Anda di halaman 1dari 38

NOTA DESAIN

PERENCANAAN KOLAM RETENSI UNIVERSITAS


SRIWIJAYA TAHUN ANGGARAN 2017

PT. SEGORO KIDUL


Jl. Cicukang Kidul No. 32, Kel. Cisaranten Bina Harapan
Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Kode Pos 40294
Tel: 022-783-4455 Fax: 022-783-4455 E-mail: segorokidul.id@gmail.com
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Kontrak 6724/UN9.4.2.1/LK/2017, Tanggal 04 Desember 2017, PT.Segoro Kidul


sebagai pelaksana pekerjaan Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun
Anggaran 2017, dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai penyedia jasa untuk
pekerjaan ini, maka PT. Segoro Kidul menyiapkan Nota Desain.
Isi Nota Desain yang dibuat Konsultan ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu Bab I Pendahuluan,
Bab II Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan, Bab III Survey Dan Analisa, Bab IV Volume
Pekerjaan, dan Bab V Rencana Anggaran Biaya.
Demikian Nota Desain pekerjaan Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun
Anggaran 2017 ini kami buat, untuk dapat dijadikan bahan monitoring dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Palembang, Januari 2018


PT.Segoro Kidul

Tribudi Wibowo, ST.


(Direktur)

Nota Desain Hal | i


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................................... i


Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii
Daftar Gambar .................................................................................................................................. iii
Daftar Tabel ...................................................................................................................................... iv
BAB I - PENDAHULUAN ....................................................................................................... I-1
I.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... I-1
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................. I-2
I.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN ................................................................... I-2
BAB II - GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN .................................................... II-3
II.1 KONDISI GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI ........................................... II-3
II.2 KONDISI TOPOGRAFI ................................................................................. II-4
II.3 KONDISI HIDROLOGI ................................................................................. II-4
II.4 KEPENDUDUKAN........................................................................................ II-5
BAB III - ANALISA DAN PEMODELAN ............................................................................ III-7
III.1 ANALISA DATA DAN PEMODELAN .....................................................III-7
III.1.1 Analisa Hidrologi .............................................................................III-7
III.1.2 Pemodelan Hidrologi .....................................................................III-20
III.1.3 Pemodelan Hidrodinamik .............................................................III-23
BAB IV - VOLUME PEKERJAAN (BOQ) ............................................................................. IV-1
BAB V - RENCANA ANGGARAN BIAYA (rab) ................................................................ V-1

Nota Desain Hal | ii


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi Kolam Retensi Pada Google Earth .............................................................. II-3


Gambar 1. 2 Kepadatan Penduduk Menurut Desa Di Kecamatan Indralaya Tahun 2016..... II-6

Gambar 2. 1 Kontur Warna Ketinggian Lokasi Pekerjaan ......................................................... II-4


Gambar 2. 2 Curah Hujan Bulanan dan Banyak Hari Hujan ..................................................... II-5

Gambar 3. 1 Batas Catchment Area Kolam Retensi Universitas Sriwijaya ..............................III-21


Gambar 3. 2 Skematik Pemodelan Hec HMS DAS Kolam Retensi Universitas Sriwijaya ..III-21
Gambar 3. 3 Output Hidrograf Banjir Pada Segmen Inlet Kolam Retensi Universitas
Sriwijaya ....................................................................................................................III-22
Gambar 3. 4 Tampilan Aplikasi HEC-RAS ...............................................................................III-23
Gambar 3. 5 Flow Chart Pemodelan Hidrodinamik dengan HEC-RAS................................III-24
Gambar 3. 6 Profil Memanjang dan Garis Energi pada Pias Sungai ......................................III-25
Gambar 3. 7 Tampang Saluran yang Dibagi Menjadi Beberapa Pias ....................................III-26
Gambar 3. 8 Beberapa Contoh Potongan Melintang Hasil Pengukuran Lapangan .............III-27
Gambar 3. 9 Skematik Pemodelan Hidrodinamik dengan HEC-RAS ...................................III-28
Gambar 3. 10 Profil Memanjang Hasil Pemodelan dengan HEC-RAS ..................................III-29
Gambar 3. 11 Perbandingan Elevasi Muka Air Banjir Periode Ulang 25 Tahunan Pada
Kondisi Eksisting Dan Setelah Dibangun Konstruksi Bendung (Kondisi Desain)
....................................................................................................................................III-30
Gambar 3. 12 Kondisi Genangan Banjir Periode Ulang 2 Tahunan Pada Kondisi Desain ..III-30
Gambar 3. 13 Kondisi Genangan Banjir Periode Ulang 25 Tahunan Pada Kondisi Desain .........
....................................................................................................................................III-31
Gambar 3. 14 Analisa Tampungan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Setelah Dilakukan
Upaya Pembendungan Dan Normalisasi / Penggalian .......................................III-31

Gambar 4. 1 Grafik Curah Hujan 1 Hari Maksimum Tahun Tahunan (Tahun 2006 – 2015) .......
....................................................................................................................................III-10

Nota Desain Hal | iii


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Curah Hujan Bulanan Rata-Rata .................................................................................. II-5

Tabel 3. 1 Curah Hujan 1 Hari Maksimum Tahun Tahunan (Tahun 2006 – 2015) ...............III-10
Tabel 3. 2 Distribusi Frekuensi Cs dan Ck ................................................................................III-18
Tabel 3. 3 Analisa Distribusi Curah Hujan................................................................................III-18
Tabel 3. 4 Curah Hujan 1 Harian Maksimum Rencana ...........................................................III-18
Tabel 3. 5 Intensitas Curah Hujan Menitan ...............................................................................III-19
Tabel 3. 6 Intensitas Curah Hujan Menitan Rencana ...............................................................III-20

Tabel 4. 1 Estimasi Volume Pekerjaan (BOQ) ............................................................................ IV-1

Tabel 5. 1 Estimasi Anggaran Biaya ..............................................................................................V-1

Nota Desain Hal | iv


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
PENDAHULUAN

BAB I - PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Pesatnya kegiatan manusia di wilayah perkotaan memberikan dampat positif terhadap
kemajuan ekonomi. Namun disisi yang lain dapat menimbulkan permasalahan lingkungan
akibat pembangunan yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungannya. Masalah
utama yang timbul adalah banjir, genangan air serta penurunan muka air tanah.
Banjir dipicu oleh berkurangnya daerah resapan akibat peningkatan jumlah penduduk,
aktivitas dan kebutuhan lahan, baik untuk pemukiman maupun kegiatan ekonomi. Karena
keterbatasan lahan di perkotaan, terjadi intervensi kegiatan perkotaan pada lahan yang
seharusnya berfungsi sebagai daerah konservasi dan ruang terbuka hijau. Hal ini berdampak
pada pendangkalan (penyempitan) sungai, sehingga air meluap dan memicu terjadinya
bencana banjir, khususnya pada daerah hilir.
Kerusakan lingkungan pada daerah hulu juga menjadi penyebab lainnya. Kebutuhan kayu
dan bahan mentah dari daerah hulu untuk membangun sarana dan prasarana di wilayah
perkotaan menyebabkan penebangan hutan yang tidak terkontrol. Hutan dengan vegetasinya
dapat menghambat laju run-off dan mempercepat laju infiltrasi air hujan ke dalam tanah.
Maka merusak hutan sama dengan merusak lingkungan yang ada di bawahnya, hutan rusak
maka kota pun akan rusak. Kerusakan struktur akibat banjir, land subsidence, penurunan
muka air tanah pada daerah pantai dan intrusi air laut merupakan contoh masalah yang
dihadapi kota-kota besar di Indonesia saat ini, khususnya yang berada di dekat pantai.
Iklim tropis di Indonesia juga “membantu” dalam perusakan lingkungan. Evaporasi tinggi,
kelembapan tinggi dan suhu yang tinggi menyebabkan curah hujan yang tinggi di sebagian
besar wilayah Indonesia. Curah hujan tinggi ditambah hutan yang gundul akibat pembalakan
liar dan konversi hutan menjadi lahan kelapa sawit menyebabkan kerusakan lingkungan
seperti banjir dan tanah longsor. Tindakan pencegahan agar banjir tidak menyebar ke wilayah
perkotaan salah satunya adalah dengan membuat kolam retensi.
Pada tahun anggaran 2017, Universitas Sriwijaya berencana melakukan optimalisasi kolam
retensi yang berada di dalam kompleks Universitas Sriwijaya yang berlokasi di Indralaya,
Kabupaten Ogan Ilir. Optimalisasi kolam retensi tersebut selain berfungsi sebagai retensi
banjir untuk daerah sekitarnya, akan difungsikan juga sebagai lokasi riset, serta sebagai
tampungan cadangan air.
Fungsi kolam retensi tersebut pada saat musim kemarau, selain sebagai cadangan air, dapat
juga dimanfaatkan sebagai sumber air untuk upaya pemadaman kebakaran lahan di sekitar
lokasi, mengingat kejadian kebakaran lahan di Provinsi Sumatera Selatan kerap terjadi.

Nota Desain Hal | I-1


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
PENDAHULUAN

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan analisa hidrologi, hidraulika, dan analisa
tampungan pada Kolan Retensi Universitas Sriwijaya.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan gambar esain dan dokumen
perencanaan lainnya dalam rangka melakukan upaya peningkatan / optimalisasi Kolam
Retensi Universitas Sriwijaya.

I.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN


Kegiatan yang dilaksanakan pada pekerjaan Perencanaan Kolam Retensi Universitas
Sriwijaya Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Survey
a. Pengumpulan Data Sekunder,
b. Survey Topografi,
c. Survey dan Pengumpulan Data Hidrologi - Hidrometri,
3. Analisa Data Dan Pemodelan
a. Analisa Topografi,
b. Analisa Dan Pemodelan Hidrologi,
c. Analisa Dan Pemodelan Hidraulika,
4. Penyusunan Desain Dan Penggambaran
5. Pelaporan Dan Diskusi.

Nota Desain Hal | I-2


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN

BAB II - GAMBARAN UMUM LOKASI


PEKERJAAN

II.1 KONDISI GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI


Lokasi pekerjaan, secara administratif berada di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir,
Provinsi Sumatera Selatan.

Gambar 1. 1 Lokasi Kolam Retensi Pada Google Earth

Kecamatan Indralaya merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Ogan Ilir yang terbentuk
melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Ogan Komering Ilir. Secara geografis terletak diantara 3° 02' sampai 3° 48' Lintang Selatan dan
diantara 104 mekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir. Secara geografis terletak diantara
3° 02' sampai 3° 20' sampai 104 mekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir. Secara geografis
terletak diantara 3° 02' sampai 3° 48' Bujur Timur, dengan luas wilayah 52,36 km² atau 5,236
Ha .
Batas wilayah administrasi Kec.Indralaya sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Utara
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Selatan
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Utara
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Pemulutan Barat

Nota Desain Hal | II-3


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN

II.2 KONDISI TOPOGRAFI


Berdasarkan data topografi dalam rupa Digital Terrain Model (DTM) yang dikeluarkan oleh
CGIAR – CSI (Consortium for Spatial Information), ketinggian topografi lokasi pekerjaan dan
sekitarnya berada pada kisaran elevasi +2,00 s.d. +25,00.

Gambar 2. 1 Kontur Warna Ketinggian Lokasi Pekerjaan

II.3 KONDISI HIDROLOGI


Kecamatan Indralaya yang merupakan bagian dari Kabupaten Ogan Ilir adalah daerah yang
mempunyai iklim Tropis Basah (Tipe B) dengan musim kemarau berkisar antara bulan Mei
sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan berkisar antara bulan November
sampai dengan bulan April.

Nota Desain Hal | II-4


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN

1000.0

900.0

800.0
2006
700.0 2007
Tinggi Curah Hujan (mm)

2008
600.0
2009
500.0 2009
2010
400.0
2011

300.0 2012
2013
200.0
2014

100.0 2015

0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan

Sumber : Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika Kenten Klas II Palembang


Gambar 2. 2 Curah Hujan Bulanan dan Banyak Hari Hujan

Tabel 2. 1 Curah Hujan Bulanan Rata-Rata


Tinggi Curah Hujan Bulanan (mm)
Tahun
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2006 368.0 332.0 377.0 287.5 171.5 83.0 85.4 0.0 26.5 0.0 134.5 378.5
2007 198.0 144.0 345.0 413.0 117.0 161.0 0.0 106.0 18.0 58.0 371.0 273.0
2008 208.0 237.5 205.5 135.0 62.5 39.5 80.0 38.0 48.0 89.5 285.5 146.0
2009 247.0 303.0 289.8 95.0 216.5 120.0 82.5 192.0 15.0 69.2 238.0 243.3
2010 484.0 386.0 529.6 472.0 282.0 50.0 136.0 219.0 270.0 378.0 347.0 378.5
2011 293.0 149.0 801.0 597.1 188.0 61.5 79.0 8.0 129.8 347.0 264.8 909.0
2012 207.0 345.5 192.0 223.5 132.5 96.0 38.0 30.0 50.0 136.0 520.0 318.5
2013 360.5 472.5 372.2 398.3 146.3 232.3 185.7 126.9 301.7 136.4 321.8 398.7
2014 191.2 84.3 315.5 242.4 170.6 73.2 74.9 82.6 1.0 109.9 228.1 437.1
2015 363.3 97.2 300.4 228.5 156.2 111.6 3.5 48.0 0.0 9.6 124.0 134.0
Sumber : Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika Kenten Palembang

II.4 KEPENDUDUKAN
Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir sebagai daerah baru hasil pemekaran mengalami
perkembangan penduduk yang cukup dinamis, pada tahun 2015 tercatat jumlah penduduk
sebanyak 39.895 jiwa, dengan sex ratio sebesar 95,41 atau lebih banyak penduduk perempuan
dibanding penduduk laki-laki.
Kepadatan penduduk di Kecamatan Indralaya 561,27 jiwa/km2, yang berarti pada setiap
kilometer persegi (km2) dihuni oleh sebanyak kurang lebih 561 jiwa. Kepadatan tertinggi
berada di Kelurahan Indralaya Raya yaitu sebesar 3927,78 jiwa, dan kepadatan terendah
terjadi di Desa Tanjung Seteko, sebesar 139,49 jiwa.
Jumlah rumah tangga di Kecamatan Indralaya sebanyak 11.862 KK dengan ratarata kurang
lebih sebanyak 3-4 jiwa/rumah tangga. Berdasarkan kewarganegaraannya, seluruh penduduk
Kecamatan Indralaya merupakan Warga Negara Indonesia.

Nota Desain Hal | II-5


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN

Sumber : Kecamatan Indralaya Dalam Angka 2017

Gambar 1. 2 Kepadatan Penduduk Menurut Desa Di Kecamatan Indralaya Tahun


2016

Nota Desain Hal | II-6


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

BAB III - ANALISA DAN


PEMODELAN

III.1 ANALISA DATA DAN PEMODELAN


Analisa Data yang dilakukan adalah Analisa Data Topografi, Analisa Data Bathimetri
dan Analisa Hidrologi; sedangkan pemodelan yang dilakukan adalah pemodelan
Hidrologi dan Hidraulika.
III.1.1 Analisa Hidrologi
III.1.1.1 Analisa Data Curah Hujan
Dengan mengetahui tabel curah hujan di lokasi proyek atau di daerah sekitarnya, maka
kita dapat menggunakannya untuk kepentingan pekerjaan perencanaan teknis.
Data-data curah hujan yang diperoleh pada suatu lokasi proyek kadang kala tidak
lengkap, berasal lebih dari satu stasiun pengamat hujan dan bahkan tidak ada sama
sekali. Untuk itu perlu dilakukan analisis agar data yang digunakan mewakili
karakteristik daerah proyek yang bersangkutan.
A. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah data dari stasiun-stasiun curah hujan mempunyai sifat yang
serupa satu sama lain atau tidak (homogen) maka perlu dianalisa denga test
homogenitas. Metode ini dikembangkan oleh Lang Bein dari US Geological Survey.
Perhitungan test homogenitas yang dimaksud mempergunakan variabel-variabel
sebagai berikut :
a = jumlah tahun pengamatan setiapstasiun curah hujan
b = besarnya curah hujan harian dengan perioda ulang 10 tahun, untuk analisa ini
diambil dari dua analisa gumbel
c = harga rata-rata dari data curah hujan maksimum
d = perbandingan b dengan c =b/c
e = harga rata-rata dari d
f = perioda ulang dari c
g = faktor resiko = e x f
Harga-harga ini kemudian diplot dalam grafik lengkung homogenitas dari US
Geological Survey di mana terlihat bahwa titik yang menghubungkan harga-harga
recurrence interval dengan lama waktu pengamatan berada di dalam area garis lengkung
kontrol.

Nota Desain Hal | III-7


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

B. Uji Konsistensi Data Hujan


Pada dasarnya metoda pengujian tersebut merupakan pembandingan data stasiun yang
bersangkutan dengan data stasiun lain di sekitarnya. Hal ini dilakukan dengan asumsi
perubahan meteorologi tidak akan menyebabkan perubahan kemiringan garis
hubungan antara data stasiun tersebut dengan data stasiun di sekitarnya, karena
stasiun-stasiun lainnya pun akan ikut terpengaruh kondisi yang sama.
Konsistensi data-data hujan bagi masing-masing stasiun dasar (stasiun yang akan
digunakan untuk menguji) harus diuji terlebih dahulu dan yang menunjukkan catatan
yang tak konsisten harus dibuang sebelum dipergunakan.
Jika tidak ada stasiun yang bisa dijadikan stasiun dasar, atau tidak terdapat catatan
historis mengenai perubahan data, maka analisa awal terhadap data adalah menghapus
data-data yang dianggap meragukan. Konsistensi data hujan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
 Cara Regresi / Korelasi; Mencari korelasi antara stasiun yang akan diuji
konsistensinya dengan data stasiun pembanding. Bila korelasi kedua data
mendekati satu maka data tersebut dapat dikatakan konsisten. Cara ini dipakai jika
daerah aliran (cathment area) kedua stasiun kondisinya dapat diasumsikan homogen.
Bila kondisi daerah aliran tidak homogen, misalkan ada gunung maka cara
regresi/kolerasi tidak berlaku.
 Cara Kurva Masa Ganda; Data hujan pada suatu stasiun akan diuji konsistensinya
dengan meninjau data pos hujan di sekitarnya. Caranya adalah dengan mengeplot
data hujan kumulatifnya (sebagai absis). Jika dari data-data tersebut bisa ditarik
suatu garis lurus dengan kemiringan tertentu, maka data tersebut dianggap
konsisten. Apabila terdapat perubahan kemiringan, maka data-data yang
menyebabkan kemiringan tersebut harus disesuaikan dengan perbandingan
kemiringan dari kedua segmen kurva. Dalam mempergunakan metode ini
diperlukan ketelitian. Titik-titik yang tergambar selalu berdeviasi di sekitar garis
rata-rata, dan perubahan kemiringan hanya dapat diterima bila didukung oleh
penjelasan lain.
C. Memperkirakan Data Curah Hujan yang Hilang
Cara yang biasa digunakan disajikan dalam uraian berikut ini, yaitu cara rata-rata
aljabar, rasio normal dan kebalikan kuadrat jarak. Uraian cara tersebut adalah sebagai
berikut:
i. Rata-rata Aljabar
Cara rata-rata aljabar maksudnya adalah memperkirakan data curah hujan yang
tidak lengkap dengan menghitung rata-rata curah hujan dari stasiun-stasiun
yang terdekat dengan stasiun yang ditinjau pada waktu yang sama.
Misalkan A, B, C dan D adalah stasiun pengamat hujan, apabila pada stasiun D
ada data hujan yang tidak lengkap maka data hilang tersebut dapat diperkirakan
dengan rumus:
HD = 1/3 (HA + HB + HC),

Nota Desain Hal | III-8


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

dimana :
HA, HB, HC = data hujan teramati pada masing-masing stasiun (A, B, C)
HD = data hujan yang diperkirakan pada stasiun D.
Cara tersebut berlaku, apabila perbedaan antara data hujan pada stasiun
terdekat untuk jangka waktu tahunan rata-rata < 10 %.
ii. Perbandingan (Ratio) Normal
Bila ternyata perbedaan data hujan untuk jangka waktu tahunan rata-rata antara
stasiun hujan yang terdekat > 10 %, maka cara rasio normal lebih dianjurkan.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

1  ND ND ND 
HD =  HA  HB  HC  ,
3  NA NB NC 

dimana :
NA, NB, NC = hujan tahunan rata-rata pada masing-masing stasiun A, B
dan C
ND = hujan tahunan rata-rata pada stasiun D.
HA, HB, HC = hujan pada masing-masing stasiun A, B dan C.
HD = data hujan yang diperkirakan pada stasiun D.
Perhitungan-perhitungan ini akan lebih mendekati kenyataan jika dipergunakan
pada daerah pegunungan.

iii. Kebalikan Kuadrat Jarak


Metode ini digunakan oleh ‘US National Weather Service’ untuk peramalan
debit sungai. Dengan memperkirakan hujan pada suatu stasiun sebagai rata-rata
berbobot dari empat stasiun yang terdekat di mana masing-masing terdapat
dalam kuadran yang dibatasi oleh garis utara-selatan dan timur-barat melalui
stasiun yang bersangkutan.
Rumus yang dipergunakan adalah:
1 1 1 1
2 HI  2 H II  2 H III  H
RI R II R III R IV 2 IV
HX =
1 1 1 1
2  2  2 
RI R II R III R IV 2
dimana :
HI, HII, HIII, HIV = hujan pada masing-masing stasiun pada kuadran
I, II, III dan IV
RI, RII, RIII, RIV = jarak masing-masing stasiun terhadap stasiun
yang ditinjau

Nota Desain Hal | III-9


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Hx = hujan yang diperkirakan pada sistem yang


ditinjau.
Apabila satu atau lebih kuadran tidak terisi stasiun hujan, seperti yang mungkin
terjadi pada kasus suatu titik pada daerah pantai, maka perhitungannya hanya
melibatkan kuadran yang tersisa.
Tabel 3. 1 Curah Hujan 1 Hari Maksimum Tahun Tahunan (Tahun 2006 –
2015)

Tahun Tanggal Data Hujan Harian Maksimum (mm)

2006 3-Dec 97
2007 23-Dec 99
2008 24-Nov 85
2009 14-May 133
2010 19-Jan 95
2011 12-Mar 145
2012 19-Nov 77.5
2013 1-Dec 104
2014 26-Dec 66
2015 27-Apr 96.5

Curah Hujan 1 Hari Maksimum Tahunan


160
145
140 133

120
104
Curah Hujan (mm)

97 99 95 96.5
100
85
77.5
80
66
60

40

20

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

Curah Hujan 1 Hari Maksimum Tahunan

Gambar 4. 1 Grafik Curah Hujan 1 Hari Maksimum Tahun Tahunan (Tahun


2006 – 2015)

Nota Desain Hal | III-10


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

D. Hujan Wilayah
Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan rancangan pemanfaatan air adalah
curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan. Stasiun-stasiun pengamat
hujan yang tersebar pada suatu daerah aliran dapat dianggap sebagai titik (point).
Tujuan mencari hujan rata-rata adalah mengubah hujan titik (point rainfall) menjadi
hujan wilayah (regional rainfall) atau mencari suatu nilai yang dapat mewakili pada suatu
daerah aliran. Ada tiga cara pendekatan untuk menghitung hujan rata-rata yang akan
diuraikan berikut ini.
i. Cara Rata-rata Aljabar
Metode ini adalah yang paling sederhana yaitu dengan merata-ratakan tinggi
curah hujan yang terukur dalam daerah yang ditinjau secara aritmatik.
Keuntungan cara ini adalah lebih obyektif jika dibandingkan dengan cara lain.
Hasil yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari hasil yang didapat
dengan cara lain jika dipakai pada daerah datar, stasiun-stasiun penakarnya
banyak dan tersebar merata, dan jikamasing-masing data tidak bervariasi
banyak dari nilai rata-ratanya.
Hujan rata-rata dapat dihitung dengan rumus pendekatan:
1 n
RH = H
n i 1 i
dimana:
Hi = hujan pada masing-masing stasiun i (1,2,…., n dalam areal yang
ditinjau),
N = jumlah stasiun,
RH = rata-rata hujan.
Perlu diketahui bahwa untuk menghitung hujan wilayah dengan menerapkan
cara rata-rata aljabar, data hujan yang ditinjau dan diperhitungkan adalah data
hujan yang berada di dalam daerah aliran (cathment area) dalam hal ini H1, H2,
…., Hn. Yang berada di luar daerah aliran tidak dihitung.
ii. Cara Poligon Thiessen
Cara ini sering dipakai karena mengimbangi tidak meratanya distribusi alat ukur
dengan menyediakan suatu faktor pembobot (weighting factor) bagi masing-
masing stasiun. Cara Poligon Thiessen dapat dipakai pada daerah dataran atau
daerah pegunungan (dataran tinggi) dan stasiun pengamat hujan minimal ada
tiga, sehingga dapat membentuk segitiga.
Koordinat/ lokasi stasiun diplot pada peta, kemudian hubungkan tiap titik yang
berdekatan dengan sebuah garis lurus sehingga membentuk segitiga. Garis-garis
bagi tegak lurus dari garis-garis penghubung ini membentuk poligon di sekitar
masing-masing stasiun. Sisi-sisi setiap poligon merupakan batas luas efektif
yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masing-masing poligon
ditentukan dengan planimetri atau cara lain.

Nota Desain Hal | III-11


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Hujan rata-rata dapat dihitung dengan rumus pendekatan :


n

H .L
i 1
i i
RH = n

Li 1
i

dimana:
Hi = hujan pada masing-masing stasiun 1,2,…., n
Li = luas poligon masing-masing stasiun 1,2,…,n,
n = jumlah stasiun yang ditinjau,
RH = rata-rata hujan.
Kendala terbesar dari metode ini adalah sifat ketidakluwesannya, dimana suatu
diagram Poligon Thiessen baru, selalu diperlukan setiap kali terdapat suatu
perubahan dalam jaringan alat ukurnya

III.1.1.2 Curah Hujan Harian Maksimum Rencana


Berdasarkan data hidrologi yang berhasil dikumpulkan, dilakukan analisis data hujan
untuk mendapatkan data curah hujan rencana. Data hujan yang berhasil dikumpulkan
adalah data hujan harian maksimum pada stasiun wilayah DAS yang menjadi obyek
studi.
Dari data hujan harian maksimum dilakukan analisa curah hujan rencana maximum.
Data ini selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan debit banjir rencana. Curah
hujan rencana diambil untuk periode ulang 5, 10, 20, 50 dan 100 tahun.

A. Analisa Distribusi Frekuensi


Analisa distribusi frekuensi ini dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan
rancangan yang ditetapkan berdasarkan patokan perancangan tertentu.
Curah hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan dengan peluang tertentu yang
mungkin terjadi di suatu daerah atau hujan dengan suatu kemungkinan periode ulang
tertentu.
Ada beberapa metode untuk menghitung besarnya curah hujan rancangan, Dalam studi
ini analisa curah hujan rancangan akan dilakukan dengan menggunakan metode-
metode:
1. Normal,
2. Log Normal
3. Pearson III.
4. Log Pearson Type III.
5. Gumbel,

Nota Desain Hal | III-12


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Untuk menetapkan metode mana yang dapat diterapkan, maka akan dipilih setelah
dilakukan pengujian tingkat kesesuaiannya yang secara rinci akan dibahas pada bagian
berikut :
i. Analisa Distribusi Frekuensi Metode Normal
Persamaan yang digunakan dapat ditulis sebagai berikut :
1 2
t
Pt  
1 2
.e
σ 2
X - 
t 

dimana :
P(t) = fungsi densitas peluang normal (ordinat kurva normal)
 = 3,14156
e = 2,71828
X = variabel acak kontinu
 = rata-rata dari nilai X
 = deviasi standar dari nilai X

ii. Analisa Distribusi Log Normal Dua Parameter


Distribusi log normal merupakan hasil transformasi dari distribusi normal, yaitu
dengan mengubah nilai variat X menjadi nilai logaritmik X. Persamaan yang
digunakan dapat ditulis sebagai berikut :

Log X  log X  k. S log X


dimana :
Log X = nilai variat X yang diharapkan terjadi pada peluang atau periode
ulang tertentu

Log X = rata-rata nilai X hasil pengamatan

S. Log X = deviasi standar dari logaritmik nilai variat X


k = karakteristik dari distribusi log normal. Nilai k dapat
diperoleh pada tabel yang merupakan fungsi peluang kumulatif dan periode
ulang.
iii. Distribusi Log Normal 3 Parameter
Distribusi Log Normal 2 Parameter di atas mempunyai batas bawah = 0, akan
tetapi sering terjadi batas bawah data pengamatan tidak sama dengan 0. Oleh
karena itu perlu dilakukan modifikasi dengan memberikan batas bawah a.
Dengan demikian variabel x ditransformasi menjadi (x-a) dan distribusi dari ln
(x-a) disebut distribusi Log Normal 3 Parameter. Adapun persamaan IDF Log
Normal 3 Parameter adalah :

Nota Desain Hal | III-13


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

n  x -a  y 2
px  
1 2y 2
e
x - a  σ y 2

dimana :
µy = Nilai rata-rata dari ln (x-a), parameterbentuk
σy = Simpangan baku dari ln (x-a), parameter skala
a = Parameter batas bawah
Faktor frekuensi K untuk Distribusi Log Normal 3 Parameter dapat dihitung
dengan 2 cara sebagai berikut :
o Menggunakan standar normal deviate t sebagai berikut:

o Menggunakan persamaan faktor frekuensi K sebagai berikut :

t ln(1 z 2 2  1 ln(1 z 2 2 1
2
e
K
z2
2
1 3
z2  1
 3

 g  g2  4

2
dimana g adalah koefisien skew dari sample variable acak x, yaitu :

dimana,
n = Jumlah sampel data variabel acak x
x = Nilai rata-rata dari sample variabel acak x
s = Simpangan baku dari Sample variabel acak x

iv. Analisa Distribusi Frekuensi Metode E.J. Gumbell


Persamaan metode E.J. Gumbell adalah sebagai berikut :
XT = X + K . Sd
Dimana :
XT = Variate yang diekstrapolasikan yaitu besarnya curah hujan
rancangan untuk periode ulang tertentu.

Nota Desain Hal | III-14


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

x = Harga rerata curah hujan


n

X
i =1
i

X=
n
Sd = Standard deviasi

n
  X i - X
2

i=l
Sd =
n -1
x = nilai rata-rata
Xi = nilai variate ke i
n = jumlah data
K = Faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari periode ulang
(return period) dan tipe distribusi frekuensi.
Untuk menghitung faktor frekuensi E.J. Gumbell Type I digunakan rumus :
YT  yn
K=
Sn
Dimana :
YT = Reduced variate sebagai fungsi periode ulang T
  T - 1 
= - n  - n  
  T 
yn = Reduced mean sebagai fungsi dari banyaknya data n
Sn = Reduced standar deviasi sebagai fungsi dari banyaknya data n
Dengan mensubstitusikan ketiga persamaan diatas diperoleh :
Sx
XT = X  .(YT  Yn)
Sn
Jika :
1 Sx
=
a Sn
Sx
b= X .Yn
Sn

Persamaan diatas menjadi :


1
XT = b  .YT
a
Koefisien Skewness :

Nota Desain Hal | III-15


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

n
n
 (Xi - X) 3
(n - 1) (n - 2) i = l
Cs =
Sd 3
Dimana :
Cs = koefisien skewness
X = nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = jumlah data
Koefisien Kurtosis :
n
  Xi - X 
4
n2
i=l
Ck =
(n -1) (n - 2) (n - 3) Sd 4
Dimana :
Ck = koefisien kurtosis
x = nilai rata-rata
Xi = nilai variate ke i
n = jumlah data
v. Analisa Distribusi Frekuensi Metode Log Pearson Type III
Metode yang dianjurkan dalam pemakaian distribusi Log - Pearson Type III adalah
dengan mengkonservasikan rangkaian datanya menjadi bentuk logaritmis.
Nilai rerata :

LogX =
 log x
n
Standard Deviasi

 Log X 
n 2
i - Log X
i=l
Sd =
n -1
dimana :
X = curah hujan (mm)
LogX = rerata Log X
K = faktor frekuensi

B. Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi


i. Uji secara vertikal dengan Chi Square
Uji chi kuadrat digunakan untuk menguji simpangan secara vertikal apakah
distribusi frekuensi pengamatan dapat diterima oleh distribusi teoritis.
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Nota Desain Hal | III-16


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

 (EF - OF)
i 1
2

(X 2 )hit =
EF
EF = n/K
Jumlah kelas distribusi dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
K = 1 + 3,22 log n
Dimana :
OF = nilai yang diamati (observed frequency)
EF = nilai yang diharapkan (expected frequency)
K = jumlah kelas distribusi
n = banyaknya data
Agar distribusi frekuensi yang dipilih dapat diterima, maka harga X 2< X2 Cr Harga
X2 Cr dapat diperoleh dengan menentukan taraf signifikasi  dengan derajat
kebebasannya (level of significant).
ii. Uji secara horisontal dengan Smirnov Kolmogorov
Uji ini digunakan untuk menguji simpangan horisontal yaitu selisih/simpangan
maksimum antara distribusi teoritis dan empiris ( maks) dimana dihitung
dengan persamaan :
 maks = [ Sn - Px]
dimana :
maks = selisih data probabilitas teoritis dan empiris
Sn = peluang teoritis
Px = peluang empiris
Kemudian dibandingkan antara  maks dan  cr. Apabila  maks <cr, maka
pemilihan metode frekuensi tersebut dapat diterapkan untuk data yang ada.
Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Data hujan diurutkan dari kecil ke besar
2. Menghitung Sn (x) dengan rumus Weibull sebagai berikut :
Sn = m/(n-1)*100%
dimana :
P = probabilitas (%)
m = nomor urut data dari seri yang telah diurutkan
n = banyaknya data
3. Menghitung probabilitas terjadi (Pr)
C. Uji Pemilihan Distribusi Frekuensi
Penentuan distribusi frekuensi didasarkan pada parameter statistik Cs (Skewness) dan
Ck (Kurtosis) seperti tersebut diatas. Syarat pemilihan distribusi frekuensi adalah
sebagaimana disajikan pada berikut :

Nota Desain Hal | III-17


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Tabel 3. 2 Distribusi Frekuensi Cs dan Ck

Jenis Metode Ck Cs

Gumbell 5.4002 1.1396

Normal 3.0 0

Log Pearson bebas bebas

Tabel 3. 3 Analisa Distribusi Curah Hujan


Curah Hujan Harian Maksimum Rencana (mm) Pada Periode Ulang Analisa Kesesuaian Distribusi
Metode Distribusi Deviasi Maksimum
2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 50 Tahun 100 Tahun Chi² Kolmogorov-Smirnov
Normal 99.8 119.764 130.199 141.328 148.517 154.983 ACCEPT ACCEPT 0.157
Normal (L-Moments) 99.8 119.806 130.263 141.415 148.619 155.099 ACCEPT ACCEPT 0.15715
LogNormal 97.10 118.27 131.12 146.36 157.14 167.51 ACCEPT ACCEPT 0.11201
Galton 96.8892 118.094 131.114 146.695 157.792 168.528 ACCEPT 0.10834
Exponential 92.5212 114.256 130.698 152.434 168.876 185.318 ACCEPT ACCEPT 0.18598
Exponential (L-Moments) 91.5695 116.146 134.738 159.315 177.907 196.499 ACCEPT ACCEPT 0.19639
Gamma 97.9271 119.022 131.15 144.94 154.328 163.099 ACCEPT ACCEPT 0.12714
Pearson III 96.7081 118.324 131.493 147.015 157.876 168.215 ACCEPT 0.10767
Log Pearson III 96.5448 118.002 131.713 148.666 161.104 ACCEPT 0.10846
EV1-Max (Gumbel) 95.9018 116.873 130.757 148.301 161.315 174.234 ACCEPT ACCEPT 0.11935
EV2-Max 94.3276 113.029 127.407 148.219 165.826 185.37 ACCEPT ACCEPT 0.15168
EV1-Min (Gumbel) 103.698 119.284 125.911 132.109 135.718 138.736 ACCEPT ACCEPT 0.22161
EV3-Min (Weibull) 100.95 120.228 129.501 138.821 144.553 149.529 ACCEPT ACCEPT 0.17657
GEV-Max 96.7311 118.062 131.329 147.176 158.306 168.853 ACCEPT 0.10573
GEV-Min 96.3369 118.944 132.294 147.453 157.681 167.136 ACCEPT 0.11413
Pareto 94.7106 120.483 134.942 149.175 157.161 163.345 ACCEPT 0.15113
GEV-Max (L-Moments) 95.5807 117.511 132.17 150.851 164.827 178.798 ACCEPT 0.12585
GEV-Min (L-Moments) 95.4075 118.898 133.353 150.179 161.746 172.579 ACCEPT 0.12966
EV1-Max (Gumbel, L-Moments) 95.7236 117.653 132.173 150.518 164.128 177.637 ACCEPT ACCEPT 0.12333
EV2-Max (L-Momments) 93.2113 114.554 131.309 156.026 177.324 201.338 ACCEPT ACCEPT 0.17196
EV1-Min (Gumbel, L-Moments) 103.876 120.175 127.105 133.586 137.36 140.516 ACCEPT ACCEPT 0.22506
EV3-Min (Weibull, L-Moments) 100.944 120.295 129.607 138.969 144.728 149.728 ACCEPT ACCEPT 0.17664
Pareto (L-Moments) 94.8914 121.089 135.419 149.18 156.708 162.412 ACCEPT 0.13795
GEV-Max (kappa specified) 94.3997 113.292 127.689 148.357 165.706 184.835 ACCEPT ACCEPT 0.14985
GEV-Min (kappa specified) 101.747 120.184 128.756 137.201 142.317 146.713 ACCEPT ACCEPT 0.18898
GEV-Max (kappa specified, L-Moments) 93.6423 115.184 131.6 155.167 174.949 196.76 ACCEPT ACCEPT 0.16286
GEV-Min (kappa specified, L-Moments) 101.76 120.316 128.944 137.445 142.594 147.018 ACCEPT ACCEPT 0.18944

Tabel 3. 4 Curah Hujan 1 Harian Maksimum Rencana

Periode Ulang Curah Hujan Harian Maksimum Rencana


(Tahun) (mm)
2 97.10
5 118.27
10 131.12
25 146.36
50 157.14
100 167.51

Nota Desain Hal | III-18


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

III.1.1.3 Intensitas Hujan (Rainfall Intensity)


Walaupun besarnya intensitas hujan tergantung pada durasi curah hujan, beberapa
prosedur untuk menentukan debit puncak banjir adalah dengan mengasumsikan
intensitas hujan yang konstan. Intensitas curah hujan rencana merupakan besarnya
curah hujan yang terjadi pada kurun waktu di mana air tersebut berkonsentrasi.
Besarnya intensitas hujan dapat dihitung menggunakan Lengkung intensitas curah
hujan (IDC atau Intensity Duration Curve) yaitu kurva yang menggambarkan hubungan
antara lamanya pengaliran dan intensitas curah hujan. Dalam membuat IDC
memerlukan data lengkap dari stasiun pengamat. Apabila data tidak lengkap atau tidak
ada, maka dapat digunakan data pembanding suatu daerah dengan anggapan sifat dan
ciri curah hujan di daerah tersebut kurang lebih sama dengan daerah yang ditinjau
untuk kasus yang dihadapi.

DR. Mononobe (Jepang)


2/3
R  24 
IT  T   (mm / jam )
24  t 
L
t ( jam )
v

 H 
0,6

t  72  (km / jam )


 L 
Dimana:
IT = intensitas hujan (mm/jam)
RT = hujan harian dengan PUH (tahun ) dalam (mm)
T = waktu tempuh aliran di saluran dalam (jam)
V = kecepatan aliran
H = beda tingi hulu-hilir (km)
Tabel 3. 5 Intensitas Curah Hujan Menitan
Intensitas Curah Hujan Menitan (mm/jam)
Tr
60 120 180 240 300 360
(Tahun) menit menit menit menit menit menit
2 33.66 21.21 16.18 13.36 11.51 10.19
5 41.00 25.83 19.71 16.27 14.02 12.42
10 45.46 28.64 21.85 18.04 15.55 13.77
25 50.74 31.97 24.39 20.14 17.35 15.37
50 54.48 34.32 26.19 21.62 18.63 16.50
100 58.07 36.58 27.92 23.05 19.86 17.59
Hasil perhitungan intensitas hujan Mononobe tersebut merupakan nilai kumulatif dari
intensitas hujan tiap jamnya. Untuk memperoleh disribusi setiap menit, maka nilai
kumulatif ini harus disesuaikan berdasarkan persamaan berikut :

Nota Desain Hal | III-19


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

𝑅𝑡 = (𝑡 × 𝑅𝑇 ) − [(𝑡 − 1) × (𝑅𝑇−1 )]
Distribusi hujan menitan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 6 Intensitas Curah Hujan Menitan Rencana

Intensitas Curah Hujan Menitan (mm/jam)


Tr
60 120 180 240 300 360
(Tahun) menit menit menit menit menit menit
2 6.55 9.74 53.43 13.89 7.76 5.73
5 7.98 11.87 65.09 16.92 9.45 6.97
10 8.84 13.16 72.16 18.76 10.47 7.73
25 9.87 14.69 80.55 20.94 11.69 8.63
50 10.60 15.77 86.48 22.48 12.55 9.27
100 11.30 16.81 92.18 23.96 13.38 9.88

III.1.2 Pemodelan Hidrologi


Besarnya debit rencana dapat dihitung menggunakan bantuan software, salah satunya
ialah HEC-HMS. Software yang dikembangkan oleh United States Army Corps of
Engineers (USACE) Hydraulic Engineering Centre (HEC), yaitu HEC-HMS 3.0. Aplikasi
HEC-HMS ini merupakan aplikasi yang sifatnya publik domain/freeware yang
dikembangkan oleh US ARMY.
Dalam perhitungan debit banjir dengan menggunakan pemodelan hidrologi HEC-HMS,
terlebih dahulu harus diketahui bagian utama dari pemodelan hidrologi, yaitu:
1. Basin Models (Model DAS)
2. Meteorologic Models (Model Hujan)
3. Control Specifications (Batasan Waktu Pemodelan)
4. Time Series Data (Distribusi Data Hujan)
Untuk mendapatkan hasil pemodelan hidrologi dengan menggunakan program Hec –
HMS 3.0, harus melalui tiga tahapan yaitu input data, running program, dan output
running.
Penentuan daerah tangkapan air / daerah aliran sungai (DAS) dilakukan untuk
mengetahui batas areal yang berpengaruh. Secara umum, batas penentuan batas DAS
dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap peta jaringan sungai serta kondisi
topografi lokasi yang bersangkutan. Biasanya batas DAS ditentukan dari punggung-
punggung bukit.
Penentuan batas DAS / catchment area pada daerah padat pemukiman dilakukan dengan
metode yang kurang lebih sama, namun penentuan batas-batas DAS biasanya
disesuaikan berdasarkan kondisi nyata di lapangan. Dimana batas-batas yang
diaplikasikan mengambil berdasarkan trase jalan, hal ini dilakukan karena pada
kenyataan di lapangan, konstruksi / bangunan jalan menjadi pembatas aliran pada
lahan, kemudian aliran air diakomodasi oleh saluran drain jalan / pemukiman, dan
selanjutnya dialirkan ke jaringan-jaringan sungai terdekat. Berdasarkan penyesuaian-

Nota Desain Hal | III-20


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

penyesuaian terhadap penentuan batas catchment area tersebut, maka berikut


merupakan batasan catchment area yang berlaku terhadap Kolam Rentensi UNSRI.

Gambar 3. 1 Batas Catchment Area Kolam Retensi Universitas Sriwijaya

Berdasarkan hasil digitasi di atas, diketahui bahwa luasan Catchment Area Kolam Retensi
Unoversitas Sriwijaya sebesar 1.013 ha atau 101,3 km².

Gambar 3. 2 Skematik Pemodelan Hec HMS DAS Kolam Retensi Universitas


Sriwijaya

Nota Desain Hal | III-21


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Gambar 3. 3 Output Hidrograf Banjir Pada Segmen Inlet Kolam Retensi


Universitas Sriwijaya

Didasarkan Pada Tipe Proyek Pengendalian Banjir Periode Ulang


Sistem Saluran
Dan Jumlah Penduduk Tahap Awal Tahap Akhir
Sungai Proyek Mendesak (Emergency Project) 5 10
Proyek Baru (New Project) 10 25
Proyek Peningkatan (Updating Project)
- Untuk daerah pedesaan dan atau perkotaan
25 50
dengan jumlah penduduk kurang dari 2 juta jiwa
- Untuk daerah perkotaan dengan jumlah
25 100
penduduk lebih dari 2 juta jiwa

Sistem Saluran Pedesaan 2 5


Drainase Sekunder Perkotaan dengan jumlah penduduk kurang dari
5 10
(Luas DPS > 500 Ha 500 ribu jiwa
Perkotaan dengan jumlah penduduk antara 500 -
5 15
2 juta jiwa
Perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari
10 25
2 juta jiwa

Sistem Saluran Pedesaan dan Perkotaan 1 2


Drainase Tersier
(Luas DPS < 10 Ha)
Sumber : Pedoman pengendalian banjir, DPU, Direktorat Jenderal Pengairan,1996

Besaran debit yang direncanakan di dalam perkerjaan ini ditentukan berdasarkan


Pedoman Pengendalian Banjir, DPU, Direktorat Jendral Pengairan, 1996.maka dapat
diketahui bahwa lokasi pekerjaan termasuk di dalam Tipe Proyek Pengendalian Banjir
“Daerah Pedesaan dan atau perkotaan dengan jumlah penduduk kurang dari 2 juta
jiwa” tahap awal, sehingga periode ulang banjir yang ditanggulangi adalah banjir
hingga periode ulang 25 Tahun.

Nota Desain Hal | III-22


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

III.1.3 Pemodelan Hidrodinamik


Program HEC-RAS dikeluarkan oleh U.S. Army Corps of Engineers. Program HEC-RAS
sendiri dikembangkan oleh The Hydrologic Engineer Centre (HEC), yang merupakan
bagian dari oleh U.S. Army Corps of Engineers.
Program dengan versi yang terbaru ini dapat menangani jaringan saluran air secara
penuh untuk kalkulasi aliran tunak (steady). Perhitungan dasarnya mengikuti prosedur
pemecahan kalkulasi energi aliran satu dimensi. Kehilangan energi dievaluasikan
terhadap friksi yang terjadi pada saat pengaliran (persamaan manning), kontraksi dan
ekspansi saluran (dengan koefisiennya yang dikalikan dengan kecepatan alir).
Persamaan momen digunakan saat situasi dimana profil muka air secara cepat
bervariasi. Selanjutnya perhitungan juga bisa dilakukan terhadap talang air, gorong-
gorong, pompa air dan struktur bangunan air lainnya.
Penyelesaian aliran tak tunak diambil dari model UNET yang pernah dibuat oleh Dr.
Robert L. Barkau. Fasilitas perhitungan aliran tak tunak ini dikembangkan terutama
untuk kalkulasi aliran subkritis. Berikut ini adalah GUI tampilan dari HEC-RAS.

Gambar 3. 4 Tampilan Aplikasi HEC-RAS

Program HEC-RAS menggunakan pengaturan data dimana dengan data geometri yang
sama bisa dilakukan kalkulasi data aliran yang berbeda-beda, begitu juga dengan
sebaliknya. Data geometri terdiri dari layout permodelan disertai cross section untuk
saluran-saluran yang dijadikan model. Data aliran ditempatkan terpisah dari data
geometri. Data aliran bisa dipakai salah satu antara data aliran tunak atau data aliran
tak tunak. Dalam masing-masing data aliran tersebut harus terdapat boundary condition
dan initial condition yang sesuai agar permodelan dapat dijalankan. Selanjutnya bisa
dilakukan kalkulasi dengan membuat skenario simulasi. Skenario simulasi harus terdiri
dari satu data geometri dan satu data aliran.

Nota Desain Hal | III-23


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Gambar III.1 Tampilan Tool dan Editor Aplikasi HEC-RAS

Gambar 3. 5 Flow Chart Pemodelan Hidrodinamik dengan HEC-RAS

Persamaan yang digunakan dalam melakukan analisa hidrodinamik, pada aplikasi ini
adalah dengan dasar persamaan garis energi. Profil muka air dari satu tampang ke
tampang berikutnya dihitung dengan persamaan energi dengan prosedur iterasi
standar step. Persamaan energi adalah sebagai berikut:

Nota Desain Hal | III-24


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

𝛼2 𝑣2 𝛼1 𝑣1
𝑦2 + 𝑧2 + = 𝑦1 + 𝑧1 + + ℎ𝑒
2𝑔 2𝑔
dengan:
y2, y1 : kedalaman air (m)
z1, z2 : jarak dari garis referensi (m)
1, 2 : koefisien kecepatan
v1, v2 : kecepatan aliran (m/detik)
g : percepatan grafitasi (m/detik2)
he : tinggi hilang (m)

Gambar 3. 6 Profil Memanjang dan Garis Energi pada Pias Sungai

Kehilangan energi, he diperhitungkan berdasarkan kekasaran dan kontraksi aliran air.


Persamaan kehilangan energi tersebut adalah sebagai berikut:

𝛼2 𝑉2 2 𝛼1 𝑉12
ℎ𝑒 = 𝐿𝑆𝑓̅ + 𝐶 | − |
2𝑔 2𝑔
dengan:
𝐿 = panjang tiap patok (section) sungai
𝑆𝑓̅ = angka kekasaran saluran antara 2 patok sungai
𝐶 = koefisien kehilangan akibat kontraksi aliran air

𝐿𝑙𝑜𝑏 𝑄̅𝑙𝑜𝑏 + 𝐿𝑐ℎ 𝑄̅𝑐ℎ + 𝐿𝑟𝑜𝑏 𝑄̅𝑟𝑜𝑏


𝐿=
𝑄̅𝑙𝑜𝑏 + 𝑄̅𝑐ℎ + 𝑄̅𝑟𝑜𝑏
dengan:
𝐿𝑙𝑜𝑏 , 𝐿𝑐ℎ , 𝐿𝑟𝑜𝑏 = panjang antara potongan melintang tiap patok sungai untuk tanggul
kiri, saluran utama dan tanggul kanan saluran
𝑄̅𝑙𝑜𝑏 , 𝑄̅𝑐ℎ , 𝑄̅𝑟𝑜𝑏 = rerata aritmatika untuk debit pada tanggul kiri, saluran utama dan
tanggul kanan saluran

Untuk menghitung debit yang melewati suatu tampang menggunakan persamaan


Manning dan tampang melintang saluran dibagi menjadi beberapa subdivisi atau pias

Nota Desain Hal | III-25


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

antara lain saluran sebelah kiri, saluran utama dan saluran sebelah kanan seperti
ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 3. 7 Tampang Saluran yang Dibagi Menjadi Beberapa Pias

Persamaan untuk menghitung debit yang melalui pias-pias tersebut di atas adalah
sebagai berikut :

𝑄 = 𝐾 𝑆 1/2𝑓
1,486 2/3
𝐾= 𝐴𝑅
𝑛
dengan:
K = Besarnya debit tiap pias
N = Angka kekasaran Manning tiap pias
A = Luas penampang basah tiap pias
R = Jari-jari hidrolik tiap pias (luasan/penampang basah)

Data cross section hasil dari survey lapangan menjadi masukan data geometri pemodelan
pada program HEC-RAS. Berikut merupakan contoh potongan melintang sungai hasil
pengukuran lapangan.

Nota Desain Hal | III-26


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Gambar 3. 8 Beberapa Contoh Potongan Melintang Hasil Pengukuran


Lapangan

Selanjutnya setelah dilakukan pembuatan geometri pemodelan, maka selanjutnya


dilakukan pembebabanan pada syarat batas / boundary condition dengan debit dari hasil
perhitungan analisa hidrologi untuk masing-masing boundary condition / batas
pemodelan. Batas pemodelan di bagian hulu sungai berupa flow / debit, debit pada
bagian hulu ini merupakan debit yang berasal dari analisa hidrologi dengan skenario
debit rata-rata (low flow), sedangkan boundary di bagian hilir sungai berupa fluktuasi air
pasang surut.

Nota Desain Hal | III-27


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Gambar 3. 9 Skematik Pemodelan Hidrodinamik dengan HEC-RAS

Dengan menggunakan aplikasi HEC-RAS akan memudahkan dalam melakukan analisa


hidrodinamik pada kondisi eksisting, mengingat pada aplikasi HEC-RAS input
geometri saluran/sungai merupakan hasil pengukuran cross section penampang
sungai/saluran yang akan dikaji, disamping itu kemudahan improvement kondisi
saluran / sungai dapat secara langsung dilakukan dalam aplikasi ini (tanpa harus
melakukan inputing data desain). Aplikasi HEC-RAS juga dapat memberikan gambaran
besaran volume improvement (galian) yang diskenariokan sehingga hal ini akam
mempercepat perhitungan volume terhadap galian saluran yang direncanakan.

Nota Desain Hal | III-28


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Gambar 3. 10 Profil Memanjang Hasil Pemodelan dengan HEC-RAS

Di dalam melakukan model hidraulik, perlu dilakukan kalibrasi ketinggian banjir


terhadap kejadian banjir yang pernah terjadi, hal ini bertujuan agar hasil analisa dan
pemodelan yang dilakukan sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Data-data ketinggian
banjir dilakukan dengan melakukan penelusuran batas banjir maupun melalui
wawancara langsung dengan masyarakat setempat mengenai kejadian banjir yang
pernah terjadi.
Pada bagian hilir / outlet kolam retensi direncanakan dibangun sebuah bangunan
bendung, bangunan ini bertujuan untuk mempertahankan muka air di dalam kolam
retensi pada elevasi tertentu. Berikut hasil pemodelan muka air pada outlet kolam
retensi pada kondisi eksisting dan setelah dibangun kontruksi bendung (kondisi
desain):

Nota Desain Hal | III-29


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Gambar 3. 11 Perbandingan Elevasi Muka Air Banjir Periode Ulang 25


Tahunan Pada Kondisi Eksisting Dan Setelah Dibangun Konstruksi
Bendung (Kondisi Desain)

Gambar 3. 12 Kondisi Genangan Banjir Periode Ulang 2 Tahunan Pada


Kondisi Desain

Nota Desain Hal | III-30


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
ANALISA DAN PEMODELAN

Gambar 3. 13 Kondisi Genangan Banjir Periode Ulang 25 Tahunan Pada


Kondisi Desain

Volume
Elevasi Area (m²) Volume (m³)
Kumulatif (m³)
0.00 4,927.68
0.50 19,455.11 5,695.67 5,695.67
1.00 33,381.80 13,053.53 18,749.20
1.50 53,474.87 21,517.83 40,267.03
2.00 95,273.22 36,687.57 76,954.60
2.50 153,160.94 61,538.68 138,493.28
3.00 261,504.50 102,466.01 240,959.29
3.50 388,221.83 161,391.85 402,351.14
4.00 570,345.48 238,186.80 640,537.94
4.50 811,803.49 343,766.03 984,303.98
5.00 1,041,376.43 462,105.41 1,446,409.39
5.50 1,267,189.90 576,219.03 2,022,628.42
6.00 1,536,102.37 699,745.75 2,722,374.17

Gambar 3. 14 Analisa Tampungan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya


Setelah Dilakukan Upaya Pembendungan Dan Normalisasi / Penggalian

Dengan adanya rencana pembendungan dan upaya penggalian (penambahan volume


sebesar 669.940,8 m³), maka besaran total volume tampungan embung diperkirakan
menjadi sebesar ±1.310.478,74 m³.

Nota Desain Hal | III-31


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
VOLUME PEKERJAAN (BOQ)

BAB IV - VOLUME PEKERJAAN


(BOQ)

Setelah dilakukan perhitungan, analisa, dan desain, maka selanjutnya dapat


diestimasikan besaran volume pelaksanaan konstruksi di lokasi pekerjaan.
Secara garis besar, berikut item pekerjaanya :
1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Struktur Bendung
3. Pekerjaan Struktur Jembatan Dan Abutmen
Tabel 4. 1 Estimasi Volume Pekerjaan (BOQ)

No. Item Kuantitas /


Uraian Pekerjaan Satuan
Pekerjaan Volume
I Pekerjaan Persiapan
I.1 Uitset (per m') m' 460
I.2 Papan Nama Pekerjaan Ls 1
1.3 Mobilisasi Dan Demobilisasi Ls 1
1.4 Fasilitas Sementara Ls 1
II Pekerjaan Tanah
II.1 Galian Tanah Dengan Excavator m³ 669940.8
II.2 Perapihan Tanggul m³ 669940.8
III Pekerjaan Struktur Bendung
III.1 Lantai Kerja m³ 42.1
III.2 Bekisting m² 165.9
III.3 Pembesian kg 41570.1
III.4 Beton m³ 377.9
III.5 Plesteran m² 378.2
III.6 Bronjong m³ 36.0
III.7 Pintu Sorong b = 1 Unit 2
III.8 Pengadaan Steel Sheet Pile (OT-11 A, L = 8 Meter) Buah 276
III.9 Pemancangan Steel Sheet Pile (OT-11 A, L = 12 Meter) m 1380
IV Pekerjaan Struktur Jembatan & Abutmen
III.1 Lantai Kerja m³ 26.1
III.2 Bekisting m² 102.9
III.3 Pembesian kg 23426.9
III.4 Beton m³ 234.3
III.5 Plesteran m² 234.5

Nota Desain Hal | IV-1


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB V - RENCANA ANGGARAN


BIAYA (RAB)

Di dalam melakukan estimasi anggaran, perlu dilakukan perhitungan analisa harga


satuan pekerjaan, untuk menentukan harga pekerjaan berdasarkan volume pekerjaan
tertentu.
Tabel 5. 1 Estimasi Anggaran Biaya
No. Item Kuantitas / Harga Satuan
Uraian Pekerjaan Satuan Jumlah Harga (Rupiah)
Pekerjaan Volume (Rp)
I Pekerjaan Persiapan
I.1 Uitset (per m') m' 460 11,449 5,266,724
I.2 Papan Nama Pekerjaan Ls 1 1,475,000 1,475,000
1.3 Mobilisasi Dan Demobilisasi Ls 1 35,000,000 35,000,000
1.4 Fasilitas Sementara Ls 1 25,000,000 25,000,000
II Pekerjaan Tanah
II.1 Galian Tanah Dengan Excavator m³ 669940.8 41,872 28,052,037,227
II.2 Perapihan Tanggul m³ 669940.8 21,000 14,068,757,220
III Pekerjaan Struktur Bendung
III.1 Lantai Kerja m³ 42.1 1,513,164 63,768,512
III.2 Bekisting m² 165.9 73,072 12,124,569
III.3 Pembesian kg 41570.1 22,989 955,648,251
III.4 Beton m³ 377.9 1,513,164 571,839,793
III.5 Plesteran m² 378.2 102,000 38,580,098
III.6 Bronjong m³ 36.0 872,000 31,392,000
III.7 Pintu Sorong b = 1 Unit 2 55,000,000 110,000,000
III.8 Pengadaan Steel Sheet Pile (OT-11 A, L = 8 Meter)
Buah 276 19,593,237 5,407,733,412
III.9 Pemancangan Steel Sheet Pile (OT-11 A, L = 12 Meter)
m 1380 93,585 129,147,300
IV Pekerjaan Struktur Jembatan & Abutmen
III.1 Lantai Kerja m³ 26.1 1,513,164 39,530,494
III.2 Bekisting m² 102.9 73,072 7,516,095
III.3 Pembesian kg 23426.9 22,989 538,556,587
III.4 Beton m³ 234.3 1,513,164 354,487,015
III.5 Plesteran m² 234.5 102,000 23,916,040
V Pengawasan
IV.1 Kegiatan Pengawasan / Supervisi Ls 1.0 500,000,000 500,000,000
Sub Total V Rp 500,000,000

Total Rp 50,971,776,336
PPN 10% Rp 5,097,177,634
Jumlah Total Rp 56,068,953,970
Dibulatkan Rp 56,068,900,000
Terbilang
Lima Puluh Enam Milyar Enam Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah

Nota Desain Hal | V-1


Perencanaan Kolam Retensi Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2017

Anda mungkin juga menyukai