REFERAT
“URACHUS”
Dosen Pembimbing
dr. Samuel Zacharias, Sp. B
Disusun oleh :
Try Putra Heny Cendekiawan
42170157
YOGYAKARTA
2018
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan hikmat dan limpahan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat
dengan judul “Urachus”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat, kekuatan dan penyertaan kepada
2. Prof. Dr. jonathan Willy Siagian, Sp.PA selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Duta Wacana yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada para
3. Dr. Samuel Zacharias, Sp.B selaku Dosen Pembimbing Klinik di RS Emanuel Klampok
yang telah membimbing dan memotivasi kami untuk menjadi dokter yang penuh kasih,
4. Dr. Jaka Marjono, Sp.B selaku Dosen Pembimbing Klinik di RS Bethesda Yogyakarta
yang senantiasa membeimbing dan memotivasi kami untuk selalu melayani pasien secara
komperehensif.
5. Kedua orangtua penulis yaitu Basri Wage Saputra dan Heny Suniaty, serta seluruh keluarga
besar penulis yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan baik moril maupun
6. Seluruh sejawat angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana
yang telah menjadi keluarga dan selalu memberikan rasa kebersamaan dan dukungan selalu
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu pelaksanaan
dan penyelesaian beban ilmiah ini baik dalam doa maupun dukungan.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada referat ini sehingga kritik
dan saran sangat diharapkan dalam menulis referat yang lebih baik. Semoga referat ini dapat
menjadi manfaat bagi masyrakat luas dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
Kedokteran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….………..1
2.1 Definisi………………………………………………………………...………….4
2.2 Epidemiologi…………………………………………………………………..….5
2.3 Patofisiologi……………………………………………………………..………..6
2.4 Klasifikasi………………………………………………………….……………..7
2.5 Diagnosis……………………………………………………….………………...13
2.6 Penataklasanaan………………………………………………………………….14
2.7 Komplikasi……………………………………………………………………….18
2.8 Prognosis…………………………………………………………...…………….18
DATAR PUSTAKA………………………………………………….………………....20
5
Lampiran…………………………………………………………………………………22
6
BAB I
PENDAHULUAN
Pada akhirnya allantois ini mengalami obliterasi menjadi urachus, berupa jaringan fibrus yang
terletak di dalam kavum Retzius, yakni di antara fasia transversalis dan peritoneum. Jaringan
fibrus tersebut menghubungkan apeks buli-buli dengan umbilikus menjadi suatu ligamentum
umbilikalis medius. Obliterasi yang tidak lengkap akan menyisakan beberapa masalah, yaitu
berupa :
1. Persisten (fistula) urachus, yakni lumen urachus tetap terbuka sehingga masih terjadi
hubungan antara buli-buli dengan umbilikus. Tanda klinis yang ditunjukkan adalah berupa
keluarnya urin dari umbilikus. Diagnosis dapat ditegakkan dengan memastikan bahwa
cairan yang keluar adalah urin dengan pemeriksaan kadar kreatinin, pencitraan VCUG,
fistulografi, atau dengan instilasi zat warna ( metilen biru melalui buli-buli ).
2. Kista Urachus, jika obliterasi terjadi pada ujung proksimal ( dekat dengan umbilikus ) dan
ujung distal ( dekat dengan buli-buli ), sedangkan di tengahnya berupa rongga ( kista ).
Kista ini dapat menjadi besar sehingga secara klinis terlihat benjolan di infra-umbilikus,
jika terinfeksi bisa menyebabkan sepsis, dan bisa terbentuk batu di dalam kista.
sisi distal. Keadaan ini sering tidak memberikan gejala klinis, hanya saja beberapa kasus
dapat berubah menjadi maligna, yang sering sebagai adenokarsinoma buli-buli. Diagnosa
4. Sinus urachus, masih terbukanya urachus pada sisi umbilikus yang berupa kantong yang
terbuka pada umbilikus. Tidak jarang sinus urachus memberikan gejala keluarnya cairan
melalui umbilikus, yang jika mengalami infeksi berupa cairan purulen. Diagnosis
Urachus berkembang di bagian atas kandung kemih, keduanya berasal dari kloaka
ventral. Bagian kandung kemih ini lebih menyempit, tetapi tetap dalam bentuk miniatur.
Kondisi ini kemudian dikenal sebagai urachus. Urachus adalah kelumpuhan postpartum
kandung kemih, dan pada orang dewasa adalah struktur berbentuk kerucut melintas dari
apeks kandung kemih, dan melekat pada umbilikus hanya oleh band adventitial berasal dari
arteri umbilikalis yang telah ditarik ke bawah. Seperti kandung kemih, ia memiliki
dan peritoneum di permukaan dalamnya. Lumen urachus tetap paten sepanjang hidup,
meskipun mungkin dapat terbentuk atau diisi oleh massa sel epitel yang telah terkelupas
Dokter muda dapat memahami dan menguraikan mengenai urachus meliputi definisi,
penatalaksanaannya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Urachus merupakan saluran yang menghubungkan antara allantoic stalk dan vesica
urinaria bagian atas, pada proses normal akan terjadi apoptosis dari sel epitelium urachus
(obliterasi urachus) pada minggu ke 5 - 7 kehamilan sehingga urachus tersebut akan mengalami
involusi membentuk ligamentum umbilicalis mediana. Kelainan urachus akan muncul ketika
proses obliterasi ini tidak sempurna, yang kemudian akan meninggalkan lumen persisten. Bisa
terjadi pada keseluruhan saluran membentuk patent urachus, atau pada sebagian saluran
membentuk sinus urachus, kista atau diverticulum. Urachus merupakan sisa duktal yang
muncul secara embriologis, berasal dari involusi alantois dan kloaka dan memanjang antara
kubah kandung kemih dan umbilikus. Selama perkembangan kehamilan normal, urachus
involutes dan lumennya dilenyapkan, menjadi ligamen umbilical median. Anomali urachal
lumennya, dan mewakili entitas yang jarang dan sering tidak terdiagnosis namun dapat
ditemukan secara melalui pencitraan atau bermanifestasi secara klinis dengan perkembangan
penyakit melalui tanda dan gejala sakit perut atau kencing abnormal nonspesifik.
ekstraperitoneal anterior dalarn ruang Retzius (antara fasia transversalis sebelah anterior dan
peritoneum parietalis disebelah posterior). Urachus berbentuk saluran yang pada orang dewasa
berukuran panjang 1,2 - 3,9 inci (3 - 10 cm) dan diameter 0.3 - 0.4 inci (8 - 10 mm),
berkembang dari bagian superior sinus urogenital dan menghubungkan fundus vesika urinaria
10
ke umbilicus selarna kehidupan fetal. Urachus adalah normal pada kehidupan embrionik dan
mengalami obliterasi dengan 32 minggu masa gestasi, menyisakan pita fibrous yang pada
orang dewasa dikenal sebagai ligamentum umbilikalis media. Defek pada obliterasi urachus
menimbulkan kelainan bawaan berupa fistula urachus, sinus urachal, divertikulum urachal dan
kista urachal. Sisa urachus dapat memberikan berbagai masalah tidak hanya pada bayi dan
2.2. EPIDEMIOLOGI
Anomali urachal kongenital dua kali lebih umum pada pria seperti pada wanita. Ada empat
vesicourachal, dan kista urachal. Sebuah paten urachus adalah murni bawaan dan menyumbang
sekitar 50% dari semua kasus anomali kongenital. Sinus umbilical-urachal (mewakili sekitar
15% dari kasus), divertikulum vesicourachal (sekitar 3% -5%), atau kista urachal (sekitar 30%)
dapat menutup secara normal setelah lahir tetapi kemudian dapat terbuka kembali yang
berhubungan dengan kondisi patologis yang sering terjadi dikategorikan sebagai penyakit yang
didapat. Mayoritas pasien dengan kelainan urologi (kecuali pasien dengan urachus paten) tidak
menunjukkan gejala. Namun, mereka mungkin menjadi simtomatik jika kelainan tersebut
dikaitkan dengan infeksi. Kejadian anomali urologi yang dilaporkan adalah kurang lebih satu
dari 5000 populasi untuk orang dewasa, dengan tingkat signifikan lebih rendah dari satu dalam
150.000 populasi di antara bayi. Prevalensi kejadian lebih tinggi pada pria dibandingkan
wanita. Anomali urachus tidak terduga, namun sering terdeteksi secara kebetulan dan lebih
sering ditemukan dengan penggunaan pencitraan. Pada pasien yang telah menjalankan operasi
dan terapi serta mengontrol infeksi paska pengangkatan kelainan urachal, pasien dapat
11
diharapkan untuk tidak memiliki lagi masalah dengan urachus. Walaupun ada risiko kecil
infeksi lokal (<10%) setelah pengangkatan urachus, tetapi dapat diobati hanya dengan
2.3. PATOFISIOLOGI
Urachus merupakan sisa embriologi dari involusi allantois dan ventral kloaka, akan tetapi
masih terdapat kontroversi mengenai kontribusi pasti dari allantois dan ventral kloaka terhadap
terbentuknya urachus. Allantois sendiri muncul pada hari ke-16 setelah konsepsi sebagai
kantong yang bermuara pada dinding kaudal yolk sac, menghubungkan sinus urogenital
dengan umbilikus, berfungsi sebagai vesika urinaria embrionik pada awal pembentukan darah
dan pembentukan ginjal definitif. Normalnya, bagian ekstra embrional allantois mengalami
degenerasi selama bulan kedua masa gestasi. Adakalanya, sisa allantois ini ditemukan pada
proksimal umbilicus dan dapat dilihat antara arteri umbilikalis pada pemeriksaan patologik
fetus selama masa gestasional ini. Bagian intra embrionik allantois membentuk hubungan dari
umbilikus hingga ke sinus urogenital. Antara bulan ke 4 - 5 gestasional, vesika urinaria mulai
mengalami desensus ke depan bawah rongga pelvis dan menginduksi involusi allantois,
menyebabkan umbilical cord bertambah panjang dan allantois mengalami involusi membentuk
urachus. Setelah kelahiran, urachus menjadi pita fibrous yang pada orang dewasa dikenal
2.4. KLASIFIKASI
Kelainan / kegagalan proses yang secara normal terjadi pada urachus ini pada masa
kehamilan mengakibatkan terjadinya kelainan secara kongenital pada urachus / congenital urachal
remnant abnormalitie :
A. Patent Urachus
1. Urachus sama sekali tidak menutup sehingga terdapat saluran antara kandung kemih
dengan umbilicus. Tanda klinis terdapat iritasi pada kulit disekitar pusar karena urin juga
2. Urachus tidak menutup pada bagian dalam sehingga terbentuk sinus / divertikulum pada
kandung kemih. Tipe ini yang paling sering ditemukan pada anjing dan kucing. Tanda
klinis terdapat sistitis kronis yang sulit disembuhkan, terjadi stasis urin pada divertikulum
3. Urachus tidak menutup dan membentuk sinus pada umbilicus, sedangkan kandung
kemih normal. Tanda klinis terjadi infeksi persisten dan pembengkakan di daerah
4. Urachus tidak menutup pada salah satu bagian saluran dan membentuk kista yang tidak
ukuran kista bervariasi dan berisi cairan, kista yang terinfeksi dapat mengalami ruptura
sehingga terjadi peritonitis. Jika tidak terjadi infeksi jarang menimbulkan tanda klinis.
Diagnosa terhadap patent urachus dengan dilakukan pemeriksaan klinis (hanya dapat
dilakukan pada tipe 1) dan peneguhan dengan pemeriksaan radiografi. Terapi bertujuan
13
untuk memperbaiki kondisi agar keadaan tidak menjadi lebih parah maka dapat dilakukan
tindakan operatif.
14
Urachus Paten juga dikenal sebagai fistula urachal, adalah gangguan kongenital
yang disebabkan oleh persistensi allantois. Biasanya, segel urachus menjadi ligamentum
umbilikalis median. Sedangkan dalam hal ini, urachus tetap terbuka dan urin mengalir dari
kandung kemih melalui pembukaan di umbilikus. Ini terjadi ketika urachus tidak menutup
dan ada hubungan antara kandung kemih dan umbilikus. Kebocoran urin melalui umbilikus
adalah tanda utama dari urachus paten. Urachus paten dapat menyebabkan sejumlah urin
B. Urachal Cyst
Kista urachal terjadi jika urachal menutup pada daerah umbilikus dan vesika
urinaria akan tetapi, diantara kedua area tersebut saluran urachus tetap paten. Lumen sisa
ini kemudian terisi cairan dan membentuk kista. Kista urachal ditemukan pada 30 % dari
keseluruhan kasus kelainan urachus dengan insiden yang rendah (kira-kira 1/5000
kelahiran) dan 3:1 predominan pada laki-laki. Umumnya, kista urachal terjadi pada
sepertiga distal urachus, berukuran kecil dan asimptomatik, tidak terdeteksi hingga terjadi
Kista non infeksi dapat menimbulkan gejala jika semakin membesar atau
ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan rutin atau pemeriksaan lain (misalnya
hidronefrosis prenatal dan infeksi saluran kemih). Kista urachal dengan infeksi
memberikan gejala klinis berupa demam, nyeri perut bawah daerah midline, keluhan buang
air kecil dengan atau tanpa infeksi saluran kemih dan kadang - kadang teraba adanya massa
Infeksi sekunder ini dapat berasal dari fokal infeksi dari umbilikus atau kandung
kemih, melalui hematogen, limfatik atau trauma tumpul abdomen. Staphylococcus aureus
merupakan organisme yang paling sering menyebabkan infeksi pada kista urachal. Infeksi
kista urachal lebih sering ditemukan pada orang dewasa dibanding anak-anak. Pemeriksaan
diagnostik dengan USG adalah 75 – 100 %. Pada gambaran USG tampak massa
ekstraperitoneal di antara umbilikus dan vesika urinaria, midline dan kistik. Jika terdapat
infeksi, USG Scan atau MRI umumnya tidak diperlukan, akan tetapi dapat digunakan
dalam menentukan ukuran dan lokasi kista. CT Scan dan MRI digunakan untuk
mengevaluasi adanya perluasan sekunder proses inflamasi pada struktur di sekitar kista
diragukan.
16
C. Urachal Sinus
Sinus urachal ditemukan pada 15 % kasus kelainan urachus. Pada sinus urachal,
saluran urachus tertutup parsial dengan saluran sisa membuka ke umbilikus. Bagian distal
dari urachus terisi oleh sel epitel deskuamasi, dan tidak terdapat hubungan dengan vesika
urinaria. Atau dapat pula terjadi akibat kista urachus yang membuka saluran drainase ke
arah umbilikus. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan adanya drainase yang intermiten
dari umbilikus (dapat berupa serous atau serosangiunous). Sinus urachal sering
basah atau adanya jaringan granulasi pada umbilikus. Akibat misdiagnosis dengan jaringan
granulasi, sering anak ini akan mengalami terapi kauterisasi dengan perak nitrat berulang
kali biasa setelah pemotongan sisa korda umbilikus. Diagnosis sinus urachal mungkin
sukar dibedakan dari granuloma umbilikus atau sinus umbilikus. Fistulogram mungkin
akan sangat membantu. Harus pula dibedakan dengan persisten duktus omphalomesenterik
D. Vesicourachal Diverticulum
merupakan kantung bermuara pada apeks vesika urinaria yang disebabkan karena
penutupan yang tidak sempurna urachus proksimal. Umumnya pasien dengan divertikulum
vesikourachal tidak memberikan keluhan karena aliran urin pada divertikulum mengalir
penyulit, akan tetapi kadang-kadang ukurannya menjadi lebih besar dan pengosongan urin
didalamnya menjadi jelek, menimbulkan infeksi saluran kemih yang rekuren atau
2.5. DIAGNOSIS
A. Tanda Klinis
Tanda yang sering muncul pada bayi yang mengalami kelainan urachus meliputi :
Pada kelainan urachus dapat terjadi infeksi yang menyebar baik secara hematogen atau
limfatik, pada kista urachus dapat terjadi infeksi serta terbentuk abses yang dapat mengalami
ruptur pada cavitas peritonealis. Granuloma umbilicalis umumnya muncul berupa jaringan merah
muda yang rapuh, seringnya berhubungan dengan respons inflamasi lokal disekitar kulit dan
mungkin berhubungan dengan kelainan pada urachus ataupun pada ductus vitellin
B. Pemeriksaan Penunjang
- Fistulografi dengan kontras yang biasanya digunakan untuk membedakan antara fistula
- Pada pemeriksaan ini kontras dimasukan melalui mulut fistula kemudian diamati
perjalanan kontras tersebut, jika kontras memasuki vesica urinaria diagnosis mengarah ke
kelainan urachus.
- Indigo carmine merupakan bahan pewarna yang bisa disuntikkan ke dalam saluran fistula
- Selain itu dapat juga dilakukan cystoscopy, USG, MRI dan CT scan.
- Keunggulan dari cystoskopi adalah dapat mengetahui posisi pembukaan fistula dari vesica
urinaria
- Sedangkan USG memiliki kelebihan jika kelainan berupa kista maka bentuk anatomi dapat
2.6. PENATAKLASANAAN
Tatalaksana dan terapi yang biasa dilakukan pada kelainan urachus adalah pembedahan
yang umumnya disarankan untuk mencegah komplikasi infeksi dan kerusakan kulit. Untuk sinus
dan kista urachus dilakukan eksisi melalui infraumbilical, sedangkan untuk fistula sebaiknya
dilakukan eksisi lengkap dari umbilicus, urachus, dan vesica urinaria bagian ventral. Selain itu
jahitan sederhana pada kelainan urachus memiliki tingkat rekurensi yang tinggi.
Penanganan bedah adalah penanganan utama dari kelainan urachus, pada kelaianan paten
urachus pada neonatus, dapat menutup secara spontan bila tidak terjadi obstruksi vesika urinaria,
dan divertikulum dengan mulut lebar. Indikasi operasi pada kelainan urachus adalah paten urachus
persisten (karena resiko rekuren infeksi, pembentukan batu, drainase cairan persisten dari
20
umbilikus, ekskoriasi, dan nyeri), kista urachus yang simptomatis (berukuran besar atau infeksi),
Eksisi merupakan penanganan terpilih untuk kelainan urachus. Sejauh ini pendekatan
tradisional dengan eksisi total urachus dilakukan melalui insisi curvilinear hipogastrik (bay ) atau
insisi transversal infraumbilikal (anak yang lebih tua) memberikan penanganan yang adekuat.
Penanganan bedah dilakukan dengan eksisi radikal sisa urachus termasuk ligamentum
umbilikalis medialis sama halnya dengan peritoneum yang bersebelahan dengan umbilicus hingga
fundus vesika urinaria dengan sedikit fragmen fundus vesika urinaria pada insersi urachus
diangkat. Mukosa hendaknya tidak ditinggalkan pada umbilicus. Hal ini dilakukan untuk
Eksisi primer merupakan penanganan terpilih untuk kista urachal tanpa infeksi. Untuk kista
yang berukuran kecil dan asimptomatik yang ditemukan secara tidak sengaja, hendaknya
diobservasi terlebih dahulu dengan USG serial. Pada kasus kista urachal yang terinfeksi, umumnya
diberikan antibiotik terlebih dahulu untuk menenangkan dan membatasi proses infeksi sehingga
Setelah infeksi kista tertangani, dilakukan pembedahan untuk membuang seluruh sisa
urachus. Pada bayi atau anak-anak, insisi pfannenstiel dapat digunakan dan lagi jarak dari dasar
umbilicus dan fundus vesika urinaria pada bayi sangat pendek. Penanganan kista urachal dengan
drainase kista tidak adekuat dapat menimbulkan resiko adenokarsinoma pada sisa urachus yang
Komplikasi postoperative yang biasa muncul adalah drainase urin persisten, yang dapat
ditangani dengan memasang dauer kateter. Infeksi, yang umumnya bersifat superfisial dan
berespon baik dengan antibiotik. Sinus urachus dapat diobservasi terlebih dahulu pada 4 -8 minggu
awal kehidupan. Jika menetap maka dilakukan koreksi bedah. Koreksi bedah harus meliputi
seluruh saluran urachus dari umbilicus hingga fundus vesika urinaria. Pada bayi dan anak-anak,
operasi ini dapat dilakukan dengan sangat mudah melalui pendekatan insisi pfannenstiel.
Pada bayi, jarak dari fundus vesika urinaria ke dasar umbilicus sangat dekat. Rencana
pembedahan dilakukan setelah penanganan infeksi yang adekuat karena struktur intraperitoneal
dapat melekat pada urachus selama proses inflamasi tersebut. Pada fistula urachus, observasi
dilakukan terlebih dahulu pada beberapa bulan awal kehidupan karena pada beberapa kasus dapat
mengalami resolusi spontan. Koreksi bedah diharuskan jika menetap setelah 2 bulan. Jika terdapat
obstruksi saluran keluar vesika urinaria harus dikoreksi terlebih dahulu karena hal ini mungkin
2.7. KOMPLIKASI
Komplikasi serius dari kista urachal yang terinfeksi adalah ruptur kista ke dalam rongga
peritoneum, proses inflamasi kista yang meluas sehingga melibatkan usus didekatnya dan
pengosongannya yang terganggu dapat menimbulkan infeksi saluran kemih yang rekuren atau
pembentukan batu.
Resiko timbulnya keganasan di masa datang pada sisa urachus telah diketahui baik
timbulnya keganasan pada sisa urachus kiranya disebabkan oleh inflamasi dan infeksi kronik
keganasan urachal terhitung hanya berkisar 1 persen hingga 10 persen dari kanker pada orang
dewasa. Keganasan urachal pada umumnya berupa adenokarsinoma walaupun karsinoma sel
transisional, karsinoma sel squamos dan sarkoma telah dilaporkan. Keseluruhan adalah neoplasma
yang jarang dan pada umumnya ditemukan pada dewasa tua. Karsinoma urachal ditemukan
2.8. PROGNOSIS
Kelainan sisa urachus umumnya tidak memiliki morbiditas dan mortalitas yang signifikan.
Kecuali jika kelainan kongenital serius ditemukan bersama dengan sisa urachus, prognosisnya
adalah jelek. Pasien dengan kelainan sisa urachus yang sudah dioperasi lazimnya sangat baik Pada
umumnya anak mengalami pemulihan dengan cepat. Komplikasi kelainan sisa urachus berupa
BAB III
KESIMPULAN
Urachus merupakan saluran yang menghubungkan antara allantoic stalk dan vesica
urinaria bagian atas, pada proses normal akan terjadi apoptosis dari sel epitelium urachus (
obliterasi urachus ) pada minggu ke 5 - 7 kehamilan sehingga urachus tersebut akan mengalami
involusi membentuk ligamentum umbilicalis mediana. Kelainan pada urakus terdiri dari fistula
urachus, kista urachus, divertikulum urachus dan sinus urachus. Tanda klinis yang sering muncul
pada bayi yang mengalami kelainan urachus meliputi granulasi pada daerah periumbilical, adanya
ekskresi urine pada urachus, terdapat nyeri, keluarnya cairan purulen dari urachus, bengkak dan
Terapi urachus yaitu pembedahan dengan melakukan eksisi urakus, dengan mencari
seluruh sisa urachus dari fundus buli-buli hingga umbilikus. Jika terjadi degenerasi maligna
dilakukan operasi radikal. Kelainan sisa urachus umumnya tidak memiliki morbiditas dan
mortalitas yang signifikan. Kecuali jika kelainan kongenital serius ditemukan bersama dengan sisa
urachus, prognosisnya adalah jelek. Pasien dengan kelainan sisa urachus yang sudah dioperasi
lazimnya sangat baik. Pada umumnya anak mengalami pemulihan dengan cepat. Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunicardi FC, Anderson DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, et al.
Pediatric Surgery. In: Schwartz’s Principles of Surgery. 9th edition. McGraw Hill; 2010.p.
2777-2780
2. Cilley RE. Disorders of the umbilicus. In: Fletcher J, ed. Pediatric surgery. 7th ed.
3. Copp HL, Wong IY, Krishnan C, Malhotra S, Kennedy WA. Clinical presentation and
urachal remnant pathology: implications for treatment. J Urol 2009;182(4 suppl): 1921–
1924.
4. Mahmoud N, Rombeau J, Ross HM, et al.In: Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM,
Mattox KL, editors. Pediatric Surgery. Sabiston Textbook of Surgery The Biological Basis
8. Sjamsuhidajat R. De Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
10. Young RH. Nonneoplastic disorders of the urinary bladder. In: Bostwick DG, Cheng L,
eds. Urologic surgical pathology. 3rd ed. Philadelphia, Pa: Elsevier, 2014; 194–226.
27
LAMPIRAN