prosedur penaganan untuk
setiap transaksi berdasarkan metode akuntansi yang telah ditetapkan. Perancangan
sistem dimulai dari pengumpulan dokumen transaksi yang menjadi data input
dalam sistem akuntansi, proses akuntansi hingga laporan yang dihasilkan.
Bagan alir dari sistem akuntansi yang dirancang diperlihatkan dalam Gambar 4.3
dimana sistem yang dirancang dimualai dari proses pengumpulan data yang
digunakan sebagai input dalam proses akuntansi proyek, proses akuntansi proyek
yang didalamnya sudah tergabung dengan sistem penilaian kinerja proyek
berdasarkan konsep earned value dan menghasilkan laporan keuangan proyek
serta laporan kinerja proyek.
Tabel 4.1. Dokumen Transaksi sebagai Sumber Data Proses Akuntansi Proyek
No Dokumen Transaksi Data yang Tercantum
1. Laporan harian • Penggunaan tenaga kerja Bila tenaga kerja menggunakan
per hari upah harian maka biaya tenaga
kerja. Bila sistem pembayaran
lump sum maka biaya tenaga kerja
diketahui perhari diketahui dari
volume pekerjaan yang dihasilkan.
• Penggunaan peralatan Untu peralatan sewa biaya
peralatan perhari dapat diketahui
dari jumlah waktu penggunaan
peralatan dikalikan harga sewa
peralatan perhari, biaya bahan
bakar dan operator bila digunakan.
Untuk perlatan yang dimiliki
sendiri maka harus menetapkan
biaya peralatan perhari yang
dihitung berdasarkan biaya
kepemilikan, depresiasi, perbaikan
dan perawatan, bahan bakar,
operator bila ada serta waktu
rencana penggunaan alat.
• Penggunaan material Biaya material perhari diketahui
dari pencatatan volume
penggunaan material yang
dikalikan harga persatuan unit
material.
• Kemajuan proyek Dengan metode percentage of
completion maka setiap kemajuan
proyek akan dihitung sebagai
pendapatan kontraktor berdasarkan
prosentase kemajuan proyek
dikalikan nilai kontrak proyek.
Bila kontraktor belum
mengeluarkan tagihan maka akan
masuk dalam pendapatan belum
tertagih (cost & estimate earnings
in excess of billings)
2. Faktur pembayaran • Pembayaran upah tenaga Diketahui besarnya kewajiban
upah tenaga kerja kerja kontraktor yang sudah dibayarkan
kepada tenaga kerja, pengurangan
kas kontraktor dan asuransi.
3. Faktur pembelian, • Pembelian, pembayaran Diketahui kewajiban dan
pembayaran dan dan penerimaan material kewajiban yang sudah dibayar,
jumlah material yang didatangkan
penerimaan serta pajak.
material
4. Faktur pembayaran • Pembayaran peralatan Diketahui kewajiban kontraktor
peralatan sewa sewa yang sudah dibayarkan kepada
penyewa peralatan, pengurangan
kas kontraktor dan pajak.
88
Tabel 4.1. Dokumen Transaksi sebagai Sumber Data Proses Akuntansi Proyek
(lanjutan 1)
No Dokumen Transaksi Data yang Tercantum
5. Tagihan dan • Pembayaran pelaksanaan Diketahui hak yang sudah dibayar
pembayaran dari proyek oleh pemilik proyek, jumlah
kenaikan kas kontrakor dan pajak.
pemilik proyek Dengan metode percentage of
completion maka ketika tagihan
dikirim tidak dihitung sebagai hak
kontraktor karena sudah
diperhitungkan berdasarkan
kemajuan pekerjaan.
6. Timesheet dan • Penggunaan staf proyek Dari timesheet akan diketahui
faktur pembayaran kewajiban kontraktor sedangkan
dari faktur pembayaran gaji staf
gaji staf proyek proyek diketahui kewajiban yang
sudah dibayarkan. Bila tidak ada
timesheet maka setiap pencatatan
data transaksi harus ada
penyesuaian untuk kewajiban
kontraktor untuk pembayaran gaji
seperti dalam perhitungan
kewajiban kontraktor berdasarkan
timesheet.
7. Faktur pembayaran • Pembayaran tagihan Diketahui pengeluaran biaya
operasional kantor biaya operasional kantor operasioanal kantor proyek dan
seperti listrik, telpon, pengurangan kas kontraktor.
administrasi
8. Faktur pajak & • Pembayaran pajak dan Diketahui kewajiban pajak dan
asuransi asuransi asuransi yang dibayar dan
pengurangan kas kontraktor.
Dalam pencatatan transaksi selain tanggal dan nilai transaksi juga disertakan
pencatatan kode baik kode struktur akun, kode biaya dan kode pekerjaan agar
memudahkan dalam pemilahan dan pengelompokkan dalam pembukuan proyek.
Dengan digunakannya beberapa macam kode maka sistem kode yang dirancang
berupa kode kelompok. Penggunaan kode kelompok memberikan beberapa
manfaat yaitu :
a. Sangat fleksibel dalam mengakomosasi bertambahnya akun yang dicatat.
b. Kode kelompok dapat merangkum informasi lebih ringkas dengan
keterbatasan ruang yang ada.
c. Kode kelompok dapat menunjukkan hierarki data.
d. Kode kelompok memungkinkan bagi pengguna memilah dan
mengelompokkan data sesuai dengan tempatnya.
90
Struktur akun untuk kontraktor kecil dibuat sederhana karena transaksi yang
muncul dalam pelaksanaan proyek tidak serumit proyek yang ditangani kontraktor
besar. Proyek yang ditangani kontraktor kecil tidak banyak melibatkan banyak
pihak. Kode dibuat berdasar urutan struktur akun yang dirancang diperlihatkan
dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Struktur Akun Kontraktor Kecil
No Akun Nama Akun Keterangan
Asset
100 Kas Uang tunai yang dipegang kontraktor di proyek
ataupun di kantor
101 Kas di bank Uang yang disimpan di bank.
110 Piutang pemilik proyek Tagihan yang belum dibayar pemilik proyek
111 Retensi pemilik proyek Retensi dari pembayaran pemilik proyek
112 Kemajuan proyek belum Kemajuan proyek yang belum ditagihkan kepada
tertagih pemilik proyek
113 Piutang Hak yang dimiliki kontraktor. Misalnya ketika
dailakukan pembayaran awal material dan
subkontraktor.
120 Inventaris material Jumlah material yang belum digunakan dalam pelaksanaa
proyek baik dilokasi proyek ataupun gudang kontraktor.
130 Jaminan dan garansi Deposit jaminan yang harus diberikan kontraktor .
akun ini tidak tercatat dalam proyek namun tercatat di
kantor. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.
140 Tanah & bangunan Niai tanah dan bangunan yang dimiliki kontraktor.
Akun ini tidak tercatat dalam proyek.
141 Akumulasi depresiasi Pengurangan nilai tanah dan bangunan yang dimiliki
tanah & bangunan kontraktor. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.
150 Peralatan & kendaraan Nilai peralatan dan kendaraan yang dimiliki oleh
kontraktor. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.
151 Akumulasi depresiasi Pengurangan nilai peralatan & kendaraan yang
peralatan & kendaraan dimiliki kontraktor. akun ini tidak tercatat dalam
proyek. Akun ini tidak tercatat dalam proyek.
160 Pembayaran awal pajak Untuk pembayaran pajak dan asuransi yang dibayar
& asuransi dimka seperti pajak kendaraan bermotor.
170 Asset lain Akun untuk asset yang tidak tercantum dalam struktur
akun di atas
91
Struktur akun untuk kontarktor kecil dalam Tabel 4.2 diurutkan berdasar akun
untuk balance sheet dan income statement. No akun 100 hingga 170 merupakan
akun yang termasuk asset dalam balance sheet. No akun 200 hingga 270
merupakan akun yang termasuk liability. No akun 300 dan 310 adalah akun untuk
equity. No akun 400 hingga 450 adalah akun yang muncul dalam income stetment.
Struktur akun dalam Tabel 4.2 terdapat akun yang digunakan dalam laporan
keuangan proyek dan akun yang digunakan untuk laporan keuangan perusahaan
kontraktor. Perancangan sistem ini memfokuskan kepada akun-akun yang muncul
dalam laporan keuangan proyek. Akun yang dimunculkan dalam keuangan
perusahaan laporan selain akun dari laporan keuangan proyek juga merupakan
akun yang berkaitan dengan asset ataupun kewajiban jangka panjang. Contohnya
adalah peralatan yang dimiliki kontraktor, tanah dan bangunan. Pencatatan
transaksi penggunaan peralatan dimasukkan dalam biaya proyek dalam income
statement, pengurangan net worth dalam balance sheet proyek. Biaya penggunaan
peralatan sendiri akan dimasukkan dalam pendapatan peralatan dalam laporan
keuangan perusahaan. Keseimbangan akun lainnya yang terkait dengan peralatan
seperti nilai peralatan, deperesiasi, pajak, asuransi, perbaikan dan perawatan untuk
penggunaan peralatan dihitung untuk laporan keuangan perusahaan.
Untuk mencatat biaya sesuai dengan pengelompokkan item biaya digunakan kode
biaya agar mudah dalam melakukan pemilahan dan pengelompokkan biaya dalam
subsidiary ledger biaya pelaksanaan proyek. Biaya proyek konstruksi secara garis
besar terbagi dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung
dikelompokkan lagi menjadi material, tenaga kerja, peralatan dan subkontraktor.
Dalam Tabel 4.3 diperlihatkan contoh kode biaya dimana kode yang digunakan
adalah kode numerik. Digit pertama kode menunjukkan kelompok biaya. Biaya
tenaga kerja diberi kode 1, biaya biaya material diberi kode 2, biaya perlatan
diberi kode 3, baya subkontraktor diberi kode 4 dan biaya tidak langsung diberi
kode 5. Tiga digit terakhir merupakan kode urutan dari item dari masing-masing
kelompok biaya.
93
Dalam pengelompokan biaya dapat digunakan kode blok dimana urutan kode
tertentu digunakan untuk mengelompokkan biaya yang sejenis. Misalnya adalah
untuk kode 2030 hingga 2039 digunakan untuk kode baja tulangan dengan
berbagai jenis diameter dari besi tulangan. Bila biaya umum dan administrasi
yang muncul dikantor ingin didistribusikan dalam biaya proyek, dapat
dicantumkan dalam item biaya tidak langsung.
Setiap transaksi yang terjadi mempengaruhi perubahan akun yang tercatat dalam
sistem akuntansi. Pencatatan transasksi dalam jurnal terdiri atas debet dan kredit
dan setiap transaksi akan mempengaruhi akun yang berbeda-beda. Perubahan
akun dari setiap transaksi harus seimbang dalam akun yang sama dimana jumlah
debet harus sama dengan jumlah kredit. Dalam balance sheet, penambahan dalam
akun asset diikuti dengan penambahan dalam akun liability dan equity. Hal yang
sama juga terjadi bila kredit bertambah dalam akun asset maka kredit bertambah
dalam akun liability dan equity. Perubahan akun untuk setiap transksi ini
ditetapkan sebagai prosedur yang dalam menangani setiap jenis transaksi.
Pembahasan perubahan akun dalam setiap transaksi yang terjadi selama
pelaksanaan proyek kontraktor kecil terdapat dalam paragraf di bawah ini.
Pembahasan perubahan akun dari setiap transaksi yang terjadi selama pelaksanaan
proyek mengacu pada daftar akun dalam Tabel 4.1.
Upah harian
Biaya asuransi pekerja tidak muncul dalam perubahan akun dalam Tabel 4.5
karena kontraktor kecil belum mengasuransikan para pekerjanya. Para pekerja
juga tidak dikenakan pajak penghasilan sehingga perhitungan biaya pekerja
tidak memasukkan biaya pajak pengahasilan. Bila muncul transaksi asuransi
pekerja untuk kontraktor yang telah mengasuransikan para pekerjanya maka
setiap pencatatan penggunaan pekerja ditambahkan hutang asuransi dimana
dalam balance sheet akan mengurangi akun laba/rugi dan dalam income
statement akan menambah biaya proyek.
2. Transaksi Material
Cara pembayaran material yang dilakukan kontraktor kecil ada dua macam
yaitu pembayaran langsung dengan pelunasan dan pembayaran dengan
retensi. Sedangakan jenis material ada yang disimpan dalam inventaris
proyek dan ada yang langsung digunakan dalam pelaksanaan proyek. Contoh
material yang langsung digunakan adalah beton readymix. Dalam Tabel 4.6
disajikan perubahan akun untuk transaksi yang berkaitan dengan material.
Bila terdapat penumpukan material yang sama dengan harga yang berbeda
maka pencatatan inventaris material dapat dilakukan dua metode yaitu first
in/first out (FIFO) dan last in/firs out (LIFO). Metode FIFO diterapkan
dengan asumsi bahwa material yang didatangkan terlebih dahulu juga akan
digunakan terlebih dahulu. Sedangkan metode LIFO diterapkan dengan
asumsi bahwa material yang didatangkan terakhir akan dipergunakan terlebih
dahulu.
98
3. Transaksi Peralatan
Pengadaan perlatan untuk proyek yang dilakukan kontraktor kecil berupa
peralatan milik sendiri dan perlatan sewa. Bila peralatan digunakan untuk
beberapa item pekerjaan dalam setiap harinya, maka jumlah jam penggunaan
perlatan untuk setiap item pekejaan harus dicatat. Data ini digunakan untuk
menghitung porsi biaya peralatan untuk setiap item pekerjaan. Biaya
peralatan sewa per hari didapat dari harga sewa alat per hari dan biaya
peralatan yang dimiliki sendiri per hari didapat dari penentuan biaya peralatan
per hari dalam perencanaan biaya pelaksanaan.
Gambar 4.5. Perhitungan Biaya Peralatan Setiap Item Pekerjaan per Hari
99
Dalam tabel perubahan akun transaksi peralatan di atas untuk perlatan biaya
perlatan sendiri akan menjadi nol karena dikurangi dengan kontra akun
penggunaan peralatan dalam proyek. Biaya yang mempengaruhi profit proyek
adalah biaya operasional perlatan seperti bahan bakar dan operator bila ada.
Sedangkan untuk peralatan sewa keseluruhan biaya peralatan (harga sewa dan
operasional) akan mengurangi profit proyek.
4. Transaksi Subkontraktor
Cara pembayaran yang paling sering dilakukan kontraktor kecil kepada
subkontraktor adalah dengan cara lumpsum. Pekerjaan yang dilakukan
subkontraktor dihitung berdasarkan laporan kemajuan proyek. Setiap
pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor akan dimasukkan dalam item biaya
proyek dan bila belum dilakukan pembayaran akan dimasukkan dalam akun
kewajiban kontraktor. Untuk pencatatan biaya subkontraktor harus dihitung
100
dahulu biaya subkontraktor per satuan unit pekerjaan. Dari laporan harian
proyek diketahui volume pekerjaan yang telah dilaksanakan kontraktor dan
biaya subkontraktor untuk setiap harinya dapat dihitung. Perubahan akun
untuk transaksi subkontraktor disajikan dalam Tabel 4.8.
terjadi. Dalam Tabel 4.9 diperlihatkan contoh perubahan akun untuk biaya
telepon dan pembayaran gaji staf proyek beserta perhitungan pajak dan
asuransinya.
Pencatatan utama dalam jurnal untuk setiap transaksi adalah mencatat perubahan
akun setiap terjadinya transaksi. Untuk memudahkan dalam pengelompokkan
perubahan akun dari setiap transaksi dalam pembukuan diperlukan pencatatan
kode untuk setiap perubahan akun. Untuk sistem akuntansi proyek kontraktor
kecil kode yang disertakan dalam pencatatan akun dalam jurnal adalah kode akun,
kode biaya dank kode item pekerjaan. Tabel 4.11 adalah jurnal yang dapat
digunakan dalam pencatatan akun setiap transaksi.
Sebagai contoh pencatatan transaksi dalam jurnal yang diperlihatkan dalam Tabel
4.11 adalah transaksi pendapatan dimana pada tanggal 1 Januari 2008 dilakukan
pembayaran awal proyek sebesar 25% dari nilai proyek. Besarnya nilai proyek
adalah Rp. 100 juta. Pada saat dilakukan pencatatan transaksi dalam jurnal yaitu
tanggal 5 Januari 2008 kemajuan proyek mencapai 10%. Dari penjelasan diatas
diketahui pembayaran awal sebesar Rp 25 juta dan kemajuan proyek mencapao
Rp 10 juta. Dari data transaksi tersebut pada saat pemabayaran awal akan
menambah kas (akun asset) dan menambah pembayaran diluar kemajuan proyek
(akun liability). Pada saat kemajuan proyek mencapai 10% akun yang berubah
adalah pembayaran diluar kemajuan proyek berkurang sebanyak Rp 10 juta dan
laba/rugi akan bertambah Rp 10 juta dan dalam akun dalam income statement
berupa pendapatan bertambah Rp 10 juta.
104
Pembayaran
diluar kemajuan 10 juta
proyek Kemajuan
5/1/2008
Laba/rugi 10 juta proyek 10%
Pendapatan
10 juta
proyek
Setelah pencatatan transaksi dalam jurnal, maka setiap akun dipindahkan dalam
pembukuan. Pembukuan terdiri dari pembukuan umum (general ledger) dan
pembukuan tambahan (subsidiary ledger). Dalam pembukuan data yang terdapat
dalam jurnal dimasukkan dalam kelompok akun yang sama. Pembukuan
tambahan berfungsi untuk mendetailkan akun yang ada dalam pembukuan umum.
Tidak semua akun didetailkan dalam pembukuan tambahan. Akun yang
didetailkan dalam pembukuan tambahan adalah akun penting dalam pengendalian
biaya seperti akun yang terkait dengan pembayaran pemilik proyek, akun piutang,
akun inventaris, akun hutang, kemajuan dan biaya proyek. Tabel 4.12 adalah
contoh pembukuan umum. Dalam setiap pembukuan harus disertakan saldo awal
dari pembukuan periode sebelumnya dan diakhir pembukuan dilakukan
perhitungan saldo akhir.
Penyesuaian juga dilakukan untuk item biaya umum dan administrasi yang
muncul di kantor yang akan didistribusikan dalam laporan keuangan proyek.
Distribusi biaya tidak langsung digunakan untuk mengetahui besarnya beban
biaya tidak langsung baik dalam proyek secara keseluruhan maupun dalam setiap
pelaksanaan setiap item pekerjaan. Dengan diketahui biaya keseluruhan
kontraktor maka analalisa kinerja proyek secara keseluruhan dan setiap item
pekerjaan dapat dilakukan. Cara pendistribusian paling sederhana dan mudah
diterapkan adalah dengan perbandingan biaya. Pendistribusian biaya tidak
langsung proyek dalam setiap item pekerjaan dapat dilakukan dengan
membandingkan biaya lansung dari setiap item pekerjaan. Pendistribusian biaya
kantor dapat dilakukan dengan membandingkan biaya dari setiap proyek yang
sedang dilaksanakan. Sebagai contoh adalah bila staf proyek menangani lebih dari
satu proyek maka pencatatan akun dalam jurnal proyek merupakan hasil distribusi
biaya staf proyek untuk masing-masing proyek sesuai dengan perbandingan biaya
yang muncul dalam proyek.
pihak kontraktor juga digunakan oleh pihak lain untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan seperti bank untuk peminjaman uang.
Untuk proyek konstruksi data yang tercantum dalam laporan keuangan belum
cukup untuk menilai kesuksesan suatu proyek. Analisa rasio keuangan yang biasa
digunakan dalam mengevaluasi laporan keuangan kurang bermanfaat dalam
menilai kinerja pelaksanaan proyek. Analisa rasio keuangan lebih tepat digunakan
dalam menilai kondisi perusahaan. Untuk mendapatkan indikator yang digunakan
untuk menilai kesuksesan proyek dalam pengendalian diperlukan perhitungan
yang terpisah dari laporan keuangan proyek.
Dari data yang ada dalam pembukuan pendapatan dan biaya proyek dokumen
rencana pelaksanaan proyek dapat dianalisa kinerja pelaksanaan proyek. Analisa
kinerja yang digunakan adalah konsep earned value dimana dilakukan
perhitungan kinerja pelaksanaan proyek dan penggunaan biayanya. Untuk
menghitung kinerja proyek dibutuhkan tiga data utama yang harus dinilai dalam
periode waktu yang sama. Tabel 4.14 menjelaskan data utama yang harus
disediakan untuk melakukan penilaian kinerja proyek dan formula yang
digunakan.
Dari hasil perhitungan dengan formula diatas, kinerja proyek dapat diketahui.
Perhitungan dengan formula earned value akan diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Biaya aktual proyek kurang dari biaya rencana.
Dengan menghitung nilai CV dan CPI, akan diketahui biaya aktual proyek
melebihi atau di bawah biaya yang direncanakan. Bila nilai CV lebih dari
nol dan CPI lebih dari satu maka biaya aktual (ACWP) proyek tidak
melebihi biaya rencana (BCWP).
b. Biaya aktual melebihi biaya rencana.
Bila nilai CV bernilai negatif dan CPI kurang dari satu memperlihatkan
bahwa biaya aktual lebih besar daripada biaya rencana.
109
Interpretasi dari hasil perhitungan CV, SV, CPI dan SPI tidak dapat secara
terpisah karena ukuran penilaian waktu dan biaya saling terkait satu sama lain.
Nilai CV negatif dan CPI kurang dari satu belum tentu mengindikasikan kinerja
pelaksanaan proyek yang buruk. Bila interpretasi hanya dilihat dari dimensi biaya
saja (CV dan CPI), proyek akan dinilai buruk dimana terjadi pemborosan biaya
atau overbudget. Namun pengeluaran biaya yang melebihi biaya rencana harus
dilihat bagaimana kecepatan pelaksanaan proyek. Biaya aktual yang melebihi
biaya rencana terjadi mungkin disebabkan pelaksanaan proyek yang lebih cepat
dibandingkan dari jadwal rencana. Begitu juga ketika biaya aktual lebih rendah
dibandingkan biaya rencana ketika nilai CV positif dan CPI lebih dari satu. Hal
tersebut harus dilihat juga bagaimana nilai SV dan SPI. Rendahnya biaya aktual
dapat juga disebabkan pelaksanaan proyek yang lebih lambat dibandingkan jadwal
rencana.
pemesanan material. Oleh sebab itu penggunaan nilai SV dan SPI dalam
pengendalian proyek digunakan bersama-sama dengan network diagram sehingga
dapat melihat status proyek berada dijalur kritis atau tidak dan dapat
mengakomodasi kegiatan penting tapi tidak memiliki biaya.
Nilai SV, CV, SPI dan CPI yang tinggi mengindikasikan kinerja proyek yang
baik. Namun hal ini perlu diperhatikan lagi karena dapat disebabkan oleh
perencanaan dan penganggaran yang tidak realistis. Bila hal ini yang terjadi maka
perlu perbaikan dalam perencanaan proyek dimana jadwal rencana dan biaya yang
dianggarkan dibuat lebih realistis.
Target ideal pencapaian kinerja proyek yang diinginkan harus memasukkan faktor
probabilitas karena biaya waktu pelaksanaan proyek tidak dapat ditentukan
dengan pasti hingga penyelesaian proyek (Peterson, 2005). Dengan
mengakomodasi probabilitas diperoleh nilai SV dan CV yang negatif serta CPI
dan SPI kurang dari satu belum tentu mengindikasikan kinerja proyek yang buruk.
Dengan memasukkan faktor probabilitas maka dapat ditetapkan batasan dari nilai
CV, SV, CPI dan SPI. Pencapaian target kinerja proyek dapat ditampilkan secara
grafis beserta batasan atau target yang harus dicapai seperti dalam Gambar 4.6 di
bawah ini. Penentuan target nilai CV, SV, SPI dan CPI tidak termasuk dalam
pembahasan penelitian ini. Alternatif lain untuk penyajian nilai SPI dan CPI
adalah dengan grafik terhadap waktu pelaksananaan proyek yang disajikan dalam
Gambar 4.7.
CPI
Dibawah biaya rencana Dibawah biaya rencana
Lebih cepat dari jadwal Lebih cepat dari jadwal
SPI
SPI/CPI
Waktu
Laporan yang dihasilkan dari sistem akuntansi proyek kontraktor kecil seperti
halnya laporan akuntansi yaitu balance sheet dan income statement, untuk
keperluan dalam pengendalian biaya, terdapat beberapa akun dalam sistem
akuntansi yang disertakan dalam laporan yang dihasilkan seperti pembukuan kas
yang memperlihatkan aliran kas, akun hutang dan piutang proyek yang
memperlihatkan hak dan kewajiban kontraktor yang belum terbayar. Aliran kas
kontraktor menjadi salah satu akun yang paling penting dalam pengendalian.
Pembukuan kas menjadi sangat penting berkaitan dengan penyediaan dana bagi
pelaksanaan proyek. Bagi kontraktor kecil sedapat mungkin dapat menggunakan
uang tunai yang dimiliki tanpa harus melakukan pendanaan dari pihak lain.
Dengan mengelola aliran kas maka kontraktor dapat membagi penggunaan uang
tunai untuk semua keperluan dalam pelaksanaan proyek.
Balance sheet dan income statement yang dibuat dalam sistem akuntansi proyek
akan digunakan sebagai input dalam laporan keuangan perusahaan. Untuk
pengendalian proyek, balance sheet dan income statement digunakan untuk
melihat kondisi keuangan proyek secara menyeluruh untuk semua akun. Dalam
balance sheet diketahui besarnya pendapatan yang diperoleh kontraktor selama
melaksanakan proyek. Dalam income statement pedapatan dan biaya proyek lebih
113
didetailkan lagi untuk setiap item biaya sehingga diketahui besarannya. Hal ini
digunakan untuk mengendalikan penggunaan biaya proyek dengan
membandingkan dengan pengeluaran biaya rencana.
Secara umum format dari balance sheet adalah terbagi atas akun asset serta
liability dan equity. Untuk laporan keuangan proyek tidak terdapat asset tetap
karena asset yang berada dalam proyek adalah asset jangka pendek yang hanya
digunakan selama pelaksanaan proyek. Sedangkan asset tetap akan muncul dalam
laporan keuangan perusahaan. Begitu juga dalam akun liability dan equity dalam
laporan keuangan proyek tidak terdapat kewajiban jangka panjang dan equity
yang muncul merupakan pendapatan bersih dari pelaksanaan proyek. Format
balance sheet dari untuk laporan keuangan proyek ditampilkan dalam Gambar 4.8
di bawah ini.
BALANCE SHEET
LIABILITIES
Hutang
Retensi kepada supplier & subkontraktor
Pembayaran diluar kemajuan proyek
Jumlah kewajiban
EQUITY
net income
Jumlah equity
Jumlah kewajiban & equity
Data yang ditampilkan dalam income statement merupakan data yang dirangkum
dari laporan harian atau mingguan proyek. Dalam income statement terdiri dari
akun pendapatan yang berasal dari kemajuan proyek yang diperoleh saat periode
114
pembuatan laporan, akun biaya yang diperoleh dari data penggunaan sumber daya
untuk pelaksanaan proyek, pajak dan laba/rugi. Akun pendapatan proyek dapat
didetailkan dalam setiap item pekerjaan yang sudah dilaksanakan dan biaya dapat
didetailkan dalam setiap jenis biaya proyek seperti pekerja, material, peralatan,
subkontraktor dan biaya tidak langsung. Contoh format income statement proyek
diperlihatkan dalam Gambar 4.9 di bawah ini.
INCOME STATEMENT
Jumlah Prosentase
PENDAPATAN PROYEK
Item Pekerjaan 1
Item Pekerjaan 2
Jumlah Pendapatan
BIAYA PROYEK
Tenaga Kerja
Material
Peralatan
Subkontraktor
Biaya tidak langsung
Jumlah Biaya Proyek
LABA/RUGI KOTOR
PAJAK
Dalam bab ini diuraikan mengenai sistem akuntansi proyek yang dirancang.
Perancangan sistem akuntansi proyek ini selain untuk menghasilkan laporan
keuangan proyek juga dimaksudkan agar penilaian kinerja proyek berdasarkan
konsep earned value dapat dilakukan oleh kontraktor kecil. Dalam bab berikutnya
diuraikan mengenai peracangan alat bantu perangkat lunak berdasarkan sistem
akuntansi yangtelah dirancang dalam bab ini.