Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR FISIKA TEKNIK II

INOVASI TEKNOLOGI

“Charger Tanpa Kabel (Wireless)

Untuk Pengisian Baterai Secara Otomatis”

Disusun Oleh :
- Amalia Shabriella Mahita (14050524081)
Kelas PTM SA3

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
©2015
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu‘alaikum wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah


SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Fisika Teknik II yang berjudul “Charger Tanpa
Kabel (Wireless)

Untuk Pengisian Baterai Secara Otomatis”. Tugas Akhir ini disusun sebagai
persyaratan mata kuliah Fisika Teknik II, Universitas Negeri Surabaya.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran,


dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang
merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat
membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan
tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat


banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja,
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman
yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan
tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang
bersifat kontruktif bagi diri penulis.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi


pendidikan dan masyarakat luas. Aamiin!

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

Surabaya, 1 Maret 2015

Penulis
BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan suatu kebutuhan utama yang diperlukan manusia. Kemajuan
teknologi yang pesat saat ini mendo rong manusia untuk melakukan inovasi baru
dalam hal transmisi daya dengan menggunakan teknologi wireless. Metode yang
dipakai adalah kombinasi induksi magnetik dan resonansi. Hal ini menyebabkan
kondisi pengisian baterai secara aman karena terisolasi secara elektrik antara
transmiter daya dengan pengguna. Teknologi transmisi daya secara wireless dapat
diaplikasikan pada pengisian baterai untuk peralatan elektronik yang sifatnya portabel
seperti handphone maupun laptop.
Wireless charger (juga dikenal sebagai "pengisian induktif") menggunakan medan
elektromagnetik untuk mentransfer energi antara dua benda. Hal ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan sebuah stasiun pengisian. Energi dikirim melalui pad
induktif ke perangkat listrik, yang kemudian dapat menggunakan energi itu untuk
mengisi baterai atau menjalankan perangkat.
Pengisi induktif biasanya menggunakan kumparan induksi untuk menciptakan
medan elektromagnetik alternating di dalam station pengisian, dan kumparan induksi
kedua dalam perangkat portabel mengambil daya dari medan elektromagnetik dan
mengubahnya kembali menjadi arus listrik untuk mengisi baterai.

Kedua kumparan induksi diletakakn pada jarak rapat untuk membentuk sebuah
transformator listrik. Jarak yang lebih besar antara kumparan pengirim dan penerima
dapat dicapai apabila sistem pengisian induktif menggunakan resonansi induktif.

1.2 Batasan Masalah


1. Apa itu “Charger tanpa kabel atau Wireless Charger”?

2. Bagaimana cara kerja alat tersebut ?

3. Apa saja masalah yang muncul akan energi listrik?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada alat tersebut?

1.3Tujuan
Hal yang ingin dicapai ialah efisiensi dalam penyaluran energi. Dengan ini
masalah-masalah di atas dapat teratasi sehingga efisiensi tercapai dengan penyaluran
energi tanpa menggunakan kabel.
1.4 Manfaat
Hal ini tentunya bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia akan energi
listrik lebih praktis dan lebih efisien.

1.5 Metode Penyusunan

Metode penyusunan yang dilakukan adalah dengan kajian akan literature-


literatur yang berhubungan dengan Electricity dan wireless technology baik di buku
maupun referensi dari internet
BAB II : PEMBAHASAN
1. Apa itu Charger Wireless ?

Wireless charger adalah salah satu dari banyak fitur baru yang muncul pada
smartphone terbaru. Wireless charging sebenarnya bukan konsep baru. Ilmuwan abad
ke-19 Nikolai Tesla pernah mendemonstrasikan bahwa daya listrik bisa ditransmisikan
secara nirkabel lebih dari 100 tahun yang lalu, tetapi konsep tersebut belum banyak
dikembangkan.

Seperti namanya, wireless charging adalah pengisian ulang baterai tanpa kabel.
Tidak ada lagi kabel yang dicolokkan dari sumber listrik ke smartphone. Namun saat
ini sejumlah perusahaan besar (ada 120 perusahaan) termasuk Sony, Nokia, Texas
Instruments, dan Samsung telah membentuk Wireless Power Consortium (WPC)
untuk mempromosikan wireless charging berbasis teknologi induksi.Hasilnya adalah
standar Qi (dibaca chi, yang berasal dari Bahasa Cina yang berarti energi).

2. Cara kerja

Wireless charger segera menarik perhatian karena memungkinkan Anda untuk


mengisi daya smartphone Anda lansung tanpa mencolok ke kabel. Hanya dengan
menempatkan smartphone pada charger nirkabel, pengisian daya segera dimulai.
Tentu saja, wireless charger sendiri masih harus dipasang ke colokan dinding.
Keharusan untuk menggunakan perangkat terpisah yang harus dicolok ke dinding
inilah yang menyebabkan Phil Schiller, Apple, berpendapat bahwa pengisian nirkabel
"sebenarnya, untuk kebanyakan situasi, akan lebih rumit" - karenanya iPhone belum
mengadopsi pengisian nirkabel.

Wireless carger lebih tepat disebut sebagai "pengisian induktif" karena


menggunakan induksi magnetik. Penjelasan singkat adalah perangkat ini
menggunakan magnet untuk mengirimkan energi. Arus yang berasal dari stop kontak
dinding bergerak melalui kawat dalam charger nirkabel, menciptakan medan magnet.
Medan magnet menciptakan arus listrik dalam kumparan di dalam perangkat
elektroniik. Kumparan ini terhubung ke baterai dan arus listrik mengisi baterai.
Perangkat harus memiliki hardware yang sesuai untuk mendukung pengisian nirkabel
- perangkat tanpa kumparan yang tepat tidak dapat diisi secara nirkabel.

Penggunaan di smartphone semakin marak, tapi Anda mungkin sudah


menggunakan perangkat dengan wireless charger. Jika Anda memiliki sikat gigi
elektrik, mungkin anda telah menggunakan teknologi wireless charger - jika tidak,
akan ada risiko terjadi sengatan listrik mengingat sikat gigi dan charger-nya bisa
menjadi sangat basah.
3. Masalah yang biasanya muncul dalam energi listrik, antara lain :

a. Tempat

Keterbatasan tempat untuk mendapatkan sumber energi listrik seperti di tempat umum
dan di tempat-tempat tertentu sehingga menyulitkan orang untuk mendapatkan energi listrik
ditempat umum dan tempat-tempat tertentu.

b. Waktu

Keterbatasan waktu untuk mendapatkan listrik seperti dalam hal charging. Hal ini tentu
memakan waktu hanya disatu tempat saja.

c. Kabel

Makin tingginya kebutuhan akan energi listrik tentunya membutuhkan lebih banyak distribusi
energi. Hal ini tentunya juga membutuhkan banyak kabel. Hal ini tentunya menyulitkan
dalam hal infrastruktur.

d. Tenaga dan Biaya

Makin banyaknya kabel yang dibutuhkan tentunya juga membutuhkan banyak tenaga dan
biaya dalam hal pembangunan.

e. Efektivitas

Keefektifan penggunaan terlalu banyak kabel serta waktu dan tempat yang terbatas tentunya
hal ini mengurangi efektivitas dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi pengguna. Dengan
memanfaatkan teknik penyaluran menggunakan media udara tentunya ini jauh lebih efektif
karena dapat menghilangkan paremeter yang dapat membatasi kita.

4. Keuntungan dan kekurangan

Keuntungan
 Menurunkan resiko sengatan listrik atau korslet saat basah karena tidak ada konduktor
yang digunakan pada wireless charger konduktif, misalnya pada sikat gigi dan alat
cukur.
 Perlindungan koneksi - tidak ada korosi karena perangkat tertutup secara keseluruhan,
jauh dari air atau oksigen di atmosfer.
 Lebih aman untuk implan medis - untuk perangkat medis tertanam, memungkinkan
pengisian / powering melalui kulit dibandingkan menggunakan kabel yang menembus
kulit, yang akan meningkatkan risiko infeksi.
 Kenyamanan -. Dibandingkan harus menghubungkan kabel listrik, perangkat dapat
ditempatkan pada atau dekat dengan piringan charger.
 Lebih mudah dibandingkan harus mencolokkan ke kabel listrik (penting untuk orang
cacat).
Kekurangan
 Efisiensi rendah, limbah panas - Kelemahan utama wireless charger adalah efisiensi
yang lebih rendah. Dan meningkatkan pemanasan resistif dibandingkan dengan
kontak langsung. Implementasi dengan menggunakan frekuensi yang lebih rendah
atau teknologi drive yang lebih tua akan lebih lambat dan menghasilkan panas dalam
kebanyakan elektronik portabel.
 Lebih mahal - Pengisian induktif juga memerlukan drive elektronik dan kumparan di
perangkat elektronik dan charger, meningkatkan kompleksitas dan biaya manufaktur.
 Pengisian lambat - karena efisiensi yang lebih rendah, perangkat dapat memakan
waktu lebih lama untuk pengisian daya.
 Ketidaknyamanan - Perangkat mobile yang terhubung ke kabel dapat bebas bergerak
dan dioperasikan saat pengisian. Dalam implementasi wireless charger (seperti
standar Qi), perangkat mobile harus dibiarkan di pad, dan dengan demikian tidak
dapat dipindahkan atau mudah dioperasikan saat pengisian. Dalam prakteknya, ini
merupakan titik lemah wireless charger karena faktor kenyamanan akan hilang.
 Ketidaksesuaian - Tidak seperti (misalnya) konektor charger MicroUSB yang
distandarisasi, tidak ada standar de facto pada wireless charger, berpotensi membuat
konsumen atau produsen menjadi ribet ketika standar lain muncul (Catatan: Qi telah
menjadi standar yang diadopsi oleh banyak perusahaan seperti Google dan Nokia.)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai