A. PENGORGANISASIAN PENGAWASAN
Penyelenggaraan pengendalian upaya sanitasi makanan minuman
dimungkinkan berjalan lancar apabila pengelolahnya dilandaskan pada prinsip
metode dan tata laksana pengorganisasian pengawasan yang bijaksana. Dalam
hal ini, termasuk pula proses dan teknologi pengawasan yang tepat guna, agar
hasil yang di peroleh dalam pengawasan upaya sanitasi makanan minuman lebih
berdaya guna dan berhasil guna.
Bila ditinjau secara pokok-pokok, maka pengawasan upaya makanan
minuman dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
1. Pembimbingan melalui pemberian arah dan petunjuk pengelolan baik teknis
maupun administrasi. Penerbitan pedoman kerja maupun teknis pada setiap
jenis aspek sanitasi makanan minuman termasuk cara pembimbingan yang
penting. Peringatan ataupun nasehat yang diberikan oleh fihak pemerintah
kepada para pengusaha dapat di kategorikan dalam pembimbingan.
2. Supervisi yang di lakukan baik oleh fihak Departemen Kesehatan maupun
aparat pemda merupakan bagian terkait dalam upaya ini. Para ahli di bidang
sanitasi makanan minuman atas permintaan fihak pemerintah dapat berindak
sebagai konsultan yang secara teknis mampu mensupervisi usaha sanitasi
tersebut.
3. Konsultasi antara pengelola upaya aanitasi makanan dan minuman dengan
berbagai fihak baik: pemerintah, suwasta maupun konsultan merupakan
suatu bentuk mekanisme pengawasan yang sering di
laksanakan.pengaturannya dapat secara periodik. Sesaat ataupun insidental.
UNIT ORGANISASI P E R A N AN
1 2
1) Ka. Kanwil 1) Koordinator kerjasama lintas
program/ sektoral.
2) Pembinaan program PMM.
3) Anggota team kerjasama lintas
sektoral
5. Penilik
3 1*) -
Kesehatan
1
Tenaga Kes.
6. - - 1
Lingkungan
D.III
Sanitarian
1*)
1
Jumlah : 15 2/3 2/3 1
b. Sasaran
Yang menjadi sasaran pendaftaran dan penomoran adalah semuah jenis tempat
pengelolaan makanan mulai dari restoran, ruma makan, warung kopi, katering,
industri makanan rakyat, pedagang kaki lima, pedagang keliling dan lain sebagainya.
Penjapaiyan sasaran ini di lakukan secara bertahap sesuai situasi dana, dan sarana
serta pelaksana.
c. Langkah-langkah
Pelaksanaan pendaftaran dilaksanakan secara aktif, yaitu petugas kesehatan yang
mencari dan mendatangi atau menghubungi pengusaha untuk dilakukan pendataan.
Sedang pemberian nomor dilakukan setelah pendataan perusahaan bersangkutan
selesai, dengan memberikan nomor pada plakat yang harus di pasang pada tempat
pengelolaan makanan yang bersangkutan.
a) Petugas mempelajari petunjuk yang di berikan pusat, dengan cara ini akan di peroleh
keseragaman hasil pelaporan dari masing masing petugas.
b) Petugas mempelajari kemungkinan pembiayaan untuk kegiatan tersebut. Bila tersedia
dana dari daftar isian Proyek Pusat maka kegiatan dapat dibiayai dari dana tersebut.
Bila dana dari pusat itu tidak ada atau jumlahnya terlalu kecil untuk kegiatan
tersebut, maka petugas dapat mempertimbangkan kemungkinan pembiayaan yang
dapat diusahakan diluar dari daftar isian Proyek Pusat.
c) Mengumpulkan sebanyak banyaknya informasi tentang adanya tempat pengelolaan
makanan dengan memulai dari lingkungan wilaya terkecil seperti Desa Kecamatan
atau bahkan rukun warga. Bila perlu dapat pula dilakukan pengecekan lapangan
langsung untuk mengetahui ada tidaknya tempat pengelolaan makanan sesuai
informasi di maksud sebelum dilakukan pendataan. Sering suatu tempat pengelolaan
makanan suda tidak aktif lagi atau ganti usaha, sementara data yang ada tetap masi
tempat pengelolaan makanan.
d) Mempersiapkan rencana pelaksanaan dengan menyediakan keperluan lapangan,
seperti formulir, plakat, buku pendaftaran maupun daftar sementara yang mungkin
sudah ada.
e) Melakukan pendaftaran sekaligus pendataan kelapangan dengan melakukan
pengisian blangko-blangko pendaftaran. Tehnik pelaksanaannya dapat dilakukan
sebagai berikut :
(1) Langsung dilakukan petugas bila tempat pengelolaan makanan nyata di ketahui
petugas.
(2) Di bantu unsur Desa dengan memberikan formulir tersebut kepada petugas
untuk di sebarkan kepada pengusaha di desa tersebut, untuk selanjudnya di
kumpulkan di desa dan diambil kembali oleh petugas.
(3) Petugas langsung ketempat pengelolaan makanan yang belum diketahuinya
dengan di bantu petugas setempat (desa atau instansi lain).tempat pengelolaan
makanan yang telah di daftar ini selanjudnya di beri tanda, di daftar dengan
stiker. Stiker ini di pasang sebagai tanda sementara yang untuk selanjudnya akan
di pasang plakat.
h). Membuat laporan pelaksanaan dan mencantumkan nomor urut pendaftaran, cukup
kode dan nomor akhir saja untuk setiap tempat pengelolaan makanan yang didaftar.
2. Materi
3. Pemberian nomor
Dalam penomoran ini di gunakan dua macam kode yaitu huruf dank ode angka.
a) kode huruf yang terdiri dari dua digit menunjukan tentang jenis tempat
pengolaan makanan.
b) kode nomor terdiri dari 8 angka, arti dari angka angka tersebut adalah :
(3) pemasangan oleh pemilik TPM atas anjuran dan petunjuk petugas. untuk
pengamanan dari kerusakan, di anjurkan untuk di bingkai dengan figura atau
laminating dahulu sebelum di pasang.
1) ketentuan-ketentuan :
a) ukuran 6 x 8 cm.
b) hahan stiker, kertas tipis, tetapi kuat.
c) warna dasar terang dan cerah.
d) warna huruf jelas dan kontras.
e) di cetak dalam jumlah komulatif dan mudah di ambil untuk pemasangannya.
.................................19............
............................
Catatan : Tpm : Tempat makanan
TPM : Tempatt pengelolaan makanan
(f) Alat-alat.
Alat yang di maksud adalah alat-alat yang dibutuhkan serta
digunakan dalam melaksanakan pemeriksaan hygiene sanitasi tempat
pengolan makanan.
(2). Tahap pelaksanaan pemeriksaan.
(a) Evalusi/penilaian
Pelaksanaan pemeriksaan dibagi dalam dua tahap yaitu penilaian dan
saran perbaikan. Untuk mendapatkan nilai-nilai pemeriksaan
terhadap TPM, perlu adanya sanitary sket, suatu from yang berisi
item obyek-obyek didalam tempat pengolaan makanan.
Unsur-unsur ini diberikan pembobotan didasarkan kepada pengurus
baik secara epidemiologi maupun secara social terhadap konsumen
pada khususnya dan masyrakat pada umumnya. penilain ini
dilakukan secara sederhana dan langsung dapat dilaksanakan petugas
lapangan. Denga sistem pembobotan ini, maka hasil akhir penilaian
akan memberikan gambaran lebih baik. Bobot diberikan untuk setiap
obyek, antara 1 dan 4, dengan pengertian makin besar bobot, berarti
makin besar pengaruhnya terhadap kesehatan makanan.
Jumlah seluruh nilai bobot 100 (seratus), sedangkan jumlah obyek
(item) sesuai dengan unsure yang diawasi dan tidak perlu sama
dengan seratus.
Penilaian dengan memberikan tanda check (V) pada kolom yang
sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu “Ya” atau “Tidak”, dari
penjumlaham ya dan tidak akan didapatkan:
(a) Nilai tempat pengelolan makanan
(b) Masalah yang ditemukan
(c) Urutan masalah berdasar bobotnya.