BAB II Value Engineering
BAB II Value Engineering
PENDAHULUAN
Maka dari itu, perlu adanya rekayasa teknis dari perencanaan bangunan, tanpa
mengurangi fungsi struktur maupun arsitektur bangunan sehingga didapatkan biaya
pelaksanaan dan pekerjaan yang lebih murah. Hal ini disebut value engineering,
biasanya dilakukan oleh kontraktor dan pemilik proyek sebelum melaksanakan
sebuah pekerjaan. Value engineering juga dilakukan oleh konsultan perencana dalam
mennetukan tipe struktur, bahan, serta bentuk bangunan yang akan dituangkan ke
dalam sebuah design bangunan secara utuh.
Tujuan pokok dari uraian singkat ini ialah menambah pengetahuan untuk
Mahasiswa Teknik Sipil tentang Value Engineering.
Metode penulisan yang digunakan adalah metode studi pustaka yaitu dengan
mencari sumber-sumber pustaka yang memuat materi yang hendak disampaikan
dalam hal ini adalah materi mengenai Value Engineering.
1
1.4 Sistematika Penulisan
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Rekayasa nilai atau value engineering (VE) didefinisikan sebagai suatu metode
untuk mengurangi biaya produksi atau penggunaan barang dan jasa, tanpa
mengurangi mutu, fungsi, manfaat, dan estetika dari pekerjaan tersebut.
4. Menurut Zimmerman dan Hart dalam Hutabarat (1995) value engineering adalah
suatu teknik manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis untuk
mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, keandalan dan
penampilan dari suatu sistem atau proyek.
3
5. Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) juga menerangkan bahwa value
engineering merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai
terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah
alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total
minimum.
Ada anggapan bahwa studi value engineering hanya untuk mengkritik proyek
yang akan didesain atau yang sudah didesain. value engineering bukanlah suatu :
2. Suatu proses untuk membuat sesuatu menjadi murah ataupun pemotongan harga
dengan mengurangi penampilan.
4
pelaksanaan dan pekerjaan yang lebih murah. Value engineering biasanya dilakukan
oleh kontraktor dan pemilik proyek sebelum melaksanakan sebuah pekerjaan. Value
Engineering juga dilakukan oleh konsultan perencana dalam menentukan tipe
struktur, bahan, serta bentuk bangunan yang akan dituangkan kedalam sebuah design
bangunan secara utuh.
Beberapa hal yang mendasari value engineering sangat penting dipahami oleh
setiap perencana dan pelaksana proyek sehingga dapat menyebabkan biaya-biaya
yang tidak perlu muncul setap kegiatan proyek berlangsung, hal-hal tersebut antara
lain :
Menurut Zimmerman dan Hart ada unsur utama yang sering disebut dengan Key
Element of Value Engineering. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
5
1. Analisa fungsi (function analysis)
Analisis ini dilakukan untuk menentukan alternatif dengan biaya paling rendah.
Pada rekayasa nilai perlu diperhatikan tentang perbedaan antara arti nilai dan
biaya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah analisa yang akan dilakukan.
6
7. Kebiasaan dan sikap (habits and attituded)
Pendekatan yang sistematis dan yang terorganisir adalah kunci utama Rekayasa
Nilai yang berhasil.
9. Manajemen hubungan antara pelaku dalam rekayasa nilai (managing the owner/
designer/ value consultan)
Memelihara hubungan yang baik antar tim Rekayasa Nilai dengan seluruh unsur
yang terlibat.
Penerapan VE dilakukan dengan cara yang berbeda sesuai dengan yang dianggap
cocok dengan kondisi masing-masing. Dalam sistem VE terdapat beberapa alternatif
dari setiap komponen yang ada, kemudian komponen-komponen tersebut
digabungkan dan menjadi sebuah sistem VE. Komponen sistem VE dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
7
Tabel 2.1. Komponen Sistem VE (Mcgeorge dan Palmer, 1997)
VE Sys te m VE Compone nt
Function Definition Based on Project Function
Based on Space Funtion
Based on Elemental Function
Funtion Evaluation Lowest Cost to Perform Funtion
FAST Diagram Use
Don't Use
Allocated Cost to Funtion Yes
No
Generation of Alternative Brainstorming
Other Creative Techniques
Organisation of The Study Group External Team
Approach Design Mix
Mixture of Two
Value Engineering Facilitator Independent
In House
Format of The Value Engineering 40 Hours Workshop
The Two Days
Charette
Japanese Compact Study
Contractor Change Proposal
Other as Aplicable to the Project
Location Outsite Work Environment
Inside Work Environment
The Timing of Study Inception
Brief
Sketch Design
Construction Stage
Combination of Above
Continuous Process
Evaluation of Alternative Weightmatrix
Other Mathematical Technique
Voting
Subjective Evaluation
8
2.4.1.1 Definisi Fungsi Proyek (Project Function)
Definisi fungsi proyek yang dilakukan dengan cara melihat proyek itu secara
umum/keseluruhan, untuk apa proyek konstruksi itu dibuat. Contohnya adalah
gedung sekolah yang mempunyai fungsi untuk mendidik anak.
Definisi fungsi proyek yang dilakukan dengan cara melihat proyek itu secara
ruang-ruang yang dibutuhkan dan yang akan terbentuk dalam proyek, untuk
mendapatkan fungsi ruang yang diperlukan dalam proyek konstruksi, yang dapat
dilihat pada contoh ruang kelas yang berfungsi sebagai tempat pengajaran dilakukan.
Definisi fungsi proyek yang dilakukan dengan cara melihat proyek itu secara
elemental yang dibutuhkan dan yang akan terbentuk dalam proyek konstruksi, yang
dapat dilihat pada contoh pintu ruangan untuk membuka akses atau menutup akses.
FAST diagram dilakukan untuk melihat identifikasi fungsi dasar dan fungsi
pelengkap. Cara kerja diagram ini berawal dari penentuan fungsi utama dan
bagaimana cara pencapainnya (how), dan akan dijelaskan mengana hal tersebut
dilakukan (why). Diagram ini juga melakukan pembagian antara lingkup desain dan
lingkup konstruksi untuk tercapainya analisa yang dibuat.
9
Pada FAST diagram dijelaskan konsep pemikiran pada fase desain dan fase
konstruksi. Pada fase desain menjelaskan bagaimana cara yang dilakukan untuk
memecahkan masalah yang akan timbul. Sedangkan pada masa konstruksi dijelaskan
bagaimana cara yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul.
Beberapa ahli melakukan alokasi biaya terhadap fungsi dalam fungsi definisi
ini. Seperti contoh, rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Merawat pasien
- Mendiagnosa pasien
10
2.4.5 Calculate Worth
Function Function
Component Kind Cost Worth
Verb Marks
Pencil Make Marks $0.14
Eraser Remove Marks $0.02
Ferrule Hold Eraser $0.01
Wood Hold Lead $0.05
Paint Protect Wood $0.01
Provide Beauty
Markings Identify Product $0.01
Graphite Makes Marks $0.40 0.04
Cost/Worth 0.14/0.04
3.5
11
1. Tahap Persiapan
Pada tahap pertama ini akan dilakukan identifikasi permasalahan yang terjadi
sehingga dapat ditentukan tujuan yang akan dicapai.
2. Tahap Informasi
3. Tahap Kreatif
Pada tahap ini dilakukan identifikasi sejumlah alternatif ide-ide baru, metode
konstruksi baru, perencanaan baru. Hasil yang dapat dicapai adalah
kemungkinan-kemungkinan alternatif lain yang dapat dipakai dalam pemenuhan
fungsi.
4. Tahap Analisa
5. Tahap Pengembangan
6. Tahap Presentasi
Tahapan ini paling penting karena komunikasi yang kurang baik akan menjadi
hambatan terhadap respon dari tim perencana. Keberhasilan tahap ini banyak
12
tergantung pada keahlian mempresentasikan untuk mencapai pesan-pesan yang
benar.
Pendekatan ini sering digunakan dalam penerapan VE, yang meliputi evaluasi
dari pra rencana (sketch design) oleh tim perencana kedua yang didalamnya
dipimpin oleh value manager selama 1 minggu (Kelly dan Male, 1998). Tabel
2.4. memberikan cara kerja The 40 Hour Workshop.
13
Tabel 2.4. The 40 Hour Workshop (Kelly dan Male, 1993)
2. The Charette
Metode ini dilakukan pertama kali oleh ahli VE yang bernama Bob Charette
yang merumuskan arahan melalui identifikasi fungsi dari ruang yang
direncanakan. Pendekatan ini dilakukan pada akhir perumusan arahan pemilik
(setelah tim perencana ditunjuk tetapi sebelum perencanaan dimulai).
Koordinator tim VE memimpin tim perencana dan pemilik melaksanakan VE
selama satu atau dua hari pertemuan.
14
Pelaksanaan VE yang dilakukan selama 3 jam yang dilakukan pada lingkup
operasional lapangan dan cocok untuk proyek yang tidak terlalu besar, sehingga
biaya VE rendah.
1. Inception
15
2. Brief
Pembelajaran yang memerlukan definisi dari fungsi ruang dalam proyek, hal ini
lebih pada alternatif yang dilakukan.
3. Sketch design
4. Construction stage
Proses pembelajaran yang dilakukan pada saat konstruksi dan dilakukan oleh
kontraktor yang ditujukan kepada owner untuk melakukan perubahan dalam
evaluasi penghematan yang dapat dilakukan, biasa disebut dengan VECP (Value
Engineering Change Proposal).
5. Combination of above
6. Continuous process
Proses pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus mulai dari tahap
desain, tahap konstruksi sampai proyek tersebut selesai.
Evaluasi sangat penting dilakukan untuk melihat alternatif mana yang terbaik
dilakukan. Teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan evaluasi alternatif adalah :
16
1. Weight matrix
3. Voting
4. Subjective evaluation
Seringkali proyek telah berjalan tanpa diadakan Value Study. Hal yang demikian
ini seharusnya tidak terjadi, adalah penting sekali bagi Value Consultant untuk
menjamin dan meyakinkan bahwa setiap proyek akan dapat mencapai suatu
penghematan biaya melalui usaha Value Engineering. Lebih praktis apabila Value
Engineering dapat diaplikasikan pada saat tertentu dalam tahap perencanaan untuk
mencapai hasil yang maksimal.
17
Waktu adalah sangat penting, secara umum bahwa Value Engineering Program
harus dimulai sejak dini pada tahap konsep dan secara kontinyu pada interval sampai
selesainya perencanaan.
Oleh karena itu Value Engineering study yang dilaksanakan pada tahap
konsep perencanaan mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas dan
menurunkan biaya. Pada tahapan ini, Value Engineering study dapat membantu
pemilik proyek untuk :
18
- Menetapkan keperluan-keperluan yang sebenarnya dari proyek tersebut, yang
mana memerlukan pengertian yang lengkap terhadap fungsi utama yang akan
ditampilkan didalam perencanaan.
19
sangat tergantung dengan keadaan time schedule dari proyek pada saat dimana Value
Engineering study akan dilaksanakan.
- Apabila suatu item atau sistem telah diteliti oleh Value Engineering study pada
tahapan sebelumnya, yang mana memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum
diputuskan. Misalnya suatu item atau sistem telah diteliti oleh Value Engineering
study pada tahap pengembangan perencanaan, yang mana memerlukan testing
atau research sebelum diputuskan. Meskipun terjadi kelambatan dengan proses
yang demikian, mungkin akan menguntungkan untuk diteruskan apabila dapat
memberikan potensi penghematan biaya dan peningkatan kualitas yang sangat
besar.
20
2.6 Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Value Engineering
Menurut majalah konstruksi (Februari 1992) dan penelitian yang dilakukan oleh
Cheah dan Ting (2004) dalam Chandra (2006), dapat dilihat beberapa hambatan
dalam aplikasi VE antara lain :
4. Kurangnya sikap tegas atau inisiatif dari owner untuk melakukan VE, sehingga
para perencana, kontraktor dan pihak lain yang tergabung tidak melakukan VE
21
melakukan VE pada suatu proyek karena hanya menguntungkan pihak owner
saja.
7. Kurangnya profesionalisme
9. Kurangnya komunikasi
Secara umum parameter yang menyatakan bahwa suatu proyek dikatakan layak
antara lain sebagai berikut :
22
1. IRR (Internal Rate of Return)
IRR adalah tingkat balikan suatu investasi dimana pada saat itu Net Present
Value adalah 0. Suatu investasi dikatakan layak dan menguntungkan untuk
dijalankan apabila IRR lebih besar dari cost of capital yang diasumsikan.
𝑁
𝐶𝑛
𝑁𝑃𝑉 = ∑ =0
(1 + 𝑟)𝑛
𝑛=0
23
- NPV > 0 => investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan
=> proyek bisa dijalankan
- NPV < 0 => investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan => proyek ditolak
- NPV = 0 => investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan
untung ataupun merugi => Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus
ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi
terhadap positioning perusahaan.
Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama) dengan waktu arus
kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga juga dalam
periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.
3. PP (Payback Period)
Payback period adalah untuk mengetahui berapa lama suatu investasi yang
dilakukan akan kembali dengan cara mengurangkan investasi dengan rangkaian
proceed (laba bersih + penyusutan + bunga + nilai sisa yang akan diterima).
Rumus Payback Period jika arus kas dari suatu rencana investasi proyek berbeda
jumlahnya setiap tahun:
𝑎−𝑏
𝑃𝑃 = 𝑛 + 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑐−𝑏
Dimana:
n = tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa menutupi nilai investment
a = jumlah nilai investment
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n+1
24
Rumus PP jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek sama jumlahnya
setiap tahun:
𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
𝑃𝑃 = = 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤
𝐵
𝐵𝐶𝑅 =
𝐶
Dimana :
B = benefit
C = cost
BCR > 1 => menguntungkan
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rekayasa nilai atau value engineering (VE) didefinisikan sebagai suatu metode
untuk mengurangi biaya produksi atau penggunaan barang dan jasa, tanpa
mengurangi mutu, fungsi, manfaat, dan estetika dari pekerjaan tersebut.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Informasi
3. Tahap Kreatif
4. Tahap Analisa
5. Tahap Pengembangan
6. Tahap Presentasi
26
1. IRR (International Rate Return)
2. NPV (Net Present Value)
3. PP (Payback Period)
4. BCR (Benefit Cost Ratio)
27
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, Puti Farida. 2007. Rekayasa Nilai : Konsep dan Penerapannya di dalam
Industri Konstruksi. Makalah. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut
Teknologi Bandung.
Prastowo, Elfran Budy. 2012. Analisis Penerapan Value Engineering (VE) Pada
Proyek Konstruksi Menurut Persepsi Kontraktor Dan Konsultan. Magister
Teknik Sipil, Manajemen Konstruksi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Farahdiansari, Ardana Putri. 2014. Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of
Return). [Online]. Tersedia :
http://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net-present-value-npv-dan-
internal-rate-of-return-irr/
28