Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PAM (PULSE AMPLITUDE MODULATION)

Dosen Pembimbing :

Waluyo, MT, IR.

Disusun Oleh:

Dinda Nor Sella Rahma (06)

Kelas: TT 2B

POLITEKNIK NEGERI MALANG


PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
2018
Jl. Soekarno Hatta 9 Malang 65141
Telp. (0341)404424-404425 Fax. (0341)404420
www.polinema.ac.id
1.1.Tujuan
 Mengetahui prinsip modulasi PAM
 Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dai PAM
 Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi dari modulasi PAM

1.2. Alat dan Bahan


 Demodulator PAM 1 Buah
 Modulator PAM 1 Buah
 Generator Fungsi 2 Buah
 Osiloskop 1 Buah
 Kabel Power 1 Buah
 Modul Power Supply 1 Buah
 Banana to Banana 3 Buah
 BNC to Banana 2 Buah
 Jumper Besar secukupnya
 Penyangga besi 1 buah
 Laptop + Software multisim

1.3. Teori Dasar


A. PAM (Pulse Amplitude Modulation)
Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi.
Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa
pembawa.
Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan dengan melakukan
pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi.
Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan
sinyal informasi (pemodulasi). Pada proses pemodulasian ini perlu diperhatikan bahwa
kandungan informasi pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini dapat
dilakukan dengan persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan frekuensi
minimal dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi 2.fm), atau sering disebut dengan
syarat Nyquist. Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan dengan fs dan frekuensi
maksimum sinyal pemodulasi dinotasikan dengan fm, maka syarat Nyquist dapat ditulis
sebagai:
𝑓𝑠 ≥ 2𝑓𝑚
2|Page
Disamping itu proses modulasi amplitudo pulsa dapat terjadi apabila memenuhi
teorema Nyuist tentang laju pencuplikan (sampling). Pencuplikan (sampling) terjadi pada
sinyal analog dengan laju paling sedikit dua kali frekuensi tertinggi dari masukan sinyal
analog asli.
Teorema Nyquist : 𝑓𝑠 ≥ 2𝑓𝑚
Dimana : 𝑓𝑠 = frekuensi sampling ( pencuplikan )
𝑓𝑚 = frekuensi maksimum sinyal analog
Jika frekuensi sampling lebih rendah dari dua kali frekuensi maksimum sinyal input
analog maka terjadi overlap (tumpang tindih).

Gambar 1. Spektrum Frekuensi Proses Sampling

a. Sampling PAM alami


Sampling Alami (Natural Sampling) terjadi bila pada modulator digunakan pulsa–
pulsa dengan lebar terbatas, tetapi puncak–puncak pulsa dipaksa untuk mengikuti
bentuk gelombang modulasi.

Gambar 2. Bentuk Gelombang Sampling PAM

3|Page
b. Sampling PAM dengan Puncak - Rata
Sampling PAM dengan Puncak–Rata (flat topped sampling) adalah proses dimana
pulsa–pulsa dengan lebar terbatas dimodulasi kemudian dihasilkan puncak-puncak yang
rata. Maka lebar pulsa harus dibentuk jauh lebih kecil daripada perioda sampling Ts,
sehingga bentuk gelombang yang disampel berpuncak rata dilewatkan pada sebuah
filter low pass akan diperoleh kembali gelombang modulasi tanpa cacat (distorsi).

Gambar 3. Sampling PAM Puncak Rata

B. Penerapan PAM
Contoh penggunaan PAM (Pulse Amplitude Modulation) ada pada beberapa
Ethernet.

4|Page
1.4. Prosedur Percobaan
1.4.1. Gambar Rangkaian Simulasi

Gambar 4 Rangkaian Modulasi

Gambar 5 Rangkaian Demodulasi

5|Page
1.4.2. Gambar Rangkaian Praktikum

Gambar 6 Rangkaian Flattop

Gambar 7 Rangkaian Demodulasi

1.4.3. Langkah Percobaan Praktikum


1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkai rangkaian seperti pada gambar Modulator
3. Set generator fungsi dengan sinyal sinus 500 Hz dan amplitude 2 Vpp. Kemudian
set time base pada osiloskop 0,5 ms/div. Atur frekuensi clock generator 0,5 V/div
serta pada output 1 V/div. Atur frekuensi clock generator pada PAM sebesar 2
KHz sampai diperoleh tampilan yang stasioner
4. Beri komentar tentang gambar tersebut
5. Rangkai rangkaian seperti gambar (Demodulator)
6. Set Osiloskop
7. Set PAM Modulator
8. Amati,catat dan analisa hasil percobaan
6|Page
1.5. Hasil Percobaan
1.5.1 Hasil Percobaan Simulasi
Tabel 1.1 Simulasi modulasi dan demodulasi PAM
No. Modulasi Demodulasi
Fs 1 KHz Orde 2 = 2,1 KHz

1.

Fs 2 KHz Orde 2 = 2,8 KHz

2.

Fs 4 KHz Orde 4 = 4,1 KHz

3.

4. Fs 8 KHz Orde 4 = 4,4 KHz

7|Page
Fs 16 KHz Orde 4 = 4,16 KHz

5.

8|Page
1.5.2 Hasil Percobaan Praktikum
Tabel 1.2 Praktikum Modulasi PAM
Frekuensi Gambar Sinyal
2 KHz (Biasa)

2 KHz (Natural)

2 KHz (Flat Top)

9|Page
4 KHz (Biasa)

4 KHz (Natural)

4 KHz (Flat Top)

10 | P a g e
6 KHz (Biasa)

6 KHz (Natural)

6 KHz (Flat Top)

11 | P a g e
8 KHz (Biasa)

8 KHz (Natural)

8 KHz (Flat Top)

12 | P a g e
Tabel 1.3 Praktikum Demodulasi PAM
Frekuensi Gambar Sinyal
2 KHz

4 KHz

13 | P a g e
6 KHz

8 KHz

14 | P a g e
1.6. Analisa Pembahasan

1.7. Kesimpulan

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai