Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI

“PENGARUH SUHU DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN DARAH


DAN CARDIAC OUTPUT (CO)”

Dosen Pengampu: Dr.drh Heru Nurcahyo, M.Kes

Disusun Oleh:
MAULIDIYANI FUADATI
17708251029

PRODI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. TUJUAN
Tujuan kegiatan
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mengetahui pengaruh aktivitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan
diastole.
Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole
2. Mahasisiwa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan
darah sistole dan diastole.
B. DASAR TEORI
Organisme multiseluler memiliki sistem kardiovasa yang selalu melakukan
distribusi darah ke seluruh tubuh. Proses distribusi darah dilakukan dengan tujuan
menyuplai segala kebutuhan sel. Jantung sebagai organ yang berperan memompa
darah sehingga darah mampu mengalir ke seluruh jaringan melalui pembuluh darah.
Jantung secara terus-menerus melakukan kontraksi dalam memompa darah.
Konstraksi tersebut dapat dirasakan pada hampir seluruh pembuluh arteri berupa
denyut nadi (pulsus).
Jantung tersusun oleh saraf otonom yang terdiri dari saraf simpatis dan
parasimpatis. Saraf simpatis berperan dalam meningkatkan frekuensi denyut
jantung dan kekuatan kontraksi otot jantung. Saraf parasimpatis berperan
sebaliknya. Rangsangan saraf simpatis berdampak pada tekanan darah yang
mengalami peningkatan dan sebaliknya.
Pembuluh darah dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya yaitu aorta,
arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena cava. Arteriola sebagai pembuluh
darah resisten yang berfungsi untuk mengatur aliran darah ke kapiler melalui arteri.
Denyut nadi dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial yaitu arteri
radialis. Kontraksi otot jantung terjadi jika aorta dalam keadaan mengembang dan
ventrikel berkontraksi. Darah dari ventrikel akan tertampung dalam aorta dan
selanjutnya dialirkan menuju arteri.
Frekuensi denyut jantung (heart rate, HR) adalah banyaknya denyut jantung
tiap satu menit. Stroke volume (SV) yaitu satu kali pompa jantung yang merupakan
volume akhir diastole sampai volume akhir sistole. Cardiac Output (CO)
merupakan banyak darah yang dipompa selama satu menit. Penghitungan dengan
rumus untuk memperoleh CO sebagai berikut:
Cardiac Output (CO) = HR x SV
dimana HR = heart rate dan SV = stroke volume
Jumlah CO setelah melaksanakan kegiatan akan berubah. Jika aktivitas
yang dilakukan berat, maka jumlah darah yang dipompa oleh jantung lebih
banyak dan tekanan darah akan meningkat. Tekanan darah dapat diukur dengan
menempatkan alat pengukur tekanan darah pada arteri. Pada manusia, pengukuran
tekanan darah dilakukan secara tidak langsung menggunakan sabuk tekan dan
sphygmomanometer.

C. METODE PRAKTIKUM
1. Jenis Kegiatan : Eksperimen
2. Obyek Pengamatan : Tekanan darah arteri
3. Alat dan Bahan : Tensimeter dan stetoskop
4. Prosedur Kerja
a. Melilitkan sabuk yang telah dilengkapi dengan pompa dan
tensimeter pada lengan atas tepatnya diatas sendi siku. Meletakkan
kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis
selanjutnya mendengarkan suara denyut jantung.
b. Memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung
tidak terdengar lagi.
c. Mengendorkan sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa
sehingga udara keluar (nggembos) dan memantau suara jantung
dengan seksama.
d. Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu
menunjukkan tekanan sistole, meneruskan penggembosan dan
monitor terus suara jantung sampai tidak terdengar lagi, hal tersebut
menunjukkan tekanan diastole.
e. Melakukan pengukuran ini beberapa kali pada keadaan biasa dan
keadaan segera setelah melakukan aktivitas.

D. TABEL DATA HASIL PENGAMATAN


1) Setelah melakukan kegiatan dan dipapar es selama 5 menit
Tekanan Darah
Kode Sebelum Setelah Kegitan Sebelum Setelah Dipapar
No Umur
Nama Kegiatan Lari Kegiatan Es
Sistole Diastole Sistole Diastole Sistole Diastole Sistole Diastole
1 IY 24 103 77 132 87 103 77 105 78
2 DN 23 107 82 145 83 107 82 116 83
3 DP 25 113 78 124 78 113 78 116 80
4 VA 24 91 71 107 64 91 71 99 71
5 WLN 24 100 80 140 76 100 80 106 80
6 HST 23 100 70 126 60 100 70 112 80
7 DTR 23 100 80 110 78 100 80 96 64
8 ENK 28 104 70 120 68 104 70 110 80
9 MRF 28 116 70 124 78 116 70 118 78
10 RPS 26 98 72 112 72 98 72 102 68
11 IAH 23 120 90 140 80 120 90 110 70
12 AAI 24 125 95 130 110 125 95 110 70
13 MS 25 120 80 130 80 120 80 90 70
14 MD 23 100 70 120 60 100 70 100 80
15 AME 23 120 80 130 80 120 80 100 70
16 AIT 24 110 70 120 70 110 70 110 70
17 KT 25 100 70 110 70 100 70 100 70
18 RCH 23 110 70 120 70 110 70 110 70
19 PCH 23 114 75 136 87 114 75 115 77
20 ASP 22 112 87 117 89 112 87 104 71
21 NH 23 106 71 119 80 106 71 107 79
Rata-rata 24,1 108,04 76,57 124,38 77,14 108,04 76,57 106,47 74,24

Kesimpulan: berdasarkan rata-rata diketahui bahwa setelah kegiatan lari,


tekanan darah meningkat. Dan setelah dipapar suhu dingin,
tekanan menurun sedikit tidak jauh dari rata-rata normal
2) Menghitung cardiac output (CO) berdasarkan heart rate dan stroke
volume
Parameter
Kode Stroke Cadiac
No Umur Heart Volume Volume
Nama volume Output/
rate darah/1jam darah/1hari
(mL) 1 menit
1 DP 25 98 70 6860 411.600 9.878.400
2 DN 23 103 70 7210 432.600 10.382.400
3 IY 24 68 70 4760 285.600 6.854.400
4 VA 24 89 70 6230 373.800 8.971.200
5 WLN 24 78 70 5460 327.600 7.862.400
6 HST 23 87 70 6090 365.400 8.769.600
7 DTR 23 81 70 5670 340.200 8.164.800
8 ENK 28 83 70 5810 348.600 8.366.400
9 MRF 28 94 70 6580 394.800 9.475.200
10 RPS 26 92 70 6440 386.400 9.273.600
11 IAH 23 95 70 6650 399.000 9.576.000
12 AAI 24 80 70 5600 336.000 8.064.000
13 MS 25 40 70 5600 336.000 8.064.000
14 MD 23 64 70 4480 268.800 6.451.200
15 AME 23 64 70 4480 268.800 6.451.200
16 KT 24 82 70 5740 344.400 8.265.600
17 AIT 24 88 70 6160 396.600 8.870.400
18 RCH 23 85 70 5950 357.000 8.568.000
19 PCH 23 90 70 6300 378.000 9.072.000
20 ASP 22 75 70 5250 315.000 7.560.000
21 NH 23 76 70 5320 319.200 7.660.800
Rata-rata 24,1 81,52 70 5840 351.685,1 8.409.600

Kesimpulan: volume darah dalam sehari memiliki rata-rata sebanyak


8.409.600 ml tiap satu hari.
E. PEMBAHASAN
Praktikum yang biologi yang berjudul tekanan darah manusia ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole dan
pengaruh aktivitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole. Adapun alat
dan bahan yang perlukan dalam praktikum ini yaitu stetoskop dan tensimeter. Serta
objeknya adalah tekanan darah pada arteri manusia, dalam hal ini adalah semua
mahasiswa S2 pendidikan IPA UNY Kelas B yang berjumlah 21 mahasiswa.
Langkah kerja pertama-tama melilitkan sabuk yang telah dilengkapi dengan
pompa dan tensimeter pada lengan atas tepatnya diatas sendi siku. Kemudian
meletakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis
selanjutnya dengarkan suara denyut jantung. Setelah itu memompa sampai sabuk
tekan menekan lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi. Setelah itu kendorkan
sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa sehingga udara keluar dari sabuk lilit
dan pantau suara jantung dengan seksama. Apabila suara jantung terdengar
(koroskof), maka hal itu menunjukkan tekanan sistole, teruskan pengeluaran udara
dan mendengar dengan saksama terus suara jantung sampai suara tersebut tidak
terdengar (diastole). Lalu melakukan pengukuran ini beberapa kali pada keadaan
biasa dan keadaan segera setelah melakukan aktivitas serta memasukkan dalam
freezer.
Dari hasil percobaan seluruh populasi kelas yang berjumlah 21 mahasiswa,
sebelum melakukan kegiatan rata-ratanya tekanan darah sistole adalah 108,04
mmHg sedangkan diastole menunjuk angka 76,57 mmHg dan setelah melakukan
aktivitas berupa lari-lari (naik-turun tangga maupun memutari ruang laboratorium)
ternyata tekanan darah sistole nya menjadi 124,38 mmHg dan diastole
menunjukkan angka 77,14. Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah
setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat
istirahat.
Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan
pasokan Oksigen (O2) yang banyak karena oksigen yang digunakan untuk
melakukan metabolisme sel dibutuhkan lebih banyak dikarenakan metabolisme
menghasilkan energi dilakukan lebih cepat dari keadaan normal. Sehingga
peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang
dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan
otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan
kerja jantung tiap satuan waktupun bertambah sehingga volume darah pada arteriol
akan meningkat dan tekanannyapun meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume
darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada organ-organ tersebut dan
menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang. Persentase
darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut untuk menunjang peningkatan
aktivitas metabolik keduanya dan kerja jantung juga akan semakin cepat dalam
memompa darah. Sedangkan pada saat tidak beraktivitas kondisi tekanan darah
relatif lebih stabil karena kebutuhan oksigen tubuh masih terpenuhi dan tidak
membutuhkan oksigen dengan segera untuk menggantikan oksigen yang hilang
karena proses atau aktivitas fisiologik.
Kemudian, pada kegiatan kedua yaitu membandingkan tekanan darah pada
saat sebelum dan sesudah dimasukkan freezer. Diperoleh hasil rata-rata tekanan
darah sebelum dimasukkan freezer yaitu sistole sebesar 108,04 mmHg sedangkan
diastole menunjuk angka 76,57 mmHg. Sedangkan setelah dimasukkan dalam
freezer tekanan darah sistole dan diastole secara berurutan adalah 106,47 dan 74,24.
Berdasarkan hasil, percobaan didapatkan bahwa dalam tekanan sistole maupun
diastole dalam keadaan dimasukkan dalam freezer rata-ratanya menurun dari
keadaan normal. Percobaan pengukuran tekanan darah dengan pengaruh dingin ini
juga untuk membuktikan bahwa suhu atau temperatur berpengaruh terhadap
besarnya tekanan darah. Peningkatan temperatur akan sangat meningkatkan
frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut normal.
Penurunan temperatur sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga turun
sampai beberapa denyut per menit seperti pada seseorang yang mendekati kematian
akibat hipotermia dalam kisaran 60˚-70˚F (15,5˚-21,2˚C). Penyebab pengaruh ini
kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot terhadap ion
yang menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri. Peningkatan
frekuensi denyut jantung berakibat pada tekanan curah jantung, sehingga akan
berpengaruh pada tekanan arteri.
Selanjutnya pada kegiatan ketiga yaitu mengitung cardiac output
berdasarkan heart rate, didapatkan rata-rata denyut jantung seluruh populasi
mahasiswa kelas B yaitu 81,57 kali tiap menit. Setelah dihitung dikalikan dengan
stroke volume yaitu 70 ml maka hasil cardiac outputnya adalah 5840, volume darah
setiap satu jam yaitu sebanyak 351.685,1 ml, sehingga dapat diketahui volume
darah perhari selama 24 jam yang beredar dalam tubuh sebanyak 8.409.600 ml.
Frekuensi denyut jantung (heart rate, HR) yaitu banyak denyut jantung permanen.
Stroke volume yaitu volume satu kali pompa yang merupakan volume akhir diastole
dikurangi volume kahir diastole. Volume akhir diatole dipengaruhi oleh: regangan,
tekanan mendorong, (filling pressure) vena cava. Sedangkan Cardiac Output
adalah banyak darah yang dipompa selama satu menit. Cardiac output merupakan
hasil kali antara stroke volume (volume sekuncup) dengan frekuensi denyut jantung
permenit. Stroke volume yaitu volume darah yang dipompa oleh jantung dalam
sekali pompa, rata-rata untuk orang dewasa adalah 70 ml. Starling’s law (Hukum
Starling) yaitu semakin tinggi regangan pada otot jantung, maka semakin kuat
kontraksinya.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan pengaruh suhu dan aktivitas terhadap tekanan
darah dan cardiac output (CO) adalah sebagai berikut ini:
1. Tekanan darah sistole dan diastole akan menurun pada suhu yang rendah.
Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan
permeabilitas membran otot terhadap ion yang menghasilkan peningkatan
proses perangsangan sendiri. Peningkatan frekuensi denyut jantung
berakibat pada tekanan curah jantung, sehingga akan berpengaruh pada
tekanan arteri.
2. Tekanan darah sistole dan diastole setelah beraktivitas lebih besar
dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut
diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan
O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat
pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di dalam
pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan
akan semakin besar sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat
dan tekanannyapun meningkat

G. DAFTAR PUSTAKA
Campbell and Reece. (2004). Biologi: Jilid 3 edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Junqueira at all. (1998). Histologi Dasar: Edisi kedelapan. Jakarta: EGC
Kastowo, Hadi . (1982). Zoologi Umum. Bandung: Penerbit Alumni
Kimball, J. W. (2005). Biologi: Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Pearce, E. C. (1995). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gamedia

Anda mungkin juga menyukai