Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi Informasi Dan Edukasi (Kie)

Dalam Bidang Kesehatan

I. Deskripsi Singkat

Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dalam bidang kesehatan merupakan inti dari
upaya pelayanan kesehatan perorangan (privat good) maupun upaya pelayanan kesehatan
masyarakat (public good) yang dilakukan perawat. Kegiatan KIE dalam pelayanan
kesehatan di tempat pelayanan kesehatan menjadi salah satu indikator kinerja perawatan di
pelayayanan kesehatan, serta menjadi salah satu substansi atau parameter penilaian akreditasi
Institusi tempat perawat bekerja . Sehubungan dengan itu, perawat harus berkompeten
melakukan KIE dalam bidang kesehatan terutama pada saat melaksanakan upaya promosi
kesehatan. Kompetensi KIE perawat, merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang berkualitas serta melakukan upaya promosi kesehatan yang
meliputi advokasi, penyuluhan kesehatan, pemberdayaan masyarakat serta menjalin kemitraan
dengan berbagai pihak.

Pada materi inti ini, ruang lingkup materi KIE di bidang kesehatan yang akan dibahas meliputi
konsep dasar dan pelaksanaan KIE di Ruang Perawatan.

II. Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, Mahasiswa mampu melakukan KIE dalam
bidang kesehatan

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, Mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan konsep dasar komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dalam bidang
kesehatan
2. Melakukan kegiatan KIE dalam bidang kesehatan.

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

1. Konsep dasar KIE dalam bidang kesehatan.

a. Dasar-dasar KIE: pengertian, tujuan, unsur-unsur, manfaat, proses, bentuk, jenis serta
metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan
b. Strategi KIE dalam bidang kesehatan
c. Ruang lingkup kegiatan KIE dalam bidang kesehatan di ruang keperawatan
d. Model difusi inovasi dalam proses adopsi
2. Pelaksanaan KIE di bidang kesehatan
a. Komunikasi individu
b. Komunikasi kelompok
c. Komunikasi massa.

IV. Bahan

Uraian Materi
Pentingnya penerapan KIE dalam pelayanan kesehatan dinyatakan dalam Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang berbunyi setiap orang berhak untuk
mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung
jawab (pasal 7). Selain itu ada beberapa kewajiban pemerintah lainnya dalam pembangunan
kesehatan diantaranya adalah bertanggung jawab atas ketersediaan akses informasi, edukasi,
dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (pasal 17), bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong
peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan (pasal 18) serta bertanggung
jawab dalam pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat melalui pendidikan dan/atau pelatihan
(pasal 25:1). Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan
melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat (pasal 62:1).

Hakekat KIE dalam bidang kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,


kepedulian, kemauan, kemampuan, dukungan sumberdaya serta partisipasi aktif seluruh
lapisan masyarakat dalam mendukung tercapainya pembangunan kesehatan melalui
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dan pengembangan UKBM. Dengan demikian
maka kegiatan KIE dalam bidang kesehatan bukan sekedar menyebarluaskan
informasi saja, melainkan merupakan intervensi perubahan perilaku. Dampak
pelaksanaan KIE yang utama adalah
1. meningkatnya akses masyarakat dalam pelayanan kesehatan,
2. meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan,
3. meningkatnya peran serta masyarakat, dll.

TUGAS ANDA : APA DAMPAK KIE DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN ?

Contoh: pelaksanaan KIE Kesehatan Ibu apabila dilakukan dengan baik oleh petugas puskesmas
maka dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu yang dapat dilihat dari
meningkatnya akses pelayanan/ kunjungan ibu hamil, bersalin dan nifas di puskesmas, sehingga
angka DO (drop-out) antara kunjungan K1 dibanding K4 dibanding Persalinan nakes (Pn) serta
kepesertaan KB atau Kunjungan nifas kecil yaitu kurang dari 10%. Hal ini merupakan indikator
kualitas penerapan KIE Kesehatan Ibu yang dilakukan oleh petugas puskesmas. Demikian juga
penerapan KIE dalam pengendalian penyakit menular, akan dapat meningkatkan perilaku
masyarakat dalam melakukan aktifitas fisik, mewujudkan rumah bebas asap rokok,
menghidarkan diri dari asap rokok/ tidak menjadi perokok pasif, makan makanan sehat yaitu
tinggi serat dan rendah lemak, makan sayur dan buah setiap hari, dll. Masih banyak lagi indikator
lain yang dapat dipakai sebagai alat untuk memantau serta menilai kualitas KIE yang dilakukan
oleh petugas puskesmas. Untuk itu, kegiatan KIE dalam bidang kesehatan tidak hanya masuk ke
ranah atau domain pengetahuan atau sikap saja melainkan harus diupayakan dapat
mengintervensi domain perilaku.

STOP DULU, ! APA FUNGSI DAN PRINSIP KIE DALAM BIDANG KESEHATAN

Fungsi KIE dalam bidang kesehatan

1) Menyampaikan informasi (to inform)


2) Mendidik (to educate)
3) Menghibur (to entertain)
4) Mempengaruhi (to influence/ persuasive).
5) Promosi (to promote)
6) Bimbingan (to guidance)
7) Konseling (to councel)
8) Motivasi (to motivate)
9) Memberikan instruksi ( to instructive)
10) Negosiasi (to negosiate)

f. Prinsip KIE dalam bidang kesehatan

Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan kegiatan KIE dalam bidang kesehatan
masyarakat, yaitu:
Prinsip KIE dalam bidang kesehatan secara umum adalah:
1) Tujuan dan sasaran KIE harus jelas.
2) Adanya saling memahami isi pesan yang disampaikan pada saat berkomunikasi.
3) Adanya kesamaan persepsi dari pesan yang disampaikan dengan pesan yang diterima.
4) Menggunakan berbagai aspek komunikasi (verbal, non-vebal, emosional) yang sesuai dengan
tujuan komunikasi, keadaan atau situasi pemberi dan penerima pesan, isi pesan serta saluran
atau media yang digunakan.
5) Menggunakan alat bantu/ media komunikasi (lembar lipat, lembar balik, poster, peraga,
contoh) bila diperlukan.
6) Menyampaikan informasi secukupnya, sesuai keadaan, kebutuhan dan situasi pemberi dan
penerima pesan. Jangan terlalu singkat atau terlalu banyak sehingga penerima pesan sukar
memahaminya.

Prinsip KIE secara khusus sebagai hasil komunikasi yang diharapkan yaitu:
1) Informasi yang disampaikan dapat membangun pemahaman atau pengertian
dari sasaran KIE
2) KIE yang mengarah pada upaya pendidikan dapat membangun komitmen untuk
bersedia melakukan proses belajar.
3) Proses KIE berlangsung menyenangkan sehingga menumbuhkan keterarikan dari
sasaran KIE
4) KIE yang efektif dapat mempengaruhi dan membangun komitmen sasaran
untuk memutuskan atau menerima perilaku yang diharapkan.
5) KIE harus dapat membangun niat (intention) penerima pesan. Oleh sebab itu komunikator
harus benar-benar memperhatikan : pesan apa yang disampaikan, siapa sasarannya, apa yang
akan dicapainya, kapan waktu yang tepat pesan tersebut akan disampaikannya.
6) KIE harus bisa membangun minat (attention).
Apa yang dikomunikasikan haruslah menarik minat atau perhatian orang
yang diajak berkomunikasi. Kalau tidak, maka apa yang kita komunikasikan
itu tidak akan diperhatikan.
Agar proses komunikasi dapat menarik minat, maka harus diupayakan dapat
merangsang pancaindera yang sebanyak-banyaknya: penglihatan,
pendengaran, pengecap, perasa, penciuman. bagaimana yang kita pilih?
Dalam pemilihan ini ada dua faktor yang berpengaruh, yaitu : faktor objektif
dan subjektif.
Faktor obyektif
adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan :
Besarnya rangsangan. Jadi segala sesuatu yang besar akan lebih cepat menarik perhatian
kita dari pada yang kecil.
Selain itu, intensitas rangsangan, yaitu
kalau dalam bentuk suara, maka suara yang keras akan lebih menarik perhatian daripada
yang lembut.
Kalau dalam bentuk cahaya atau benda, maka yang terang atau berwarna terang atau
cemerlang, akan lebih cepat menarik perhatian daripada yang redup atau berwarna kabur.
Gerakan daripada rangsangan, sesuatu yang bergerak akan lebih cepat menarik
perhatian dari pada yang diam.
Pesan baru atau lama, sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian daripada yang
sudah lama.
Aneh atau tidak biasa, sesuatu yang aneh atau lain daripada, akan lebih cepat menarik
perhatian daripada yang biasa atau yang sama dengan yang lainnya. Misalnya :sesuatu
yang kecil di antara yang besar-besar akan lebihmenarik daripada semuanya besar-besar.
Sebaliknya juga demikian, yaitu sesuatu yang besar diantara yang kecil. Sesuatu yang
redup di antara yang terang, atau sesuatu yang terang diantara yang redup, dan sebagainya.
Berulang kali atau sekali saja, sesuatu yang berulang-ulang akan lebih menarik perhatian
daripada yang sekali saja. Bervariasi atau monoton, yang bervariasi lebih menarik
perhatian daripada yang begitu saja. Misalnya, lampu yang hidup-mati, hidup-mati, secara
berkala, lebih menarik dari pada yang menyala terus-terusan.
Faktor subyektif,
adalah faktor yang menyangkut kondisi si penerima stimulus, bukan menyangkut stimulus
itu sendiri. Pada dasarnya, sasaran akan tertarik terhadap pesan yang bisa memenuhi
kebutuhannya, bisa membahayakan kehidupannya, gampang dipahami, mudah
dilaksanakan, cepat terlihat hasilnya, sesuai kemampuannya.
7) KIE merupakan penyampaian pesan yang diharapkan dapat dipersepsikan sesuai tujuan yang
diinginkan. Makna daripada informasi yang disampaikan kepada sasaran, tergantung pada
sasaran. Bagaimana, sasaran mentafsirkan informasi yang diterima tergantung pada :
pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kemampuan berpikir sasaran. Jadi dalam hal ini
komunikator harus berusaha menyamakan pandangan atau persepsinya sendiri dengan
persepsi sasaran. Ini dapat dilakukan dengan mempelajari sebaik-baiknya apa latar
belakang sasaran tersebut. Misalnya, kalau latar belakang sasaran adalah petani, maka
informasi kesehatan yang akan anda sampaikan hendaknya dikaitkan dengan soal-soal
pertanian, agar mereka gampang memahaminya, tidak salah mentafsirkannya. Apabila
dalam proses berkomunikasi tidak dapat mencapai tujuan (gagal), jangan langsung
menyalahkan sasaran, namun bertanyalah kepada diri sendiri, apakah anda sudah
berkomunikasi dengan baik?
8) Pesan yang disampaikan oleh komunikator harus diupakan agar dapat melekat dibenak sasaran
atau selalu diingat (retention/lekat). Upaya yang harus dilakukan adalah jangan sampaikan
terlalu banyak informasi dalam suatu waktu. Beri kesempatan kepada penerima pesan
untuk mengendapkan pesan-pesan tadi sebelum pesan-pesan berikutnya
disampaikan.Jangan terlalu banyak member informasi yang kurang ada kaitannya.
Mengulangi pesan secara terus menerus. Libatkan pengalaman sasaran dalam proses
komunikasi.
g. Jenis KIE dalam bidang kesehatan
1) Berdasar pada proses komunikasi, ada dua bentuk komunikasi yaitu :
Komunikasi langsung
Ialah komunikasi tanpa menggunakan suatu media/ alat perantara teknik yang berupa barang
cetak maupun berbentuk alat elektronika. Kegiatan komunikasi langsung dapat dilakukan
melalui penyampaian pesan dalam berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus,
dan penggunaan isyarat-isyarat. Misalnya, kita berbicara langsung kepada seseorang di
hadapan kita.
Metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan
1) Pengertian Metode dan Teknik KIE
Metode KIE dalam bidang kesehatan adalah suatu cara penyampaian materi kesehatan yang
berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, membangun sikap positif, kemampuan dan
keterampilan sasaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Teknik KIE dalam bidang
kesehatan adalah suatu instrumen/ taktik/ seni menerapkan metode KIE yang baik agar tujuan
KIE dapat tercapai. Dengan demikian maka pengertian metode dan teknik KIE dalam bidang
kesehatan merupakan suatu cara dan alat serta seni untuk menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat, kelompok atau individu, sehingga tujuan KIE dapat tercapai.
2) Tujuan penerapan metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan.
Tujuan penerapan metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan.
Meningkatnya kualitas KIE di bidang kesehatan
Mempercepat tercapainya tujuan KIE di bidang kesehatan
Meningkatkan partisipasi sasaran dalam upaya kesehatan
3) Prinsip penerapan metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan
Ada beberapa prinsip dalam penerapan metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan
yaitu:
Terselenggara interaksi atau proses komunikasi yang efektif
Proses komunikasi menjadi menarik, baik pembicaranya, waktu serta media komunikasi
yang digunakannya
Informasi yang disampaikan dapat mencegah / mengatasi permasalahan, mengangkat
harkat martabat serta nilai kehidupan sosial budaya sasaran, sehingga bisa memberikan
keuntungan baginya.
Meningkatnya pengetahuan dan sikap positif
Meningkatkan kemampuan sasaran untuk melakukan ajuran
Mengatasi hambatan atau permasalahan dalam berkomunikasi.
Meningkatkan hubungan yang saling membangun antara petugas dan sasaran serta
komitmen untuk bersedia belajar
4) Memilih metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan.
Dalam memilih metode dan teknik KIE, hendaknya disesuaikan dengan tujuan KIE
yang akan dicapai, karakteristik sasaran (kemampuan sasaran, tingkat pengetahuan,
keterampilan dan potensi, keadaan sosial dan budaya, dll), kemampuan petugas promosi
kesehatan, besar kecilnya kelompok sasaran, strategi promosi kesehatan yang diterapkan,
waktu yang disediakan, fasilitas yang ada serta kondisi permasalahan yang ada.
Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam memilih metode dan teknik KIE
dalam bidang kesehatan yaitu:
Berdasarkan jumlah sasaran
Dalam memilih metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan dapat dilakukan melalui
pendekatan 3 jenis jumlah sasaran, yaitu :
- Individu/Perorangan
KIE secara individu/perorangan adalah penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lainnya atau lebih, dapat dilakukan melalui komunikasi secara langsung maupun tidak
langsung. Komunikasi langsung, misalnya kunjungan rumah, komunikasi ditempat
pelayanan kesehatan. Sedangkan komunikasi tidak langsung dengan menggunakan media,
misalnya komunikasi melalui telepon, surat, email, dll.
Metode dan teknik yang dapat diterapkan dalam kegiatan KIE secara individu/ perorangan
adalah:
Komunikasi interpersonal yaitu interaksi dari individu ke individu atau dari individu dengan
kelompok kecil, bersifat dua arah, kemudian pesan yang disampaikan dalam bentuk verbal
dan non verbal. Kedua belah pihak saling berbagi informasi dan perasaan. Adapun langkah-
langkah melakukan komunikasi interpersonal adalah “SAJI” (Salam, Ajak Bicara, Jelaskan
dan Ingatkan).
Konseling yaitu suatu proses pemberian bantuan dari petugas konseling kepada klien-nya,
melalui pertemuan tatap muka dengan menyampaikan informasi yang tidak memihak serta
memberikan dukungan emosi, agar klien mampu mengenali keadaan dirinya dan masalah
yang dihadapinya sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan mantap bagi dirinya
sendiri dengan kesadarannya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Atas dasar
tersebut, kemudian klien bisa bertindak sesuai dengan keputusan yang telah dipilihnya secara
mantap karena memahami alasan dan tujuannya. Dasar dari pengertian konseling adalah
pemberian informasi yang tujuan akhirnya adalah klien dapat membuat keputusan untuk
mengatasi masalahnya.
Melalui konseling akan dapat terjadi suatu proses :
a) Perubahan perilaku
b) Peningkatan kemampuan untuk mengenal masalahnya,
mengidentifikasi alternatif pemecahan masalahnya, menetapkan prioritas alternatif
pemecahan masalah, menganalisis / melakukan kajian sejauhmana konsekuensi dan
keuntungan terhadap pilihan pemecahan masalah yang telah ditetapkan.
c) Meningkatkan kemampuan untuk memutuskan dan bertindak
d) Meningkatkan hubungan antar perorangan
e) Membantu klien untuk dapat mengurangi ketegangannya
f) Meningkatkan potensi seseorang untuk mengatasi masalah
g) Meningkatkan kemampuan untuk mampu berpikiran positif dan
optimis
Adapun langkah-langkah praktis melakukan konseling adalah SATU TUJU.
SATU TUJU adalah SA: beri salam kepada klien (menciptakan hubungan), sambut
kedatangannya dan berikan perhatian; T : tanyakan kepada klien untuk menjajagi
pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien tentang.
U : uraikan informasi yang relevan / terkait dengan masalah klien.
T U: bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif pemecahanmasalahnya.
J: Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif pemecahan masalah.
U : ulangi hal-hal penting yang dibahas, serta lakukan kesepakatan kunjungan ulang klien
atau rujuk ke tempat pelayanan lain bila diperlukan.
Teknik komunikasi interpersonal dan konseling meliputi :
teknik menjadi pendengar aktif, teknik mengajukan pertanyaan, teknik
melakukan observasi, teknik melakukan refleksi, teknik membantu klien
mengambil keputusan, teknik menggunakan media KIE serta teknik
mengatasi situasi sulit dalam melakukan komunikasi interpersonal dan
konseling (klien menangis terus, tidak mau berbicara, marah, kecewa, dll)
- Kelompok
Metoda dan teknik yang digunakan dalam melakukan KIE didalam
kelompok adalah ceramah tanya jawab, diskusi kelompok, demontrasi,
permainan/ bermain peran.
Sedangkan teknik yang dilakukan adalah teknik menggunakan
media/alat peraga, teknik membangun peran aktif semua peserta,
teknik mengatasi peserta yang dominan, teknik peserta yang acuh, dll.
Agar peserta mau mengikuti pertemuan diskusi kelompok, demonstrasi,
ceramah tanya jawab maupun permainan, ada beberapa teknik yang
dapat dipergunakan yaitu menggunakan fasilitator yang mempunyai
kredibilitas baik, dipercaya sasaran, atau menggunakan teknik perintah,
kompetisi, penggunaan media KIE yang menarik, pemberian hadiah, dll
a) Ceramah tanya jawab
Ceramah tanya jawab (CTJ) adalah penyampaian pesan oleh seorang
pembicara di depan se-kelompok sasaran yang disertai tanya jawab.
CTJ dapat dilakukan untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah. CTJ akan berhasil apabila pembicara mengasai
materi, menguasai audiens serta menguasai penggunaan alat bantu
atau media. Disamping itu, pembicara berpenampilan baik dan
meyakinkan, percaya diri, tidak bersikap ragu-ragu, kemudian
suaranya jelas dan keras, sesekali disertai humor, pandangan tertuju
keseluruh peserta, berdiri didepan (ditengah), menggunakan alat
bantu semaksimal mungkin. Mampu menciptakan suasana serius
tapi santai, menggunakan bahasa sederhana, memberikan
kesempatan sasaran untuk bertanya, kemudian menjawab sesuai
pertanyaan, memberikan pertanyaan evaluasi serta menyampaikan
rangkuman sebelum ceramah diakhiri.
b) Diskusi/ Diskusi kelompok
Diskusi berasal dari bahsa latin discutio atau discussum yakni
“kurang lebih sama dengan bertukar pikiran” atau membahas
sesuatu masalah dengan mengemukakan dasar alasannya untuk
mencari jalan keluar sebaik-baiknya. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa diskusi merupakan ajang bertukar pikiran diantara
sejumlah orang, membahas masalah tertentu yang dilaksanakan
dengan teratur, dan bertujuan untuk memecahkan masalah secara
meningkatkan partisipasi aktif, tukar pengalaman dan pendapat
peserta diskusi. Untuk kegiatan ini anggota kelompok yang ideal
adalah 7 s/d 9 orang.
c) Peragaan atau demonstrasi
Demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memberi contoh nyata bagaimana suatu kegiatan dilakukan dengan
benar.
Ada beberapa macam demonstrasi, yaitu:
– Mengembangkan keterampilan sasaran dalam bidang tertentu
– Menunjukkan proses kerja penanganan suatu perilaku (misalnya:
proses/cara melakukan perawatan tali pusat bayi baru lahir).
– Menunjukkan suatu alat yang baru.
– Memantapkan penerimaan hal baru
d) Curah pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah
dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari
oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya
terjadi diskusi.
e) Bola Salju (snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang terdiri dari 2
orang) dan kemudian diberikan suatu pertanyaan atau masalah.
Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi
satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan
4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota
kelompok.
f) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz
group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau
tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap
kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
Metode ini digunakan apabila :
- Kelompok terlalu besar, sehingga tidak dimungkinkan setiap
orang berpatisipasi.
- Pokok pembahasan terhadap pemecahan masalah dapat
dibahas dari beberapa sudut pandang.
- Ada anggota kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan

Anda mungkin juga menyukai