INOVASI TEKNOLOGI
Disusun Oleh :
- Amalia Shabriella Mahita (14050524081)
Kelas PTM SA3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
©2015
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu‘alaikum wr. Wb.
Untuk Pengisian Baterai Secara Otomatis”. Tugas Akhir ini disusun sebagai
persyaratan mata kuliah Fisika Teknik II, Universitas Negeri Surabaya.
Penulis
BAB I : PENDAHULUAN
Kedua kumparan induksi diletakakn pada jarak rapat untuk membentuk sebuah
transformator listrik. Jarak yang lebih besar antara kumparan pengirim dan penerima
dapat dicapai apabila sistem pengisian induktif menggunakan resonansi induktif.
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada alat tersebut?
1.3Tujuan
Hal yang ingin dicapai ialah efisiensi dalam penyaluran energi. Dengan ini
masalah-masalah di atas dapat teratasi sehingga efisiensi tercapai dengan penyaluran
energi tanpa menggunakan kabel.
1.4 Manfaat
Hal ini tentunya bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia akan energi
listrik lebih praktis dan lebih efisien.
Wireless charger adalah salah satu dari banyak fitur baru yang muncul pada
smartphone terbaru. Wireless charging sebenarnya bukan konsep baru. Ilmuwan abad
ke-19 Nikolai Tesla pernah mendemonstrasikan bahwa daya listrik bisa ditransmisikan
secara nirkabel lebih dari 100 tahun yang lalu, tetapi konsep tersebut belum banyak
dikembangkan.
Seperti namanya, wireless charging adalah pengisian ulang baterai tanpa kabel.
Tidak ada lagi kabel yang dicolokkan dari sumber listrik ke smartphone. Namun saat
ini sejumlah perusahaan besar (ada 120 perusahaan) termasuk Sony, Nokia, Texas
Instruments, dan Samsung telah membentuk Wireless Power Consortium (WPC)
untuk mempromosikan wireless charging berbasis teknologi induksi.Hasilnya adalah
standar Qi (dibaca chi, yang berasal dari Bahasa Cina yang berarti energi).
2. Cara kerja
a. Tempat
Keterbatasan tempat untuk mendapatkan sumber energi listrik seperti di tempat umum
dan di tempat-tempat tertentu sehingga menyulitkan orang untuk mendapatkan energi listrik
ditempat umum dan tempat-tempat tertentu.
b. Waktu
Keterbatasan waktu untuk mendapatkan listrik seperti dalam hal charging. Hal ini tentu
memakan waktu hanya disatu tempat saja.
c. Kabel
Makin tingginya kebutuhan akan energi listrik tentunya membutuhkan lebih banyak distribusi
energi. Hal ini tentunya juga membutuhkan banyak kabel. Hal ini tentunya menyulitkan
dalam hal infrastruktur.
Makin banyaknya kabel yang dibutuhkan tentunya juga membutuhkan banyak tenaga dan
biaya dalam hal pembangunan.
e. Efektivitas
Keefektifan penggunaan terlalu banyak kabel serta waktu dan tempat yang terbatas tentunya
hal ini mengurangi efektivitas dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi pengguna. Dengan
memanfaatkan teknik penyaluran menggunakan media udara tentunya ini jauh lebih efektif
karena dapat menghilangkan paremeter yang dapat membatasi kita.
Keuntungan
Menurunkan resiko sengatan listrik atau korslet saat basah karena tidak ada konduktor
yang digunakan pada wireless charger konduktif, misalnya pada sikat gigi dan alat
cukur.
Perlindungan koneksi - tidak ada korosi karena perangkat tertutup secara keseluruhan,
jauh dari air atau oksigen di atmosfer.
Lebih aman untuk implan medis - untuk perangkat medis tertanam, memungkinkan
pengisian / powering melalui kulit dibandingkan menggunakan kabel yang menembus
kulit, yang akan meningkatkan risiko infeksi.
Kenyamanan -. Dibandingkan harus menghubungkan kabel listrik, perangkat dapat
ditempatkan pada atau dekat dengan piringan charger.
Lebih mudah dibandingkan harus mencolokkan ke kabel listrik (penting untuk orang
cacat).
Kekurangan
Efisiensi rendah, limbah panas - Kelemahan utama wireless charger adalah efisiensi
yang lebih rendah. Dan meningkatkan pemanasan resistif dibandingkan dengan
kontak langsung. Implementasi dengan menggunakan frekuensi yang lebih rendah
atau teknologi drive yang lebih tua akan lebih lambat dan menghasilkan panas dalam
kebanyakan elektronik portabel.
Lebih mahal - Pengisian induktif juga memerlukan drive elektronik dan kumparan di
perangkat elektronik dan charger, meningkatkan kompleksitas dan biaya manufaktur.
Pengisian lambat - karena efisiensi yang lebih rendah, perangkat dapat memakan
waktu lebih lama untuk pengisian daya.
Ketidaknyamanan - Perangkat mobile yang terhubung ke kabel dapat bebas bergerak
dan dioperasikan saat pengisian. Dalam implementasi wireless charger (seperti
standar Qi), perangkat mobile harus dibiarkan di pad, dan dengan demikian tidak
dapat dipindahkan atau mudah dioperasikan saat pengisian. Dalam prakteknya, ini
merupakan titik lemah wireless charger karena faktor kenyamanan akan hilang.
Ketidaksesuaian - Tidak seperti (misalnya) konektor charger MicroUSB yang
distandarisasi, tidak ada standar de facto pada wireless charger, berpotensi membuat
konsumen atau produsen menjadi ribet ketika standar lain muncul (Catatan: Qi telah
menjadi standar yang diadopsi oleh banyak perusahaan seperti Google dan Nokia.)
LAMPIRAN