Anda di halaman 1dari 9

NASKAH ROLEPLAY ANSIETAS SP 1 DAN SP 2

(ANSIETAS PRA AMPUTASI)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh (Kelompok II) :

Amelia Fasha

Neni Nopiyanti

Robby Heriana Rochim

Seli Hardian

Shafira Qurratunainy

Syamsul Arifin

Tia Purwantini

Try Fahmi Faozi

Yanti Suryanengsih

Tingkat : III C

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS SUMEDANG

Jalan Margamukti Ds. Licin No. 93 Cimalaka Sumedang Telp. (0261) 203084

2018
Klien Fahmi beragama Islam mengalami kecelakaan lalu lintas, dibagian kaki kanan
terdapat fraktur tulang femur (paha). Oleh dokter di diagnosa dengan fraktur femur sinistra
dan tidak dapat dilakukan lagi penanganan medis oleh karena itu klien tiga hari yang akan
datang akan dilakukan amputasi. Pada saat pengkajian tampak klien mengalami
kecemasan yang sedang dimana terdapat tanda-tanda seperti gelisah, klien hanya fokus
pada kakinya yang akan diamputasi, sulit konsentrasi, tapi masih dapat melakukan sesuatu
dengan arahan orang lain.

Sekarang klien mengalami kecemasan yang sedang dikarenakan klien merasa


terancam dengan kakinya yang akan diamputasi tersebut. Tampak keluarga juga sedang
mendampingi klien. Saat ini klien dirawat diruang ortopedi RS Hasan Sadikin.

Komunikasi Terapeutik
1. Praorientasi
Perawat mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dan memikirkan hal-hal yang perlu
ditanyakan dan dilakukan kepada klien serta bertanya tentang kondisi klien kepada
teman sejawat yang jaga malam.
2. Orientasi
Perawat : Assalamualaikum, pak Fahmi.
Klien : Waalaikumsalam.
Perawat : Perkenalkan pa saya perawat Amelia, bapak bisa memanggil saya
perawat Amel, saya perawat yang bertugas pada pagi hari ini. Tujuan
saya kesini adalah untuk memeriksa tekanan darah bapak.
(kemudian perawat memeriksa tekanan darah pasien)
Perawat : Wahh tekanan darah bapak cukup tinggi yaitu 140/80 mmHg. Kalau
boleh tahu bagaimana perasaan bapak saat ini?
Pasien : Saya takut suster
Perawat : Takut kenapa pa?
Klien : Saya takut dan cemas karena besok sore kaki saya akan di amputasi.
Perawat : Ohh jadi begitu. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar
mengenai kecemasan yang sedang bapak alami, kira-kira 20 menit,
tempatnya disini saja, bagaimana bapak, apakah bapak bersedia?
Klien : Baiklah saya bersedia, suster.
Perawat : Oke, bapak, kita mulai pembicaraannya ya, nah pa, pertama saya mau
nanya dulu pa, apa yang menyebabkan bapak tampak cemas?
Klien : Begini suster, kata Dokter kaki saya harus diamputasi karena sudah
tidak dapat lagi diobati, saya terus memikirkan bagaimana saya akan
hidup tanpa kaki saya sebelah, saya khawatir tidak bisa bekerja lagi.
Perawat : Ohh, begitu ya pak, trus biasanya kapan saja bapak terpikirkan
mengenai hal itu?
Klien : Biasanya saya terpikirkan hal itu pada saat waktu-waktu luang,
misalnya pada saat keluarga saya nebus obat atau pergi atau saat
mereka tertidur.
Perawat : Oh, begitu pak, itu saat suasana lingkungan sepi ya pa?
Klien : Iya suster
Perawat : Nah, bapak, saya mau nanya lagi, bapak ingat tidak perilaku atau
sikap bapak saat bapak merasa cemas, misalnya seperti apa pak?
Klien : Saya akan berperilaku gelisah, berbaring tidak tenang atau bolak balik
kanan kiri, dan terus menatap kaki saya.
Perawat : Emm.. seperti itu ya pak, trus setelah itu apa yang bapak lakukan
untuk mengatasi kecemasan bapak?
Klien : Saya tidak tau.
Perawat : Nah jadi ada beberapa teknik untuk mengatasi kecemasan yang
bapak rasakan, yang pertama yaitu cara pengalihan situasi, nah, jadi
kalau misalnya bapak sedang mengalami kecemasan bapak bisa
melakukan hal yang bapak sukai, misalnya tidur, menonton tv atau
membaca buku. Bagaimana bapak apakah sudah jelas?
Klien : Ya suster, sangat jelas.
Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
Klien : Saya sudah mengerti bagaimana cara mengatasi kecemasan seperti
yang suster katakana tadi yaitu dengan cara mengalihkan situasi.
Perawat : Coba bapak sebutkan tadi bagaimana cara mengatasinya tadi?
Klien : Suster bilang tadi bisa dengan mengalihkan situasi dengan melakukan
kegiatan seperti tidur, menonton tv, membaca buku atau yang lainnya
Perawat : Wahh hebat. Bapak dapat mengingatnya dengan baik, nanti apabila
bapak kembali merasa cemas bapak bisa mempraktekkan cara yang
telah kita bicarakan tadi. Bagaimana bapak, apakah sudah jelas?
Klien : Ya sangat jelas sekali, suster.
Perawat : Baiklah bapak, nanti siang sekitar jam 14.00 saya akan kesini lagi
melihat keadaan bapak, dan apabila bapak masih merasa cemas
saya akan mengajarkan kepada bapak cara mengatasinya dengan
teknik yang kedua yaitu teknik nafas dalam. Bagaimana bapak,
apakah bapak bersedia?
Klien : Baiklah, saya bersedia perawat.
Perawat : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, Assalamu’alaikum.
Klien : Wa’alaikumsalam
SP 2
Perawat : Assalamualaiukum bapak Fahmi.
Klien : Waalaikumsalam.
Perawat : Bagaimana perasaan bapak siang ini?
Klien : Saya masih merasa cemas, sus.
Perawat : Apakah bapak sudah melakukan cara mengatasi kecemasan seperti
yang saya ajarkan sebelumnya pak?
Klien : Sudah pak, saya menonton tv, tapi tetap saja saya merasa cemas.
Perawat : Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau sekarang saya ajarkan
bagaimana cara mengatasi kecemasan yang kedua, yaitu dengan
cara teknik nafas dalam, kita melakukannya disini saja pak, kurang
lebih 10 menit, bagaimana apakah bapak bersedia?
Klien : Baiklah saya bersedia, suster.
Perawat : Baiklah pak jadi seperti ini caranya, saya praktikan dulu nanti kita akan
praktikan bersama-sama cara nya adalah, tarik nafas dalam-dalam
tahan selama 10 detik lalu hembuskan melalui mulut perlahan lahan
bagaimana bapak apakah kita bisa melakukannya sekarang
Klien : Ya kita bisa.
Perawat : Tarik napas bapak yang dalam tahan saya hitung sampai 10 ya bapak
tahan 1,2,3...... sudah kita ulang tiga kali ya pak. Wahh bagus bapak
dapat mempraktekkannya dengan sangat bagus.
Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita melakukan teknik napas
dalam tadi?
Klien : Saya merasa sedikit lebih tenang sekarang sus.
Perawat : Coba bapak ulangi bagaimana caranya tadi cara mengatasi
kecemasan dengan cara teknik nafas dalam?
(Klien mempraktekkan bagaimana cara melakukan teknik nafas dalam)
Perawat : Wahh bagus bapak bisa mempraktekkannya dengan sangat bagus
sekali. Nanti apabila bapak kembali merasa cemas bapak bisa
mempraktekkan cara yang telah saya ajarkan tadi. Bagaimana bapak,
apakah sudah jelas?.
Klien : Ya sangat jelas sekali, suster.
Perawat : Baiklah bapak, nanti sore sekitar jam 17.00 saya akan kesini lagi
melihat keadaan bapak, dan apabila bapak masih merasa cemas
saya akan mengajarkan kepada bapak cara mengatasinya dengan
teknik yang ketiga yaitu teknik lima jari. Bagaimana bapak, apakah
bapak bersedia?
Klien : Baiklah, saya bersedia perawat.
Perawat : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, Assalamu’alaikum.
Klien : Wa’alaikumsalam

SP 3
Perawat : Selamat sore, bapak Fahmi.
Klien : Selamat sore.
Perawat : Bagaimana perasaan bapak sore ini?
Klien : Saya masih merasa sedikit cemas, sus.
Perawat : Apakah bapak sudah melakukan cara mengatasi kecemasan seperti
yang saya ajarkan sebelumnya pak?
Klien : Sudah pak, saya sudah menggunakan teknik nafas dalam seperti
yang telah suster ajarkan, saya merasa sedikit tenang tapi itu tidak
lama setelah itu saya masih merasa camas, sus.
Perawat : Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau sekarang saya ajarkan
bagaimana cara mengatasi kecemasan yang ketiga, yaitu dengan
cara teknik lima jari, kita melakukannya disini saja pak, kurang lebih
15 menit, bagaimana apakah bapak bersedia?
Klien : Baiklah saya bersedia, suster.
Perawat : Baiklah seperti ini caranya bapak. Sebelum kita memulainya kita
menggunakan teknik nafas dalam terlebih dahulu. Setelah itu ibu jari
berfungsi menyentuh jari yang lain. Nah saat ibu jari ini menyentuh
jari telunjuk bayangkan hal-hal yang menyenangkan kemudian saat
ibu jari ini menyentuh jari tengah bayangkan hal-hal yang
menyenangkan terhadap keluarga bapak. Lalu yang ketiga saat ibu
jari menyentuh jari manis bayangkan saat-saat bapak mendapat
pujian yang terakhir pak saat ibu jari ini menyentuh jari kelingking
bayangkan tempat-tempat yang menyenangkan. Nah setelah selesai
melakukannya bapak kembali melakukan teknik nafas dalam selama
3x. Bagaimana bapak apakah bapak mengerti penjelasan saya?
Klien : Iya sangat jelas, suster.
Perawat : Kalau begitu kita mulai ya pak. Sebelumnya tarik napas dulu seperti
yang saya ajarkan sebelumnya sebanyak tiga kali (tarik napas bapak
yang dalam tahan saya hitung sampai 10 ya bapak tahan 1,2,3......,)
kemudian tarik napas panjang melalui mulut lalu hembuskan. Yang
ibu jari ini menyentuh jari telunjuk bayangkan hal-hal yang
menyenangkan misalnya makan makanan yang enak. kemudian saat
ibu jari ini menyentuh jari tengah bayangkan hal-hal yang
menyenangkan terhadap keluarga bapak misalnya saat anak bapak
lulus dan wisuda serta mendapat nilai yang terbaik. Lalu yang ketiga
saat ibu jari menyentuh jari manis bayangkan saat-saat bapak
mendapat pujian misalnya ketika bapak berhasil memperbaiki mesin
mobil yang mogok dan bisa berjalan lagi dan mendapat pujian dari
istri dan keluarga bapak. yang terakhir pak saat ibu jari ini menyentuh
jari kelingking bayangkan tempat-tempat yang menyenangkan
misalnya saat bapak dan keluarga sedang berlibur ke pulau yang
indah, sejuk dan menyenangkan. Terakhir, tarik napas bapak yang
dalam tahan saya hitung sampai 10 bapak tahan 1,2,3...... 3x. Iya
sudah selesai pak. Bagaimana perasaan bapak setelah kita
melakukan tekhnik yang tadi?
Klien : Saya merasa lebih baik sus, cemas saya sudah berkurang, terima
kasih sus.
Perawat : Bagus pak, saya senang mendengarnya. Coba sekarang bapak ulangi
bagaimana tadi caranya mengatasi kecemasan dengan teknik lima
jari? Wahh bagus bapak bisa mempraktekkannya dengan sangat
bagus sekali. Kalau bapak mengalami cemas lagi bapak bisa
gunakan teknik-teknik yang tadi sudah kita bicarakan. Bagaimana pak,
apakah sudah jelas?
Klien : Iya suster
Perawat : Nah, Bapak sebenarnya ada satu teknik lagi pak, kalau usaha-usaha
tadi tidak berhasil, apakah bapak mau saya ajarkan?
Klien : Iya saya sangat mau suster.
Perawat : Baiklah kalau begitu nanti malam sekitar jam 19.00 saya akan datang
lagi ke ruangan bapak untuk mengajarkan teknik yang terakhir.
Bagaimana apakah bapak bersedia?
Klien : Ya suster saya bersedia.
Perawat : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu pak. Nanti malam saya akan
kesini Assalamualaikum
Klien : Waalaikumsalam

SP 4
Perawat : Assalamualaiukum bapak.
Klien : Waalaikumsalam.
Perawat : Bagaimana perasaan bapak malam ini?
Klien : Saya merasa kecemasan saya sudah berkurang setelah saya
praktekkan apa yang telah suster ajarkan tadi.
Perawat : Wahh berarti bapak sudah mempraktekkannya yaa. Bagus sekali.
Baiklah, kalau begitu sesuai dengan janji saya tadi sore, sekarang
saya akan mengajarkan bagaimana cara mengatasi kecemasan yang
terakhir, yaitu dengan teknik pendekatan spiritual, kita melakukannya
disini saja pak, kurang lebih 10 menit, bagaimana apakah bapak
bersedia?
Klien : Baiklah saya bersedia, suster.
Perawat : Nah bapak, tadikan bapak mengatakan masih ada kecemasan. Oh iya
bapak bagaimana dengan ibadah bapak?
Klien : Iya, Alhamdulillah saya kerjakan suster.
Perawat : Apakah bapak fokus atau dapat khusyuk saat beribadah?
Klien : Nah itu dia suster masalahnya, saat saya beribadah kadang saya
sering terpikirkan masalah tersebut, jadi ketika saya beribadah
kadang tidak khusyuk
Perawat : Nah, pak ketika bapak beribadah, akan lebih baik jika bapak khusyuk
menjalaninya, karena ketenangan akan didapat jika bapak bisa
khusyuk, bapak bisa menyerahkan segala kecemasan bapak,
memohon pada Tuhan Yang Maha Kuasa, bukankah tidak ada yang
tidak mungkin untuk Tuhan, dengan lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan ketenangan akan didapat bapak akan memiliki pemikiran yang
lebih tenang dan terbuka dalam melihat permasalahan yang ada dan
menemukan solusi terbaik dengan tenang. Bapak bisa perbanyak
berdzikir, membaca Al Quran, berserah sepenuhnya pada Tuhan dan
berdo’a meminta pertolonganNya, agar masalah ini segera
menemukan titik terang yang baik untuk semuanya.
Klien : Iya suster, saya memang merasa agak jauh akhir-akhir ini, saya teralu
memikirkannya lupa bahwa pertolongan terbaik adalah dari Tuhan.
Saya akan berusaha untuk khusyuk dan banyak beribadah sus. Saya
yakin Allah mendengar doa saya, Allah melindungi saya. Terima kasih
atas pencerahan dari suster, saya merasa senang sekali bisa dirawat
oleh suster
Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita melakukan pendekatan
spiritual?
Klien : Saya sudah mulai tenang sekarang, sus. Pemikiran saya sudah mulai
terbuka. Saya pasti bisa menghadapi ini. Saya harus bersabar.
Perawat : Nah bapak jika nanti jika bapak cemas bapak bisa menambah dzikir
bapak, membaca Al Quran lebih dari biasanya, berdoa dan
mendekatkan diri pada Tuhan lebih dekat lagi agar lebih tenang
Klien : Makasih suster. Saya akan ingat perkataan suster. Terima kasih
suster.
Perawat : Iya sama-sama pak. Baiklah bapak besok saya akan kembali lagi
untuk melihat perkembangan bapak sekitar jam 07.30. Bagaimana
pak?
Klien : Baiklah sus.
Perawat : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu pak, bapak segera tidur yaa.
Selamat malam.
Klien : Selamat malam sus.

Hari ke-3
Keluarganya menemani Klien Fahmi di ruangan ortopedi RS Hasan Sadikin, saat itu
perawat Tia yang telah diberitahu juga oleh perawat sebelumnya untuk melakukan
pemberian informasi mengenai klien serta cara membantu pasien keluar dari
kecemasannya, keluarga tampak menuju ke nurse station sambil bertanya
Perawat : Pak kita bisa bicara sebentar mengenai kondisi pak Fahmi ?
Keluarga : Iya bisa.
Perawat : Begini pak, kita perlu membicarakan perawatan keluarga ketika klien
mengalami kecemasan akibat akan diamputasi ini nah begini bapak,
ansietas atau kecemasan ini adalah rasa tidak aman dan
kekhawatiran yg timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan sumbernya berasal dari dalam. Tanda-tandanya
individu hanya fokus pada pikiran yg menjadi perhatiannya, lapang
persepsi menyempit (menurun/berkurang), hanya mampu
memperhatikan hal-hal yg tidak detail, tetapi dapat melakukan /
memperhatikan hal-hal yang bersifat detail apabila disuruh, masih
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Untuk
menghilangkan rasa kecemasannya itu bapak bisa melakukan tehnik
mengalihkan perhatian seperti nonton tv bersama, atau membaca
buku, bila klien masih cemas coba lakukan tehnik nafas dalam
kepadanya dangan cara tarik napas dalam tahan 10 detik keluarkan
lewat mulut secara perlahan, kalau misalkan tetap cemas kita lakukan
tehnik 5 jari. Disitu langkah pertama untuk di awal dan di akhir lakukan
tehnik napas dalam untuk 5 jari, jari telunjuk suruh membayangkan
dengan hobi yang disenangi, untuk jari tengah bayangkan dengan
orang yang disayangi, untuk jari manis bayangkan pujian yang pernah
di dapat dan terakhir untuk jari kelingking bayangkan ke tempat yang
jauh yang sangat berkesan bagi pasien. Nah kalau masih tetap cemas
juga bapak bisa bawa ke puskesmas untuk di periksa serta diberikan
obat anti cemas.
Keluarga : Oh jadi seperti itu ya bu perawat
Perawat : Bapak bisa mengulang penjelasan saya tadi?
Keluarga : Bisa. Ini saya ulang.
(Klien mengulangi apa yang telah diajarkan perawat tadi)
Perawat : Nah bapak terus selama di rumah bapak beserta keluarga bisa
membimbing dan mengawasi bapak Fahmi.
Keluarga : Iya, saya akan selalu membimbing dan mengawasi bapak Fahmi.
Perawat : Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya bapak
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku yang terlihat
cemas. Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster Neni di Puskesmas
Baleendah, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor
telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx.
Keluarga : Baiklah. saya akan mengingatnya.
Perawat : Nah setelah kita berbincang-bincang tadi tentang kecemasan yang
bapak Fahmi alami dan juga cara merawat bapak, sekarang
bagaimana perasaan bapak?
Keluarga : Saya seneng jadi tahu gimana jaga dan bantuin bapak saya supaya
mengalami cemas lagi
Perawat : Bagus bapak. Jadi apa saja yang harus dilakukan saat dirumah tadi
pak?
Keluarga : Membimbing serta mengawasi bapak Fahmi selama di rumah
termasuk minum obat secara teratur, dua hari sebelum obat habis
sudah kontrol dan untuk mendapatkan obat lagi setelah berkonsultasi
dengan dokter di puskesmas dekat rumah yaitu Baleendah.
Kemudian perhatikan sikap yang ditampilkan bapak, jika terdapat
masalah seperti menolak minum obat atau mengalami kecemasan
yang berlebih segera hubungi Puskesmas Baleendah yang dekat
rumah dan perawat Neni yang disana ya sus?
Perawat : Iya betul sekali bapak. Nah sekarang ada yang ingin bapak Robby
tanyakan?
Keluarga : Tidak ada sus, saya dapat memahaminya.
Perawat : Untuk selanjutnya saat dirumah, bapak dan keluarga yang
mengawasi dan mengingatkan Bapak Fahmi seperti mengalihkan
situasi, teknik nafas dalam serta teknik lima jari ya pak?
Keluarga : Baik, perawat

Anda mungkin juga menyukai