Anda di halaman 1dari 9

Permasalahan di IPA Latung

Pipa isap intake pada sumber air bisa patah dikarenakan batu besar yang ada disungai jika air
sungai meluap atau kondisi debit air yang besar, pipa isap intake juga sering tertimbun material
seperti pasir, batu, kayu yang menyangkut. Sehingga pipa isap intake dilakukan pembongkaran
untuk membersihkannya.

Kemampuan produksi PDAM Padang masih minus dibandingkan dengan kebutuhan. Rata-rata
kebutuhan mencapai 1.800 liter perdetik/hari, sementara kemampuan produksi hanya berada
pada angka 1.280 liter perdetik, minus 220 liter/detik.

Selama ini ada kalanya satu waktu suplay aiar terputus. Biasanya diakibatkan, gangguan teknis
seperti pipa bocor atau penggantian pipa. Selain itu juga akibat bencana alam, intake tertimbun
material karena banjir. Tingkat kekeruhan air sangat tinggi.

Saat ini air yang sering mati hanya pada daerah utara, pada daerah itu kemampuan IPA memang
terbatas. Kebutuhan mencapai 500 liter/detik, sementara kemampuan produksi hanya 290
liter/detik ditambah IPA Batang Guo. Sementara daerah layanan mencakup dari, Koto Tangah,
Siteba, Air Tawar, Tabing dan Kuranji.

“Jadi kita dapat memenuhi ketika kualitas air sedang bagus, jika tingkat kekeruhan air tinggi, kita
hanya bisa produksi sampai 200 liter/detik,

Pembuatan IPA latung pada tahun 2007. Dibuat IPA latung dan IPA taban dikarenakan IPA
latung biaya sendiri murni PDAM dananya dari RKPD (Rencana Pembangunan Tahunan
daerah). IPA taban bantuan dari PUPR.

Proses pengolahan air di IPA Latung

1. Sumber air dipompa menggunakan pompa intake, masuk ke dalam bak penampungan.
Pada bak penampungan (tube settler) yang berkapasitas 290 liter/detik, air yang telah
masuk diberi tambahan zat PAC Poly Alumunium Chloride (PAC) sebagai koagulan
pada Instalasi Pengolahan Air (IPA). Didalam bak penampungan ini terjadi proses
flokulator dan sedimentasi. Sedangkan untuk proses filter terpisah. Terdapat 8 bak
penampungan untuk proses filter. Dari proses filter air selanjutnya masuk ke reservoir.
Kapasitas reservoir nya yaitu 3000 meter kubik. Pembuangan limbah di IPA latung
langsung dibuang kesungai tanpa diolah terlebih dahulu. Pada proses filtrasi dilakukan
secara inter filter dengan bantuan blower kemudian didorong dengan air sehingga bisa
sempurna proses pencuciannya. Memakai static meter juga akan tetapi belum memakai
skada. Kekeruhan, PH air di cek di labor setiap 1 jam sekali.
2. Kapasitas 290, 200, 10, 60, 20 liter. Sumber air bakunya dari pompa ketika air gravitasi
kecil baru di operasikan. Sungai garung sungai latung dan ditambah dari sumber sungai
palukan. Daerah pelayanannya steba, balai baru sampai ke batas kota air tawar seputaran
sampai basko.
System dan perlakukan IPA beda-beda. Ada kemiripan diantara paket baja. Ada system
up flow dan down flow sama seperti di IPA taban tapi dalam satu kompartemen.

Khusus untuk IPA Sungai Latung, Lubuk Minturun Koto Tangah. saat ini terdapat empat IPA.
Semuanya memiliki kemampuan 290 liter/detik. Dari IPA ini, air yang disedot dari Sungai
Latung, diolah melalui tiga tahapan.
Pertama, penampungan, Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini
berfungsi sebagai tempat penampungan air dari sumber airnya. Kemudian, Unit Pengolahan
(Water Treatment) Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses.
Selanjutnya tahap Koagulasi (Coagulation) pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan
awal diproses dengan menambahkan zat kimia PHC dengan menggunakan sistem pengadukan
cepat (Rapid Mixing).
Air yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak
terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan sendirinya.
Tahap Flokulasi (Flocculation). Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan
cara penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap
ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang
berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi)
pada proses berikutnya.
Berikutnya adalah Tahap Pengendapan (Sedimentation) Pada tahap ini partikel-patikel flok
tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari
unsur air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
Lalu Tahap Penyaringan (Filtration) Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang
disusun dari bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan
Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang diperlukan proses tambahan.
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang tidak dapat
dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi. Proses menghilangkan zar pencemar organik,
senyawa penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke
dalam air tersebut.
Kemudian, proses disinfeksi proses pembubuhan bahan kimia Chlorine yang bertujuan untuk
membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.
Setelah masuk ke penampungan air sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat.

Pengolahan Lengkap
a. Intake
Tempat pengambilan air baku dilengkapi dengan ‘Bar screen’ / penyaring yang
bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung (sampah) agar tidak sampai masuk
ruang intake karena bisa mengganggu kinerja pompa.
b. Koagulasi & Flokulasi
Proses Koagulasi adalah proses pemberian koagulan CMA dengan maksud
mengurangi gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid tersebut
bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
c. Flokulasi
Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan flok-flok
kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya (koagulasi) sehingga menjadi besar
dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat
memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah
pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk.
d. Sedimentasi
Di dalam proses sedimentasi partikel-partikel / flok- flok yang terbentuk dari
flokulasi akan mengendap pada bak sedimentasi. Pada bak sedimentasi dilengkapi
‘tube settler’ yang bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan.
e. Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk melakukan penyaringan flok-flok halus yang belum
dapat terendapkan pada bak sedimentasi. Proses filtrasi dilakukan dengan cara
melewatkan air melalui media porous yaitu; pasir silica/ kwarsa.
f. Chlorinasi
Adalah pembubuhan zat disinfektan (contoh ; gas Chlor, Sodium Hypochlorit) yang
bertujuan untuk membunuh bakteri yang mungkin ada, baik di reservoir, jaringan
pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.
PERUSAHAAN AIR LAPORAN HASIL HARI:
MINUM DAERAH KOTA PERCOBAAN JAR TEST TGL:
PADANG JAM:
Jl. H. Agus Salim No. Telp
22789
Kualitas air baku

PH air baku:………. NB:

Turbidity air baku:………….. +’= flok kecil dan sedikit

+’+=flok besar dan sedikit

+”+’+= flok besar dan banyak

No Dosis Alum Dosis kapur Hasil Pengamatan Hasil Keterangan


ppm ppm pemeriksaan
Bentuk Flok Turbidity pH
+ ++ +++ NTU
1 2,5  41,9 7,3
2 5  38,1 7,2
3 7.5  18,0 7,2
4 10  5,10 7.0
5 12,5  7,29 6,9
6 15  8.85 6,8

Padang,…………

Diketahui Oleh Dibuat oleh

Kasubag Pengolahan Pel. Laboratorium


LAPORAN HARIAN KUALITAS AIR BAKU DAN AIR MINUM IPA LATUNG

Hari:
Tanggal

No Jam Air Baku Air Minum


T. Latung Garing 10 l /d 20 l/d 60 l/d 200 l/d
Taban+Pompa
pH Kekeruh pH Kekeru pH Kekeruh pH Kekeruh pH Kekeruha pH Kekeruh Sisa pH Keke Sisa Chlor
an han an an n an chlor ruha
NTU NTU NTU NTU NTU NTU n
NTU
1 7.30 7.2 4.00 7.2 2.50 7.2 2.34 7.2 1.80 7.2 1.98 7.2 2.30 0.4 7.2 3.04 0.4
2 8.30 7.2 3.80 7.2 2.39 7.2 2.30 7.2 1.68 7.2 1.90 7.2 2.19 0.5 7.2 2.81 0.5
3 9.30 7.2 3.50 7.2 2.30 7.2 2.22 7.2 1.60 7.2 1.80 7.2 2.01 0.5 7.2 2.50 0.5
4 10.30 7.2 3.77 7.2 2.35 7.2 2.29 7.2 1.55 7.2 1.74 7.2 1.88 0.5 7.2 2.36 0.5
5 11.30 7.2 3.61 7.2 2.31 7.2 2.24 7.2 1.51 7.2 1.70 7.2 1,81 0.5 7.2 2.30 0.5
6 12.30 7.2 3.50 7.2 2.20 7.2 2.20 7.2 1.46 7.2 1.62 7.2 1.85 0.4 7.2 2.20 0.4
7 13.30 7.2 3.59 7.2 2.16 7.2 2.19 7.2 1.40 7.2 1.55 7.2 1.80 0.4 7.2 2.16 0.4
8 14.30 7.2 3.21 7.2 2.01 7.2 2.10 7.2 1.13 7.2 1.35 7.2 1.66 0.5 7.2 1.80 0.5
9 15.30 7.2 3.00 7.2 1.93 7.2 2.01 7.2 1.09 7.2 1.20 7.2 1.53 0.5 7.2 1.67 0.5
10 16.30
Permasalahan di IPA taban

Pada saat musim hujan, air keruh sehingga perlu dilakukan jar test. Pada saat musim kemarau, air
kering sehingga sedikit air yang di distribusikan.

Sungai sariak, sungai duo, intake taban, sungai palukahan untuk IPA latung

Sungai palukahan untuk IPA taban

10 persen untk aluminium. Pakai system Skada, ada timer, otomatis.

Alur proses… flokulator terbentuk bibit bibit koagulan system up flow dan down flow,
sedimentasi, media filter, reservoir. Reservoir ada dua karena jika ada pembersihan salah satu
reservoir tidak akan terganggu.

Ada IPAL walaupun sederhana baru dibuang ke lingkungan.

Kapasitas 100 liter per detik di bangun tahun 2015 status belum di resmikan masih status hak
pakai oleh PU. Bag labor, bag intake, staff PDAM.
Tahapan Proses pengolahan air
Pengolahan Air di IPA V Somba Opu di mulai dari flow meter (tempat penentuan debit
air baku) di lanjutkan ke mixing well (tempat pengadukan bahan kimia secara melimpah)
mengalir secara gravitasi di mixing well tersebut, air baku diberikan bahan kimia
Almunium Sulfat dan LT525 yang berfungsi sebagai penjernih dan pengikat lumpur.
Dari mixing well kemudian mengalir keempat buah flokulasi (tempat pengadukan
bahan kimia secara zigzag). Dalam flokulasi tersebut diberikan bahan kimia LT27 yang
berfungsi sebagai pemberat lumpur dan penyeimbang keasaman (pH) dalam air baku. Di
ujung flokulasi, lumpur akan membentuk butiran-butiran yang membesar dan tenggelam
ke dasar flokulasi.
Dari flokulasi kemudian mengalir ke kolam sedimentation (pengendapan) yang
berfungsi untuk mengendapkan lumpur ke dasar kolam, dari kolam tersebut kemudian
mengalir ke enam belas bak filteration (penyaringan) yang terdiri dari tujuh buah lapis
saringan. Setelah di saring air kemudian diberikan bahan kimia Desinfektan Gas Chlor
yang berfungsi sebagai pembunuh kuman-kuman yang terkandung dalam air tersebut.
Setelah diberikan Gas Chlor, maka air kemudian mengalir ke reservoi (penampungan air
bersih) yang siap untuk di distribusikan ke masyarakat Kota Makassar.

Pembahasan
Di dalam Instalasi Pengolahan Air di Jebres, Surakarta terdapat beberapa
bangunan atau alat-alat yang digunakan untuk proses pengolahan air, yaitu :
1. Bangunan Intake

Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai.
Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah
bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water
Treatment Plant.
2. Water Treatment Plant

Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan
utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses koagulasi ini
dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-
air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di
dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa
tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya
proses adalah 30 – 90 detik.
b. Flokulasi

Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixing).
c. Sedimentasi

Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit
flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini
berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh
unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid
(biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak
sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
d. Filtrasi

Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda.
Proses filtrasi adalah proses terakhir dari pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses
tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan
lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

3. Reservoir

Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa.

Anda mungkin juga menyukai