BAB 3
A. PROSES PEREKAYASAAN
Pelaporan keuangan merupakan suatu struktur maupun proses dalam akuntansi yang
menjelaskan bagaimana sebuah informasi keuangan disajikan dan dilaporkan untu mencapai
suatu tujuan ekonomis sebuah entitas bisnis. Sementara pengertian proses akuntansi sendiri
dalam pelaporan keuangan adalah suatu mekanisme yang menjelaskan proses dari pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaporan akuntansi terlibat dan saling melakukan interaksi satu sama lainnya
sehingga menghasilkan informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan
sebagai wujud akuntabilitas entitas.
B. KERANGKA KONSEPTUAL
Dalam proses perekayasaan akuntansi, untuk menghasilkan konsep maupun sebuah teori,
jawaban atas pertanyaan di dalamnya dibutuhkan kerangka konseptual. Kerangka konseptual
merupakan bagian dari proses perekayasaan akuntansi, dimana gambaran keduanya dapat dilihat
dari model di bawah ini:
1
Teori Akuntansi 2015
Informasi Akuntansi
Menurut Belkaoui (1993), kerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi yang
tersetruktur. Hal ini dikarenakan struktur kerangka konseptual sama dengan teori akuntansi yang
didasarkan pada penalaran yang sifatnya logis, yang mana dapat digambarkan dalam bentuk
hierarki dan terdiri dari beberapa tingkat:
2
Teori Akuntansi 2015
2. Tingkat Selanjutnya
Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip dan aturan tentang oengukuran dan
pengakuan dari elemen elemen yang ada laporan keuangan.
Tanpa kerangka konseptual akan sulit untuk menyusun standar dan mengevaluasi
argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik di banding yang lain dalam tujuan
tertentu. Tanpa kerangka konseptual juga dapat menyebabkan penyusun standar akuntansi
diperalat oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang hanya menguntungkan pihak yang
memperalat tersebu. Dengan kata lain, kerangka konseptual melindungi seorang penyusun
standar akuntansi dari politisasi untuk kepentingan tertentu.
3
Teori Akuntansi 2015
Keempat konsep tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. Keempat
komponen tersebut dituangkan ke dalam tujuh pernyataan SFAC (Statement of Financial
Accounting Concept) sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan sebuah media utama dari pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Pelaporan keuangan berdasarkan model
FASB tidak hanya menghasilkan informasi keuangan yang hendak dilaporkan pada laporan
keuangan, tetapi lebih dari itu mengandung informasi-informasi lain yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan.
4
Teori Akuntansi 2015
5
Teori Akuntansi 2015
6
Teori Akuntansi 2015
Dalam kerangka konseptual IFRS, dibagi ke dalam tiga tingkatan. Pada tingkat pertama,
tujuan (objective) mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang diharapkan dari akuntansi
keuangan. Umumnya, sebuah standar akuntansi dikembangkan berdasarkan kerangka
kerja konseptualnya, sehingga dapat menghasilkan laporan akuntansi yang bermanfaat
bagi penggunanya. Pada tingkat kedua, karakteristik kualitatif (Qualitative
Characteristic) yang menyediakan unsure-unsur informasi akuntansi sehingga dapat
berguna dan unsur-unsur (Elements) laporan keuangan (asset, liabilities, equity, dan
lainnya). Dan pada tingkat terakhir, konsep-konsep pengukuran dan pengakuan
(measurement and recognition concepts) yang digunakan dalam penetapan standar
akuntansi. Konsep-konsep tersebut meliputi prinsip, asumsi dan kendala-kendala dalam
pelaporan keuangan.
Penentuan tujuan pelaporan keuangan adalah langkah yang paling penting dalam proses
perekayasaan akuntansi. Menurut (Zeff 1999) tujuan pelaporan keuagan sendiri menentukan
konsep, prinsip, dan teori yang relevan yang pada akhirnya dapat menentukan bentuk, isi, jenis,
dan susunan sebuah laporan keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak
yang dituju beserta kepentingannya harus diidentifikasi secara jelas agar informasi yang
dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan pihak yang dituju sebagau bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan.
Masalah yang kerap timbul dalam menyusun tujuan adalah menentukan siapa yang dituju,
apa kepentingannya, seberapa banyak informasi yang diinginkan, dan apa saja sumber
informasinya. Karakteristik pengguna laporan keuangan juga harus dipertimbangkan dalam
penetapan tujuan pelaporan keuangan. Most dalam (Suwardjono 2005) menunjukkan dua
pendekatan dalam penetapan tujuan pelaporan keuangan guna mengatasi masalah-masalah di
atas. Kedua pendekatan tersebut ialah:
(1) Menyediakan informasi untuk seluruh pengguna laporan keuangan secara umum yang
memiliki berbagai macam kepentingan, atau
7
Teori Akuntansi 2015
Tujuan pelaporan keuangan dilihat dari aspek sosial dibagi ke dalam beberapa tujuan di
bawah ini:
1. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional merupakan tujuan dari kelompok masyarakat atau organisasi scara
keseluruhan tanpa memerhatikan tujuan dari masing-masing individu di dalam kelompok
tersebut. Tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati konsekuensi dari
kegiatan kelompok-kelompok tersebut yang terjadi secara nyata. Tujuan fungsional
akuntansi dapat ditetapkan untuk hal-hal seperti pengalokasian sumber daya ekonomi
secara efisien dan melakukan fungsi pengendalian sosial.
2. Tujuan Bersama
Tujuan bersama merupakan beberapa tujuan individu yang memiliki kesamaan dengan
tujuan individu. Tujuan bersama dapat ditentukan dengan mengidentifikasi tujuan
individu dan dilanjutkan dengan memilih tujuan seluruh individu yang ada di dalam
kelompok yang sama untuk dijadikan satu tujuan yang bersifat umum.
3. Tujuan Kelompok Dominan
Tujuan kelompok dominan merupakan tujuan dari individu maupun kelompok yang
dominan dalam suatu lingkungan masyarakat yang dapat dijadikan tujuan bersama.
Mereka yang dikatakan kelompok dominan merupakan kelompok yang memiliki
pengaruh paling kuat di dalam sistem yang ada. Sebaliknya, tujuan kelompok non-
dominan tidak relevan (lemah) untuk memengaruhi sistem.
Tujuan pelaporan adalah hal mendasar yang penting dalam sebuah kerangka konseptual.
FASB menyusun tujuan pelaporan berdasarkan pada ketiga aspek berikut:
8
Teori Akuntansi 2015
1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan
sosial dimana akuntansi diterapkan.
2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi dalam
pelaporan keuangan.
3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu luasnya informasi
yang dibutuhka oleh berbagai pihak pengguna dengan berbagai kepentingannya.
Menurut SFAC No. 1 dalam (Suwardjono 2005) terdapat lima elemen laporan keuangan
yang harus disediakan, yaitu:
hubungan di antara para pengguna dengan keputusan yang mereka ambil. Berkaitan
dengan hal tersebut, yaitu kemampuan pemakai (understandability), adalah kualitas
informasi yang membuat para pengguna merasakan signifikansi dari informasi yang
bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Benston, G. J., et al. (2007). "The FASB’s Conceptual Framework for Financial Reporting: A Critical
Analysis." Accounting Horizons 21(2): 229-238.
Zeff, S. A. (1999). "THE EVOLUTION OF THE CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR BUSINESS ENTERPRISES IN
THE UNITED STATES." Accounting Historians Journal 26(2).
11