Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PENGAWASAN SANITASI MAKANAN

A. PENGORGANISASIAN PENGAWASAN
Penyelenggaraan pengendalian upaya sanitasi makanan minuman
dimungkinkan berjalan lancar apabila pengelolahnya dilandaskan pada prinsip
metode dan tata laksana pengorganisasian pengawasan yang bijaksana. Dalam
hal ini, termasuk pula proses dan teknologi pengawasan yang tepat guna, agar
hasil yang di peroleh dalam pengawasan upaya sanitasi makanan minuman lebih
berdaya guna dan berhasil guna.
Bila ditinjau secara pokok-pokok, maka pengawasan upaya makanan
minuman dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
1. Pembimbingan melalui pemberian arah dan petunjuk pengelolan baik teknis
maupun administrasi. Penerbitan pedoman kerja maupun teknis pada setiap
jenis aspek sanitasi makanan minuman termasuk cara pembimbingan yang
penting. Peringatan ataupun nasehat yang diberikan oleh fihak pemerintah
kepada para pengusaha dapat di kategorikan dalam pembimbingan.
2. Supervisi yang di lakukan baik oleh fihak Departemen Kesehatan maupun
aparat pemda merupakan bagian terkait dalam upaya ini. Para ahli di bidang
sanitasi makanan minuman atas permintaan fihak pemerintah dapat berindak
sebagai konsultan yang secara teknis mampu mensupervisi usaha sanitasi
tersebut.
3. Konsultasi antara pengelola upaya aanitasi makanan dan minuman dengan
berbagai fihak baik: pemerintah, suwasta maupun konsultan merupakan
suatu bentuk mekanisme pengawasan yang sering di
laksanakan.pengaturannya dapat secara periodik. Sesaat ataupun insidental.

Kegiatan- kegiatan pengawasan tersebut dengan berbagai aspeknya harus di


wadahi secara formal dalam bentuk pengorganisasian yang mantap. Pengorganisasian
ini juga menjamin terselengaranya pengawasan di berbagai tingkat administratif, pusat
dan daerah. Sejalan dengan pembagian wilayah administratif Pusat dan daerah, maka di
harapkan terdapat adanya kejelasan fungsi tugas dan tanggung jawab setiap unsur
pengelola upaya sanitasi makanan minuman.

Kejelelasan ini memudahkan pula pembentukan hubungan fungsional yang dinamis,


terrarah dan terpaduh dalam rangka kordinasi, sinkronisasi dan intregasi program.

Mekanisme organisasi diatur sesuwai dengan sistem administrasi negara yang


berlaku dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain sumber daya, sarana,
peraturan perundangan dan sebagainya. Keterlibatan semua aparat dan unsur organisasi
diatur dalam alur tata laksanan yang tepat, sehinggah tercermin adanya pembagian kerja
yang tuntas.

a. Peranan Petugas Pelaksanaan Program PMM pada tiap unit Organisasi di


tingkat Kanwil, Propinsi.

UNIT ORGANISASI P E R A N AN
1 2
1) Ka. Kanwil 1) Koordinator kerjasama lintas
program/ sektoral.
2) Pembinaan program PMM.
3) Anggota team kerjasama lintas
sektoral

Bindal Perencanaan dan Evaluasi (DUP


2). Ka. Bid. PK. PP
PAO).
Bindal kebijaksanaan pelaksanaan
3) Ka. Bid. PK. PP
kegiatan sesuai dengan program.
1) Penaggung jawab pelaksanaan
4) Pimpro PKL
kegiatan :
- Keuangan/administrasi sesuai
KEPPRES 29/1984.
- Bimbingan teknis operasional
sesuai DIP PO.
- WAS-DAL Proyek
2) Bersama Ka. Bid. PPE menyusun
DUP POA
3) Menyediakan dan untuk
penanggungan KLB keracunan
makanan.
1) Melaksanakan Bindal program
sesuai dengan kebijaksanaan
teknis operanasional teknis
5) Kasi PLPM Kanwil
operanasional yang telah
ditetapkan oleh Pimpinan.
2) Mambina pelaksanaan
penanggulangan KLB makanan.

b. Peranan petugas pelaksanaan program PMM di Tingkat Dinas Kesehatan


Propinsi, Kantor Depkes. Kab./Kodya, Dinas Kesehatan Kab./Kodya dan
Puskesmas.

UNIT ORGANISASI PERANAN


(1) Ka. Subdian. PKL (1) Melakukan bimbingan
teknis/supervsi
(2) Bersama pimpro menyusun PAO
(3) Melakukan koordinasi dengan
program/sektor lain.
(4) Melaksanakan penanggulangan
KLB keracunan makanan.

(2) Kepala Seksi TTU Subdinas (1) Melakukan evaluasi dan


PKL Dt.I monitoring pengawasan santai
makanan
(2) Pelaksanaan dalam :
a) Mempersiapkan materi
khusus penjamah TPM.
b) Membantu Kepala Sub.
Dinas dalam penyusunan
PAO.
c) Komplikasi data.
d) Melaksanakan uji petik
kualitas TPM.
(3) Bersama unit surveillance
melakukan penyelidikan
epidemiologi makanan.
(4) Melaksanakan penyuluhan
pencemaran dan keracunan
makanan
(5) Memberikan masukan kepada
Kepala Kantor Departemen
Kesehatan/Kepala Dinas
Kesehatan Dati II.

(3) Ka. Kan. Dep/Kadin Kes. (1) Koordinasi kerjasama lintas


program.
(2) Anggota team kerjasama lintas
sektoral.
(3) Pembina teknis operasional PKL
(4) Ikut serta menyusun POA di
Tingkat Propinsi.

(1) Bindal kebijaksanaan teknis


4). Kasi P2M & POM Kandep.
operasional
Dati II.
(2) Bersama Kasi PKL Dati II
Menyusun PAO Dati II.

(1) Pembinaan (supervisi)


4) Kepala Seksi PKL Dati II. (2) Pelaksanaan dalam :
a) Melaksanakan kursus
penjamah.
b) Melakukan
monitoring/evaluasi.
c) Tindakan hukum (Perda)/
Law enforcement bagi
daerah yang sudah
mempunyai perda.
d) Melakukan pengawasan
sanitasi Rumah Makan,
Restoran, Jasa-boga, Industri
makanan Rakyat yang daerah
peredarannya luas.
(3) Melakukan penanggulangan
KLB keracunan makanan.
5) Ka. Puskesmas. (4) Penyuluhan pencegahan
keracunan makanan.
(5) Pelaksana dalam
mempersiapkan, menyusun
konsep perda.
6) Pelaksanaan Puskesmas 1. Ikut serta menyusun POA di
(Sanitarian). tingkat Dati II.
2. Sebagai Team leader pelaksana
Proyek PKL di wilayah kerjanya.
(1) Melakukan pendataan TPM.
(2) Melakukan pengawasan sanitasi
warung, pedagang kaki lima,
pedagang keliling, kedai kopi,
industri makanan rakyat yang
daerah peredarannya hanya di
lingkungan Kecamatan yang
bersangkuta.

C Tenaga pengawas/penyehatan makanan.


1). Jenis tenaga :
a). Untuk tingkat Pusat.
(1) Sarjana Kesehatan Masyarkat jurusan Kesehatan Lingkungan.
(2) Food technologist.
(3) Penilik Kesehatan dengan tambahan penataran Penyehatan makanan.
(5) Tenaga Kesehatan Lingkungan Diploma III.
b). Tingkat Daerah/Propinsi
(1) Sarjana Kesehatan Masyarakat jurusan Kesehatan Lingkungan .
(2) Penilik Kesehatan dengan tambahan penataran penyehatan makanan.
c). Tingkat Kabupaten/Kotamadya
(1) Penilik Kesehatan dengan tambahan penataran penyhatan makanan.
(2) Tenaga Kesehatan Lingkungan Diploma III.
d). Tingkat Puskesmas.
Seorang sanitarian dengan tambahan pengetahuan penyehatan makanan.

2). Jumlah tenaga yang dibutuhkan :


no Jenis Jumlah yang dibutuhkan
Tenaga Tk. Propins Kab. Puskesmas
Pusat i
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Sarjana Kes
4 1 - -
Masyarkat
(Kes. Ling)
2. 1 - - -
SMK/APK
technologie
3. pangan
1 - -
SMK/APK
micro -
4.
biologis 6 1 -

5. Penilik
3 1*) -
Kesehatan
1
Tenaga Kes.
6. - - 1
Lingkungan
D.III

Sanitarian
1*)

1
Jumlah : 15 2/3 2/3 1

d. Sumber daya pembiayaan


1). APBN
2). APBD
3). Bantuan Luar Negeri
4). Masyarakat/Pengusaha
e. Methodologi
1). Pendaftaran
2). Perizinan
3). Pemeriksaan
4). Penilaian
5). Pengambilan contoh makanan
6). Pengambilan specimen
7). Pemberian saran/advis.
8). Teguran
9). Pencabutan izin

Pengorganisasian pengawasan upaya sanitasi makanan minuman yang pada saat


ini dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan adalah sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan R.I No.558/SK/1984 sebagaimana tertera pada lampiran 1.

B. PNGENDALIAN KERACUNAN MAKANAN.

Sebagaimana telah di bahas secara mendalam dalam bab 1 tentang masalah


keracunan yang dapat terjadi pada makanan dan minuman, maka untuk menjaga
makanan minuman terhindar dari pencemaran zat-zat beracun di perlukan upaya
pengendalian.pengendalian keracunan makanan minuman dilakukan dengan cara
mengawasi tempat pengolahan makanan (TPM) melalui pendaftaran, pemeriksaan dan
pelaporan yang teratur dan insentif. Dengan demikian kemungkinan terjadinya
keracunan makanan dapat sedini mungkin dapat di kendalikan.

1. Pendaftaran terhadap berbagai TPM dalam kepentingan untuk pengendalian


keracunan makanan dimaksudkan untuk secara dini menginventarisasi jumlah,
kata gori dan penyebaran TPM di suatu wilaya kerja/daerah tertentu, sehingga
penelusuran, pembinaan dan pemantauwan kuwalitas hygiene sanitasinya akan
lebih terjamin. Metodologi dan aspek pendaftaran TPM secara khusus dilakukan
berdasarkan pedoman dan formulir yang telah disediakan oleh Direktorat
JendraL PPM & PLP Departemen Kesehatan No. 003/PMM-1/85 yang pada
pokoknya memuat :
a. Maksud dan Tujuan.
Agar semua tempat pengelolaan makanan terdaftar dan mampu mempunyai
nomor pendaftaran secara nyata dan seragam, sehinggah memudahkan di dalam
usaha pengawasan, pembinaan dan tindakan pemantauwannya`

b. Sasaran
Yang menjadi sasaran pendaftaran dan penomoran adalah semuah jenis tempat
pengelolaan makanan mulai dari restoran, ruma makan, warung kopi, katering,
industri makanan rakyat, pedagang kaki lima, pedagang keliling dan lain sebagainya.
Penjapaiyan sasaran ini di lakukan secara bertahap sesuai situasi dana, dan sarana
serta pelaksana.
c. Langkah-langkah
Pelaksanaan pendaftaran dilaksanakan secara aktif, yaitu petugas kesehatan yang
mencari dan mendatangi atau menghubungi pengusaha untuk dilakukan pendataan.
Sedang pemberian nomor dilakukan setelah pendataan perusahaan bersangkutan
selesai, dengan memberikan nomor pada plakat yang harus di pasang pada tempat
pengelolaan makanan yang bersangkutan.

Tahap pelaksanaannya sebagai berikut :

a) Petugas mempelajari petunjuk yang di berikan pusat, dengan cara ini akan di peroleh
keseragaman hasil pelaporan dari masing masing petugas.
b) Petugas mempelajari kemungkinan pembiayaan untuk kegiatan tersebut. Bila tersedia
dana dari daftar isian Proyek Pusat maka kegiatan dapat dibiayai dari dana tersebut.
Bila dana dari pusat itu tidak ada atau jumlahnya terlalu kecil untuk kegiatan
tersebut, maka petugas dapat mempertimbangkan kemungkinan pembiayaan yang
dapat diusahakan diluar dari daftar isian Proyek Pusat.
c) Mengumpulkan sebanyak banyaknya informasi tentang adanya tempat pengelolaan
makanan dengan memulai dari lingkungan wilaya terkecil seperti Desa Kecamatan
atau bahkan rukun warga. Bila perlu dapat pula dilakukan pengecekan lapangan
langsung untuk mengetahui ada tidaknya tempat pengelolaan makanan sesuai
informasi di maksud sebelum dilakukan pendataan. Sering suatu tempat pengelolaan
makanan suda tidak aktif lagi atau ganti usaha, sementara data yang ada tetap masi
tempat pengelolaan makanan.
d) Mempersiapkan rencana pelaksanaan dengan menyediakan keperluan lapangan,
seperti formulir, plakat, buku pendaftaran maupun daftar sementara yang mungkin
sudah ada.
e) Melakukan pendaftaran sekaligus pendataan kelapangan dengan melakukan
pengisian blangko-blangko pendaftaran. Tehnik pelaksanaannya dapat dilakukan
sebagai berikut :
(1) Langsung dilakukan petugas bila tempat pengelolaan makanan nyata di ketahui
petugas.
(2) Di bantu unsur Desa dengan memberikan formulir tersebut kepada petugas
untuk di sebarkan kepada pengusaha di desa tersebut, untuk selanjudnya di
kumpulkan di desa dan diambil kembali oleh petugas.
(3) Petugas langsung ketempat pengelolaan makanan yang belum diketahuinya
dengan di bantu petugas setempat (desa atau instansi lain).tempat pengelolaan
makanan yang telah di daftar ini selanjudnya di beri tanda, di daftar dengan
stiker. Stiker ini di pasang sebagai tanda sementara yang untuk selanjudnya akan
di pasang plakat.

f). Melakukan penyusunan data tempat pengelolaan makanan yang terkumpul,


dengan mengelompokan sesuai dengan kelompok tempat pengelolaan makanan.
Memberikan nomor kode pada setiap formulir dan mencatatnya dalam buku induk
pendaftaran.

g) Membuat nomor pendaftaran pada plakat pendaftaran dengan mencamtumkan nomor


Kode Propinsi Daerah Tingkat 11 dan nomor registrasi tempat pengelolaan makanan
sesuai yang di tentukan. Plakat tersebut yang bagian depannya cukup hanya nomor
tempat pengelolaan makanan sesuwai yang di tentukan. plakat tersebut yang bagian
depannya cukup hanya tempat pengelolaan makanan, sedangkan di halaman
sebelumnya pengesahan/tanda tangan Kepala Dinas disertai stempel dinas sebagai
unsure legalisasinya, plakat tersebut harus di ambil atau diberikan kepada pengusaha
tempat pengolaan makanan untuk ditempel/dipasang di tempat pengelolaan makanan
tersebut. Pemasangan di tempat yang mudah dilihat orang.

h). Membuat laporan pelaksanaan dan mencantumkan nomor urut pendaftaran, cukup
kode dan nomor akhir saja untuk setiap tempat pengelolaan makanan yang didaftar.

2. Materi

Dalam kegiatan pendaftaran ini yang harus tersedia antara lain :

a). Formulir pendaftaran/pendataan dengan cara isian.

b). plakat pendaftaran.

c). formulir laporan pendaftaran.

d). buku petuncuk pelaksanaan pendaftaran.

e). alat tulis.

f). stiker sebagai bukti pendaftaran sementara.

3. Pemberian nomor

Di maksudkan untuk penataan pendaftaran maka secara rasional di seragamkan


cara penomorannya. Keseragamaan ini akan memudahkan pemantauannya di
samping akang memudahkan bagi daerah daerah yang cara pemberian nomornya
belum teratur atau daera daera yang belum melaksanakan pendaftaran tempat
pengelolaan makanan.

Dalam penomoran ini di gunakan dua macam kode yaitu huruf dank ode angka.

a) kode huruf yang terdiri dari dua digit menunjukan tentang jenis tempat
pengolaan makanan.

Perincian selengkapnya adalah :

No Kode Inisial Jenis tempat pengolaan makanan


01 IM Industri makanan rakyat.
02 CT Katering.
03 PA Tempat pembuatan makanan asrama/panti/Warung
kopi.
04 RM
Rumah makan termasuk restoran
05 WK
Warung kopi.
06 PK
Pedagang makanan kaki lima.
07 PL
Pedagang makanan keliling.
08 KT
Kantin
09 SB
Snack Bar.
10 MD
Tempat penjualan makanan dingin
11 MO
Tempat penjualan makanan terolah.
12 MS
Tempat penjualan makanan segar.

b) kode nomor terdiri dari 8 angka, arti dari angka angka tersebut adalah :

- dua angka pertama adalah kode propinsi.


- dua angka kedua adalah kode daerah tingkat II.
- empat angka berikutnya adalah nomor tempat pengelolaan makanan dan
minuman.

Kemudian khusus untuk kota madya di samping delapan angka tersebut di


tambahkan huruf k di belakangnya, sehingga dapat di bedakan antara kabupaten
dan kota madya. kode propinsi di tentukan dari pusat sedangkan kode dari
daerah tingkat II, di tentukan oleh propinsi bersangkutan.

4) Bentuk plakat dan stiker


a).plakat (kartu tanda pendaftaran) TPM:
(1). ketentuan-ketentuan :
(a). ukuran 30 x 40 cm.
(b) bahan kertas karton konstruk, ukuran 120 gram
(c) permukaan licin dan mengkilap, warna terang.
(d) bentuk huruf jelas dan tajam
(e) warna dasar cera huruf / huruf warna gelap dan dihias dengan piringan
bercorak menarik.
(f) pengisian tanda daftar / nomor dengan huruf jelas.

(3) contoh bentuk plakat.


TERDAFTAR
PADA
DINAS KESEHATAN DAERAH TINGKAT II
NOMOR :

(3) pemasangan oleh pemilik TPM atas anjuran dan petunjuk petugas. untuk
pengamanan dari kerusakan, di anjurkan untuk di bingkai dengan figura atau
laminating dahulu sebelum di pasang.

b) stiker ( tanda telah di daftar sementara).

1) ketentuan-ketentuan :
a) ukuran 6 x 8 cm.
b) hahan stiker, kertas tipis, tetapi kuat.
c) warna dasar terang dan cerah.
d) warna huruf jelas dan kontras.
e) di cetak dalam jumlah komulatif dan mudah di ambil untuk pemasangannya.

3) contoh bentuk stiker.

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN


(TPM)
INI TELAH TERDAFTAR
OLEH DINAS KESEHATAN DATI II
TAHUN 1985
Tgl:.........................
3) pemasangan di lakukan di tempat yang telah di daftar.
dilakukan oleh petugas pendaftaran pada saat pendaftaran di lakukan.
stiker ini di pasang sebagai tanda sementara, yang untuk selanjudnya akan di pasang
“PLAKAT”
CONTOH
Nomor :
FORMULIR PENDAFTARAN TPM
TAHUN :
1. PROPINSI :.................................................................................................
2. DATI II :................................KODE......................................................
3. KECAMATAN :................................................................................................
4. PUSKESMAS :.......................................................................................
5. JENIS TPM :
1. Industri Makanan Rakyat O7. Pedagang Keliling
2. Katering 08. Kantin
3. TPM Asrama/Panti/Dapur 09. Snack Bar
4. Rumah Makan/Restoran 10. Tpm Dingin
5. Warung Kopi 11. Tpm Terolah
6. Pedagang Kaki Lima 12. Tpm Segar
6. NAMA/MERK :.......................................................................................
7. NAMA PEMILIK/DIREKTUR :................................................................
8. ALAMAT :................................................................
9. TAHUN PRODUKSI/USAHA :................................................................
10. JUMLAH KARYAWAN PEJAMAH
11. IZIN PENDA NO :................................................................

.................................19............

Petugas Pendaftaran, Pemilik/Direktur/Kuasa TPM,

............................
Catatan : Tpm : Tempat makanan
TPM : Tempatt pengelolaan makanan

2. pemeriksaan sanitasi TPM, dalam kaitan dengan program penyehatan makanan


minuman ( PMM ) di selelenggarakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai
tingkat mutu sanitasi TPM guna pengambilan keputusan dalam rangka pengawasan,
pembinaan dan pembibimngan bagi institusi pengelolan makanan dan minuman
tersebut.
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan TPM ini telah di atur berdasarkan petunjuk
tentang pengawasan dan pemeriksaan TPM No.004/PMM-I/85 yang di keluarkan oleh
di rektorat djendral PPM dan PLP departemen kesehatan RI.
pada dasarnya petunjuk tersebut membuat hal-hal :
a. pelaksanaan pemeriksaan sanitasi tempat pengelolaan makanan.
1). pengorganisasian
a) hal-hal yang perlu di periksa adalah :
(1). aspek sanitasi di luar pembangunan.
(2). aspek sanitasi di dalam bangunan.
(a) kontruksi
(b) fssilitas
(3) karyawan
(4) keadaan fisik bahan makanan
(5) lain-lain seperti alat pemadam kebakaran
b) macam pemeriksaan
(1) pada pemeriksaan pertama keadaan dan dan masalah di nilai dan di catat
dalam formulir pemeriksaan di buat rangkap 2, masing-masing untuk
pemeriksaan selanjudnya yang di simpan pengusaha untuk arsip. formulir
pemeriksaan berpedoman/ di sesuaikan dengan standar minimal masing-
masing jenis perusahaan.
(2) pada pemeriksaan lanjutan perbaikan perbaikan yang telah di perintahkan
di nilai serta masalah baru yang muncul di catat dan di berikan perintah
perbaikan.
(3) dalam hal- hal yang di anggap perlu, di lakukan pengambilan contoh
untuk pemeriksaan laboratofium.
c) tahap-tahap pemeriksaan hygiene sanitasi tempat pngelolaan makanan.

(1) persiapan pemeriksaan


didalam penyelenggaraan ini agar di capai tujuan yang di inginkann
perlulah di lakukan persiapan-persiapan.untuk itu perlulah diinventarisasi
bahan atau alat-alat yang di perlukan di dalam pemeriksa di samping
kegiatan yang mendukung.
bila tempat pengelolaan makanan itu besar, biasanya di perlukan
peralatan yang lengkap namum di dalam suatu pemeriksaan sekurang-
kurangnya di pderlukan hal sebagai berikut:
(a) persiapan personil.
personil yang akan melaksanakan perlu memahami petumjuk
pelaksanaan yang di tentukan, sehingga tujuan dapat di capai.
(b) pendekatan kepada pengusaha.
sebelum mengadakan pemeriksaan perlu di beritahukan kepada
pengusaha melalui surat atau telepon ini dapat di laksanakan sehari
sebelum dilaksanakan pemeriksaan.
(c) persiapan untuk keperluan tranportasi.
perlu di perhitungkan bahwa masala pengakatan ketempat / lokasi
perusahaan ini sering menjadi hambatan, terutama bila dalam
perusaan itu membuat peralatan-peralatan pemeriksaan.
(d) peralatan pencatatan.
alat-alat pencatatan keperluan lapangan seperti formulir
pemeriksaan, buku catatan, alat tulis-menulis, blangko perbaikan.
(e) surat tugas.
surat tugas merupakan surat perintah yang di keluarkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan atau yang berwenang, berisi tentang nama serta
jabatan orang-orang yang berhak melaksanaan pemeriksaan.
Surat tugas ini biasanya ditunjukan kepada kepada pengusaha, pada
awal dilakukannya pemeriksaan.
Alat

(f) Alat-alat.
Alat yang di maksud adalah alat-alat yang dibutuhkan serta
digunakan dalam melaksanakan pemeriksaan hygiene sanitasi tempat
pengolan makanan.
(2). Tahap pelaksanaan pemeriksaan.
(a) Evalusi/penilaian
Pelaksanaan pemeriksaan dibagi dalam dua tahap yaitu penilaian dan
saran perbaikan. Untuk mendapatkan nilai-nilai pemeriksaan
terhadap TPM, perlu adanya sanitary sket, suatu from yang berisi
item obyek-obyek didalam tempat pengolaan makanan.
Unsur-unsur ini diberikan pembobotan didasarkan kepada pengurus
baik secara epidemiologi maupun secara social terhadap konsumen
pada khususnya dan masyrakat pada umumnya. penilain ini
dilakukan secara sederhana dan langsung dapat dilaksanakan petugas
lapangan. Denga sistem pembobotan ini, maka hasil akhir penilaian
akan memberikan gambaran lebih baik. Bobot diberikan untuk setiap
obyek, antara 1 dan 4, dengan pengertian makin besar bobot, berarti
makin besar pengaruhnya terhadap kesehatan makanan.
Jumlah seluruh nilai bobot 100 (seratus), sedangkan jumlah obyek
(item) sesuai dengan unsure yang diawasi dan tidak perlu sama
dengan seratus.
Penilaian dengan memberikan tanda check (V) pada kolom yang
sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu “Ya” atau “Tidak”, dari
penjumlaham ya dan tidak akan didapatkan:
(a) Nilai tempat pengelolan makanan
(b) Masalah yang ditemukan
(c) Urutan masalah berdasar bobotnya.

(b) Saran pebaikan


Setelah dilakukan pemeriksaan, dari masalah yang ditemukan, dapat
diberikan saran tehnis, untuk segera dilakukan tindakan perbaikan oleh
pengusaha tempat pengelolan makanan.
Dalam pemberian saran perbaikan ini, perlu dipertimbangkan tentang
sifat-sifat masalah tersebut.dalam hal ini masalah yang ada tersebut
dapat berupa masalah yang dapat dipecahkan secara tehnis atau berupa
kesulitan, yaitu masalah yang tak dapat dipecahkan secara tehnis atau
berupa kesulitan ini berupa konstruksi bangunan yang telah permanen,
luas tanah untuk usaha tidak cukup untuk pengaturan air limbah dan
sebagainya, yang umumnya karena faktor biaya belum mungkin
dirombak/diperbaiki. Saran yang diberikan dapat dilakukan melalui dua
jalan yaitu :
- Langsung, yaitu dengan lesan setelah segera pemeriksaan,
sekaligus disampaikan alasan-alasannya, mengapa harus
diperbaiki dan bagaimana cara memperbaiki.
- Tidak langsung, yaitu dengan jalan memberikan formulir saran
perbaikan secara tertulis. Saran ini dapat diberikan setelah
dilaksanakan pemeriksaan, sebaiknya pada saat akan
meninggalkan tempat pemeriksaan, atau saran dikirimkan
beberapa hari setelah diadakan pemeriksaan.
(4) Tindakan lanjut pemeriksaan sanitasi.
(a) Tujuan.
- Mengadakan penilaian secara terus-menerus terhadap perusahaan.
- mencari data perbandingan dari keadaan sanitasi sekarang dengan
waktu sebelumnya.
- Memperoleh gambaran keadaan sanitasi TPM sepanjang tahun
dan seterusnya, guna kepentingan penelitian dan pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai