Dokumen - Tips - Dasar Teori Well Logging PDF
Dokumen - Tips - Dasar Teori Well Logging PDF
PENDAHULUAN
1.1.2 Tujuan
1.1.2.1 Mengetahui informasi litologi, porositas, resistivitas, dan kejenuhan
hidrokarbon berdasarkan data wireline log.
1.1.2.2 Mengetahui keterdapatan hidrokarbon dalam suatu lapisan dengan
menggunakan data wireline log serta dapat menentukan lingkungan
pengendapan suatu zona hidrokarbon berdasarkan interpretasi data
wireline log.
1.1.2.3 Dapat melakukan analisis kuantitatif data log
1.1.2.4 Mampu menentukan porositas batuan reservoir
1.1.2.5 Mampu menentukan nilai faktor formasi
1.1.2.6 Mampu menentukan nilai resistivitas air pada reservoir
1.1.2.7 Mampu menentukan kandungan serpih pada reservoir
1.1.2.8 Mampu menentukan harga kejenuhan air pada reservoir
Mulai
Tahap
Persiapan
Tahap Pengumpulan
Data
Selesai
BAB V
PEMBAHASAN
Data log merupakan salah satu kriteria utama sebagai dasar dalam proses
pengambilan keputusan geologi pada eksplorasi migas. Log digunakan untuk
melakukan korelasi zona-zona prospektif sumber data untuk membuat peta kontur
struktur dan isopach, menentukan karakteristik fisik batuan seperti litologi,
porositas, geometri pori dan permeabilitas. Data logging digunakan untuk
mengidentifikasi zona-zona produktif, menentukan kandungan fluida dalam
reservoar serta memperkirakan cadangan hidrocarbon. Log adalah gambaran
kedalaman dari suatu perangkat kurva yang mewakili parameter-parameter yang
diukur secara terus menerus didalam suatu sumur ( Schlumberger, 1986). Parameter
yang biasa diukur adalah sifat kelistrikan, tahanan jenis batuan, daya hantar listrik,
sifat keradioaktifan, dan sifat meneruskan gelombang suara
Pada log ini diketahui terdapat data-data wireline pada 4 komposite log yang
meliputi kurva Gamma Ray Log (GR), kurva Caliper Log (CALI), kurva Density
Log (RHOB), kurva Neutron Log (NPHI), serta kurva Resistivity Log (LLD, LLS).
Berikut pembahasan dari masing – masing komposite log. Dari data log, kita dapat
menginterpretasikan apakah pada daerah tersebut memiliki kandungan hidrokarbon
atau tidak. Metode yang digunakan yaitu metode interpretasi pintas ( quick look).
Dalam identifikasi litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yang pertama
ditentukan adalah Shale Base Line dan Sand Base Line dari kurva log Gamma Ray
tersebut. Shale base line yang merupakan garis lempung ini adalah garis yang
ditarik dari titik yang memiliki harga paling tinggi yang mengisyaratkan bahwa
daerah tersebut perupakan daerah impermeabel, sedangkan sand base line
merupakan garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga yang paling kecil dalam
kurva log gamma ray yang juga mengisyaratkan bahwa daerah tersebut adalah
daerah yang permeabel. Log Gamma ray yang memiliki skala 0 sampai 300 ini
kemudian dianggap mempunyai persentase 100%. Maka selanjutnya barulah
ditentukan daerah interes yang menjadi kandidat batuan permeabel dimana kandidat
ini adalah zona yang terletak diantara 50%-80% (sering juga disebut cut off).
Daerah yang terletak pada zona inilah yang dianggap sebagai zona clean sand.
Selain itu, dari kurva ini juga dapat ditentukan batas-batas perlapisan
dengan mengambil patokan adanya perubahan pola kurva (defleksi kurva)
merupakan tanda bahwa terdapat perubahan litologi. Namun yang perlu diingat
kurva Gamma Ray ini tidak mengisyaratkan besar butir tetapi hanya memberikan
informasi tentang distribusi butir dan kandungan lempungnya.
5.1 Analisis data dari masing-masing wireline log
5.1.1 Log po1
Dalam pembuatan shale baseline dan sand baseline pada kurva log PO1
lebih di dominasi oleh shane baseline, hal ini di karenakan hasil dari pembacaan
log gama ray yang lebih dominan. Selain itu dari hasil pembacaan log densitas
dan log neutron menandakan adanya sisipan batu gamping di kurva log PO1
tersebut. Yakni di kisaran kedalaman antara 250 sampai 275 mbpl, antara 275
sampai 300 mbpl, 400 mbpl, dan di antara kedalaman 425 sampai 450 mbpl.
Pada pembacaan log ini pula di temukan adanya sisipan batupasir yang
terdapat pada kedalaman 250 mbpl, 275 mbpl, 300 mbpl serta pada bagian
bawah kurva tersebut. Perdasarkan pembacaan kurva pada log PO1 reservoir di
perkirakan terdapat pada lapisan batupasir yang terdapat pada kedalaman 475
mbpl. Hal ini di karenakan pada kedalaman tersebut terdapat mirror, sehingga di
mungkinkan terdapatnya reservoir pada kedalaman tersebut.
Berdasarkan pembacaan log densitas, fluida yang terdapat pada pada kurva
log PO1 di perkirakan berupa gas.
Berdasarkan pembacaan log densitas dan pembacaan log neutron yang
terdapat pada kurva log PO1 juga di indikasikan adanya lapisan karbon yang
berupa coal. Lapisan tersebut terdapat pada kedalaman 375 mbpl.
5.1.2 Log Po3
Berdasarkan pembacaan log gama ray yang terdapat pada log PO3 setelah di
lakukan pembuatan shale baseline dan sand baseline hasilnya tidak jauh berbeda
dengan pembacaan kurva log PO1, yakni lebih di dominasi oleh shale baseline.
Selain itu setelah di lakukan pembacaan log densitas dan log neutron, pada
kurva log PO3 ini terdapat sisipan batu gamping. Lapisan batu gamping tersebut
terdapat pada kedalaman antara kedalaman 250 mbpl dan kedalaman 300 mbpl,
kedalaman 300 mbpl, kedalaman 400 mbpl, antara kedalaman 450 sampai 500
mbpl, dan di kedalaman 600 mbpl.
Pada pembacaan kurva tersebut juga terdapat adanya sisipan batupasir.
Lapisan batupasir tersebut berada pada kedalaman antara kedalaman 250
sampai kedalaman 300 mbpl, kedalaman 300 mbpl, dan pada kedalaman 600
mbpl.berdasarkan pembacaan log densitas dan log neutron, pada kurva log PO3
di perkirakan adanya reservoir yang terdapat pada lapisan batupasir, yang
terdapat pada kedalaman 550 mbpl. Hal tersebut di karenakan adanya mirror
pada kedalaman tersebut. Yang dpat mengindikasikan terdapat adanya fluida
pada kedalaman tersebut, baik berupa air, gas maupun hidrokarbon.
Berdasarkan dari pembacaan log densitas dan log neutronnya fluida yang
terdapat pada kurva log PO3 di perkirakan berupa gas dan hidrokarbon.
5.1.3 Log Po6
Berdasarkan pembacaan log gama raynya, litologi yang terdapat pada log ini
tidak jauh berbeda dengan litologi yang terdapat pada log-log sebelumnya,
yakni di dominasi oleh shale baseline. Serta berdasarkan pembacaan log
densitas dan pembacaan log neutronnya menghasilkan adanya sisipan batu
gamping pada log PO6 ini. Yakni terdapat pada kedalaman 300 mbpl,
kedalaman 350 mbpl, di kedalaman antara 400 sampai kedalaman 450 mbpl dan
di kedalaman 475 mbpl. Sisipan batu gamping yang terdapat pada log P06 ini
tidak sebanyak yang terdapat pada log-log sebelumnya.
Berdasrkan pembacaan log densitas dan log neutron yang terdapat pada
kurva log PO6 juga terdapat sisipan endapan batupasir. Sisipan endapan
batupasir tersebut terdapat pada kedalaman 250 dan pada kedalaman 600 mbpl.
Sebenarnya berdasarkan pembacaan log densitas dan log neutronnya pada
kurva ini juga di perkiarakan adanya reservoir, tetapi dalam volume yang kecil
yakni terdapat pada kedalaman 300 mbpl, karena terdapat adanya mirror tetepi
dalam volum yang lebih kecil. Hal tersebut dapat mengindikasikan adanya
fluida.di perkiarakn fluida yang terdapat pada reservoir tersebut di perkirakan
berupa gas.
5.1.4 Log Po7
Dalam pembuatan shale baseline dan sand baseline pada kurva log PO7
lebih di dominasi oleh shale baseline. Hal ini di karenakan dari pembacaan log
gama raynya yang cenderung lebih besar. Serta berdasarkan pembacaan log
densitas yang cenderung besar dan log neutronnya yang cenderung kecil
menandakan bahwa pada kurva log PO7 ini terdapat sisipan batu gamping.
Sisipan batu gamping ini terdapat pada kedalaman diaantaranya 300 mbpl,
antara kedalaman 350 dan 400 mbpl, kedalaman 450 mbpl dan terdapat pada
kedalaman antara 550 dan kedalaman 600 mbpl serta pada kedalaman antara
600 dan kedalaman 650 mbpl.
Serta berdasarkan pembacaan log densitasnya dan log neutronnya, pada
kurva log PO7 juga terdapat sisipan endapan batupasir. Yakni yang terdapat
pada kedalaman 250 mbpl dan pada kedalaman 650 mbpl. Di perkiarakan
adanya reservoir yang yang terdapat pada kedalaman 300 mbpl dan pada
kedalaman 475 mbpl. Hal tersebut dikarenakan pada pembacaan log densitas
dan log neutronnya di temukan adanya mirror pada kedalaman tersebut. Hal
tersebut dapat mengindikasikan adanya fluida pada kedalaman tersebut baik
berupa gas, air maupun hidrokarbon.
Fluida yang terdapat pada reservoir tersebut di perkirakan berupa gas dan
oil. Hal tersebut di dasarkan pada pembacaan log kurvanya.
5.2 Korelasi Log
Berdasarkan interpretasi litologi pada log-log tadi, jika di korelasikan satu
sama lain antar log berdasarkan basemap seismic dan geologi regional di tempat
pengambilan log-log tersebut yakni di cekungan jawa timur . maka dapat di
interpretasikan lingkungan pengendapannya yang di peroleh dari pembacaan
kurva log-log tadi. Hasil dari pembacaan log-log tadi dapat di ambil kesimpulan
bahwa lingkungan pengendapannya berada di zona transisi dan laut dangkal.
Hal tersebut dapat dilihat dari litologi yang terdapat pada log-log tadi, dimana
litologi yang mendominasi berupa batu lempung yang disisipi batu gamping dan
batupasir. Selain itu, Maksimum Floading Surface juga dapat
menginterpretasikan lingkungan pengendapannya pada zona transisi sampai laut
dangkal, karena material yang lebih banyak di endapkan berasal dari laut.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 litologi yang mendominasi pada setiap log-log tersebut adalah
batu lempung.
6.1.2 pada setiap litologi batu lempung yang mendominasi log-log tadi
tersisipi oleh material gamping dan endapan batupasir.
6.1.3 Reservoir dari hasil pembacaan log-log tadi berupa batupasir dan
di perkirakan terdapat fluida.
6.1.4 fluida yang terdapat pada reservoir tersebut di perkirakan berupa
gas dan oil, hal tersebut di dapat dari pembacaan log-log tadi.
6.1.5 lingkungan pengendapan dari material-material tadi berasal dari
zona transisi sampai laut dangkal, hal tersebut dilihat dari
litologi yang terdapat pada setiap log-log tadi.