Makalah Sarkoma Ewing PDF
Makalah Sarkoma Ewing PDF
LATAR BELAKANG
Tumor ganas tulang yang tidak berasal dari system hematopoetik adalah
osteosarkoma, kondrosarkoma, fibrosarkoma dan sarcoma Ewing. Sarkoma
Ewing merupakan tumor ganas terbanyak kedua setelah osteosarkoma. Tumor ini
tersusun atas sel bulat, lunak yang terjadi seringkali pada tiga dekade pertama dari
kehidupan. Kebanyakan terletak pada tulang panjang, meskipun berbagai tulang
lain dapat pula terlibat. Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, prosedur pemeriksaan penunjang baik invasif maupun non
invasif.(2)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Sarkoma Ewing merupakan tumor maligna yang tersusun atas sel bulat,
kecil yang paling banyak terjadi pada tiga dekade pertama kehidupan.(2)
Sarkoma Ewing merupakan tumor ganas primer yang paling sering mengenai
tulang panjang, kebanyakan pada diafisis. tulang yangpaling sering terkena
adalah pelvis dan tulang iga.(3) Sarcoma Ewing adalah neoplasma ganas yang
tumbuh cepat dan berasal dari sel-sel primitive sumsum tulang pada dewasa
muda.(4)
2.2. Insidensi
Tumor ini paling sering terlihat pada anak-anak dalam usia belasan dan
paling sering adalah tulang-tulang panjang.(5)Pada anak-anak, sarcoma
Ewing merupakan tumor tulang primer yang paling umum setelah
osteosarkoma. Setiap tahun tidak kurang dari 0,2 kasus per 100.000 anak-
anak di diagnosis sebagai sarcoma ewing, dan diperkirakan terdapat 160
kasus baru yang terjadi pada tahun 1993. Di seluruh dunia, insidensinya
bervariasi dari daerah dengan insidensi tinggi, misalnya Amerika Serikat dan
Eropa ke daerah dengan insidensi rendah, misalnya Afrika dan Cina. Sarkoma
Ewing sering juga terjadi pada dekade kedua kehidupan. Jarang terjadi pada
umur 5 tahun dan sesudah 30 tahun. Insidensinya sama antara pria dan
wanita. Biasanya sarcoma Ewing tidak berhubungan dengan sindroma
congenital, tetapi banyak berhubungan dengan anomaly skeletal, misalnya :
enchondroma, aneurisma kista tulang dan anomali urogenital, misal :
hipospadia.(1)
Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi insidensi sarcoma Ewing, yaitu :
1). Faktor usia. Insidensi sarkoma Ewing meningkat dengan cepat dari mendekati
0 pada umur 5 tahun dan mencapai puncaknya pada umur 10 -18 tahun.
2
Sesudah umur 20 tahun insidensinya menurun kembali dan mendekati 0 pada
umur 30 tahun.
2). Faktor jenis kelamin. Resiko pria sedikit lebih tinggi dibandingkan wanita,
tetapi setelah umur 13 tahun insidensinya antara pria dan wanita hampir sama.
3). Faktor ras. Penyakit ini jarang didapatkan pada orang kulit hitam.
A. Patofisiologi
3
Menurut WHO : sarcoma Ewing merupakan tumor maligna dengan
gambaran histologis agak uniform terdiri atas sel kecil padat, kaya akan
glikogen dengan nukleus bulat tanpa nukleoli yang prominen atau outline
sitoplasma yang jelas. Jaringan tumor secara tipikal terbagi atas pita – pita
ireguler atau lobulus oleh septum fibrosa, tapi tanpa hubungan interseluler
serabut retikulin yang merupakan gambaran limfoma maligna. Mitosis jarang
didapatkan, namun perdarahan dan area nekrosi sering terjadi
B. Histologi
Diagnosis adalah satu dari perkecualian neoplasma sel bulat kecil yang
lain (small cell osteosarcoma, rhabdomyosarcoma, neuroblastoma dan
limfoma) harus disingkirkan. Vaskularitas yang terhambat, nekrosis dan
populasi bifasik dari sel besar dan sel kecil gelap sangat khas pada sarcoma
Ewing ini.
4
2.5. Diagnosis
Test dan prosedur diagnostik berikut ini harus dilakukan pada semua pasien
yang dicurigai sarcoma Ewing :
1) Pemeriksaan darah :
a) Pemeriksaan darah rutin.
b) Transaminase hati.
c) Laktat dehidrogenase.
5
2) Pemeriksaan radiologis :
a) Foto rontgen.
b) CT scan : Pada daerah yang dicurigai neoplasma (misal : pelvis,
ekstremitas, kepala) dan penting untuk mencatat besar dan lokasi
massa dan hubunganya dengan struktur sekitarnya dan adanya
metastase pulmoner. Bila ada gejala neorologis, CT scan kepala juga
sebaiknya dilakukan.
3) Pemeriksaan invasif :
a) Biopsi dan aspirasi sumsum tulang. Aspirasi dan biopsi sample
sumsum tulang pada jarak tertentu dari tumor dilakukan untuk
menyingkirkan adanya metastase.
b) Biopsi. Biopsi insisi atau dengan jarum pada massa tumor sangat
penting untuk mendiagnosis Ewing’s Sarkoma. Jika terdapat
komponen jaringan lunak, biopsi pada daerah ini biasanya lebih
dimungkinkan.
6
prognosis yang cukup penting. Delapan puluh tujuh persen pasien dengan
tumor (T) pada tulang tetap hidup dalam lima tahun dibandingkan dengan 20
% pada pasien dengan komponen ekstraossea. Nodus limfatikus (N) jarang
terlibat. Adanya penyakit metastase (M) akan menurunkan survival secara
nyata. Keterlibatan tulang atau sumsum tulang lebih sering didapat dari pada
hanya metastase tumor ke paru – paru.
Sarkoma Ewing adalah suatu sel tumor bulat tak terdiferensiasi yang tidak
memiliki pertanda morfologis. Sarkoma Ewing ini didiagnosis setelah
mengeksklusi tumor sel bulat, kecil dan biru yang lain yang meliputi sarcoma
tulang primer, sarcoma tulang primitive, rabdomiosarkoma, limfoma,
neuroblastoma dan neuroepitelioma perifer. Lokasi tempat paling umum dari
sarcoma Ewing adalah pelvis (21%), femur (21%), fibula (12%), tibia (11%),
humerus (11%), costa (7%), vertebra (5%), scapula (4%), tulang kepala (3%)
dan tempat lain (<2%).
Atas dasar inilah maka sarkoma Ewing dapat disebut sebagai penyakit
sistemik.
b) Tempat penyebaran
Tempat yang umum terlibat dengan sarcoma Ewing meliputi paru – paru,
tulang (termasuk sumsum tulang) dan system saraf pusat (1 – 5 %).
Mulligan : pernah melapokan adanya metastase sarcoma Ewing pada
pankreas.
7
2.10. Penatalaksanaan
a) Indikasi.
Kemajuan terapi radiasi guna mengontrol sarcoma Ewing
menurunkan peran terapi pembedahan dalam pengobatan
sarcoma Ewing. Pada masa kini terapi reseksi bedah (biasanya
dilakukan setelah kemoterapi adjuvant preoperatif) dianjurkan
pada lesi pelvis dan tumor yang dapat menyebar ke jaringan
tulang, misalnya : fibula, costa dan tulang tarsal. Selanjutnya
amputasi diperlukan untuk fraktur patologis dan tumor
8
infragenikulatum primer yang tidak dapat ditangani secara
lokal dengan terapi radiasi.
b) Pendekatan
Pendekatan bedah sangat bervariasi tergantung pada besar,
lokasi dan penyebaran tumor.
c) Prosedur
1) Biopsi
Teknik untuk menjalankan biopsi pada tumor tulang
adalah identik dengan osteosarkoma.
2) Reseksi radikal
Jika terapi bedah diindikasikan, pengangkatan tumor
dengan menyertai tepi jaringan normal harus dilakukan,
kecuali jika terdapat defisit fungsional berlebihan.
Sebagai contoh, amputasi primer dengan:
9
bila dibandingkan dengan kemoterapi sistemik
dalam mencegah metastase pulmoner tumor.
Morbiditas dan mortalitas
Komplikasi setelah terapi radiasi umumnya
terjadi dan bervariasi dengan letak tumor
primer. Jika dosis tidak lebih dari 5000 cGy,
komplikasi defisit fungsional berat dan
malignansi sekunder yang terjadi kurang dari
18 % pasien
Kemoterapi adjuvant
Kemoterapi adjuvant terdiri dari :
1). Kemoterapi preoperatif
Kemoterapi inisial (3 – 5 siklus) sekarang
merupakan standart pada pasien dengan indikasi
pembedahan.
10
2). Kemoterapi postoperatif
Kemoterapi tambahan dapat dikombinasikan
dengan terapi radiasi jika reseksi komplit tidak
bisa dilakukan.
Tempat Tumor
11
Keseluruhan, lebih dari dari 60% pasien bertahan
untuk 3 tahun. Tumor yang terletak di tengkorak
dan vertebra, terdapat lebih dari 95%, tibia dan
fibula , 60-70%. Pasien berprognosis buruk
apabila mempunyai tumor pada bagian atas dan
posterior kosta serta daerah sekitarnya. Ukuran
tumor, ada tidaknya efusi pleura, tipe pembedahan
dan respon kemoterapi bukan merupakan faktor
prognostik yang bermakna. Kebanyakn kasus
yang terlokalisir dapat dikontrol dengan terapi
kombinasi, tetapi kasus tumor pada daerah kosta
ini tetap buruk . Femur dan humerus, 50 %.
Sarkoma Ewing pada femur mempunyai
prognosis buruk, karena radiasi saja untuk terapi
lokal menimbulkan komplikasi dan kekambukan
lokal yang tinggi. Strategi pengobatan lokal
sarkoma Ewing meliputi pembedahan dan radio
terapi adjuvant. Tumor yang terletak di pelvis,
jumlahnya kurang dari 40 %. Namuan demikian
pernah dilaporkan oleh Yang dan Eilber, : Bahwa
pembedahan, kemoterapi dan radioterapi
sangatlah berguna untuk pasien dengan sarkoma
Ewing pelvis selama tumor tersebut terbatas pada
pelvis saja.
Tumor metastase
Keseluruhan kelangsungan hidup penderita tumor
yang metastase kurang dari 40 %.
Pada tidak adanya metastase di lain tempat gambaran patologis berikut ini
biasanya akan mempunyai prognosis buruk :
12
1). Tumor yang terletak pada bagian proksimal dari tulang.
2). Tumor besar (> 8 cm) dan terletek pada ekstrimitas. Ini mengurangi survival
bebas penyakit 5 tahun dari 72 % menjadi 22 % dan menaikkan rekurensi lokal
dari 10 % menjadi 30 %. Lesi pelvis yang lebih besar dari pada 5 cm akan
menurunkan tingkat kontrol lokal dari 92 % menjadi 83 %.
Panduan khusus yang bisa dipakai adalah evaluasi rutin : Setiap kunjungan
klinik dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1). Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Riwayat penyakit harus diperoleh.
Pemeriksaan fisik menyeluruh haruslah dilakukan selama kunjungan pasien.
13
BAB III
KESIMPULAN
Sarkoma Ewing merupakan tumor ganas tulang primer yang paling banyak
kedua pada anak – anak dan dewasa muda. Pengobatan secara multidisipliner
telah dibuat lebih dari 25 tahun belakangan ini. Kemopterapi agresif telah
meningkatkan 5-years survival rates dari 10 % menjadi 70 %.
Peran pembedahan dan radioterapi guna kontrol lokal tumor juga makin
bertambah penting. Sebenarnyalah walaupun sarkoma Ewing merupakan suatu
bentuk penyakit kanker yang amat agresif tetapi masih dapat disembuhkan
(curable) apabila diagnosis ditegakkan pada stadium awal dan ditangani dengan
benar.
14
DAFTAR PUSTAKA
2.Huvos AG, 1996, Bone Tumors, Diagnosis, Treatment and Prognosis, WB.
Saunders Company, Philadelphia pp. 124 – 36.
3.Ekayuda, L, 1992, Tumor Tulang dan Lesi yang menyerupai Tumor Tulang,
dalam : Sjahriar Rasad (ed), Radiologi Diagnostic, sub bagian radiodiagnostik.
Bagian radiologi FK Universitas Indonesia RSCM Jakarta hal. 231 – 42.
4.R. Sjamsuhidayat, Wim De Jong, 1997, Tumor Ewing, dalam : Buku Ajar Ilmu
Bedah, Cetakan Pertama, EGC, Jakarta, hal. 1270-1271.
6.Apley Graham A., Solomon L., Mankin H.J., 1993, Ewing’s Sarcoma, dalam
Apley’s System of Ortopaedics and fractures, seven edition, Butterworth
Heinemann, British, London, pp. 182.
7.McIntosh, JK, and Cameron, RB., 1996, dalam Caneron RB., Practical
Oncology, Prentice-Hall International Inc., Los Angeles pp. 32 – 41.
10.Ozaki, T., Lindner, N, Hoffman, C., 1995, Ewing’s sarcoma of the ribs. A
15
report from the cooperative Ewing’s sarcoma study, Eur-J-Cancer, Dec ; 31A (13-
14) : 2284-8.
12.Krane, SM., AND Schiller. AL., 1996, Hyperostosis, neoplasme, and orther
disorder of bone, Harrison’s Principles of Internal Medicine 13 Ed., McGraw-Hill,
Inc., New York, pp. 1962-4.
16