Anda di halaman 1dari 13

Tugas Remidi MK Regulasi Etika dan Profesionalisme PSPA Angkatan 3.

Nama : Ach. Khairul Hidayat


NIM : I4C017074

1. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian/permasalahan dari hasil proses skrining


atau pengkajian resep, maka apa yang harus dilakukan oleh Apoteker terhadap
masalah tersebut?
a. Menyelesaikannya sesuai dengan professional judgement yang dimiliki oleh
Apoteker
b. Menyelesaikannya dengan meminta bantuan dari rekan sesama Apoteker lain
c. Menghubungi dokter penulis resep untuk berdiskusi terkait permasalahan
d. Menghubungi dokter penulis resep dan meminta persetujuan pasien
e. Meminta pasien untuk kembali lagi ke dokternya
Jawaban: C
Salah satu peranan dalam aspek farmasi klinik adalah harus melakukan pengkajian
(skrining) terhadap resep yang diterima. Skrining Resep atau biasa dikenal dengan
Pengkajian Resep merupakan kegiatan apoteker dalam mengkaji sebuah resep
yang meliputi pengkajian administrasi, farmasetik dan klinis sebelum resep diracik
untuk mengurangi kesalahan saat pemberian obat ke pasien Jika ditemukan
adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus menghubungi
dokter penulis Resep (Permenkes No. 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek)

2. Seorang apoteker telah selesai menyerahkan obat atas resep yang tertanggal 3
Mei 2018. Pada tahun berapakah resep tersebut boleh dimusnahkan?
a. 2018
b. 2021
c. 2022
d. 2023
e. 2025
Jawaban : 2023
Pada soal diatas terkait Penyimpanan Resep, dimana pada Permenkes No. 9
Tahun 2017 tentang Apotek Pasal 23 dijelaskan bahwa resep harus disimpan di
Apotek dengan baik paling singkat 5 (Lima) tahun. Apoteker yang telah
menyerahkan obat atas resep yang tertanggal 3 Mei 2018, sehingga resep boleh
dimusnahkan pada tahun 2023.

3. Seorang apoteker akan menyalurkan obat Trihexypenidil ke Puskesmas karena


stok di puskesmas habis. Apa yang harus diserahkan pihak puskesmas kepada
Apoteker tersebut?
a. Surat Pesanan
b. Surat Permintaan Obat
c. Lembar Pesanan dan Lembar Permintaan Obat
d. A dan C benar
e. Semua Benar
Jawaban: D
Trihexypenidil termasuk obat golongan obat-obat tertentu (OOT). Dimana untuk
permintaan/ pengadaan obat OTT harus menyerahkan Surat Pesanan OOT
(Peraturan Kepala BPOM RI No. 7 Tahun 2016 Tentang PEDOMAN
PENGELOLAAN OBAT-OBAT TERTENTU YANG SERING DISALAHGUNAKAN)
dan Bagi Puskesmas ingin melakukan Permintaan/Pengadaan obat untuk
memenuhi kehabisan Stock obat di Puskesmas yaitu Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) atau Lembar Kekosongan Obat (PKO) (Permenkes No. 74 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas)
4. Penyerahan Psikotropika dapat dilakukan di
a. Apotek
b. Puskesmas
c. Rumah Sakit
d. Klinik
e. Semua Benar
Jawaban : E
Sesuai Permenkes RI No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi pada
Paragraf 2 Pasal 19 dijelaskan bahwa Penyerahan Narkotika dan/atau
Psikotropika hanya dapat dilakukan di Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, dan Dokter.

5. Penyerahan Psikotropika dapat dilakukan oleh


a. Apoteker secara langsung
b. Apoteker berdasarkan resep
c. Apoteker berdasarkan resep dan swamedikasi
d. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
e. Apoteker berdasarkan resep atau kondisi pasien
Jawaban : B
Sesuai Permenkes RI No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
Pasal 19 Ayat (5) menyatakan bahwa Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, dan Instalasi Farmasi Klinik hanya dapat menyerahkan Narkotika
dan/atau Psikotropika kepada pasien berdasarkan resep dokter. Jadi, Penyerahan
obat Psikotropika dilakukan oleh Apoteker berdasarkan resep (resep yang ditulis
oleh dokter).

6. Seluruh dokumen pencatatan,dokumen penerimaan, dokumen penyaluran,


dan/atau dokumen penyerahan termasuk surat pesanan Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi wajib disimpan dengan cara :
a. Digabungkan dengan surat pesanan lain dan disimpan selama 3 tahun
b. Dipisah dari surat pesanan lain dan disimpan selama 3 tahun
c. Digabungkan dengan surat pesanan lain dan disimpan selama 5 tahun
d. Dipisah dari surat pesanan lain dan disimpan selama 5 tahun
e. Cukup disimpan selama 3 tahun
Jawaban: B
Sesuai Permenkes RI No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
Pasal 44 menyatakan Seluruh dokumen pencatatan, dokumen penerimaan,
dokumen penyaluran, dan/atau dokumen penyerahan termasuk surat pesanan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib disimpan secara terpisah
paling singkat 3 (tiga) tahun.

7. Seorang apoteker akan memesan beberapa obat yaitu Morfin Sulfat tablet,
Diazepam tablet, Alganax tab (Alprazolam), Ephedrin tablet dan Salbutamol
tablet. Berapakah jenis surat pesanan yang harus dibuat oleh Apoteker tersebut?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Jawaban: D
Morfin Termasuk dalam Golongan obat Narkotika; Diazepam dan Alganax
(Alprazolam) termasuk dalam golongan obat Psikotropika; Ephedrin tablet
termasuk dalam golongan obat Prekursor; dan Salbutamol termasuk dalam
golongan Obat Keras. Sesuai Permenkes RI No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi Pasal 9 menyatakan Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan
untuk 1 (satu) jenis Narkotika dan Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor
Farmasi hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis Psikotropika
atau Prekursor Farmasi. Sehingga Surat pesanan untuk memesan obat tersebut
harus ada 4 jenis surat pesanan yaitu 1 Surat pesanan Narkotik untuk memesan
Morfin sulfat tablet; 1 Surat Pesanan psikotropik untuk memesan obat Diazepam
dan alganax; 1 Surat pesanan Prekursor untuk memesan obat ephedrin tablet dan
1 Surat Pesanan Biasa (regular) untuk memesan obat salbulamol.

8. Seorang apoteker akan memesan beberapa obat yaitu Codein tablet, Pethidin
injeksi, Diazepam tablet, Alganax tab (Alprazolam), Ephedrin tablet dan
Salbutamol tablet. Berapakah jumlah surat pesanan yang harus dibuat oleh
Apoteker tersebut?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Jawaban : E
Codein tablet dan Pethidin Injeksi termasuk dalam Golongan obat Narkotika;
Diazepam dan Alganax (Alprazolam) termasuk dalam golongan obat Psikotropika;
Ephedrin tablet termasuk dalam golongan obat Prekursor; dan Salbutamol
termasuk dalam golongan Obat Keras. Sesuai Permenkes RI No. 3 Tahun 2015
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi Pasal 9 menyatakan Surat pesanan Narkotika
hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika dan Surat pesanan
Psikotropika atau Prekursor Farmasi hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau
beberapa jenis Psikotropika atau Prekursor Farmasi. Sehingga Surat pesanan
untuk memesan obat tersebut harus ada 5 jenis surat pesanan yaitu 2 Surat
pesanan Narkotik untuk memesan Codein tablet dan Pethidin injeksi; 1 Surat
Pesanan psikotropik untuk memesan obat Diazepam dan alganax; 1 Surat pesanan
Prekursor untuk memesan obat ephedrin tablet dan 1 Surat Pesanan Biasa
(regular) untuk memesan obat salbulamol.

9. Obat dari PBF dapat didistribusikan kepada


a. Masyarakat
b. Pasien
c. Dokter
d. Apotek
e. Semua jawaban benar
Jawaban : D
Sesuai Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Pasal 18 menyatakan bahwa PBF atau
PBF cabang hanya dapat menyalurkan obat PBF atau PBF cabang lain, dan
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Apotek, Instalasi Farmasi RS, Puskesmas,
Klinik, dan Toko Obat). Jadi Pada soal diatas PBF hanya dapat menyalurkan
kepada apotek.

10. Seorang apoteker sedang menyusun obat-obatan sebagai berikut


1. OBH combi Plus (mengandung OBH, ephedrin dan Paracetamol)
2. Actifed Syrup (mengandung ephedrine)
3. Guanistrep sirup
4. Parasetamol sirup
5. Neokaolana sirup
Bagaimanakah cara penataan yang tepat?
a. Ditata dalam satu lemari yang sama
b. Ditata dalam satu lemari yang sama secara alfabetis
c. Disusun secara alfabetis
d. Ditata sesuai dengan penggolongan efek farmakologis
e. Ditata sesuai dengan penggolongan berdasarkan undang-undang
Jawaban : B
Dalam Tata cara Penyimpanan Obat di Apotek, Instalasi Farmasi Rs, dan
Gudang Farmasi terdapat beberapa system tata cara penyimpanan obat yaitu :
1. FIFO dan FEFO
2. Berdasarkan Abjad
3. Berdasarkan Generik dan Non Generik
4. Berdasarkan Kelas Terapi (Efek Farmakologi)
5. Berdasarkan Bentuk Sediaan
6. Berdasarkan Stabilitas Obat
7. Berdasarkan Undang-undang
Pada soal diatas terdapat 5 obat yang sediaannya sama yaitu sediaan Sirup,
sehingga ditata dalam satu lemari saja berdasarkan bentuk sediaan yaitu
sediaan sirup dan disusun berdasarkan alfabetis agar mempermudah untuk
mencarian/pengambilan obat.

11. Yang termasuk obat Prekursor adalah :


a. Alprazolam
b. Diazepam
c. Ephedrin
d. Tripolidine Hcl
e. Morfin
Jawaban : C
Alprazolam dan Diazepam termasuk obat Psikotropika , Efedrin Termasuk Obat
Prekursor, Tripolidin HCl termasuk dalam golongan obat antihistamin dan Morfin
termasuk obat Narkotik
12. Iklan obat tradisional yang baik adalah :
a. Menyertakan banyak testimoni positif dari banyak penggunannya
b. Diperankan oleh tenaga profesi kesehatan agar masyarakat percaya khasiat
obat tersebut
c. Menganjurkan penggunaan yang terus menerus
d. Fokus pada khasiat atau efek terapi obat
e. Memberikan informasi yang lengkap yang disertai efek samping dan
kontraindikasi.
Jawaban : E
Keputusan MenKes No:386/MEN.KES/SK/IV/1994 Tentang : Pedoman
Periklanan : Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman . Informasi
mengenai produk obat tradisional dalam iklan harus sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dalam pasal 41 ayat (2) Undang-Undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan salah satunya sebagai berikut : Lengkap: harus
mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat dan kegunaan obat
tradisional, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
diperhatikan, misalnya adanya kontra indikasi, efek samping, pantangan dan
lainnya

13. Iklan Obat yang ditujukan untuk anak-anak dengan menampilkan anak-anak tanpa
ada supervisi orang dewasa agar lebih meningkatkan kemandirian anak-anak
dalam memilih obat, adalah iklan yang :
a. Diperbolehkan
b. Tidak diperbolehkan
c. Diperbolehkan dengan penayangan di jam-jam tertentu
d. Diperbolehkan asal ditayangkan pada malam hari
e. Semua benar
Jawaban : B
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 386/Menkes/SK/IV/1994 tentang
Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Kosmetika, Makanan minuman,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, dan Alat Kesehatan menyatakan Iklan obat
tidak boleh ditujukan untuk khalayak anak-anak atau menampilkan anak-anak
tanpa adanya supervisi orang dewasa atau memakai narasi suara anak-anak yang
menganjurkan penggunaan obat.

14. Berikut adalah aspek aspek cara Distribusi Obat yang baik
a. Bangunan & peralatan
b. Dokumentasi
c. Transportasi
d. a, b benar
e. a,b,c, benar
Jawaban : E
Di dalam Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik terdapat beberapa
Aspek-aspek diantaranya : Manajemen Mutu; Organisasi Manajemen dan
Personalia; Bangunan dan Peralatan; Operasional; Inspeksi Diri; Keluhan, Obat
dan/atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu, dan Penarikan kembali;
Transportasi; Sarana Distribusi berdasarkan Kontrak; dan Dokumentasi.

15. Di Jawa Tengah Pengawasan Obat dan Makanan saat ini dinilai masih kurang
efektif terbukti dengan banyaknya kasus2 pelanggaran yang terjadi seperti
peredaran obat ilegal, obat palsu, penyalagunaan obat dan bahan berbahaya dll.
Untuk meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan maka Presiden
mengeluarkan Inpres no. 3 Tahun 2017 untuk dilaksakanan oleh:
a. Badan POM dan Balai POM
b. Gubernur
c. Bupati/Walikota
d. a, b benar
e. a,b,c, benar
Jawaban : E
Berdasarkan Intruksi Presiden No. 3 Tahun 2017

16. Industri Farmasi paling sedikit harus memiliki personal kunci kualifikasi apoteker
sebanyak:
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang
e. 5 orang
Jawaban : C
Personil Kunci mencakup Kepala bagian Produksi, Kepala bagian Pengawasan Mutu
dan Kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).
Kepala bagian Produksi hendaklah seorang Apoteker yang terdaftar dan
terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang
memadai dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional.
Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang terkualifikasi dan lebih
diutamakan seorang Apoteker, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki
pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional.
Kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah seorang Apoteker
yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki
pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional. Kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah diberi kewenangan dan tanggung
jawab penuh untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan sistem mutu/
pemastian mutu.
Jadi Industri Farmasi paling sedikit harus memiliki personal kunci kualifikasi
apoteker sebanyak 3 Apoteker (Pedoman CBOB 2006)

17. Obat yang masuk dalam Obat Obat Tertentu yang harus dikelola sesuai peraturan
Perka BPOM No.7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Obat Obat Tertentu yang Sering
Disalahgunakan adalah:
a. Dextromethorfan
b. Klorpromazin
c. Ambroxol
d. Diazepam
e. Fenilbutason
Jawaban : B

18. Obat yang masuk dalam golongan prekursor narkotika berdasarkan UU No.
35/2009 Tentang Narkotika adalah :
a. Trihexylphenidil
b. Klorpromazin
c. PCC
d. Fenilpropanolamin
e. Amitriptilin
Jawaban : D
Trihexylphenidil, Klorpromazin, dan Amitripilin Termasuk Golongan Obab-obat
tertentu, PCC (Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol) termasuk obat Keras dan
Fenilpropanolamin termasuk golongan Prekursor.
19. Pelayanan farmasi klinik sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016
adalah sebagai berikut:
a. Pengkajian Resep, Pelayanan Informasi Obat (PIO), Pelayanan Kefarmasian di
rumah
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO), Penegakkan diagnosa penyakit, Pemantauan
Terapi Obat
c. Penegakkan diagnosa penyakit, pengkajian resep, Pelayanan Kefarmasian di
rumah
d. Pelayanan Kefarmasian di rumah, perawatan luka pasien, Pemantauan Terapi
Obat (PTO)
e. Pemantauan Terapi Obat (PTO), perawatan luka pasien, Pelayanan Informasi
Obat (PIO)
Jawaban : A

20. Kosmetika yang beredar di Indonesia harus memenuhi persyaratan antara lain :
a. ternotifikasi
b. diproduksi oleh sarana yang telah memiliki izin produksi
c. memiliki SKI untuk kosmetika impor
d. a dan b benar
e. a,b,c benar
Jawaban : E
• Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1176/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika. Komestika yang
beredar di Indonesia harus Ternotifikasi.
• Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1175/Men.Kes/Per/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika. Industri
Kosmetika yang akan membuat kosmetika harus memiliki izin produksi.
• Peraturan BPOM No. 30 Tahun 2017 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat
dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia. Pemasukan Bahan Obat dan
Makanan termasuk komestika dilakukan oleh perusahaan atau importir di
bidang Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pemasukan Obat dan Makanan juga harus mendapat persetujuan
dari Kepala Badan. Persetujuan yang dimaksud meliputi SKI border dan SKI
Post border

21. Berikut ini Narkotika yang hanya digunakan untuk penelitian, kecuali :
a. Doveri
b. Karisoprodol
c. Amfetamin
d. Ganja
e. Metadon
Jawaban : B
Karena Carisoprodol bukan termasuk obat Narkotika. Amfetamin dan Ganja
termasuk Obat Narkotika golongan 1; Metadon termasuk Obat Narkotika golongan
2; dan Doveri termasuk Obat Narkotika golongan 3. Obat Narkotika Golongan 1
hanya untuk Ilmu pengetahuan/Penelitian sedangkan Obat Narkotika golongan 2 dan
3 digunakan pengobatan dan Ilmu pengetahuan.

22. Sediaan yang mengandung hidrokinon bisa didaftarakan/ notifikasi sebagai:


a. Narkotika
b. Psikotropika
c. Obat
d. Kosmetika
e. Obat Quasi
Jawaban : D
Sediaan yang mengandung hidrokinon bisa didaftarkan/ notifikasi sebagai
Kosmetika hanya diperbolehkan digunakan dengan pembatasan dan persyaratan
penggunaan sebagaimana tercantum dalam bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan. Pesyaratan Komestika yang mengandung hidrokino yaitu kadarnya
Kecil dalam batasan 0,02% setelah pencampuran sebelum digunakan dan
diaplikasikan oleh tenaga kesehatan profesional.
23. Sesuai Permenkes 006 Tahun 2010 Usaha Kecil Obat Tradisional adalah Usaha kecil
Obat Tradisional yang memproduksi obat tradisional dalam bentuk cairan obat dalam
dan atau kapsul memiliki penanggungjawab:
a. Apoteker
b. D3 Jamu
c. D3 Farmasi
d. Asisten Apotek
e. Tenaga Teknis Kefarmasian
Jawaban : A

24. Cairan obat dalam adalah sediaan yang hanya boleh diproduksi oleh
a. Industri Ekstrak bahan Alam
b. Industri Obat Tradsional
c. Usaha Kecil Obat Tradisonal dengan penanggungjawab Apoteker
d. Usaha Mikro Obat Tradisional
e. Usaha Jamu Gendong
Jawaban: C
25. Berikut ini adalah hal yang menjadi pertimbangan farmasetis dalam pengkajian resep
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016:
a. Bentuk dan kekuatan sediaan, stabilitas, kompatibilitas (ketercampuran Obat).
b. Ketepatan indikasi dan dosis Obat
c. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat
d. Duplikasi dan/atau polifarmasi
e. Reaksi Obat yang tidak diinginkan
Jawaban: A

26. Hal-hal yang menjadi pertimbangan klinis dalam pengkajian resep sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016:
a. Ketepatan indikasi dan dosis Obat, Duplikasi dan/atau polifarmasi, Stabilitas
dan kompatibilitas
b. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat, Stabilitas dan kompatibilitas obat
c. Duplikasi dan/atau polifarmasi, Aturan, cara dan lama penggunaan, Stabilitas
dan kompatibilitas
d. Stabilitas dan kompatibilitas obat, Duplikasi dan/atau polifarmasi,
e. Reaksi Obat yang tidak diinginkan, Duplikasi dan/atau polifarmasi, Ketepatan
indikasi dan dosis
Jawaban: E
27. Dalam UU nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan pasal 11 ayat 6, yang
termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian adalah:
a. Apoteker dan Asisten Apoteker
b. Apoteker, Sarjana Farmasi dan Asisten Apoteker
c. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
d. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Diploma 3 Farmasi dan Asisten Apoteker
Jawaban: C
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kefarmasian
Pasal 11 Ayat 6 disebutkan bahwa yang termasuk kelompok tenaga kefarmasian
yaitu terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

Anda mungkin juga menyukai