Anda di halaman 1dari 26

PANJANG PENYALURAN DAN SAMBUNGAN

TULANGAN BAJA

Dasar : guna menjamin keberhasilan struktur “beton bertulang” maka lekatan


batang tulangan baja dengan beton yang mengelilinginya harus
berlangsung sempurna tanpa terjadi penggelinciran atau
pergeseran.

Pada waktu struktur beton bertulang bekerja menahan beban akan timbul
tegangan lekat yang berupa shear interlock pada permukaan singgung antara
batang tulangan baja dengan beton.

a. Tegangan lekat yang timbul akan setara dengan variasi perubahan nilai
beban yang ditahan sepanjang struktur.
b. Ragam bentuk tegangan lekat dipengaruhi oleh terjadinya retak diagonal
dan retak lentur
c. Hasil pengukuran menunjukkan nilai tegangan lekat cukup tinggi di tempat
tepat bersebelahan dengan retak-retak tersebut.
d. Diperlukan persyaratan tertentu untuk mengantisipasi tegangan lekat
lentur tinggi pada tempat rawan dimana terjadi perubahan gaya tarik
mendadak sepanjang bentang.
Tegangan lekat tinggi pada batas tertentu mengakibatkan penggelinciran
lokal bila terus meningkat mengakibatkan bukaan retak lebih lebar
mengakibatkan defleksi (lendutan).
Penggelinciran tulangan baja terhadap beton tidak akan mengakibatkan
keruntuhan strukur apabila ujung-ujung struktur tetap kokoh terjangkar.

Guna menjamin tercapainya lekatan kuat adalah dengan memperhitungkan


efek penambatan atau penjangkaran ujung-ujung batang tulangan baja di
dalam beton

a. Penambatan atau penjangkaran ujung batang tulangan baja akan


berlangsung dengan baik apabila batang tulangan baja tertanam kokoh di
dalam beton pada jarak kedalaman tertentu yang disebut panjang
penyaluran tulangan baja (ℓd)
b. Apabila karena terbatasnya tempat atau penempatan baja tulangan untuk
memasang panjang penyaluran, maka dapat dibuat penambatan khusus
seperti kait atau bengkokkan.
1. Panjang penyaluran tulangan baja tarik
Panjang penyaluran adalah panjang penambatan yang diperlukan untuk
mengembangkan tegangan luluh dalam tulangan.
merupakan fungsi dari : - tegangan luluh baja (fy)
- diameter tulangan
- tegangan lekat
SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.5.2 menentukan bahwa panjang penyaluran
(ℓd) untuk batan tulangan baja tarik deformasian dan tulangan baja rangkai
las :
ℓd = panjang penyaluran dasar (ℓdb) x faktor modifikasi
a. Panjang penyaluran dasar (ℓdb) :
PANJANG PENYALURAN DASAR
NO (ℓdb) KETERANGAN

0,02 Ab f y
 db 
1 fc '
tidak boleh kurang dari 0,06 db fy dimana :
ℓdb = panjang penyaluran dasar (mm)
25 f y
2  db  fy = tegangan luluh baja (MPa)
fc '
fc = kuat tekan beton (MPa)
40 f y Ab = luas penampang batang tulangan (mm2)
3  db  db = diameter nominal batang tulangan (mm)
fc '

3
4  db  db f y fc '
8
b. Faktor modifikasi :

NO KONDISI NILAI MODIFIKASI

1 Batang tulangan baja paling atas 1,40

400
2 Batang tulangan baja dengan fy > 400 MPa 2
fy
fc '
3 Untuk beton ringan apabila kuat tarik belah fct ≤ 1
1,8 f ct
Untuk beton ringan apabila kuat tarik belah rata-rata fct tidak
ditentukan :
4 a. Untuk beton ringan sepenuhnya 1,33
b. Untuk beton ringan pasir 1,18
Penulangan mendatar dengan spasi p.k.p 150 mm, dan paling
5 tidak berjarak bersih antar batang 70 mm
0,80

As perlu
6 Penulangan tersedia lebih banyak
As tersedia
Batang tulangan baja yang terkungkung di dalam lilitan
7 penulangan spiral dengan diameter tidak kurang dari 5 mm dan 0,75
jarak spasi lilitan spiral tidak lebih dari 100 mm

a. Untuk mendapatkan panjang penyaluran : panjang penyaluran dasar (ℓdb)


dikalikan dengan faktor modifikasi.
b. SK SNI-T-15-1991-03 ps 3.5.2 ayat 5 menyatakan bahwa dalam segala
hal kecuali pada sambungan lewatan, dan sambungan tulangan sengkang
badan balok, panjang penyaluran ℓd tidak boleh kurang dari 300 mm.

Penggunaan berkas tulangan :


Penulangan dengan berkas tulangan adalah pemakaian beberapa batang
tulangan baja yang secara paralel bersinggungan diikat menjadi satu

a. SK SNI-T-15-1991-03 ps 3.5.4 menyatakan bahwa perhitungan panjang


penyaluran untuk penulangan dengan menggunakan berkas batang tulangan
dilakukan dengan cara memperhitungkan panjang penyaluran masing-
masing unsur berkas kemudian :
- dikalikan 1,2 untuk berkas berisi 3 batang tulangan
- dikalikan 1,33 untuk berkas berisi 4 batang tulangan
b. Dalam satu berkas (satu ikatan) paling banyak terdiri dari 4 (empat)
batang tulangan baja
2. Panjang penyaluran tulangan baja tekan
Panjang penyaluran batang tulangan tekan lebih pendek dibandingkan untuk
batang tulangan tarik
a. Panjang penyaluran dasar (ℓdb) :
SK SNI-T-15-1991-03 ps 3.5.3 menyebutkan untuk batang tulangan baja
deformasian yang bekerja menahan gaya tekan, panjang penyaluran dasar
(ℓdb) dihitung dengan persamaan berikut :
ℓdb = ¼ (db fy)√fc’
dengan pembatasan ℓdb tidak boleh kurang dari 0,04 dbfy atau 200 mm
b. Faktor modifikasi :
NO KONDISI NILAI MODIFIKASI

As perlu
1 Penulangan tersedia lebih banyak
As tersedia
Batang tulangan baja yang terkungkung di
dalam penulangan spiral dengan diameter tidak
2 0,75
kurang dari 5 mm dan spasi lilitan spiral tidak
lebih dari 100 mm

Batang tulangan baja harus mempunyai panjang penyaluran (jarak antara


ujung batang dengan bagian yang menahan tegangan) yang cukup (tidak
kurang dari ℓd) sehingga mampu menahan beban yang bekerja tanpa
kehilangan daya lekatan dengan beton
Contoh Soal :
Hitung panjang penyaluran (ℓd) yang diperlukan untuk batang tulangan baja
tarik (tulangan negatif pada tumpuan) D29-200, dipasang sebagai tulangan
atas dengan tebal pelat 380 mm, beton normal, fy = 400 MPa ; fc’ = 30 MPa.

Panjang penyaluran dasar (ℓdb) :


0,02 Abfy 0,02(660,5)(400)
= -------------- = -------------------- = 965 mm (bisa dilihat pada tabel A-39)
√fc’ √30
atau ℓdb = 0,06 dbfy = 0,06 (29)(400) = 696 mm
diambil harga terbesar = 965 mm
Faktor modifikasi :
a. tulangan atas = 1,40
b. jarak spasi batang tulangan p.k.p > 15 cm, gunakan = 0,80
maka, panjang penyaluran perlu : ℓd = 965(1,40)(0,80) = 1081 mm
3. Persyaratan jangkar, kait, dan bengkokan
Kait dan bengkokan adalah sistem penjangkaran mekanis di ujung-ujung
batang baja tulangan.
Alasan pemasangan :
a. Panjang penyaluran yang diperlukan tidak dapat terpenuhi karena alasan
tertentu (misal : keterbatasan ruang)
b. Mendapatkan kapasitas penuh dengan penanaman sependek mungkin

SK SNI-T-15-1991-03 ps 3.5.6 menetapkan :


a. Penjangkaran mekanis boleh menggunakan sebarang cara setelah terbukti
kekuatannya melalui pengujian.
b. Pada umumnya penjangkaran mekanis penulangan pokok dipenuhi dengan
menggunakan kait bersudut pembengkokan 90o atau 180o di ujung batang
c. Kait dengan sudut pembengkokan 90o dan 135o ditetapkan sebagai standar
untuk penulangan sengkang dan penulangan pengikat lainnya.

catatan : ukuran diameter dan radius bengkokan adalah ukuran sisi dalam batang tulangan

Pemasangan struktur kait pada batang tulangan tekan :


a. tidak efektif
b. tidak dapat diharapkan berfungsi sebagai jangkar pada ujung batang
c. tidak diperhitungkan sebagai tambahan perlawanan tekan dari tulangan.
a. Panjang penyaluran dasar (ℓhb) :
SK SNI-T-15-1991-03 ps 3.5.5 menetapkan :
Panjang penyaluran dasar ℓhb yang dibutuhkan untuk mengembangkan kuat
luluh fy dalam batang kait diukur dari lokasi timbulnya kuat luluh ke sisi luar
ekstrim kait : 100d b
 hb  untuk fy = 400 MPa
fc '
b. Faktor modifikasi :

NO KONDISI NILAI MODIFIKASI

fy
1 Untuk kuat leleh fy selain 400 MPa
400
Untuk batang D36 dan yang lebih kecil dengan
tebal selimut samping (normal terhadap
2 bidang kait) tidak kurang dari 60 mm, dan 0,70
untuk kait 90o dengan selimut pada
perpanjangan kait tidak kurang 50 mm
Untuk batang D36 dan yang lebih kecil dengan
kait yang secara vertikal dan horisontal
terlingkup di dalam sengkang atau sengkang
3 0,80
kait yang dipasang di sepanjang ℓdh dengan
spasi melebihi 3db dimana db adalah diameter
batang kait
Apabila penjangkaran fy atau penyalurannya As perlu
4 tidak khusus diperlukan dan jumlah
penulangan lentur tersedia lebih banyak As tersedia
5 Untuk beton agregat ringan 1,30

a. Untuk semua kondisi, panjang penyaluran ℓdh tidak boleh kurang dari 8 db
atau 150 mm
b. Batang tulangan yang disalurkan dengan kait standar untuk komponen
struktur dengan ujung tidak menerus dan kedua selimut samping dan atas
(atau bawah) terhadap kait kurang dari 60 mm, batang kait harus diikat
dengan sengkang sepanjang ℓdh dengan spasi ≤ 3 db.
c. Tulangan pada bagian badan balok, berupa sengkang geser atau tulangan
puntir harus terjangkar dengan baik agar kapasitas tarik maksimumnya
tercapai pada atau sekitar tengah tinggi balok
d. Penjangkaran tulangan baja sengkang ditempatkan sedekat mungkin
terhadap permukaan tekan atau tarik
e. Penempatan sedemikian diperlukan karena kemungkinan terjadinya retak
tarik lentur yang cukup dalam segera setelah beban ultimit tercapai
Penjangkaran ujung tulangan baja sengkang kaki tunggal

SK SNI T-15-1991-03 untuk bentuk U sederhana ataupun bentuk U ganda


mensyaratkan penjangkaran mengikuti salah satu cara berikut :

cara 1 :
Kait standar ditambah suatu dalam
penjangkaran 0,5 ℓd , dimana yang
dinamakan dalam penjangkaran adalah
jarak dari pertengahan tinggi efektif balok,
½d sampai dengan titik tangen kait (titik
awal pembengkokan kait).

cara 2 :
Penjangkaran pada jarak ½d (setengah
tinggi efektif) di atas atau bawah
pertengahan tinggi efektif, di daerah tekan,
untuk panjang penyaluran penuh ℓd tetapi
tidak boleh kurang dari 24 db atau 300 mm.
cara 3 :
Untuk sengkang tulangan baja D16 dan
yang lebih kecil dibengkok mengelilingi
batang tulangan pokok memanjang paling
tidak memutar 135o.
Untuk sengkang batang tulangan baja
dengan fy > 300 MPa masih harus
ditambah dengan dalam penjangkaran
0,33 ℓd. Penjangkaran 0,33 ℓd harus diambil
sebesar jarak dari pertengahan tinggi
efektif, ½d, sampai titik tangen kait (titik
awal pembengkokkan)

cara 4 :
Untuk sengkang U ganda yang dipasang
berhadapan dengan kaki-kaki saling tindih
hingga secara keseluruhan membentuk
struktur tertutup, kaki-kaki sengkang U
harus saling bertindih sepanjang 1,7 ℓd.
Masing-masing bengkokkan di sudut
sengkang U harus mengelilingi batang
tulangan pokok memanjang.
Contoh Soal :
Tentukan penjangkaran atau panjang penyaluran yang diperlukan untuk
kondisi seperti tergambar, beton normal, fy = 400 MPa ; fc’ = 20 MPa (beton
normal).

tempat yang tersedia

a. Penjangkaran masuk ke kolom.


Penjangkaran menggunakan batang tulangan lurus, dari tabel A-39 didapat
panjang penyaluran dasar = 659 mm. Karena kedudukan tulangan merupakan
batang tulangan atas, digunakan modifikasi 1,40 hingga didapat :
ℓd perlu = 659(1,40) = 818 mm
Kontrol terhadap tempat tersedia : ℓd perlu = 818 mm > 600 mm, maka
diperlukan usaha penjangkaran yang mungkin dilakukan dengan membuat kait
bengkok bersudut 90o atau 180o.
Penjangkaran menggunakan kait :
Panjang penyaluran dasar ℓhb yang dibutuhkan untuk mengembangkan kuat
luluh fy dalam batang kait, diukur dari lokasi timbulnya kuat luluh ke sisi luar
ekstrim kait :
100db 100(25)
 hb    559mm untuk fy = 400 MPa
fc ' 20

Guna mendapatkan ℓdh dikalikan faktor modifikasi fy/400 = 300/400 = 0,75


Didapat ℓdh = 0,75(559) = 419,3 mm
(masih didapat nilai tidak kurang dari 150 mm dan 8 db = 8(25) = 200 mm)
Kontrol terhadap tempat tersedia :
ℓdh perlu = 419,3 + 40 = 459,3 mm < 600 mm, sehingga penjangkaran
keseluruhan masih dapat dipasang di dalam kolom.
b. Penjangkaran masuk ke balok.

a. Penjangkaran masuk ke balok dimungkinkan hanya pada struktur bentang


menerus.
b. Dari contoh soal analisis yang didapat panjang penyaluran dengan tulangan
lurus diperlukan panjang 818 mm, sehingga penjangkaran masuk ke balok
harus memperhitungkan kemungkinan memperoleh tempat sepanjang 818
mm menjorok melewati tumpuan masuk kebalok menerus disebelahnya.
4. Sambungan Batang Tulangan
Keterbatasan dalam sarana men “transportasi” kan, maka panjang batang
tulangan baja hasil industri dibatasi : 6 meter untuk diameter kecil dan 12
meter untuk diameter besar.

Dalam pelaksanaan konstruksi pekerjaan beton bertulang diperlukan sistem


penyambungan batang tulangan.
Cara penyambungan :
a. Pengelasan
b. Alat sambung mekanis
c. Sambungan lewatan umum digunakan (lebih ekonomis)
Sambungan lewatan : menumpangkan dan menyatukan bagian panjang
tertentu ujung-ujung batang yang disambung kemudian diikat dengan kawat
baja (bindrat)
a. Sambungan lewatan tidak boleh digunakan untuk batang tulangan baja
yang lebih besar dari D35 kecuali untuk fondasi telapak.(SK SNI T-15-
1991-03 pasal 3.5.14)
b. Sambungan lewatan berupa dua batang tulangan disambung bersinggungan
satu sama lain kemudian diikat atau dapat juga diberikan jarak spasi
diantara kedua batang ke arah transversal ± 1/5 panjang lewatan tetapi
tidak boleh melebihi 150 mm.
Guna menghindari kegagalan struktur :
a. Hindari penyambungan batang tulangan baja di daerah momen maksimum
(atau tempat dimana terjadi tegangan tarik maksimum)
b. Menempatkan titik-titik sambung secara berselang-seling sehingga tidak
membentuk garis lemah struktur.

4.a. Sambungan Tulangan Baja Tarik


- Daktilitas balok dengan tulangan baja sambungan lewatan harus tetap
sama dengan yang tanpa sambungan
- Kebutuhan panjang lewatan bertambah sesuai dengan meningkatnya
tegangan dan bertambahnya jumlah luas penampang tulangan baja pada
sambungan.
Panjang minimum sambungan lewatan tarik diambil berdasar syarat kelas
sambungan ditentukan sebagai berikut :
a. Sambungan kelas A dengan panjang sambungan lewatan 1,0 ℓd
b. Sambungan kelas B dengan panjang sambungan lewatan 1,3 ℓd
c. Sambungan kelas C dengan panjang sambungan lewatan 1,7 ℓd
d. Tidak boleh kurang dari 300 mm
dimana : ℓd = panjang penyaluran tarik untuk kuat luluh fy.

Sedangkan untuk pemilihan kelas sambungan batang tulangan baja tarik SK


SNI T-15-1991-03 pasal 3.5.14 memberikan ketentuan seperti pada tabel
berikut :
a. Pemilihan lokasi sambungan batang tulangan tarik harus dilakukan selang-
seling berjarak minimum 600 mm.

sehingga setiap penampang dapat mengembangkan paling tidak dua kali


gaya tarik yang dihitung tetapi tidak kurang dari 140 MPa untuk luas
tulangan total yang tersedia.
b. Dalam menghitung besar gaya tarik yang terjadi pada setiap penampang,
tulangan yang disambung boleh dianggap berkekuatan sama dengan kuat
sambungan yang disyaratkan

c. Batang tulangan yang tidak disambung harus dianggap mempunyai


kekuatan sebesar bagian dari fy yang besarnya ditentukan oleh nilai
banding panjang penyaluran yang tersedia terhadap ℓd yang diperlukan
untuk mengembangkan kuat luluh fy yang disyaratkan.

d. Sambungan batang tulangan baja pada bagian-bagian struktur yang


berfungsi mengikat gaya tarik (mis : sengkang tarik) harus dilakukan
dengan cara pengelasan penuh atau sambungan mekanis kokoh, dengan
letak sambungan batang yang bersebelahan harus berselang-seling
dengan jarak paling tidak 800 mm
4.b. Sambungan Tulangan Baja Tekan
1. Sambungan tulangan baja tekan sebagian besar terjadi pada struktur
kolom beton bertulang.
2. SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.5.16 memberikan ketentuan sambungan
lewatan baja tulangan tekan sebagai berikut :
Panjang minimum sambungan lewatan tekan dihitung sebagai panjang
penyaluran tulangan baja tekan (lihat materi kuliah terdahulu) dengan
tambahan ketentuan :
a. Tidak boleh kurang dari 0,07 fydb atau (0,13fy – 24) db untuk fy lebih
besar dari 400 MPa, atau 300 mm
b. Untuk beton dengan fc’ kurang dari 20 Mpa, panjang lewatan harus
ditambah sepertiganya
3. Penyambungan batang tulangan tekan dengan cara lewatan untuk diameter
tulangan yang berbeda maka panjang lewatan harus diambil dari harga
terbesar panjang lewatan diantara kedua batang tulangan tersebut.

4. Pada struktur yang menerima gaya tekan tetapi menggunakan sengkang,


dimana luas efektif sengkang yang terdapat di sepanjang sambungan
lewatan tidak kurang dari 0,0015 hs, panjang sambungan lewatan boleh
dikalikan 0,83 tetapi panjang totalnya tidak boleh kurang dari 300 mm
5. Pada struktur yang menerima gaya tekan tetapi menggunakan lilitan
spiral, panjang sambungan lewatan boleh dikalikan 0,75 tetapi panjang
totalnya tidak boleh kurang dari 300 mm
6. a. Sambungan tulangan baja tekan dapat dilakukan dengan menumpukkan
ujung-ujung kedua batang yang dipotong rata dan rapih agar didapat
kontak yang sempurna kemudian dipegang dan diikat dengan peralatan
khusus sedemikian sehingga terjadi kontak konsentrik kokoh.
b. Sambungan dengan cara ini hanya boleh diterapkan untuk komponen
struktur beton yang menggunakan tulangan sengkang, sengkang ikat
tertutup, atau lilitan spiral.
5. Pemberhentian dan Pembengkokan Batang Tulangan Struktur
Bentang Sederhana
- Kebutuhan luas tulangan tarik As maksimum hanya diperlukan di tempat
terjadinya momen maksimum.
- Jumlah maksimum tulangan baja terpasang dapat dikurangi di tempat-
tempat sepanjang balok menyesuaikan dengan berkurangnya momen lentur
yang dipikul.
- Pengurangan dapat dilakukan dengan memberhentikan atau membengkok
tulangan baja sedemikian dengan tetap memperhatikan syarat dan
ketentuan yang berlaku.
- SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.5.10 ayat 3 menentukan syarat bahwa pada
tempat dimana batang tulangan baja sudah tidak diperlukan lagi, batang
tersebut dapat dihentikan setelah diperpanjang sejarak sama dengan
tinggi efektif balok (d) atau 12 kali diameter batang (db) diambil harga
yang terbesar.
- Jumlah tulangan As yang diperlukan bervariasi sesuai dengan momen lentur
akibat beban yang timbul, bentuk kurva As yang diperlukan sebangun
dengan bentuk diagram momen lentur

- SK SNI T-15-1991-03 tidak memperkenankan pemberhentian batang


tulangan langsung di tempat dimana sudah tidak diperlukan akan tetapi
mengijinkan membengkok batang tulangan di tempat tersebut
- Pembengkokan batang dalam prakteknya dimulai pada tempat yang
berjarak setengah tinggi efektif balok dari tempat di mana batang
tulangan sudah tidak diperlukan lagi

- SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.5.11 ayat 1 menentukan bahwa untuk


penulangan bentang sederhana paling tidak 1/3 dari tulangan momen
positif diperpanjang masuk kedalam tumpuan, dan untuk balok harus
menerus ke dalam tumpuan paling tidak 150 mm.

Anda mungkin juga menyukai