Pada hari ini ………., tanggal ………bulan …………tahun 2018, yang bertanda tangan di bawah
ini,
1. Tokoh Agama Hindu ampung
Nama : Nyoman Desten, S. Pd. H
Jabatan : Pemuka agama Hindu
Alamat : Ambarawa Barat, RT. 05 / RW. 01, Ambarawa, Pringsewu
Pihak berwenang dalam hal ini, bertindak untuk dan atas nama rohaniawan agama Hindu,
untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri – sendiri disebut “PIHAK” dan
secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK”.
PARA PIHAK telah sepakat dan setuju untuk melakukan kerjasama dalam pelayanan kerohanian
yang selanjutnya disebut sebagai PERJANJIAN dengan syarat dan ketentuan – ketentuan yang
diatur sebagai berikut :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerangkan terlebih dahulu :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah seorang pemuka Agama Hindu di wilayah Pringsewu
ang bermaksud utuk menyediakan layanan rohani kepada pasien – pasien RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah rumah sakit yang bergerak dalam usaha pelayanan
kesehatan masyarakt dengan tujuan dan misi untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan standar pelayanan medis yang baik.
3. Bahwa berdasarkan hal – hal tersebut PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan
sepakat untuk membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama ini. Berikut lampiran –
lampiran dan perubahan – perubahannya, dengan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan
sebagai berikut :
PASAL 1
DEFINISI
Istilah – istilah yang disebut dalam pasal ini untuk selanjutnya dalam perjanjiannya akan diartikan
sebagaimana telah didefinisikan dalam pasal ini, kecuali apabila konteksnya menghendaki
pengertian yang berbeda :
1. ROHANIAWAN adalah individu yang memiliki kompetensi dan diberi izin oleh pihak
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH untuk memberikan pelayanan rohani kepada pasien.
2. Pasien adalah individu yang terdaftar sebagai pengguna pelayanan kesehatan RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH
3. KELUARGA Pasien adalah keluarga dari individu yang terdaftar sebagai pengguna
pelayanan kesehatan RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
4. PELAYANAN KEROHANIAN adalah bimbingan rohani yang dilaksanakan terhadap
pasien RUMAH SAKIT UMUM DAERAH U dengan nilai-nilai budaya dan kepercayaan
yang dianut atas persetujuan dari pasien atau keluarga yang dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
5. KONSULTASI DAN MOTIVASI adalah salah satu bentuk pelayanan rohani yang
dilaksanakan atas permintaan pasien, berupa konsultasi dan pemberian motivasi terhadap
pasien baik secara langsung ataupun melalui media tergantung kebutuhan pasien dan
kemampuan rohaniawan.
6. BIMBIBNGAN ROHANI PASIEN KRITIS adalah salah satu bentuk pelayanan rohani
yang dilaksanakan atas permintaan pasien atau keluarga, terhadap pasien dalam kondisi
kritis atau stadium terminal.
7. SURAT PERMINTAAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN adalah surat pernyataan
bahwa pasien atau keluarga menginginkan pelayanan rohani yang disediakan oleh PIHAK
KEDUA.
PASAL KEDUA
RUANG LINGKUP PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA dengan ini menyatakan untuk memberikan pelayanan rohani kepada pasien
gawat darurat dan rawat inap RUMAH SAKIT UMUM DAERAH yang membutuhkan dengan
sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.
PASAL 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Tanpa mengesampingkan hak PARA PiHAK untuk mengakhiri perjanjian ini, perjanjian ini
berlaku untuk jangka waktu tiga (3) tahun dan diperpanjang secara otomatis jika tidak ada
keberatan dari PARA PIHAK.
PASAL 4
BATASAN DAN PROSEDUR PELAYANAN ROHANI
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. PIHAK PERTAMA berhak menerima jasa pelayanan rohani dari pihak KEDUA, biaya
pelayanan bimbingan rohani sebesar Rp. 100.000,- per kunjungan pelayanan rohani.
2. PIHAK PERTAMA berhak mengetahui kondisi pasien yang memerlukan pelayanan
rohani.
3. PIHAK PERTAMA wajib menanyakan “Surat permintaan bimbingan rohani pasien”
kepada PIHAK KEDUA.
4. PIHAK PERTAMA wajib menanyakan kebutuhan pelayanan rohani pasien dan keluarga
kepada pihak KEDUA.
5. PIHAK PERTAMA wajib menghormati dan menjaga privasi setiap pasien di RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PIHAK PERTAMA wajib mengisi absen yang disediakan
PIHAK KEDUA
PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA wajib memberikan jasa pelayanan rohani kepada PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA Wajib memberikan informasi mengenai kondisi pasien kepada PIHAK
PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA wajib menunjukkan “Surat permintaan bimbingan rohani pasien” kepada
PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA wajib menghubungi PIHAK PERTAMA bila ada pasien yang
membutuhkan pelayanan rohani.
5. PIHAK KEDUA berhak menghentikan pelayanan rohani bila tidak sesuai dengan
kebutuhan pasien.
PASAL 7
PENGAKHIRAN/PEMBATALAN