Anda di halaman 1dari 27

TUTORIAL UJI STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK

”memenuhi tugas mandiri biostatistik”

Statistika Parametrik Dan Non Parametrik

Statistik deskriptif

Macam statistik Statistik parametris


untuk analisa data
Statistik inferensial
Statistik non parametris

A. Statistik deskriptif
Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam
statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram,
modus, mean, median dan presentase.

B. Statistik Inferensial
Adalah tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel di ambil dari
populasi yang jelas, dan tehnik pengambilan sampling di ambil secara random. Contoh
seperti Uji T, Uji Chi Square, Uji Willcoxon, Uji Mann Whitney, Spearmen Rank.

1. Statistik Non-parametris
Statistik ini digunakan pada skala ordinl dan nominal, data sampel tidak berdistribusi
normal ( jika satanya interval atau rasio ).
a) UJI CHI SQUARE
Uji Chi Square adalah uji untuk mengetahuai hubungan antara dua variabel dan
uji hubungan, jika uji hubungan klik configensi coofisien.
Digunakan jika kedua skala pengukuran nominal & nominal
Pengambilan keputusan
Jika p < α maka terdapat hubungan antara dua variabel, jika p > α maka tidah ada
hubungan antara dua variabel

Contoh soal

1. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara pemberian makanan
tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi di Puskesmas YY. Untuk itu dipilih
responden bayi usia 4 bulan dan ibu bayi. Ibu bayi diberi kuesioner dan bayi ditimbang berat
badannya. Adapun variable dalam penelitian ini
a. Pemberian makanan tambahan
Kategori:
 Pemberian makanan tambahan dini yaitu bila ibu memberi makan pada bayi selain
ASI dan PASI seperti makanan lumat sebelum berusia 4 bulan
 Pemberian makanan tambahan sesuai usia yaitu pemberian makanan selain ASI dan
PASI di atas usia 4 bulan
Skala Pengukuran : Nominal
b. Pertumbuhan berat badan bayi
Kategori:
 Pertumbuhan berat badan bayi normal yaitu bila berat badan bayi berada di garis
hijau KMS
 Pertumbuhan berat badan bayi tidak normal yaitu bila berat badan bayi di atas atau
di bawah garis hijau KMS
Skala Pengukuran : Nominal
Data hasil pengukurann terhadap ibu dan bayi dapat dilihat pada Tabel 1.
Kode Pemberian makanan tambahan
1 = Pemberian makanan tambahan dini
0 = Pemberian makanan tambahan sesuai usia
Kode Pertumbuhan berat badan bayi
1 = Pertumbuhan berat badan bayi normal
2 = Pertumbuhan berat badan bayi tidak normal

Tabel 1.
Data Responden Ibu dan Bayi di Puskesmas YY

No Jenis Usia Pendidikan Pemberian Pemberian Pertumbuhan


Kelamin Ibu Terakir ASI makanan BB bayi
bayi ibu ekslusif terlalu dini
1 L 29 SMA Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
2 L 22 SMP ASI Sesuai umur Normal
3 L 24 SMA Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
4 L 21 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
5 L 28 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal
6 L 28 PT ASI Dini Normal
7 L 26 PT Tidak ASI Sesuai umur Normal
8 L 25 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
9 L 22 SMA Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
10 L 29 PT ASI Sesuai umur Normal
11 L 32 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
12 L 28 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
13 L 27 PT Tidak ASI Dini Normal
14 L 27 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal
15 L 26 SMA ASI Sesuai umur Normal
16 L 23 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
17 L 24 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
18 P 23 SMP ASI Dini Tidak Normal
19 P 35 PT Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
20 P 24 PT Tidak ASI Sesuai umur Normal
21 P 29 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
22 P 22 SMA Tidak ASI Dini Normal
23 P 32 PT ASI Sesuai umur Normal
24 P 20 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
25 P 27 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal
26 P 27 SMP Tidak ASI Dini Tidak Normal
27 P 38 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
28 P 28 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
29 P 25 SMA ASI Sesuai umur Normal
30 P 27 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal
Langkah – Langkah Deskriptif

a. Klik Analyze  descriptive statistic  frequencies

b. Pindahkan semua variabel pada colom variabels kecuali no respnden  klik statistic

c. Centang / tandai bagian mean, median, minimum, maximum  continue  ok


Maka di dapatkan hasil dari contoh soal di atas sebagai berikut :

 Dari uji SPSS Di dapatkan hasil rata-rata usia ibu adalah 27 tahun dengan usia tertinggi 38
tahun dan usia terendah 20 tahun.

 Dari hasil SPSS Pada jenis keamin bayi dari 30 orang bayi, di dapatkan persentase laki-
laki sebanyak 56,7 % dan perempuan sebanyak 43,3 %.
 Dari hasil SPSS pendidikan terakhir ibu dari 30 orang didapatkan persentase SMP 10 %,
SMA 53,3 %, dan PT 36,7 % , maka dapat di simpulkan bahwa sebagian besar pendidikan
terakhir ibu adalah SMA.

 Dari hasil SPSS pemberian ASI ekslusif di dapatkan hasil persentase ASI 23,3 % dan tidak
ASI 76,7 %, maka dapat di simpulkan bahwa banyak yang tidak memberikan asi ekslusif
pada bayi dengan persentase 76,7 %.
 Dari hasil SPSS pemberian makan terlalu dini di dapatkan hasil DINI 50% dan sesuai usia
50%, maka dapat di simpulkan pemberian makanan tambahan terlalu dini dengan sesuai
usia memiliki persentase yang sama yaitu 50 %
 Dari hasil SPSS pertumbuhan berat badan bayi di dapatkan hasil normal 46,7 % dan tidak
normal 53,3 %, maka dapat di simpulkan bahwa banyak yang pertumbuhannya tidak
normal dengan persentase 53,3 %.
Langkah – langkah Statistik Inferensial ( Uji Chi Square )

a. Klik analyze  descriptive statistic  crosstabs

b. Pindahkan satu variabel ke kotak ROW dan satu variabel ke kotak coloms yang akan di
cari hubungannya  statistic

c. Centang / tandai bagian Chi-square dan contingency coeffisien  continue  ok


Maka di dapatkan hasil sebagai berikut :

 Di dapatkan dari hasil SPSS bahwa pemberian makanan terlalu dini dengan
pertumbuhan BB bayi Normal 3 orang bayi sedangkan yang tidak normal 12 orang bayi,
pemberian makanan sesuai usia dengan pertumbuhan BB bayi Nomal 11 orang bayi
dan tidak Normal 4 orang bayi, maka dapat di simpulkan bahwa pemberian makanan
sesuai usia lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan BB bayi Normal.
 Dari hasil analisa data dapat diketahui bahwa 15 bayi yang mendapatkan makanan
tambahan dini, ada 12 bayi (40%) di antaranya mengalami pertumbuhan BB tidak
normal, sedangkan dari 15 bayi yang mendapatkan makan tanbahan sesuai usia ada 4
bayi ( 13,3% ) yang mengalami pertumbuhan BB tidak normal sehingga dapat diketahui
bahwa pemberian makanan tambahan dini berhubungan dengan pertumbuhan BB bayi.
 Dari tabel SPSS di dapatkan hasil chi-square asymp. Sig. (2-sided) = 0,003,
Maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian makanan terlalu
dini dengan pertumbuhan BB bayi karena asymp.sig. (2-sided) = 0,003 < 0,05.
 Pemberian makanan terlalu dini berhuungan dengan pertmbuhan BB bayi dengan
korelasi kuat dengan R = 0,471.

b) Uji Rank Spearman


Uji Rank Spearmen adalah uji yang melihat tingkat kekuatan hubungan &
variabel, melihat arah hubungan 2 variabel, dan mengetahui apakah hubungan
tersebut signifikan atau tidak.
Digunakan jika kedua skala pengukuran ordinal & ordinal
Pengambilan keputusan
Dikatakan ada hubungan yang signifikan jika sig. (2-tailed) < 0,05, dan dikatakan
hubungan antara variabel tidak signifikan jika sig. (2-tailed) > 0,05.
Contoh soal

2. Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi polio dengan tingkat kecemasan pasca imunisasi polio pada anak di
Posyandu DD tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
mempunyai Balita yang berada di Posyandu DD sebanyak 130 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling dan diperoleh sampel sebanyak 37
orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pertama, kuesioner tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi polio yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori
imunisasi polio. Kedua, kuesioner tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi polio, dan
diperoleh data pada Tabel 2.

Tabel 2
Data Ibu di Posyandu DD yang menjadi Sampel Peenelitian
No Umur(tahun) Jumlah Tingkat Tingkat
anak kecemasan pengetahuan
1 21 1 Rendah Rendah
2 25 1 Rendah Rendah
3 26 1 Sedang Sedang
4 21 1 Sedang Rendah
5 30 3 Rendah Tinggi
6 22 1 Rendah Tinggi
7 19 1 Sedang Sedang
8 23 1 Sedang Sedang
9 36 4 Rendah Sedang
10 32 3 Rendah Tinggi
11 21 1 Rendah Tinggi
12 20 1 Rendah Sedang
13 29 2 Sedang Rendah
14 23 2 Rendah Tinggi
15 35 3 Sedang Sedang
16 24 1 Sedang Sedang
17 32 3 Rendah Tinggi
\18 26 2 Sedang Sedang
19 28 2 Rendah Sedang
20 23 1 Sedang Sedang
21 29 1 Rendah Tinggi
22 30 1 Sedang Sedang
23 38 4 Rendah Tinggi
24 25 1 Rendah Tinggi
25 20 1 Rendah Tinggi
26 23 1 Rendah Tinggi
27 24 1 Sedang Rendah
28 20 1 Rendah Tinggi
29 22 1 Rendah Tinggi
30 27 2 Sedang Rendah
31 24 1 Rendah Tinggi
32 28 2 Rendah Tinggi
33 25 1 Rendah Tinggi
34 22 1 Sedang Sedang
35 35 2 Tinggi Rendah
36 32 3 Sedang Rendah
37 24 1 Sedang Tinggi

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada Tabel 2, lakukanlah uji statistic secara deskriptif
dan inferensial, serta tuliskan kesimpulan yang diperoleh!

Langkah-langkah Deskriptif
a. Klik Analyze  descriptive statistic  frequencies

b. Pindahkan semua variabel pada colom variabels kecuali no respnden  klik statistic
c. Centang / tandai bagian mean, median, minimum, maximum  continue  ok

Maka di dapatkan dari hasil SPSS sebagai berikut:


Kesimpulan :
Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh rata-rata umur ibu yang menjadi responden adalah
26 tahun, dengan rata-rata ibu hanya memiliki 1 orang anak dengan persentase sebanyak
62,2 % dari data di atas bahwa ibu yang memiliki rata-rata tingkat pengetahuan yang tinggi
tentang imunisasi polio sebanyak 45,9%, dan sebagian besar tingkat keemasan yang rendah
dengan persentase sebanyak 56,8 %.
Langkah-Langkah Statistik Inferensia ( Uji Rank Spearman )
a. klik analyze  Correlate  Bivariate

b. pindahkan 2 variabel yang akan di uji kekuatan hubungan  tandai spearman  ok

Maka akan di dapatkan hasil


Kesimpulan :
 Dari hasil uji statistik SPSS dapat di simpulkan bahwa di peroleh angka koefisien korelasi
sebesar 0,658 , artinya tingkat kekuatan hubungan ( kolerasi ) antara variabel tingkat
kecemasan dengan tingkat pengetahuan sangat kuat.
 Dari hasil SPSS di atas di dapatkan hasil sig. (2-tailed) sebesar 0,000, karena nilai sig. (2-
tailed) 0,000 < 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat kecemasan
dengan tingkat pengetahuan.

c) Uji Willcoxon
Uji willcoxon adalah pengujian nonparametrik yang di lakukan untuk
membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan.
Digunakan jika kedua skala pengukuran ordinal & nominal
Pengambilan keputusan
Jika nilai asymp sig. ( 2-tailed) < 0,05 maka Ha di terima dan H0 di tolak, sebaliknya
jika nilai asymp sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 di terima.

Contoh Soal

3. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh senam lansia terhadap kadar
gula darah pada Lansia di BPLU QQ. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-
post one group test. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan senam lansia. Responden berjumlah 18 orang yang diberikan perlakuan berupa
senam lansia secara rutin 3 kali dalam 1 minggu. Data mengenai kadar gula responden
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Data Pre-Post Kadar Gula Responden
No Pre Post
1 Hipoglikemik Hiperglikemik
2 Hipoglikemik Normal
3 Hipoglikemik Normal
4 Normal Normal
5 Normal Hiperglikemik
6 Normal Hiperglikemik
7 Normal Normal
8 Hiperglikemik Normal
9 Hiperglikemik Hiperglikemik
10 Hiperglikemik Hiperglikemik
11 Hiperglikemik Hiperglikemik
12 Hiperglikemik Hiperglikemik
13 Hiperglikemik Hiperglikemik
14 Hiperglikemik Hiperglikemik
15 Hiperglikemik Hiperglikemik
16 Hiperglikemik Hiperglikemik
17 Hiperglikemik Hiperglikemik

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada Tabel 3, lakukanlah uji statistic dan tuliskan
kesimpulan yang diperoleh!

Langkah-Langkah Uji statistik Willcoxon


a. Klik analyze  nonparametric tests  legacy dialogs  2 related samples

b. Pindahkan PRE ke variabel 1 kolom test pairs, dan POST ke variabel 2 kolom test pairs
 tandai / centang pada pilihan Willcoxon  ok
Maka akan di dapatkan hasil uji sebagai berikut :

Kesimpulan :
Dari hasil SPSS di atas didapatkan hasil asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,002, karena
nilai asymp. Sig. (2 –tailed) 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
artinya ada pengaruh antara senam lansia terhadap kadar gula darah pada lansia untuk
pre & post.

d) Uji Mann Whithney


Uji Mann Whithney adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan dua
sampel yang tidak berhubugan / berpasangan satu sama lain.
Digunakan jika skala berbentuk ordinal & Nominal
Pengambilan keputusan
Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) <0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan,
sedangkan jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) >0,05 maka tidak terdapat pernedaan
yang signifikan.

Contoh Soal

4. Peneliti ingin mengetahui perbedaan pemberian ASI ekslusif dan ASI non Ekslusif dengan
perubahan berat badan bayi di puskesmas RR. Untuk itu peneliti mengambil sampel
dengan teknik total sampling, dimana jumlah populasi sama dengan jumlah sampel, yaitu
sebanyak 38 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan KMS. Data
responden dapat dilihat pada Tabel 4:

Tabel 4
Data bayi yang menjadi Responden
No Jenis Kelamin Usia Pemberian Perubahan
(bulan) ASI Berat badan
1 Laki-laki 2 Non Ekslusif Gizi lebih
2 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
3 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
4 Laki-laki 5 Non Ekslusif Gizi baik
5 Laki-laki 4 Ekslusif Gizi kurang
6 Laki-laki 5 Ekslusif Gizi baik
7 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
8 Laki-laki 2 Non Ekslusif Gizi lebih
9 Laki-laki 3 Ekslusif Gizi kurang
10 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
11 Laki-laki 5 Ekslusif Gizi baik
12 Laki-laki 4 Non Ekslusif Gizi baik
13 Laki-laki 4 Ekslusif Gizi kurang
14 Laki-laki 4 Non Ekslusif Gizi baik
15 Laki-laki 3 Ekslusif Gizi baik
16 Laki-laki 6 Ekslusif Gizi baik
17 Laki-laki 6 Ekslusif Gizi baik
18 Laki-laki 5 Non Ekslusif Gizi baik
19 Perempuan 2 Non Ekslusif Gizi baik
20 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi lebih
21 Perempuan 3 Ekslusif Gizi kurang
22 Perempuan 3 Ekslusif Gizi baik
23 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi baik
24 Perempuan 4 Non Ekslusif Gizi baik
25 Perempuan 4 Ekslusif Gizi baik
26 Perempuan 4 Non Ekslusif Gizi baik
27 Perempuan 5 Ekslusif Gizi kurang
28 Perempuan 6 Non Ekslusif Gizi baik
29 Perempuan 2 Non Ekslusif Gizi baik
30 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi baik
31 Perempuan 1 Ekslusif Gizi baik
32 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi lebih
33 Perempuan 1 Ekslusif Gizi baik
34 Perempuan 2 Non Ekslusif Gizi lebih
35 Perempuan 4 Non Ekslusif Gizi lebih
36 Perempuan 1 Non Ekslusif Gizi lebih
37 Perempuan 5 Non Ekslusif Gizi lebih
38 Perempuan 5 Ekslusif Gizi kurang
Kode pemberian ASI : 1 = ASI ekslusif, 0 = Non Ekslusif
Kode perubahan berat badan : 1 = Gizi kurang, 2 = Gizi baik, 3 = Gizi lebih

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada Tabel 4, lakukanlah uji statistic dan tuliskan
kesimpulan yang diperoleh!

Langkah-langkah uji statistik Mann Whitney


a. Klik analyze  nonparametric test  legacy  2 independent sampel

b. Pindahkan variabel hasil ke kolom test variabel test  variabel intervensi ke grouping
variabel  klik define group

c. Ketik 1 pada grup 1, dan 2 pada grup 2  continue


d. Klik options  pilih deskriptif  continue

e. pilih Mann Whitney pada test type  ok

Maka akan di dapatkan hasil SPSS sebagai berikut :


Kesimpulan :
Dari hasil uji statistik SPSS di dapatkan hasil asymp. Sig. (2-tailed) 0,007, karena hasil asymp.
Sig. (2-tailed) 0,007 < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian ASI
Ekslusif dan Non Ekslusif dengan perubahan berat badan bayi di puskesmas RR.

e) Uji T Berpasangan
Uji T Berpasangan adalah salah satu pengujian hipotesis dimana data yang
digunakan tidak bebas. Syarat uji T berpasangan adalah :
1) Dara berdistribusi normal
2) Skala data interval/rasio
3) Sampel di ambil secra random.

Pengambilan keputusan

Jika p < αmaka H0 ditolak / H1 diterima, jika p > α maka H0 diterima, dengan
distribusi hipotesa H0 = distribusi data normal, H1 = distribusi sampel tidak normal.

Syarat  data berdistribusi normal harus melalui uji normalitas, jika data
berdistribusi normal maka uji T berpasangan dapat dilakukan.
Contoh Soal

5. Peneliti meneliti meneliti apakah terdapat perbedaan kadar gula darah sebelum dan
sesudah senam diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RS KK. Desain eksperimen
yang digunakan adalah the Pretest-Postest design tanpa grup control. Responden diberikan
pretest berupa dilakukan pengukuran gula darah dengan menggunakan glucometer
sebelum dilakukan senam. Kemudian responden melalukan senam diabetes yang dipimpin
oleh instruktur senam. Senam diabetes dilakukan seminggu sekali selama 3 minggu.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran gula darah. Instrument penelitian yang digunakan
adalah lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran gula darah
sebelum dan sesudah dilakukan senam diabetes. Hasil pengukuran gula darah sebelum dan
seudah senam dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Data Responden di RS KK yang menjadi sampel penelitian
No Usia Jenis Tipe DM Kadar Kadar
(tahun) Kelamin Gula Pre Gula Post
1 72 Laki-laki DM tipe 2 244 208
2 61 Laki-laki DM tipe 2 182 143
3 62 Perempuan DM tipe 2 232 214
4 63 Perempuan DM tipe 2 198 208
5 49 Perempuan DM tipe 2 171 237
6 59 Perempuan DM tipe 2 250 208
7 64 Perempuan DM tipe 2 171 130
8 74 Perempuan DM tipe 2 196 190
9 74 Perempuan DM tipe 2 245 182
10 58 Perempuan DM tipe 2 167 161
11 57 Perempuan DM tipe 2 162 143
12 70 Perempuan DM tipe 2 191 180
13 63 Perempuan DM tipe 2 249 208
14 59 Perempuan DM tipe 2 200 197
15 48 Laki-laki DM tipe 2 204 198

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada Tabel 5, lakukanlah uji statistic dan tuliskan
kesimpulan yang diperoleh!

Langkah-langkah uji statistik T berpasangan


a. Langkah uji normalitas
1) Klik analyze  deskriptis statistik  explore
2) Masukan variabel ke dependent list  klis statistik  deskriptif  continue

3) Klik Plot  normality plot with test  ok


Maka di dapatkan hasil uji normalitas sebagai berikut :

P value sebelum = 0,064 > 0,05 maka H0 diterima


P value sesudah = 0,228 > 0,05 maka H0 diterima
Data berdistribusi Normal, karena kedua variabel data berdistribusi normal maka syarat Uji
T berpasangan terpenuhi.

b. Langkah uji T berpasangan


1) Klik analyze  compare means  paired sampel T test

2) Pindahkan kedua variabel ke kolom paired variabel  option  tentukan confidane


interval  continue  ok
Maka akan diperoleh hasil data sebagai berikut:

Kesimpulan :
Hipotesis penelitian terhadap perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam
diabetes pada pasien diabetes militus tipe 2 :
H0 = terdapat perbedaan kadar gula sebelum dan sesudah senam diabetes.
H1 = tidak terdapat perbedaan pada kadar gula sebelum dan sesudah senam diabetes karena
dari output SPSS diperoleh P value = 0,048 > 0,05 maka H1 di tolak
C. Statistik Parametris
1) Uji Independen T Test
Uji Independen T Test  uji beda untuk mencari apakan perbedaan nilai rata-rata
(mean) bermakna antara dua kelompok yang saling bebas. skala data yang di gunakan
adalah interval / rasio.
Syarat uji Independen T test :
 Sampel saling bebas
 Skala data rasio / interval
 Data setiap kelompok berdistribusi normal
 Varians antara kelompok homogen.

Contoh :
Seorang peneliti ingin menganalisa perbedaan jus mentimun dan 15 responden kelompok
jus tomat. Diperoleh data sbb :
Tekanan darah pada kelompok yang mendapat jus mentimun dengan kelompok yang
mendapat jus tomat pada penderita hipertensi di desa RR.
No_R TD Kel. Jus Mentimun TD Kel. Jus Tomat
1 150 132
2 140 130
3 130 152
4 130 160
5 160 161
6 144 145
7 133 157
8 134 162
9 152 166
10 161 149
11 132 160
12 130 150
13 135 142
14 145 135
15 152 147
Langkah-langkah
Masukan data kedalam SPSS dengan kode 1 = Jus Mentimun, 2 = Jus Tomat

 Uji Normalitas
Analyze  statistik deskriptive  explore  Masukan tekanan darah ke dependent list
dan kel. Juas ke dalam factor list klik plot  normality plot whith tests  ok

Sig. Kel. Jus Mentiun 0,066 > 0.05, maka data berdistribusi normal.
Sig. Kel. Jus Tomat 0,373 > 0,05, maka data berdistribusi normal.

 Uji Homogen
Analyze  compare means  independent T test

Anda mungkin juga menyukai