PENDAHULUAN
Sungai merupakan jalan air alami yang mengalir menuju Samudera, Danau
atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara
sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya.
Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun
di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau.
Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak
sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju.
Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Di Indonesia terdapat banyak sungai yang bisa dibilang panjang dan besar.
Karena indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pulau – pulau yang
banyak, maka pengalirnya pun (sungai) juga banyak. Semakin lama sungai mulai
tidak dipelihara dan mulai mengalami pencamaran contohnya seperti sungai citarum.
Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Sungai ini memiliki nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang
penting. Jutaan orang tergantung langsung hidupnya dari sungai ini, sekitar 500
pabrik berdiri di sekitar alirannya, tiga waduk PLTA dibangun di alirannya, dan
penggundulan hutan berlangsung pesat di wilayah hulu. Panjang aliran sungai ini
sekitar 300 km.
Sejak 2007 sungai ini menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat
ketercemaran tertinggi di dunia. Keadaan lingkungan sekitar Citarum telah banyak
berubah sejak paruh kedua dasawarsa 1980-an. Industrialisasi yang pesat di kawasan
sekitar sungai ini sejak akhir 1980-an telah menyebabkan menumpuknya sampah
buangan pabrik-pabrik di sungai ini.
Setiap musim hujan di sepanjang Citarum di wilayah Bandung Selatan selalu
dilanda banjir. Setelah Banjir besar yang melanda daerah tersebut pada tahun 1986,
pemerintah membuat proyek normalisasi sungai Citarum dengan mengeruk dan
melebarkan sungai bahkan meluruskan alur sungai yang berkelok. Tetapi hasil
proyek itu sia-sia karena tidak ada sosialisasi terhadap masyarakat sekitar, sehingga
sungai tetap menjadi tempat pembuangan sampah bahkan limbah pabrik pun
mengalir ke sungai Citarum. Sehingga sekarang keadaan sungai menjadi sempit dan
Air yang mengalir melalui Citarum telah tercemari oleh berbagai limbah,
yang paling berbahaya adalah limbah kimia beracun dan berbahaya dari industri.
Saat ini di daerah hulu Citarum, sekitar 500 pabrik berdiri dan hanya sekitar 20%
saja yang mengolah limbah mereka, sementara sisanya membuang langsung limbah
mereka secara tidak bertanggung jawab ke anak sungai Citarum atau ke Citarum
secara langsung tanpa pengawasan dan tindakan dari pihak yang berwenang
(pemerintah).
Greenpeace (2010) menceritakan tentang keadaan sungai Citarum dalam artikelnya
seperti berikut ini.
Kondisi Citarum saat ini merupakan potret parahnya pengelolaan air
permukaan di Indonesia. Hasil pemantauan yang dilakukan oleh 30 Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Propinsi Jawa barat
pada tahun 2008 terhadap 35 sungai menunjukkan bahwa pada umumnya
status mutu air sudah tercemar berat.
Walaupun Indonesia memiliki sumber air permukaan sebanyak 6% dari
seluruh sumber air permukaan dunia dan 21% dari total sumber air di
wilayah Asia Pasifik, namun masalah air bersih menjadi masalah yang terus
menghantui masyarakat di Indonesia. Lebih dari 100 juta warga Indonesia
tidak memiliki akses atas sumber air yang aman, dan lebih dari 70% warga
Indonesia mengkonsumsi air yang terkontaminasi. Penyakit yang
diakibatkan konsumsi air yang tidak bersih seperti diare, kolera, disentri,
menjadi penyebab kematian balita kedua terbesar di Indonesia. Dan setiap
tahunnya, 300 dari 1.000 orang Indonesia harus menderita berbagai penyakit
akibat mengkonsumsi air yang tidak bersih dan aman.
Masyarakat memiliki hak untuk tahu apa saja yang terkandung di sumber air
mereka saat ini. sehingga mereka dapat menghindari penyakit atau memulai
langkah hidup sehat dan bersahabat dengan Citarum.
Cara penanggulangan pencemaran air yang dapat dilakukan pertama - tama adalah
(Jumianto, 2011) :
1. Perubahan Perilaku Masyarakat
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya
dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan
membuang sampah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas
dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan
masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada
tempat yang telah ditentukan. Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah
perilaku tentang pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai
tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan
3.1 Simpulan
Sungai merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, karena sungai
adalah pengalir utama air kesetiap daerah, semua hal yang berkaitan kebutuhan
manusia ada di dalam sungai seperti kebutuhan air untuk mandi, mencuci pakaian
dll. Kualitas sungai menentukan kualitas air yang kita dapat, jika sungai baik maka
air nya pun baik, tetapi jika sungai buruk (tercemar) maka air pun buruk. Sungai
dapat tercemar oleh bahan – bahan pencemar seperti pencemar bahan buangan
organic, bahan buangan an-organic, bahan buangan kimia. Upaya pencegahan &
penaggulangan pencemaran air ini dan pada dasarnya ada tiga hal pokok yang perlu
di perhatikan dalam pencegahan pencemaran air, yakni : Penanggulangan secara
administrative, teknologi dan edukatif.
3.2 Saran
1. Untuk menjaga kualitas sungai maka kita selaku makhluk yang sangat rentan
melakukan pencemaran terhadap air maka kita harus sadar akan lingkungan,
artinya bahwa kita lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik. Mari
bersama kita jaga lingkungan ini agar tetap dapat kita nikmati dan demi anak
cucu kita di hari kemudian.
2. Pemerintah harus lebih tegas dalam membuat keputusan dalam
penanggulangan sungai di Indonesia terutama di sungai Citarum. Karena
peran pemerintah sangat berperan dalam menyelesaikan masalah pencemaran
yang telah terjadi.