Anda di halaman 1dari 12

Lampiran I : Keputusan Walikota Cirebon

Nomor :
Tanggal :
Tentang : PANDUAN MANAJEMEN RISIKO RSUD GUNUNG JATI
KOTA CIREBON

BAB I

DEFINISI

A. Definisi Manajemen Risiko

Manajemen Resiko adalah aktivitas klinik dan administratif yang


dilakukan oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan
pengurangan resiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil,
pengunjung dan institusi rumah sakit (JCHAO, 1988). Sedangkan menurut
American Society for Healthcare Risk Management (2015), Manajemen Risiko
merupakan kegiatan untuk meminimalkan potensi bahaya kepada pasien,
serta menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, karyawan dan
pengunjung. Manajemen Resiko juga ada yang memberi pengertian
merupakan kerangka kerja untuk identifikasi sistematis, penilaian, mengelola,
pengobatan dan pemantauan risiko dengan tujuan untuk mencegah atau
meminimalkan kemungkinan reccurance risiko dan konsekuensi yang terkait
(Liverpool Women’s National Health System Foundation Trust, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas, maka manajemen risiko adalah proses
yang dilakukan untuk mengelola risiko yang melekat pada setiap proses
pelayanan di setiap bagian dan level dalam rumah sakit sehingga mampu
memberikan jaminan tercapainya tujuan dan mengurangi ketidakpastian yang
melekat pada suatu proses pelayanan yang pada akhirnya akan menciptakan
kesempatan atau opportunity secara lebih sistematis.
Rumah Sakit perlu menggunakan pendekatan proaktifdalam
melaksanakan manajemen risiko. Upaya manajemen risiko adalah : (RR,
Balsamo dan MD, Brown., 1998)

Manajemen risiko dilakukan berdasarkan Risk Management Logic


(Dwipraharso, 2004), yaitu:

What are the hazards (identifikasi risiko)

Probability, Severity, Exposure

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


Level of risk ?

Yes Acceptable? No

Accept the risk Can it be eliminated?


- Eliminated - Can it be reduced?
- Reduced - Cancel the mission?

Manajemen risiko merupakan upaya yang proaktif untuk mencegah


masalah dikemudian hari, dilakukan terus menerus dan dalam suasana no
blame culture. Tahapan manajemen risiko adalah:
1. Risk Awareness. Seluruh staf Rumah sakit harus menyadari risiko yang
mungkin terjadi di unit kerjanya masing-masing, baik medis maupun non
medis. Metode yang digunakan untuk mengenali risiko antara lain: Self-
assessment, sistem pelaporan kejadian yang berpotensi menimbulkan
risiko (laporan insiden) dan audit klinis.
2. Risk control (and or Risk Prevention).Langkah-langkah yang diambil
manajemen untuk mengendalikan risiko. Upaya yang dilakukan:
a. Mencari jalan untuk menghilangkan risiko (engineering solution)
b. Mengurangi risiko(control solution) baik terhadap probabilitasnya
maupun terhadap derajat keparahannya.
c. Mengurangi dampaknya.
3. Risk containment. Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat
suatu tindakan atau kelalaian ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang
tidak terprediksikan sebelumnya, maka sikap yang terpenting adalah
mengurangi besarnya risiko dengan melakukan langkah-langkah yang
tepat dalam mengelola pasien dan insidennya. Unsur utamanya biasanya
adalah respons yang cepat dan tepat terhadap setiap kepentingan pasien,
dengan didasari oleh komunikasi yang efektif.
4. Risk transfer. Akhirnya apabila risiko itu akhirnya terjadi juga dan
menimbulkan kerugian, maka diperlukan pengalihan penanganan risiko
tersebut kepada pihak yang sesuai, misalnya menyerahkannya kepada
sistem asuransi.

Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari


pembuatan standar (set standards), patuhi standar tersebut (comply with
them), kenali bahaya (identify hazards), dan cari pemecahannya (resolve them).

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


B. Maksud

Maksud manajemen risiko di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon adalah


upaya-upaya yang dilakukan Rumah Sakit yang dirancang untuk mencegah
cedera pada pasien atau meminimalkan kehilangan finansial. Manajemen
risiko dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam sistem dan memperbaiki
kelemahan tersebut (dilakukan dengan menerapkan no blame culture)

C. Tujuan dilakukannya manajemen risiko :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSUD Gunung Jati Kota


Cirebon.
2. Meningkatkan akuntabilitas.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
5. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan
adanya antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif
penyelesaiannya.
6. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan
lainnya.

D. Pelaksana

Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


BAB II

RUANG LINGKUP

Standar manajemen risiko mencakup prinsip, program dan kebijakan


pelaksanaan manajemen risiko yang terjadi di seluruh bagian dan unit kerja di
RS. Bagian dan unit kerja antara lain:
1. Bagian Administrasi dan Keuangan
2. Komite PMKP
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Gawat darurat
6. Instalasi Kamar Operasi
7. Instalasi Farmasi
8. Instalasi Radiologi
9. Instalasi Laboratorium
10. Instalasi Gizi
11. Instalasi CSSD
12. Instalasi Rehabilitasi Medik

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


BAB III

TATA LAKSANA

A. Identifikasi risiko.
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali
risiko, kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi
risiko termasuk menjelaskan kejadian dan persitiwa yang mungking terjadi
dan dampak yang ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada:Sumber risiko, area risiko,peristiwa dan
penyebabnya dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan
dengan proaktif melalui self asessment, incident reporting sistem dan clinical
audit dan dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non medis.
B. Urutkan prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko.
Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat
diakibatkan sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah
teridentifikasi. Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk
menentukan bobot dan prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan
bobotnya ditentukan tindakan yang akan diberlakukan terhadap masing-
masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat
hanya mentoleransi saja dan menjadikannya catatan.
Namun bila risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu
pencapaian tujuan Rumah sakit, maka ditentukan sebagai prioritas utama
dan harus diatasi atau ditransfer, atau bahkan menghentikan kegiatan yang
meningkatkan terjadinya risiko.Tujuan menentukan prioritas risiko adalah
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.
Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan rumus:

TINGKAT RISIKO = PELUANG X FREKUENSI PAJANAN X AKIBAT

a. KriteriaPeluang (P)
Nilai Keterangan
10 Almost certain/Hampir pasti; Sangat mungkin akan terjadi/hampir
dipastikan akan terjadi pada semua kesempatan.
6 Quite possible/Mungkin terjadi; Mungkin akan terjadi atau bukan
sesuatu hal yang aneh untuk terjadi (50 – 50 kesempatan)
3 Unusual but possible/Tidak biasa namun dapat terjadi; Biasanya
tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk dapat terjadi
tiap saat.
1 Remotely possible/Kecil kemungkinannya; Kecil
kemungkinannya untuk terjadi/sesuatu yang kebetulan terjadi
0,5 Conceivable/Sangat kecil kemungkinannya; Belum pernah terjadi
sebelumnya setelah bertahun-tahun terpapar bahaya/kecil sekali

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


kemungkinannya untuk terjadi
0,1 Practically impossible/Secara praktek tidak mungkin terjadi; Belum
pernah terjadi sebelumnya /merupakan sesuatu yang tidak mungkin
untuk terjadi
b. Kriteria Frekuensi Pajanan (F)
Nilai Keterangan
10 Continue / Terus-menerus; terjadi beberapa kali dalam sehari.
6 Frequent / Sering; terjadi harian / minimal sekali dalam sehari
3 Occasional /Kadang-kadang; terjadi seminggu sekali
2 Infrequent / Tidak sering; terjadi sekali antara seminggu sampai
sebulan
1 Rare / Jarang;beberapa kali dalam setahun
0,5 Very rare / Sangat jarang; terjadi sekali dalam setahun
0 No exposure / Tidak terpapar; tidak pernah terjadi

c. Kriteria Akibat (A)


Nilai Keterangan
100  Catastrophe / Malapetaka/ Keuangan ekstrem
 Banyak kematian
 Kerugian sangat besar / berhenti total
 Kerugian keuangan > 10 Milyar
40  Disaster / Bencana/ Keuangan sangat berat
 Beberapa kematian
 Kerugian besar / sebagian proses berhenti
 Menyebabkan penyakit yang bersifat komunitas/endemik pada
karyawan atau pasien
 Menyebab kanter hambatnya pelayanan hingga lebih dari 1 hari
 Kerugian keuangan > 5 M – 10M
15  Very serious / Sangatserius/ Keuangan berat
 Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar
 Memperberat atau menambah penyakit pada beberapa pasien
atau karyawan
 Menyebabkan penyakit yang bersifat permanen atau kronis (HIV,
Hepatitis, keganasan, Tuli, gangguan fungsi organ menetap).
 Menyebabkan terhambatnya pelayanan lebih dari 30 menit
hingga 1 hari
 Kerugian keuangan 1 – 5 Milyar
7  Serious / Serius/ Keuangan sedang
 Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota
tubuh permanen
 Menyebabkan penyakit yang memerlukan perawatan medis lebih
dari 7 hari dan dapat disembuhkan
 Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30 menit.
 Kerugian keuangan 500 jt – 1 Milyar
3  Casualty treatment / Perawatan medis / Keuangan ringan
 Menyebabkan cidera / penyakit yang memerlukan perawatan
medis atau tidak dapat masuk bekerja hingga 7 hari.
 Kerugian keuangan 50 juta – 500 juta
1  First aid treatment / P3K/ Keuangan sangat ringan

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


 Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya
perlu penanganan P3K
 Kerugian keuangan s/d 50 juta

C. Tentukan respon Rumah Sakit.


Respon Rumah Sakit ditentukan melalui asesmen risiko atau
pengelolaan risiko, yang meliputi :
1. Identifikasi potensial risiko dan hazard.
2. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.
3. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau
perlu diubah untuk mencegah terjadinya insiden.
4. Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.
5. Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak
dari risiko tersebut bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus
segera ditindaklanjuti dan mendapat perhatian dari pimpinan. Risiko yang
dampaknya medium-rendah akan dikelola oleh Komite PMKP bersama Kepala
Unit Kerja untuk membuat rencana tindak lanjut dan pengawasan.

a. Kriteria Skor Risiko (R)

Skor Kriteria Keterangan


Lebih dari Sangat Hentikan kegiatan dan perlu perhatian
400 tinggi manajemen puncak.
200 – 400 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manjemen
puncak dan tindakan perbaikan segera di
lakukan.
70 – 199 Substantial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak.
20 – 69 Menengah; Tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
kemudian dan penanganan cukup dilakukan
dengan prosedur yang ada
<20 Rendah Risiko dapat diterima

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


D. Kelola kasus risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).
Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang
dapat mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko.
Perlakuan yang dapat dipilih adalah :
1. Pengendalian = upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan
langkah-langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin
untuk mengurangi risiko.
2. Penanganan = langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika
tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-
langkah yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-
benar terjadi.
Sementara menurut NHS (National Health System, 2013) pengelolaan
risiko adalah:
1. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada kerugian
2. Mentolerasi risiko
3. Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi
4. Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko
Opsi Perlakuan Risiko
Klasifikasi Jenis Pengendalian
Menghindari Menghentikan kegiatan
risiko Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi risiko Membuat Kebijakan
Membuat SPO
Mengganti atau membeli alat
Mengembangkan sistem informasi
Melaksanakan prosedur
pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan bangunan dan
instrumen yang sesuai dengan persyaratan; pengadaan
bahan habis pakai sesuai dengan prosedur dan
persyaratan; pembuatan dan pembaruan prosedur,
standar dan check-list; pelatihan penyegaran bagi
personil, seminar, pembahasan kasus, poster, stiker
Mentransfer risiko Asuransi
Mengeksploitasi Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
risiko mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada
kerugian
Menerima risiko Menerima risiko dan diselesaikan risiko tersebut.

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


E. Membangun upaya pencegahan.
Dalam hal ini adalah monitoring dan review. Monitoring adalah
pemantauan rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen risiko
dibandingkan dengan rencana atau harapan yang akan dihasilkan. Review
adalah peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan
fokus tertentu.
F. Kelola pembiayaan risiko (Risk Financing).
Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang
akan , sedang dan atau sudah dilakukan.

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


BAB IV

DOKUMENTASI

A. Format Identifikasi Risiko di Tempat Kerja

Pelaksanaan idntifikasi risiko di setiap unit kerja melikhat adanya suatu


kejadian yang berdampak dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin
dicapai. Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko
dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG),
besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta
score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.

1. Daftar Risiko Unit Kerja

BAGIAN/ UNIT KERJA:............................

SKORE
PELUANG (P) FREKUENSI (F) AKIBAT (A)
NO RISIKO DAMPAK RISIKO KRITERIA
10 6 3 1 0,5 0,1 10 6 3 1 0,5 0,1 100 40 15 7 3 1 (R)

KETERANGAN
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya
suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian
tujuan yang ingin dicapai. Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis
risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas
kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi
terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian :
R = (P) x (F) x (A).
a. Kriteria Peluang (P)
Nilai Keterangan
10 Almost certain/Hampir pasti; Sangat mungkin akan terjadi/hampir
dipastikan akan terjadi pada semua kesempatan.
6 Quite possible/Mungkin terjadi; Mungkin akan terjadi atau bukan
sesuatu hal yang aneh untuk terjadi (50 – 50 kesempatan)
3 Unusual but possible/Tidak biasa namun dapat terjadi; Biasanya
tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk dapat terjadi
tiap saat.
1 Remotely possible/Kecil kemungkinannya; Kecil kemungkinannya
untuk terjadi/sesuatu yang kebetulan terjadi

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


0,5 Conceivable/Sangat kecil kemungkinannya; Belum pernah terjadi
sebelumnya setelah bertahun-tahun terpapar bahaya/kecil sekali
kemungkinannya untuk terjadi
0,1 Practically impossible/Secara praktek tidak mungkin terjadi; Belum
pernah terjadi sebelumnya /merupakan sesuatu yang tidak mungkin
untuk terjadi

b. Kriteria Frekuensi Pajanan (F)


Nilai Keterangan
10 Continue / Terus-menerus; terjadi beberapa kali dalam sehari.
6 Frequent / Sering; terjadi harian / minimal sekali dalam sehari
3 Occasional /Kadang-kadang; terjadi seminggu sekali
2 Infrequent / Tidak sering; terjadi sekali antara seminggu sampai
sebulan
1 Rare / Jarang;beberapa kali dalam setahun
0,5 Very rare / Sangat jarang; terjadi sekali dalam setahun
0 No exposure / Tidak terpapar; tidak pernah terjadi

c. Kriteria Akibat (A)


Nilai Keterangan
100  Catastrophe / Malapetaka/ Keuangan ekstrem
 Banyak kematian
 Kerugian sangat besar / berhenti total
 Kerugian keuangan > 10 Milyar
40  Disaster / Bencana/ Keuangan sangat berat
 Beberapa kematian
 Kerugian besar / sebagian proses berhenti
 Menyebabkan penyakit yang bersifat komunitas/endemik pada
karyawan atau pasien
 Menyebab kanter hambatnya pelayanan hingga lebih dari 1 hari
 Kerugian keuangan > 5 M – 10M
15  Very serious / Sangatserius/ Keuangan berat
 Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar
 Memperberat atau menambah penyakit pada beberapa pasien
atau karyawan
 Menyebabkan penyakit yang bersifat permanen atau kronis (HIV,
Hepatitis, keganasan, Tuli, gangguan fungsi organ menetap).
 Menyebabkan terhambatnya pelayanan lebih dari 30 menit
hingga 1 hari
 Kerugian keuangan 1 – 5 Milyar
7  Serious / Serius/ Keuangan sedang
 Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota
tubuh permanen
 Menyebabkan penyakit yang memerlukan perawatan medis lebih
dari 7 hari dan dapat disembuhkan
 Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30 menit.
 Kerugian keuangan 500 jt – 1 Milyar
3  Casualty treatment / Perawatan medis / Keuangan ringan

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon


 Menyebabkan cidera / penyakit yang memerlukan perawatan
medis atau tidak dapat masuk bekerja hingga 7 hari.
 Kerugian keuangan 50 juta – 500 juta
1  First aid treatment / P3K/ Keuangan sangat ringan
 Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya
perlu penanganan P3K
 Kerugian keuangan s/d 50 juta

d. Kriteria Skor Risiko (R)


Skor Kriteria Keterangan
Lebih dari Sangat Hentikan kegiatan dan perlu perhatian
400 tinggi manajemen puncak.
200 – 400 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manjemen
puncak dan tindakan perbaikan segera di
lakukan.
70 – 199 Substantial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak.
20 – 69 Menengah; Tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
kemudian dan penanganan cukup dilakukan
dengan prosedur yang ada
<20 Rendah Risiko dapat diterima

B. Analisa Risiko di Tempat Kerja

UNIT PENGENDALIAN
RISIKO DAMPAK P F A R KRITERIA RANKING
KERJA RISIKO

C. Karakteristik Risiko di RSUD Gunungjati (terlampir)

An: WALI KOTA CIREBON


DIREKTUR RSUD GUNUNGJATI
KOTA CIREBON

drg. H. HERU PURWANTO, MARS

Panduan Manajemen Risiko RSUD Gunung Jati Kota Cirebon

Anda mungkin juga menyukai