BAB 8
STRUKTUR
S8.01 BETON
S8.01.1 Umum
1) Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton
tanpa tulangan, beton pra-tegang, beton pracetak dan beton struktur komposit,
sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh
Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain
untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
c. Syarat dari SNI 03-2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini
yang harus dipakai.
a. Beton mutu tinggi fc’ = 35 - 65 Mpa ( bk’ = K400 - K800 Kg/cm2) dengan
Kelas beton dan penggunaannya :
Tabel S8.01.1.(1) Mutu beton, Kelas Beton dan Penggunaannya (Mutu Tinggi)
Mutu Beton
Kelas
bk’ Fc’ Penggunaannya
Beton
(kg/cm2) (Mpa)
K-600 50 AA Prestressed concrete piles
Segmental precast prestressed concrete Box
girders
Segmental precast prestressed concrete
U-girders
8-1
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Mutu Beton
Kelas
bk’ Fc’ Penggunaannya
2 Beton
(kg/cm ) (Mpa)
Segmental prestressed concrete U-girders
Segmental prestressed concrete I-girders
K-500 45 A-1 Precast prestressed concrete Box girders
Precast prestressed concrete I-girders
Precast prestressed concrete U-girders
Prestressed concrete Box girders
Precast prestressed concrete Hollow slab
K-400 35 A-2 Prestressed concrete cantilevered pier heads
and columns
Prestressed concrete Hollow slabs
Prestressed concrete Portal pier
Precast Cross Beams
Sheet Pile Beton Pracetak
b. Beton mutu sedang fc’ = 20 - 35 Mpa ( bk’ = K-250 - K-400 Kg/cm2) dengan
Kelas beton dan penggunaannya :
Tabel S8.01.1.(2)
Mutu beton, Kelas Beton dan Penggunaannya (Mutu Sedang)
Mutu Beton
Kelas
bk’ Fc’ Penggunaannya
Beton
(kg/cm2) (Mpa)
K-350 30 B-1 Reinforced concrete slab bridges
Reinforced concrete deck slabs
Diapraghma of I-girder and U-girder
bridges
Reinforced concrete centilever pier heads
dan columns pier
Concrete barriers
Reinforced concrete hollow slab
Reinforced concrete piled slab
Pipe Culvert
K-350 30 B-2 Cast - in place reinforced concrete piles
K-350 30 B-3 Precast reinforced concrete piles
K-250 20 C-1 Abutments, pondasi piers, dinding penahan
tanah (beton bertulang)
Wall Piers
Box culverts (termasuk dinding sayap/ wing
walls)
8-2
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
c. Beton mutu rendah fc’ = 15 - 20 Mpa( bk’ = K-175 – K-250 Kg/cm2) dengan
Kelas beton dan penggunaannya :
Tabel S8.01.1.(3)
Mutu beton, Kelas Beton dan Penggunaannya (Mutu Rendah)
Mutu Beton
Kelas
bk’ Fc’ Penggunaannya
Beton
(kg/cm2) (Mpa)
K-175 15 D Dinding penahan tanah tipe gravitasi
Concrete foot paths, kerb (tidak bertulang)
Head walls, penopang gorong-gorong pipa
Beton Siklop
d. Beton mutu rendah fc’ = 10 - 15 Mpa ( bk’ = K-125 – K-175 Kg/cm2) dengan
Kelas beton dan penggunaannya :
Tabel S8.01.1.(4)
Mutu beton, Kelas Beton dan Penggunaannya (Mutu Rendah)
Mutu Beton
Kelas
bk’ Fc’ Penggunaannya
2 Beton
(kg/cm ) (Mpa)
K-125 10 E Levelling concrete, backfill concrete pada
stone masonry
Dasar, haunch dan sekitar gorong-gorong
pipa
Tabel S8.01.1.(5)
Mutu beton, dan Penggunaannya
Mutu Beton
Kelas
Fs Fc’ Penggunaannya
Beton
Kg/cm2 (Mpa)
45 - P Perkerasan Beton Semen
3) Toleransi
a. Toleransi Dimensi :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. + 5 mm
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm
Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara
kepala jembatan - 0 dan + 10 mm
b. Toleransi Bentuk :
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis
yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m 12 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m-6 m 15 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm
8-3
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
4) Standar Rujukan
8-4
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8-5
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
c. Tidak diijinkan oleh Konsultan Pengawas, selama turun hujan atau bila udara
penuh debu atau tercemar.
8-6
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2) Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994 (AASHTO M85) kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan
IV. Terkecuali diperkenankan oleh Konsultan Pengawas, bahan tambahan (aditif)
yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh
digunakan.
b. Terkecuali diperkenankan oleh Konsultan Pengawas, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek. Bilamana digunakan lebih satu
merk semen, maka Kontraktor harus mengajukan kembali rancangan campuran
beton sesuai dengan merk yang digunakan.
8-7
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
4) Air
Air yang dipergunakan untuk beton harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
harus diuji sesuai dengan SNI 03-6817-2002 (AASHTO T26). Air yang dipergunakan
dalam pencampuran, pengawetan, atau pekerjaan lainnya harus bersih dan bebas dari
minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuhan atau zat lainnya yang merusak hasil
pekerjaan. Bila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan diminta oleh
Konsultan Pengawas, air harus diuji dengan diperbandingkan terhadap air suling.
Perbandingan harus memakai cara uji semen standar untuk kekerasan, waktu
pembuatan (setting time) dan kekuatan adukan. Petunjuk dari kekerasan, perubahan
waktu pengikat ± 30 menit atau lebih, dan pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (duapuluh
delapan) hari jika penyusutan kuat tekan adukan lebih dari 10% dibandingkan dengan
air suling, cukup menjadi alasan ditolaknya air yang tengah diuji itu.
Bila sumber air dangkal pengambilannya harus sedemikian rupa agar lumpur, rumput,
atau bahan asing lainnya tidak ikut terbawa.
8-8
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
6) Sifat-sifat Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat
yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
b. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 tentang Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk
Campuran Mortar dan Beton dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang
diberikan dalam Tabel S8.01.2.(2) “Sifat sifat Agregat” bila contoh-contoh
diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang berhubungan.
8-9
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
7) Beton Siklop
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak berongga dan tidak
rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak
dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton.
Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak lebih besar dari 250 mm. Beton
siklop terdiri dari campuran beton kelas D ( fc’=15 Mpa ) dengan batu kali atau batu-
batu pecah ukuran besar yang harus diletakkan sebelum pelaksanaan struktur pondasi
(footing) dan harus dibuat dengan cara dan pada tempat menurut Gambar atau perintah
Konsultan Pengawas.
Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang
tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk
acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan. Semua batu-batu pecah harus
cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi
sepertiga dari total volume pekerjaan beton Siklop.
9) Penyimpanan Material
a. Penyimpanan Semen
Semen dapat diangkut dengan bin yang disetujui di pabrik. Semen harus disimpan
di gudang anti lembab dengan ketinggian lantai sekurang-kurangnya 30 cm dari
tanah, sedemikian rupa mudah untuk diperiksa dan digunakan.
Semen karung tidak boleh ditumpuk lebih dari 13 (tigabelas) sak. Semen yang
menjadi basah atau keadaannya tidak memadai tidak boleh digunakan. Semen
yang disimpan oleh Kontraktor lebih dari 60 (enampuluh) hari harus disetujui
dulu oleh Konsultan Pengawas, bila harus digunakan.
8 - 10
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
10) Perekat
a. Pendahuluan
Perekat damar epoxy (epoxy resin adhesive) harus digunakan untuk menyambung
balok beton precast.
b. Standar Kualitas
Standar kualitas perekat seperti Tabel S8.01.2.(3) “Standar Kualitas Perekat” di
bawah ini.
suhu kamar 1)
Keterangan :
1)
“Suhu Kamar” berarti kondisi suhu standar Kelas - 2 menurut JIS Z 8703 (kondisi standar lokasi
pengujian) yaitu 200 C ± 20 C.
8 - 11
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2)
“Suhu Kerja Standar” merujuk kepada 3 kategori, yaitu summer type, spring-and-autumn type, dan
winter type; yang besarnya, secara berturut-turut adalah 300C ± 20 C, 200 C ± 20 C, dan 100 C ± 20 C.
3)
“Umur campuran” (Pot life) adalah 70% dari jangka waktu sejak pencampuran sampai saat mulai
pengentalan.
4)
“Ketebalan kendur minimum” berarti ketebalan minimum lapisan perekat yang terbentuk dengan
memakai perekat itu pada permukaan tegak lurus sampai ketebalan kira-kira 1 mm, dan diukur setelah
perekat itu dikendurkan ke bawah.
Daya rekat diukur melalui uji geser (shearing test).
8 - 12
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
b. Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh digunakan
pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam beberapa hal
menyetujui penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan
pembebanan ringan.
Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau
gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
c. Bilamana pengujian beton berumur 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat beton di
bawah kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel S8.01.2.(5) “Ketentuan Sifat
Campuran”, maka Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut
sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan
8 - 13
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
4) Penyesuaian Campuran
a. Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor akan melakukan perubahan
pada berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar
semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah
ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang
memenuhi, tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau
oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan Tambahan (aditif) untuk
meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
b. Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
8 - 14
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 15
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Bila ternyata hasil uji contoh tersebut tidak memenuhi syarat, maka beton yang
diproduksi pada saat pengambilan contoh tersebut dianggap semua tidak
memenuhi syarat.
Bila nilai rata-rata dari keempat hasil uji kuat tekan yang berurutan itu pada beton
umur 7 (tujuh) hari lebih rendah dari 70% nilai minimum untuk beton usai 28
(duapuluh delapan) hari (untuk kuat tekan), atau di bawah 80% dari nilai
minimum kekuatan lentur pada umur 28 (duapuluh delapan) hari, maka kadar
semen dari beton itu harus ditambah sekurang-kurangnya 20 kg per meter kubik
beton padat, tanpa tambahan pembayaran sampai modifikasi campuran itu
menghasilkan rumus campuran yang disetujui setelah pengujian beton umur 28
(duapuluh delapan) hari.
c. Kekuatan Karakteristik
Kekuatan karakteristik berbagai kelas beton harus ditentukan segera setelah
30 (tigapuluh) hasil pengujian yang pertama masing-masing kelas sudah tersedia.
Kekuatan karakteristik dihitung dengan persamaan.
n
i
i=l
bm
n
n
( i bm)2
S i=l
=
n 1
Catatan :
Simbol-simbol bk, bm, dan i digunakan untuk benda uji kubus 150 x 150 x 150 mm
sedangkan untuk benda uji silinder150 mm – 300 mm dapat digunakan simbol-simbol fck,
fcm, fci sebagai pengganti bk, bm, dan i
8 - 16
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
d. Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat, apabila dipenuhi
syarat-syarat berikut :
i. Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimum (20 atau 30) nilai hasil
pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari fc’ atau ’bk.
ii. Apabila setelah selesai pengecoran seluruhnya untuk masing-masing mutu
beton dapat terkumpul jumlah minimum benda uji, maka hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut harus memenuhi fck fc’ atau ’bk ’bk
iii. Jika benda uji yang terkumpul kurang dari jumlah minimum yang telah
ditentukan, maka nilai standar deviasi (S) harus ditingkatkan dengan faktor
modifikasi yang diberikan dalam Tabel S8.01.2.(6) dibawah ini.
Bila kekuatan karakteristik lebih rendah dari kekuatan kerja minimum menurut
Tabel S8.01.2.(5) ”Ketentuan Sifat Campuran”, Kontraktor harus menaikkan
kadar semen sebagaimana cara dalam butir b. di atas sampai dihasilkan
perbandingan campuran yang sesuai, atau sampai ada perbaikan kontrol kualitas
agar kekuatan rata-rata meningkat atau variasi kekuatan semakin kecil, sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
e. Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana
8 - 17
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 18
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 19
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Tiang tumpu, gandar dan suku cadang lainnya yang terbuka harus selalu bersih.
Pemeriksaan ketepatan harus dilakukan secara periodik sekurang-kurangnya satu
bulan 1 (satu) kali.
Bila menggunakan timbangan palang (beam type) harus ada alat yang dapat
menunjukkan bahwa beban dalam hopper timbangan hampir mencapai berat yang
diinginkan. Alat penunjuk ini harus bisa menunjukkan angka timbangan
sekurang-kurangnya 100 kg dan sampai beban ekstra 25 kg.
Semua alat penimbang dan penunjuk harus bisa dilihat keseluruhannya oleh
operator pada waktu mengisi hopper dan memungkinkannya sambil harus bisa
menangani alat kontrol.
Semen dapat diukur menurut beratnya atau menurut zak standar. Bila diukur
menurut beratnya, harus disediakan hopper dan timbangan tersendiri dengan
dilengkapi alat untuk mentransfer semen dari hopper ke timbangan. Penanganan
harus dilakukan sebaik-baiknya.
Penakaran harus sedemikian rupa agar berat material hasil campuran sesuai
dengan ketentuan, dengan toleransi 1% untuk semen dan 2% untuk agregat.
2) Mixer
a. Umum
Beton harus diaduk dalam pengaduk campuran (batch mixer). Pengadukan dapat
dilakukan di lokasi kerja di pusat khusus pengadukan atau di perjalanan. Pada
setiap mixer harus tertera lempeng logam dari pabrik yang menunjukkan
keterangan kapasitas drum dalam hal volume beton adukan dan kecepatan rotasi
drum adukan.
b. Mixer di lokasi kerja
Mixer yang berada di lokasi kerja harus tipe drum yang mampu mengaduk semen,
agregat dan air secara merata dalam waktu tertentu dan mengeluarkan adukan
tanpa segregasi.
Mixer harus dilengkapi dengan hopper pengisi yang memadai, tempat air, dan alat
pengukur air yang dengan ketepatan sampai batas 1%. Harus dilakukan kontrol
agar air hanya bisa dipakai bila mixer sedang berisi.
Level pembuangan harus bisa terkunci secara otomatis, sampai material campuran
teraduk dalam waktu tertentu setelah semua material berada dalam mixer. Juga
harus disediakan alat pengeluaran beton sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Dalam interval waktu tertentu mixer harus dibersihkan. Mata pisau (blade) pick-
up dan throw-over dalam drum harus diganti bila telah mengalami keausan 10%.
c. Central Plant Mixer
Mixer ini harus tipe drum, yang bisa mengaduk agregat, semen dan air secara
merata dalam jangka waktu tertentu dan bisa mengeluarkan adukan tanpa
8 - 20
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
3) Vibrator
Kecuali bila ada ketentuan lain, beton harus dipadatkan (consolidated) dengan
vibrator mekanik yang bekerja di dalam beton. Bila perlu vibrasi harus dibantu dengan
pemadat dengan tangan menggunakan alat yang memadai untuk menjamin kepadatan
yang memadai.
Tipe vibrator yang digunakan harus disetujui Konsultan Pengawas dan mempunyai
frekuensi minimum 5000 getaran per menit, dan harus bisa membuat beton menjadi
merosot 2 cm pada daerah dengan radius 45 cm. Jumlah vibrator yang digunakan
harus cukup untuk memadatkan beton secara memadai dalam waktu 10 menit setelah
dicor ke cetakan; dan selain itu harus disediakan vibrator cadangan.
Jumlah minimum alat penggetar mekanis internal (Internal Vibrator) diberikan dalam
Tabel S8.01.3.(1), dibawah ini.
8 - 21
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
4) Cetakan
a. Cetakan harus terbuat dari kayu (plywood) atau pelat logam, harus sesuai dengan
bentuk, garis dan ukuran yang ditentukan dalam Gambar dan harus kokoh
sehingga bentuknya harus tidak berubah bila diisi atau karena pengeringan dan
pembasahan, vibrasi dan lain-lain.
b. Cetakan harus dilengkapi dengan rangka, penjepit, penopang, dan alat lain, agar
posisi dan bentuknya tetap sesuai dengan ketentuan dalam Gambar.
c. Cetakan harus bisa dibongkar dengan mudah dan aman. Sambungan pada tepi
atau bidang harus horisontal atau pun vertikal setepat mungkin dan harus cukup
rapat agar material tidak bocor.
d. Cetakan lengkung harus beradius sesuai dengan ketentuan Gambar, dan cetakan
fleksibel yang memadai harus dibuat sesuai dengan radius tersebut.
e. Setelah cetakan terpasang pada tempatnya dan diperiksa dan disetujui Konsultan
Pengawas beton dapat dicor.
f. Cetakan harus bebas dari debu, pelumas, atau bahan asing lainnya. Dilarang
menggunakan material atau cara yang akan mengakibatkan material melekat pada
beton atau menghitamkan beton. Cetakan harus diminyaki oil foam sebelum
tulangan baja dipasang dan selain itu, cetakan kayu harus disirami air segera
sebelum beton dicor.
g. Untuk dinding, tiang yang sempit dan lain-lain yang mana alas cetakan tidak bisa
dicapai, maka papan bawah cetakan harus bisa dilepas agar mempermudah
pembersihan material asing segera sebelum beton dicor.
h. Cetakan untuk permukaan yang nampak/terbuka (exposed) harus dibuat dengan lis
segitiga berukuran tidak kurang dari 2 x 2 cm, untuk mencegah agar mortar tidak
tumpah dan untuk membuat champer (sudut) yang lurus pada setiap tepian beton
yang tajam.
2) Pondasi
Persiapan pondasi harus sesuai dengan detail dalam Gambar, menurut ketentuan Pasal
S4.01.1.1).h “Galian Struktur” Spesifikasi ini.
8 - 22
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
3) Perancah (Falsework)
Perancah harus dibuat dengan pondasi yang cukup kuat untuk mendukung / menopang
berat / muatan beton tanpa mengalami lendutan yang berarti. Perancah yang tidak bisa
dibuat pada pondasi dengan dasar telapak yang padat, harus ditopang dengan tiang
pancang perancah atas biaya dari Kontraktor.
Sebelum membuat cetakan atau perancah, bila diminta atau diperlukan Kontraktor
harus menyampaikan Gambar detail mengenai cetakan dan perancah untuk diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Persetujuan Konsultan Pengawas tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggungjawab untuk menyelesaikan pekerjaan struktur
sebaik mungkin.
Untuk falsework, harus dipertimbangkan faktor lendutan sesuai dengan gambar kerja
yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4) Cetakan (Formwork)
Beton tidak boleh dicorkan sebelum Konsultan Pengawas memeriksa dan menyetujui
cetakan (formwork) dan perancahnya (falsework). Adanya persetujuan dari Konsultan
Pengawas tidak mengurangi tanggungjawab Kontraktor dalam penyelesaian struktur
sebaik-baiknya.
Bagian dalam cetakan untuk hollow slab harus dibuat dari plywood, logam tipis atau
bahan lainnya. Kekuatan bahan-bahan itu harus cukup untuk melawan tekanan beton
dan daya apungnya.
Tipe dan struktur sambungan dan penutup cetakan bentuk silinder harus rapat beton
tidak bocor, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Diameter nominal silinder
berarti diameter bagian luar atau diameter luar dari bagian tonjolan bila logam cetakan
yang tipis mempunyai tonjolan. Tinggi tonjolan (projection) harus kurang dari 10 mm.
Cetakan dalam (internal form) harus didudukan pada posisi yang tepat sehingga tidak
rusak waktu beton dicor. Untuk mengencangkan internal forms, harus digunakan baut
bentuk U dan metoda penopang atau penguat cetakan ini harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Baut bentuk U dan suku cadangan lainnya harus dapat menahan
daya apung cetakan.
8 - 23
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Untuk formwork, harus dipertimbangkan faktor lendutan sesuai dengan Gambar kerja
yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5) Tulangan Beton
Konsultan Pengawas harus memeriksa tulangan beton yang telah terpasang dan
menyetujuinya bila sesuai dengan ketentuan Pasal S8.03 “Baja Tulangan”, saat
sebelum beton dicor. Selama pengecoran beton harus ada tukang pasang tulangan
beton yang perpengalaman dilokasi kerja, untuk menjaga agar tulangan beton tidak
ada yang lepas pada waktu beton dicor, dan bila ada tulangan harus dibetulkan
sebelum pengecoran diteruskan.
1) Pengadukan Beton
a. Umum
Beton harus diaduk di tempat pekerjaan, di pusat pencampuran (batching plant),
pada mixer truk, atau kombinasi keduanya. Bila diijinkan oleh Konsultan
Pengawas bisa digunakan pengadukan dengan tangan.
Bila cahaya alam kurang, beton tidak boleh diaduk, dicor/dicor, atau diselesaikan,
kecuali bila ada sistem penerangan dengan lampu yang memadai.
b. Pengadukan di tempat pekerjaan
Beton harus diaduk dalam batch mixer yang tipe dan kapasitasnya disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Lamanya pengadukan harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas menurut JIS A
1119 (Method of Test for Variation in Unit Weight of Air Free Mortar in Freshly
Mixed Concrete). Bila hasil pengujian tersebut tidak ada, maka lamanya
pengadukan harus lebih dari 1½ menit sejak semua material dimasukkan ke dalam
8 - 24
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
mixer, namun lamanya pengadukan jangan lebih dari tiga kali jangka waktu di
atas. Pengisian air ke dalam mixer dimulai sebelum pengisian semen dan agregat.
Selama pengadukan drum harus berkecepatan rotasi menurut ketentuan pabrik.
Mata pisau (blade) pick-up dalam drum mixer yang sudah menyusut 2 cm atau
lebih harus diganti.
Volume setiap batch tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang ditentukan pabrik,
tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Dilarang menggunakan mixer
yang kapasitasnya kurang dari kapasitas batch 1 (satu) zak semen.
Beton harus diaduk sebanyak volume beton yang harus segera diperlukan atau
dikerjakan dan beton yang kekentalannya tidak sesuai ketentuan pada waktu
dicor, tidak boleh digunakan.
Mengaduk kembali beton yang telah mengeras tidak boleh dilakukan. Seluruh isi
mixer harus dikeluarkan dari drum sebelum material campuran berikutnya
dimasukkan. Bila pengadukan dihentikan untuk waktu yang cukup lama, mixer
harus bersih. Bila pengadukan dimulai lagi material campuran yang pertama
dimasukkan ke dalam mixer harus memiliki kadar air, pasir dan semen yang
cukup untuk menutupi permukaan dalam dari drum tanpa mengurangi jumlah
bahan adukan yang ditentukan.
c. Central Mixing Plant
Bila beton diaduk di central plant, mixer dan metoda yang digunakan harus
memenuhi ketentuan Pasal S8.01.3.a.2). Beton hasil adukan harus diangkut dari
central mixing plant ke lokasi pekerjaan dengan truk pengaduk (agitator truck)
atau Dump Truck, sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Kecuali bila ada ijin tertulis lain dari Konsultan Pengawas, truk pengaduk harus
dilengkapi dengan drum putar kedap air, dan harus bisa mengangkut dan
mengeluarkan beton tanpa segregasi. Kecepatan pengadukan drum harus antara 2
s/d 6 putaran per menit. Volume beton adukan dalam drum tidak boleh melebihi
ketentuan pabrik, atau lebih dari 70% volume kotor drum.
Bila Konsultan Pengawas menyetujui truck mixer dapat digunakan sebagai
pengganti truk pengaduk, untuk mengangkut beton dari central mixing plant.
Volume kotor wadah pengaduk dalam meter kubik, harus sesuai dengan ketentuan
pabrik mixer. Jangka waktu antara pengisian air ke drum mixer dan pengeluaran
beton adukan karena sesuai dengan ketentuan Konsultan Pengawas. Selama
jangka waktu ini, adukan harus diaduk terus-menerus.
Bak dari dump truck harus licin dan kedap air. Harus disediakan penutup untuk
melindungi material dari hujan. Truk ini harus mengangkut beton ke lokasi
pekerjaan dalam keadaan campuran jadi dan teraduk sempurna. Adukan dianggap
merata bila contoh dari batas seperempat dan tiga perempat muatan tidak
mempunyai slump yang berbeda lebih dari 2,5 cm. Pengecoran beton harus selesai
dalam 30 menit sejak pengisian air ke dalam campuran semen dan agregat.
8 - 25
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 26
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
3) Kekentalan
Slump harus diukur menurut SNI 03-1972-1990 (AASHTO T 119-05), dan harus
memenuhi ketentuan Tabel S8.01.2.(5) “Ketentuan Sifat Campuran” Spesifikasi ini.
Pengujian Slump dilaksanaan setelah campuran beton sampai di lokasi pekerjaan/di
lapangan, dan campuran beton tidak boleh dituang sampai hasil uji Slump memenuhi
syarat.
1) Umum
Beton harus dicor dalam batas waktu menurut Pasal S8.01.3.c.1) “Pengadukan Beton"
Spesifikasi ini. Pengecoran beton harus sedemikian rupa agar tidak terjadi segregasi
dan perubahan kedudukan tulangan dan harus dihamparkan berupa lapisan horisontal.
Bila perlu, beton dicorkan ke dalam cetakan dengan sekop tangan dan vibrator tidak
boleh digunakan untuk menyebarkan beton dalam cetakan. Campuran beton jangan
sampai memerciki cetakan dan tulangan, sehingga sampai mengering sebelum
akhirnya tertutup dengan beton.
Bila sudah melimpah lebih dulu, cetakan dan baja tulangan harus dibersihkan dengan
sikat kawat sebelum beton dicor ke cetakan.
Talang, pipa, atau corong yang digunakan sebagai alat bantu pengecoran beton harus
diletakkan sedemikian rupa agar beton tidak mengalami segregasi. Alat-alat tersebut
harus selalu bersih dari beton atau mortar yang melekat.
Beton harus dicorkan secara kontinyu keseluruh bagian struktur atau antara
sambungan bila ada dalam Gambar atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas dan
tidak boleh dicorkan dari ketinggian melebihi 1,5 m.
Bila dalam keadaan darurat pengecoran beton harus dihentikan sebelum selesai, maka
harus dibuat sekat dan sambungan yang diakibatkannya dianggap sebagai sambungan
konstruksi dan diatur seperti di bawah ini.
2) Tiang Beton
Beton untuk tiang atau untuk balok harus dicorkan dalam satu kali pengecoran secara
kontinyu, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar atau oleh Konsultan Pengawas.
8 - 27
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Beton untuk lantai (slab) harus dicor sekali pengecoran secara kontinyu dan satu lapisan
untuk setiap bentang, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar.
Beton untuk girder dengan bentang lebih dari 10 m dapat dicor dalam dua kali
pengecoran. Yang pertama beton dicor meliputi batang girder sampai batas pangkal
slab. Paling lambat 24 jam setelah itu, harus dilanjutkan pengecoran beton untuk
bagian slab-nya.
Prosedur konstruksi untuk concrete deck slab pada box girder harus sedemikian rupa
untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada beton yang baru dicor.
Segera sebelum beton dicor, permukaan atas dari beton yang dicor terdahulu harus
dikerik (hammered) sampai agregatnya timbul dan dibersihkan. Kontraktor harus
memeriksa penyusutan dan pelonggaran falsework dan harus mengencangkan baut
untuk memperkecil lendutan cetakan.
5) Gorong-gorong (culvert)
Slab untuk box culvert harus dikerjakan sekaligus sampai selesai dan harus dibiarkan
tidak kurang dari 12 jam sebelum dilakukan pekerjaan lain diatasnya. Sebelum beton
dicor ke dinding, slab bawah/alas harus bersih dari segala serpihan kayu, bekas
gergajian, dan lain-lain.
Kontraktor harus mengajukan proposal untuk disetujui Konsultan Pengawas,
mengenai pengecoran dinding gorong-gorong sebelum pekerjaan gorong-gorong
dimulai. Beton tidak boleh dicor untuk lapisan yang tingginya lebih dari 1 m relatif
terhadap beton yang dicorkan terlebih dahulu Pengecoran harus dilakukan secara
sistematis.
8 - 28
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 29
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Segera sebelum beton baru dicorkan, cetakan harus dikencangkan rapat ke beton yang
sudah keras. Beton untuk substruktur harus dicorkan sedemikian rupa agar seluruh
sambungan konstruksi horizontal benar-benar horisontal.
Pada tempat yang memerlukan sambungan konstruksi vertikal, batang-batang tulangan
harus melampaui sambungan sedemikian rupa agar struktur menjadi monolit.
Sambungan konstruksi jangan sampai menerus ke dinding sayap atau permukaan yang
luas lainnya yang akan diselesaikan secara arsitektur. Paku-paku, alat pengikat dan
alat transfer beban, harus terletak sesuai dengan ketentuan Gambar atau petunjuk
Konsultan Pengawas.
8 - 30
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Baut angkur yang pemakaiannya berkaitan dengan rocker, roller, dan expansion shoe
harus dipasangkan sedemikian rupa menurut suhu pada waktu pemasangan. Gerakan
bangunan atas jangan sampai menjadi terbatas akibat pemasangan yang tidak benar
pada bearing, baut angkur dan mur.
16) Diafragma
Campuran beton untuk diafragma menggunakan mutu beton B-1 dengan cara cast-in-
place, sebelum di cor besi tulangan harus dipasang terlebih dahulu sesuai Gambar.
8 - 31
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Hasil finishing harus agak dikasarkan secara merata dengan disikat (brooming).
Permukaan yang sudah selesai tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm pada
pemeriksaan dengan mal datar (straigh ledge) 4 m yang di pasang sejajar dengan garis
10 mm pada pemeriksaan dengan mal lengkung (template) yang dipasang melintang
memotong badan jalan.
8 - 32
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 33
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 34
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
cetakan untuk struktur menerus atau cantilevered structures harus sesuai prosedur
yang sebelumnya sudah disetujui Konsultan Pengawas, dan sedemikian rupa agar
struktur dibongkar tahap demi tahap menurut gaya beratnya.
Bila waktu untuk membongkar cetakan dan penopangnya ditentukan berdasarkan uji
kekuatan beton, pelaksanaannya tidak boleh dimulai sebelum beton mencapai
persentase kekuatan tertentu seperti tertera dalam tabel di bawah ini.
Bila pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak dikontrol dengan uji kuat tekan, maka
waktu yang tertera dalam tabel di bawah itu harus dianggap sebagai batas minimum.
Pada struktur menerus, falsework tidak boleh dibongkar sebelum bentang (spans)
pertama dan kedua pada kedua sisinya mencapai kekuatan sebagaimana ditentukan di
sini atau dalam Spesifikasi Khusus. Untuk cast-in-place post tensioned bridges,
falsework-nya harus tetap di tempat sampai proses post tensioning selesai dilakukan.
Falsework di bawah bentang struktur menerus harus dibongkar sebelum pekerjaan
beton untuk parapet jembatan atau pagar (railing) jembatan di mulai.
Cetakan dan falsework pada bagian bawah beton tidak boleh dibongkar, sebelum
dipastikan beton tersebut sudah mencapai kekuatan cukup, tanpa memperhatikan umur
beton. Bila tidak ada ketentuan kekuatan, cetakan dan falsework tidak boleh dibongkar
sebelum ada ijin dari Konsultan Pengawas.
Cetakan untuk telapak (footing) yang dibuat dalam cofferdam atau crib dapat
dibiarkan ditempatnya bila menurut Konsultan Pengawas pembongkarannya dapat
membahayakan cofferdam atau crib, dan bila cetakan yang tidak dibongkar itu harus
tidak terlihat pada struktur yang telah selesai. Cetakan-cetakan lain harus dibongkar,
baik yang berada di atas maupun di bawah muka tanah atau muka air.
Semua cetakan harus dibongkar dan disingkirkan dari lubang (cells) dalam concrete
box girder yang digunakan untuk utilitas, dan semua cetakan, kecuali yang diperlukan
untuk menopang deck slab, harus dibongkar dari lubang pada box girder.
Untuk mempermudah finishing, cetakan yang digunakan dalam pekerjaan ornamental,
pagar jembatan (railings), parapet jembatan dan permukaan vertikal yang tampak,
harus dibongkar sekurang-kurangnya setelah 12 jam tetapi tidak lebih dari 48 jam,
tergantung keadaan cuaca.
8 - 35
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Untuk menentukan kondisi beton pada kolom, cetakannya harus sudah dibongkar
sebelum dilakukan pembongkaran penopang bawah balok atau girder.
Falsework yang menahan plat lantai pada struktur rangka kaku, tidak boleh dibongkar
bila bagian pondasinya belum diurug.
2) Penambalan (Patching)
Segera setelah pembongkaran cetakan, semua kawat-kawat pengikat (projecting
wires), atau alat-alat logam yang digunakan untuk mengikat cetakan harus dibongkar
atau dipotong sekurang-kurangnya 2,5 cm di bawah permukaan beton. Sisa-sisa
adukan (mortar) dan semua ketidakrataan akibat sambungan cetakan harus
dibersihkan sampai hilang. Lubang-lubang, lekukan dan rongga-rongga yang terletak
pada permukaan beton harus ditambal dengan adonan (mortar) semen, dengan
perbandingan campuran sama dengan yang dipergunakan untuk pekerjaan pokok,
tetapi tanpa agregat.
Permukaan tambalan adonan semen ini harus digosok dengan penggosok kayu
sebelum pengikatan awal terjadi. Warna tambalan harus sama dengan warna beton
sekitarnya dan rapih.
8 - 36
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2) Pemakaian perekat
a. Mencampur dan mengaduk
Setelah pekerjaan permukaan selesai, bahan dan pengeras harus dicampur dengan
perbandingan tertentu dan diaduk merata.
b. Cara Pemakaian
Perekat harus dipakai secara menyeluruh pada kedua permukaan dengan
menggunakan karet atau sudip (spatula) dari logam. Ketebalan optimal lapisan
perekat untuk setiap permukaan beton adalah 1 mm, dan perekat harus melebar
menyeberang sambungan bila balok itu bersambungan, lalu diberi tekanan awal
(prestressing).
c. Penyambungan
Suhu udara pada waktu balok disambungkan suhu harus antara 5 - 35 C dan
penekanan awal (first-prestresing) harus selesai selambat-lambatnya dalam batas
waktu umur kerusakan perekat (pot life time). Karena dengan penekanan awal,
perekat harus melebar ke luas daerah sambungan dan pada waktu yang sama
tertekan ke dalam lubang sheath, maka harus disisakan daerah 10 - 20 mm
sekeliling lubang sheath tetap tidak terlapisi perekat. Untuk hasil yang
memuaskan, lubang sheath bisa ditutupi dengan pita getah (gum tape).
d. Pengawetan (Curing)
Selama sekurang-kurangnya 24 jam setelah penyambungan (bonding), bagian
beton yang disambungkan harus dilindungi dari air hujan atau benturan.
e. Pengukuran dan Pembayaran
Tidak ada pembayaran terpisah harus dibuat untuk epoxy adhesive seperti terlihat
pada gambar kontrak.
S8.01.3.i Pembersihan
Setelah pekerjaan struktur selesai dan sebelum persetujuan akhir dari Konsultan
Pengawas, Kontraktor harus menyingkirkan segala falsework dan lain-lain, sampai 1,0
meter di bawah garis tanah yang sudah selesai. Material galian atau material yang
tidak berguna dan sisa-sisa lainnya, harus disingkirkan dari lokasi kerja sampai lokasi
menjadi bersih dan rapih.
8 - 37
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 38
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 39
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.02.1 Umum
1) Umum
Pekerjaan ini meliputi struktur beton pra-tekan dan bagian beton pratekan dari struktur
gabungan (composite) yang dibangun sesuai dengan garis, grade, disain dan ukuran
yang tertera dalam gambar, atau ketentuan Konsultan Pengawas, dan ketentuan
Spesifikasi ini dan lainnya.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan alat-alat sistem pratekan yang
harus digunakan, termasuk juga pipa saluran, angkur (anchorage) dan grout yang
digunakan untuk pressure grouting ducts.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan balok, slab, dan
bagian struktural lain dari beton precast yang telah diproses pra-tekan dengan metoda
pre-tensioning atau post-tensioning. Juga meliputi pemasangan seluruh bagian beton
pra-tekan precast.
2) Definisi-definisi
Untuk beton pra-tekan cast-in-place, istilah “suku” yang digunakan dalam bagian ini,
berarti beton yang tidak diproses pra-tekan.
Post-tensioning adalah metoda pra-tekan beton di mana tulang ditegangkan setelah
beton dituang. Pre-tensioning adalah metoda pratekan beton dimana tulangan
ditegangkan sebelum beton dituang. Tulangan pra-tekan adalah tulangan penguat yang
dikenai proses pratekan dengan cara post-tensioning atau pre-tensioning.
2) Baja tulangan-umum
a. Tulangan penguat non-pra-tekan harus sesuai dengan Pasal S8.03 ”Baja
Tulangan” atau bila kualitas pratekan ditentukan dalam Gambar, harus
diselesaikan dengan kebutuhan untuk baja pra-tekan.
8 - 40
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
b. Baja pratekan harus kawat baja (wire) berdaya tarik tinggi, batang (bars) baja
berdaya tarik atau untaian kawat (strand) baja berdaya tarik tinggi.
3) Baja Pra-tegang
a. Kawat baja berdaya tarik tinggi harus dihilangkan tegangannya (stress relieved)
dan harus sesuai dengan ketentuan JIS G 3536 atau AASHTO M 20 “Uncoated
Stress Relieved Wire for Presstressed Concrete”.
b. Untaian kawat baja berdaya tarik tinggi harus dibebaskan dari patri (weld free)
dan dari tegangannya setelah dihampar, dan harus sesuai dengan ketentuan JIS G
3536 atau AASHTO M 203 Uncoated Seven Wire Stress Relieved Strand for
Prestressed Concrete.
c. Batang baja berdaya tarik tinggi harus dihilangkan tegangannya (stress relieved),
harus sesuai dengan ketentuan JIS G 3109 atau ASTM A 722, dan ketentuan
grade 270 ASTM A416 dengan Ø semua jenis penggunaan : 12,7 mm, Nominal
Area : 98,71 mm2, Modulus Elasticity : 1,97 E+6 kg/cm2 dan Breaking Load :
18,600 ton..
d. Pengujian -pengujian tulangan pre-tegang harus menurut ketentuan Spesifikasi
AASHTO untuk tipe sistem pra-tekan yang digunakan.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan dan kabel PC yang digunakan sbb :
Diameter
Keterangan Nominal Penggunaan
(mm)
PC Wire SWPR 1 (tipe C) 7 PC Pile
PC Wire SWPR 1 (tipe B) 8 Diafragma PC Box Girder
PC-7 Wire Strand SWPR 7A (tipe D) T12.4 PC Core Slab
PC 7 Wire Strand SWPR 7 B (tipe A) T12.7 PC-I-Girder & U-Girder dan
PC Hollow Slab.
PC 19-Wire Strand SWPR 19 (tipe E) T19.3 Diafragma PC 1-Girder
PC Bar SBPR 80/95 23 Diafragma untuk PC Box
Girder
4) Angkur (Anchorages)
Semua baja pra-tekan post-tensioning harus dikunci pada ujungujungnya dengan alat
angkur (anchoring) tipe permanen. Semua alat angkur untuk post-tensioning harus
bisa menahan baja pratekan dari beban yang memberikan tegangan yang tidak kurang
dari 95% daya tarik minimum baja pra-tekan.
8 - 41
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Pipa harus cukup kuat untuk mempertahankan bentuknya menahan tekanan kerja. Bila
ada ketentuan mengenai grouting, lubang udara dan grout harus dibuat dengan pipa
atau alat lainnya, agar semprotan grout dapat mengisi seluruh rongga sepanjang pipa
saluran.
6) Grout
Material grouting tersusun dari semen portland, air dan adukan muai (expansive
admixture) plus retarder, sesuai dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Air
harus dapat diminum (potable). Adukan yang mengandung klorida atau nitrat tidak
boleh digunakan.
Kontraktor harus mengajukan proposal perbandingan campuran untuk disetujui
Konsultan Pengawas.
Yang pertama dimasukkan ke mixer adalah air, lalu disusul semen dan adukan. Grout
harus dicampur/diaduk dalam alat pengaduk mekanik dengan tipe yang mampu
menghasilkan grout yang merata.
Grout tidak boleh dilembekkan kembali dengan air. Sebelum dipompakan, grout harus
terus diaduk.
7) Beton
Beton harus sesuai dengan ketentuan Beton kelas A-1, A-2 atau AA Pasal S8.01
”Beton” dari Spesifikasi ini, dan dengan ketentuan di bawah ini, kecuali bila
dinyatakan lain dalam gambar.
Kontraktor harus membuat rancangan campuran yang kemudian diajukan untuk
disetujui Konsultan Pengawas. Ukuran maksimum agregat yang harus digunakan
untuk membuat beton pra-tekan adalah 2 cm.
8 - 42
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
harus ditaati, kecuali yang mungkin harus diubah dalam pasal ini. Beton pra-tekan
harus dicetak, ditekan, diberi pengawetan, dan dilindungi di bengkel, tempat
pembuatan, dan lain-lain lokasi yang disetujui Konsultan Pengawas, dimana
pembuatan bagian-bagiannya dapat diperiksa dan dikontrol.
4) Metode Pretensioning
Elemen-elemen pra-tekan harus tepat posisinya dan ditekan dengan dongkrak.
Penekanan harus sampai menghasilkan tekanan yang dikehendaki pada kawat atau
untaian (strand) baja segera setelah penangkuran (anchorage), sesuai dengan Gambar
atau perintah Konsultan Pengawas. Pergeseran dongkrak, angkur atau pencengkram
harus diberi kelonggaran.
Harus ada catatan mengenai kekuatan pendongkrakan dan perpanjangan (elongations)
yang ditimbulkan, serta umur minimum (dalam jam) beton pada saat tendon dilepas.
8 - 43
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Beberapa unit dapat dicetak dalam satu barisan kontinyu dan ditekan sekaligus, tetapi
di antara ujung-ujung unit harus dibuat/disisakan ruang secukupnya untuk pemotongan
beton bila kekuatan beton sudah mencapai yang ditentukan.
Tekanan ikat (bond stress) tidak boleh diberikan kepada beton atau angkur akhir (end
anchors) tidak boleh dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan tidak kurang dari
85% kekuatan umur 28 hari yang telah ditentukan oleh contoh standar yang dibuat dan
diberi pengawetan sama dengan suku-sukunya. Elemen-elemen pra-tekan harus
dipotong atau dilepaskan dengan cara tertentu sehingga eksentrisitas pra-tekan
minimum.
5) Pengawetan (Curing)
Proses pengawetan uap dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengawetan air. Alas
pengecoran untuk setiap unit yang harus diberi pengawetan harus ditutup rapat agar
uap tidak lari ke luar, dan udara luar tidak masuk.
Dua sampai empat jam setelah penuangan beton dan setelah beton mencapai tahap
kering awal, proses awal pengawetan uap harus dilakukan. Bila beton diberi campuran
pelambat (retarding admixture), maka tenggang waktu itu harus ditambah menjadi 4
sampai 6 jam. Metode pengawetan air harus digunakan sejak beton dituang sampai
pengawetan uap mulai diberikan. Kelembaban uap harus 100% agar kadar air tidak
hilang, dan agar kadar air cukup untuk proses hidrasi pada semen. Pengawetan uap
tidak boleh langsung pada beton.
Selama pemakaian uap, suhu udara sekitar harus naik tidak lebih dari 22° C per jam
sampai tercapai suhu maksimum, dan suhu itu harus dipertahankan sampai beton
mencapai kekuatan yang diinginkan. Dalam menghentikan proses pengawetan uap,
suhu udara sekitar tidak boleh lebih dari 22° C per jam sampai tercapai suhu 10° C
lebih tinggi dari suhu udara tempat beton harus dibuka. Maksimum suhu pengawetan
harus 60° C sampai 67° C.
Bila Kontraktor memilih pengawetan dengan metoda khusus yang lain, metoda dan
detail harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Kecuali ditentukan lain dan disetujui, pengawetan harus sesuai dengan ketentuan pada
Pasal S8.01 ”Beton” Spesifikasi ini.
6) Metode Post-tensioning
Penekanan tulangan pra-tekan (prestressed reinforcement) tidak boleh dimulai
sebelum pengujian silinder beton, yang dibuat dari beton yang sama dengan suku
masing-masing yang harus diberi proses pra-tekan, menunjukkan bahwa beton sudah
mencapai kuat tekan yang ditentukan dalam Gambar atau petunjuk Konsultan
Pengawas.
Setelah semua beton mencapai kekuatan yang dikehendaki, tulangan pra-tekan
(prestressing reinforcement) harus ditekan dengan alat dongkrak sampai tegangan
yang dikehendaki, dan tekanan ini harus dipindahkan ke angkur (anchorage) akhir.
8 - 44
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 45
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 46
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Tes/pengujian dilakukan pada unit-unit yang dipilih oleh dan dihadapan Konsultan
Pengawas, setelah ia menyetujui metoda pengujian dan bentuk pencatatan. Biaya
pengujian dan pencatatan sudah termasuk ke dalam Harga Satuan Kontrak.
8 - 47
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 48
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.03.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pembuatan dan pemasangan batang-batang baja
tulangan, dan tulangan angkur yang di galvanis beserta assesoriesnya dengan tipe dan
ukuran yang sesuai dengan Spesifikasi, Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
8 - 49
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
c. Kecuali bila ditentukan lain, semua batang tulangan yang harus dibengkokan
maka harus dibengkokan dalam keadaan dingin. Bila batang tulangan
dibengkokan dengan pemanasan, maka cara pengerjaannya harus disetujui dulu
oleh Konsultan Pengawas; dan harus dilakukan sedemikian rupa agar sifat fisik
baja tidak berubah.
d. Batang tulangan yang tidak bisa diluruskan tidak boleh digunakan. Batang
tulangan yang telah tertanam sebagian dalam beton tidak boleh dibengkokan,
kecuali bila tertera dalam gambar atau ada ketentuan lain.
e. Untuk pemotongan dan pembengkokan, harus disediakan pekerja yang ahli dan
alat-alat yang memadai.
f. Apabila ditentukan lain pada gambar dan spesifikasi ini untuk angkur perkuatan
PCC dan PCI girder pada pierhead, maka fabrikasi angkur galvanis harus sesuai
dengan ketentuan besar diameter sesuai kebutuhan beserta assesoriesnya
berdasarkan gambar dan yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Cara
pembayaran jumlah pemakaian perbuah dengan pesanan fabrikasi tersendiri dan
tidak ada pembayaran tersendiri untuk pemasangannya.
g. Bila Konsultan Pengawas perlu memeriksa mutu batang tulangan, Kontraktor
harus menguji batang tulangan dengan tanggungan biaya sendiri, dengan cara
menurut ketentuan Konsultan Pengawas.
2) Pemasangan
a. Sebelum dipasang, batang tulangan harus dibersihkan dari karat, kotoran, lumpur,
serpihan yang mudah lepas; dari cat minyak, atau bahan asing lainnya yang dapat
merusak ikatan.
b. Batang-batang tulangan harus ditempatkan pada kedudukan semestinya sehingga
tetap kokoh pada waktu beton dicor. Batang tulangan yang dibutuhkan untuk
keperluan sehubungan dengan cara pelaksanaan struktur, bila perlu, harus
digunakan.
c. Batang tulangan harus diikat pada setiap titik pertemuan dengan kawat besi yang
diperkuat, dengan diameter 0,9 mm atau lebih, atau dengan jepitan yang sesuai.
d. Jarak batang-batang tulangan dari cetakan harus dijaga agar tidak berubah, dengan
gantungan logam (metal hanger), balok adukan penopang dari logam, atau
penopang lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas.
e. Setelah ditempatkan, batang-batang tulangan harus diperiksa oleh Konsultan
Pengawas bila batang tulangan telah terlalu lama terpasang, harus dibersihkan dan
diperiksa lagi oleh Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pengecoran beton.
8 - 50
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
3) Penyambungan
a. Bila batang tulangan harus disambung pada titik-titik selain yang ditentukan
Gambar, kedudukan dan cara penyambungan harus didasarkan pada perhitungan
kekuatan beton, yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Pada sambungan melingkar, batang harus dilingkarkan dengan panjang tertentu
dan diikat kawat pada beberapa titik temu dengan kawat besi diameter yang lebih
besar dari 0,9 mm.
c. Batang tulangan yang tampak, yang harus disambung nantinya, harus dilindungi
dengan semestinya dari kerusakan dan karat.
d. Pengelasan baja tulangan harus dikerjakan hanya bila ada detailnya dalam
gambar, atau ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
e. Penggantian batang tulangan dengan ukuran yang berbeda dari ketentuan dapat
dilakukan bila ada ijin khusus dari Konsultan Pengawas. Bila batang baja
tulangan harus diganti, penggantinya harus sama atau lebih besar.
Panjang yang harus diukur dalam menghitung berat material untuk dibayar ini harus
tertera dalam gambar atau diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
Penulangan anyaman baja, harus diukur sebagai meter persegi luas anyaman.
Sambungan tambahan yang dilakukan Kontraktor untuk kepentingan sendiri atau
sambungan yang tidak tertera dalam gambar atau tidak disetujui Konsultan Pengawas,
harus tidak diukur dan dibayar.
Penjepit, tali dan material lain penguat kedudukan batang tulang harus tidak diukur
8 - 51
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
untuk pembayaran.
8 - 52
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S.8.04.1 Umum
1) Uraian
a. Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti
jembatan gelagar baja, gelagar baja komposit termasuk komponen gelagar baja
komposit seperti balok, pelat, baut, ring, diafragma yang digunakan sebagai suatu
komponen konstruksi jembatan.
b. Pekerjaan yang diatur dalam Pasal ini harus mencakup struktur baja dan bagian
baja dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian
dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja baru,
pelebaran dan perbaikan dari struktur.
c. Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, fabrikasi, pengangkutan,
pemasangan, galvanisasi dan pengecatan logam struktur sebagaimana yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar. Logam struktur harus meliputi baja struktur, paku keling, pengelasan,
baja khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan pengecoran baja.
Pekerjaan ini harus juga terdiri atas setiap pelaksanaan logam tambahan yang
tidak disyaratkan lain, semua sesuai dengan Spesifikasi ini dan dengan Gambar.
3) Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang
telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pasal
S8.03.2 “Bahan dan Jaminan Mutu” dibawah ini.
b. Mutu Bahan
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan.
8 - 53
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
4) Toleransi
a. Diameter Lubang
i. Lubang pada elemen utama : - 0,4 mm , + 1,2 mm
ii. Lubang pada elemen sekunder : - 0,4 mm , + 1,8 mm
b. Alinyemen Lubang
i. Elemen utama, dibuat di bengkel : - 0,4 mm , + 0,4 mm
ii. Elemen sekunder, dibuat di lapangan : - 0,6 mm , + 0,6 mm
c. Gelagar
Lendutan Balik :
Penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan (- 0,2 mm, + 0,2
mm) per meter panjang balok atau (- 6 mm, + 6 mm) dipilih mana yang lebih
kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat landasan 0,1 mm per
meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu flens dalam gelagar
susun : maksimum 3 mm.
Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok yang dilas
akan ditentukan dengan pengukuran penyimpangan kepala jembatan flens
terhadap bidang badan (web) pada pertemuan sumbu badan (web) dengan
permukaan luar dari pelat flens. Penyimpangan ini tidak boleh melebihi 1/200
dari lebar flens total atau 3 mm, dipilih mana yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau dudukan :
i. Ditempatkan pada penyuntikan (grouting) : maksimum 3,0 mm
ii. Ditempatkan di atas baja, adukan liat : maksimum 0,25 mm.
Penyimpangan maksimum dari ketinggian yang disyaratkan untuk balok dan
gelagar yang di las, diukur pada sumbu badan (web), harus sebagaimana berikut
ini :
i. Untuk ketinggian hingga 900 mm : - 3 mm , + 3 mm
ii. Untuk ketinggian di atas 900 mm hingga 1,8 m : - 5 mm , + 5 mm
iii. Untuk ketinggian di atas 1,8 m : - 5 mm , + 8 mm.
d. Batang Sambungan Geser (Struts)
Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masing-masing
flens ke segala arah : panjang / 1000 atau 3 mm, dipilih mana yang lebih besar.
8 - 54
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
5) Standar Rujukan
8 - 55
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
pengujian yang diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat-sifat lain dari baja
pada suatu lembaga pengujian yang disetujui. Laporan pengujian ini harus
diserahkan dengan atau sebagai pengganti sertifikat pabrik.
d. 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas
nama Kontraktor harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Persetujuan ini tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
pekerjaan dalam Kontrak ini.
e. Kontraktor harus menyerahkan program dan metode pelaksanaan yang diusulkan
termasuk semua Gambar Kerja dan rancangan untuk pekerjaan sementara yang
diperlukan. Data yang diserahkan sebagaimana yang diperlukan harus meliputi
tanggal untuk kunjungan bengkel, pengiriman dan pemasangan, metode
pemasangan, penunjang dan pengaku sementara untuk gelagar selama
pemasangan, detail sambungan dan penghubung, dan setiap keterangan yang
berkaitan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
f. Kontraktor harus memberitahu kepada Konsultan Pengawas secara tertulis
sekurang-kurangnya 24 jam sebelum memulai pemasangan struktur baja.
8 - 56
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Jenis, komposisi dan tebal cat harus sesuai dengan Pedoman Teknik No.
028/T/BM/1999 (Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja Jembatan
dengan Cara Pengecatan).
Apabila ditentukan lain maka sistem proteksi dapat dilakukan dengan cara
pengecatan dengan bahan cat yang telah terlebih dahulu disetujui jenis dan
ketebalannya oleh Konsultan Pengawas di lokasi pekerjaan. Pemasok harus
memberikan lapisan pelindung awal (primer coating) yang berupa cat dasar untuk
menghindari terjadinya karat sebelum pengecatan
8 - 57
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Mutu baja dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit
yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan
Tabel S8.04.2.(2)
Gaya Tarik Baut Minimum Untuk Tipe Sambungan Critical Slip
Ukuran Nominal A325 setara 8,8 kN A490 setara 10,9 kN
M 16 91 114
M 20 142 179
M 22 176 221
M 24 205 257
M 27 267 334
M 30 326 408
8 - 58
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Baut dengan standar mutu yang lain dapat digunakan apabila produsen dapat
memberikan data kekuatan material (proof load dan gaya tarik putus) dan gaya
tarik minimum baut.
Kunci torsi harus di verifikasi terhadap gaya tarik minimum baut dengan
menggunakan alat ukur.
Penggunaan metode kunci torsi harus dilakukan dengan teliti dengan memerlukan
perhatian yang lebih detil. Verifikasi kunci torsi dilapangan harus dilakukan setiap
hari atau :
i. Ketika load dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diganti;
ii. Ketika load dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diberi
pelumas kembali;
iii. Ketika terdapat perbedaan yang signifikan pada permukaan baut, ulir, mur
atau ring;
iv. Ketika mengganti kunci torsi atau komponen utama dari kunci torsi diubah
(diberi pelumas).
Pengencangan baut dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman pemasangan
baut jembatan.
c. Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari
AASHTO M164 M-05 High Strength Bolts for Structural Steel Joints.
Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
5) Sertifikat
Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh
Konsultan Pengawas, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang
menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan
memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik pembuatannya.
8 - 59
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik bahan baku, dan
diserahkan kepada Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagian-
bagian yang di rol, baut, bahan dan pembuatan landasan jembatan dan galvanisasi.
Bila diperlukan Konsultan Pengawas dapat meminta pengujian tambahan berupa
pengujian bahan, pengujian baut, pengujian las, pengukuran imensi, loading test, dan
lain-lain yang dilakukan oleh lembaga pengujian independen.
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi
yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan
pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus
dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat
penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan pemotongan
cara geser (shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan
harus dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki.
Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.
8 - 60
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
4) Pengaku
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban
terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik, di
lapangan atau baja yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens, dilas
8 - 61
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau disyaratkan) pada flens dimana
beban tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban. Pengaku yang tidak
dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukkan atau disyaratkan
lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah digalvanisasi.
8 - 62
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
cat dasar, dempul atau benda-benda asing lainnya. Setiap bagian yang tajam
seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan, atau kerusakan lain yang akan
menghambat elemen-elemen tersebut untuk duduk sebagaimana mestinya atau
akan mempengaruhi gaya geser di antara elemen-elemen tersebut harus
dihilangkan.
Permukaan bidang kontak harus dikerjakan sampai mencapai suatu kekasaran
yang cocok. Tidak ada sambungan yang akan dibuat sampai permukaan yang
akan dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh Konsultan Pengawas
c. Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan ketebalan pelat
pada elemen-elemen yang akan dipasang untuk menjamin bahwa tidak terjadi
pembengkokan dan bahwa elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai
bidang kontak yang rapat.
Setiap peralatan yang digunakan untuk pengencangan baut harus dikalibrasi
secara teratur dan dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi sebelum pekerjaan
pengencangan baut dilaksanakan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus
disesuaikan sebelum setiap diameter dan mutu baut digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
atau sesuai dengan manual pengencangan baut yang diterbitkan oleh pemasok
bahan struktur baja yang akan dipasang, baik jenis struktur gelagar baja, gelagar
baja komposit atau rangka baja
4) Kekencangan Baut
Persyaratan kekencangan baut mengacu pada Pasal S8.04.3.2) “Sambungan Dengan
baut Standar (selain baut Geser Tegangan Tinggi)” dari spesifikasi diatas ini.
5) Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk keterangan
tentang persiapan pemukaan-permukaan yang akan disambung harus diserahkan
secara tertulis, untuk persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum memulai
fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui atau detail yang ditunjukkan
dalam Gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas. Setiap goresan pada pelengkap sementara harus diperbaiki
sampai diterima oleh Konsultan Pengawas. Bilamana perbaikan dengan pengelasan
diperlukan, maka perbaikan ini harus dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan
pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.
8 - 63
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan
pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung “run-on” dan “run-off” pada
bagian ujung elemen
7) Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan Kontraktor harus memberikan suatu diagram pemasangan atau manual
pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya.
Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian rupa sehingga elemen struktur
pada waktu diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tidak mengalami tegangan,
deformasi yang berlebihan, atau kerusakan lainnya.
Baut dengan panjang dan diamater yang sama, serta mur yang terlepas dari baut atau
ring harus dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket baut, ring
dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong, dan berat kotor dari setiap kemasan
tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari bahan-bahan yang terdapat
didalam setiap kemasan harus tertulis dan disebutkan pada bagian luar kemasan dan
diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu pengiriman
8 - 64
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 65
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 66
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
pemasangan sebagaimana mestinya sesuai dengan manual yang telah ditentukan sesuai
dengan Gambar.
8 - 67
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.05.1 Umum
1) Uraian
a. Yang dimaksud dengan Turap (Sheet Pile) adalah suatu jenis tiang pancang
khusus yang digunakan untuk dinding penahan tanah atau untuk pengamanan
terhadap gerusan.
b. Pekerjaan yang diatur dalam Pasal ini harus mencakup turap yang disediakan dan
dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin
mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan ini juga harus mencakup jenis-jenis turap berikut ini :
i. Turap Baja
ii. Turap Beton Pracetak
Jenis turap yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
2) Turap Baja
Pada umumnya, turap baja struktur harus berupa profil baja yang harus sesuai dengan
AASHTO M202-02.
Bilamana korosi pada turap baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-
ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan galvanis sesuai
AASHTO M 111-04 atau dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang
telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat
diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang turap baja yang
terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas
muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.
Sebelum pemancangan, kepala turap harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang
pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja
atau pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang yang
cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap).
Pada pemancangan di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan
menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk
menambah ketebalan baja. Turap yang berbentuk pipa atau kotak dapat juga
dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana sepatu tiang diperlukan, maka sepatu tiang ini
dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar atau yang dibentuk sedemikian
rupa dari pelat baja dengan mutu yang sama atau baja fabrikasi.
8 - 68
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 69
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 70
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.06.1 Umum
1) Uraian
Yang dimaksud dengan Pondasi Tiang adalah komponen struktur berupa tiang
yang berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir dan
menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah.
Pekerjaan yang diatur dalam Pasal ini harus mencakup tiang pancang dan tiang bor
yang disediakan dan ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, sesuai Gambar
menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan
untuk menentukan daya dukung fondasi tiang, jumlah dan panjang tiang yang akan
dilaksanakan.
Pekerjaan ini mencakup jenis-jenis tiang berikut ini :
a. Tiang Pancang Beton Precast (bulat/persegi)
b. Tiang Pancang Beton Pretensioned (bulat/persegi)
c. Tiang Pancang Baja
d. Tiang Bor Beton Cast-in-Place (bore pile)
e. Pemboran Percobaan (test drilling)
Jenis tiang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
8 - 71
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Dalam menentukan panjang tiang, Kontraktor harus mengikuti daftar panjang tiang
pancang yang diperkirakan untuk sisa panjang yang harus diselesaikan dalam struktur.
Jumlah tiang pancang dan lokasi yang diuji akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas,
tetapi jumlah ini minimal satu untuk setiap jembatan. Tiang uji dapat dilaksanakan di
dalam atau di luar keliling fondasi, dan dapat menjadi bagian dari pekerjaan yang
permanen. Jumlah tiang pancang untuk jembatan besar ditentukan oleh Perencana.
4) Pengujian Dinamis
Bilamana dipandang perlu, uji beban dinamis untuk mengetahui daya dukung tiang
dan integritas tiang dapat dilakukan sebagai alternatip dari uji beban statis.
Apabila untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving
Analyzer (PDA), maka alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik
regangan pada tiang dan dan pergerakan relatip (relative displacement) yang terjadi
antara tiang dan tanah di sekitarnya akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis
ini mengacu pada ASTM D 4945-00 Standard Test Method for High-Strain Dynamic
Testing of Piles.
Apabila dipandang perlu, untuk mengetahui integritas tiang dapat dilakukan dengan
pengujian Pile Integrity Test (PIT) dan Crosshole Sonic Logging (CSL) sebagai
berikut:
Pengujian Pile Integrity Test (PIT) mengacu pada ASTM D 5882-07 “Low
Strain Impact Integrity Testing of Deep Faundations”,
Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) mengacu pada ASTM D 6760 – 08
“High Strain Impact Integrity Testing of Deep Faundations”,
.
8 - 72
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
6) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian harus dipantau dan
dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal S8.01
“Beton”, S8.02 “Beton Pra-Tekan (Prestressed Concrete)”, S8.03 “Baja Tulangan”
dan S8.04 “Baja Struktur” dari Spesifikasi ini.
7) Toleransi
a. Lokasi Kepala Tiang Pancang
Tiang pancang harus ditempatkan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
Penggeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan tidak boleh
melampaui 75 mm dalam segala arah.
b. Kemiringan Tiang Pancang
Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih
melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 per 50).
c. Kelengkungan (Bow)
i. Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung di tempat harus tidak boleh
melampaui 0,01 dari panjang suatu tiang pancang dalam segala arah.
ii. Kelengkungan lateral tiang pancang baja tidak boleh melampaui 0,0007 dari
panjang total tiang pancang.
8 - 73
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8) Standar Rujukan
SNI 07-0722-1989 : Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum
SNI 03-3448-1994 : Tata cara penyambungan tiang pancang beton
pracetak penampang persegi dengan sistem
monolit bahan epoxy
SNI 03-4434-1997 : Spesifikasi tiang pancang beton pracetak untuk
jembatan ukuran (300x300, 350x350, 400x400)
mm2, panjang 10-20 meter dengan baja tulangan
BJ 24 an BJ 40
SNI 03-6764-2002 : Spesifikasi Baja Struktural
8 - 74
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
11) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a. Bilamana toleransi yang diberikan dalam Pasal S8.06.1.7) “Toleransi” telah
dilampaui, maka Kontraktor harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dengan biaya sendiri.
b. Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau pemancangan
tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang semestinya atau
8 - 75
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
dipancang di bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
c. Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan
dikerjakan atas biaya Kontraktor, akan mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi
berikut ini :
i. Penarikan kembali tiang pancang yang rusak dan penggantian dengan tiang
pancang baru atau lebih panjang, sesuai dengan yang diperlukan
ii. Pemancangan tiang pancang kedua sepanjang sisi tiang pancang yang cacat
atau pendek. Perpanjangan tiang pancang dengan cara penyambungan, seperti
yang telah disyaratkan di bagian lain dari Pasal ini, untuk memungkinkan
penempatan kepala tiang pancang yang sebagaimana mestinya dalam pur
(pile cap).
2) Baja Tulangan
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dari Pasal S8.03 “Baja Tulangan”.
8 - 76
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
b. Penyambungan
Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan.
Bilamana penyambungan tiang pancang tidak dapat dihindarkan, Kontraktor harus
menyerahkan metode penyambungan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan. Tidak ada pekerjaan penyambungan tiang pancang sampai
metode penyambungan disetujui secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
8 - 77
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
adukan semen yang tipis. Mutu beton yang digunakan sekurang-kurangnya harus
beton dengan fc’ 35 MPa atau K-400. Semen yang digunakan harus dari mutu
yang sama dengan yang dipakai pada tiang pancang yang akan disambung,
kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari setelah pengecoran
atau setelah beton mencapai kuat tekan minimum yang disyaratkan. Perpanjangan
tiang pancang harus dirawat dan dilindungi dengan cara yang sama seperti tiang
pancang yang akan disambung. Bilamana tiang pancang akan diperpanjang
setelah operasi pemancangan, kepala tiang pancang direncanakan tertanam dalam
pur (pile cap), maka perpanjangan baja tulangan yang diperlukan harus seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana tidak disebutkan dalam Gambar,
maka panjang tumpang tindih baja tulangan harus minimum 40 kali diameter
untuk tulangan memanjang, kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
8 - 78
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 79
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
beton yang retak atau cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan beton baru yang
direkatkan sebagaimana mestinya dengan beton yang lama.
Sisa bahan potongan tiang pancang, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas,
tidak perlu diamankan, harus dibuang sampai diterima oleh Konsultan Pengawas.
8 - 80
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang
pancang pipa dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana sepatu tiang
diperlukan, maka sepatu tiang ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat
datar atau yang dibentuk sedemikian rupa dari pelat baja dengan mutu yang sama
atau baja fabrikasi.
8) Pemancangan Tiang
a. Umum
Kontraktor harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan
jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat
menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya
dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bilamana diperlukan, Kontraktor
dapat melakukan penyelidikan tanah dengan tanggungan biaya sendiri.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah
asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan.
Perhatian khusus harus diberikan agar dasar fondasi tidak terganggu oleh
penggalian diluar batas-batas yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel
dan kepala tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-
magnetik sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja,
bantalan topi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan
harus terletak dengan tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang
pancang miring harus dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam
posisi yang tepat. Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Konsultan
Pengawas atau wakilnya, dan palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan
dari kepala tiang pancang tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas atau
wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi
tertentu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, atau
ditentukan dengan pengujian pembebanan sampai mencapai kedalaman penetrasi
akibat beban pengujian tidak kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang
diberikan menerus untuk penurunan sekurang-kurangnya 60 mm. Dalam hal
tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi dari yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat lebih
tinggi jika disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok
tersebut sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak
melampaui kapasitas daya dukung yang aman, atau Konsultan Pengawas dapat
mengubah rancangan bangunan bawah jembatan bilamana dianggap perlu.
8 - 81
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik.
Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat
tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak
boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya
ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton. Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui
2,5 meter atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Alat
pancang dengan jenis drop hammer, diesel atau hidrolik yang disetujui, harus
mampu memasukkan tiang pancang minimal 3 mm untuk setiap pukulan pada 150
mm dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana
yang ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui.
Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan
harus dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan
tinggi jatuh yang lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada
tiang pancang.
Contoh-contoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :
i. Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus
ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang
ii. Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga
penetrasi yang dalam terjadi pada setiap penumbukan
iii. Bilamana tiang pancang diperkirakan akan membal (rebound) akibat batu
atau tanah yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir
telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan harus
dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang
pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu
berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus dilakukan
sesuai dengan Pasal S8.06.1.(9) tentang Pengajuan Kesiapan Kerja.
Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat
dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan
penyebabnya harus dapat diketahui sebelum pemancangan dilanjutkan.
Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang
berumur kurang dari 7 hari atau kurang dari kekuatan minimum yang disyaratkan.
Bilamana pemancangan dengan menggunakan palu yang memenuhi ketentuan
minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Kontraktor harus
menyediakan palu yang lebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya
sendiri.
8 - 82
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
atau palang yang kaku agar dapat memegang tiang pancang selama pemancangan.
Kecuali jika tiang pancang dipancang dalam air, penghantar tiang pancang,
sebaiknya mempunyai panjang yang cukup sehingga penggunaan bantalan topi
tiang pancang panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang miring
sebaiknya digunakan untuk pemancangan tiang pancang miring.
8 - 83
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
yang sebagaimana mestinya tidak akan diijinkan oleh Konsultan Pengawas. Tiang
pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sebagaimana
disyaratkan dalam Pasal S8.06.2 “Bahan dan Jaminan Mutu”dan sebagaimana
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula tidak
memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi
semula, atau tiang pancang tambahan harus dipancang sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
g. Catatan Pemancangan/Kalendering
Sebuah catatan yang detail dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh
Konsultan Pengawas dan Kontraktor harus membantu Konsultan Pengawas dalam
menyimpan catatan ini yang meliputi: jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran,
panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam fondasi telapak, penetrasi
pada saat penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, berat dan jenis palu, panjang
perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
dimana :
Pu : Kapasitas daya dukung batas (kN)
Pa : Kapasitas daya dukung yang diijinkan (kN)
ef : Efisiensi palu
W : Berat palu atau ram (kN)
Wp : Berat tiang pancang (kN)
n : Koefisien restitusi
H : Tinggi jatuh palu (m)
H = 2 H’ untuk palu diesel (H’ = tinggi jatuh ram)
S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir,atau“set”
(m)
C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan poer (m)
C2 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari
batang tiang pancang (m) yang dapat dihitung dengan persamaan :
PuL
; dimana :
AE
8 - 84
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Tabel S8.06.2.(3)
Nilai K1 – Nilai Perpendekan Elastik Kepala Tiang Pancang
dan Topi Tiang Pancang
K1 ( mm)
Tegangan pemancangan pada kepala
Bahan tiang pancang
3,5 7,0 10,5 14,0
MPa MPa MPa MPa
Tiang atau pipa baja langsung 0 0 0 0
pada kepala tiang
Tiang pancang beton pracetak 3 6 9 12,5
dengan topi setebal (75-100) mm
8 - 85
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
K1 ( mm)
Tegangan pemancangan pada kepala
Bahan tiang pancang
3,5 7,0 10,5 14,0
MPa MPa MPa MPa
fiber diantara dua pelat baja 10 0,5 1 1,5 2
mm
2) Material
Tiang pancang beton bertulang precast harus dibuat menurut detail gambar, dengan
mutu beton kelas B-3 yang dicampur dan dicor sesuai dengan ketentuan Pasal S8.01
“Beton” dari Spesifikasi ini. Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Pasal S8.03
”Baja Tulangan” dari Spesifikasi ini. Batang tulangan induk harus berupa satu batang
utuh, dan bila hal ini tidak praktis, batang-batang terpisah dapat disambungkan dengan
metoda yang disetujui Konsultan Pengawas. Tiap pancang harus lurus sehingga garis
yang direntang dari ujung ke ujung pada setiap permukaan harus tidak lebih dari
1/1000 panjang tiang dari permukaan tiang pada titik manapun.
a. Cetakan (Formwork)
Cetakan untuk tiang pancang precast harus sesuai dengan persyaratan umum
untuk cetakan beton seperti dalam Pasal S8.01 ”Beton” dari Spesifikasi ini.
Cetakan harus bisa memungkinkan pekerjaan pemadatan beton. Sisi cetakan dapat
dibongkar kapan saja paling lambat 24 jam setelah selesai pengecoran beton.
Tetapi tiang pancang harus tetap disangga paling sedikit 7 (tujuh) hari dan tidak
boleh mendapat tekanan-tekanan sebelum berumur 21 (duapuluh satu) hari, atau
sebagai mana ketentuan Konsultan Pengawas berdasarkan hasil uji kekuatan.
b. Tulang Penguat (Reinforcement)
c. Pencetakan (Casting)
Tulangan harus memenuhi ketentuan dalam Pasal S8.02 ”Beton Pra-Tekan
(Prestressed Concrete)”, dan dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar. Tiang
pancang harus dicor/dicetak dalam posisi horisontal. Penuangan beton harus
sedemikian rupa agar tiang pancang tidak mengandung rongga-rongga udara atau
kerusakan lainnya.
Beton harus dituang secara kontinyu dan harus dipadatkan dengan vibrasi atau
8 - 86
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
cara lain yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Cetakan harus diisi
campuran beton agak melimpah, kelebihan beton harus dipapas, dan
permukaannya diratakan dengan finishing.
d. Finishing
Ketika diangkat dari cetakan, tiang pancang harus mempunyai permukaan yang
rata dan halus, tanpa cacat, dan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
e. Pengawetan dan Perawatan (Curing)
Tiang pancang beton harus ditutupi dengan kain goni basah segera setelah selesai
dituang, dan harus tetap basah sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari.
f. Pemindahan (Handling)
Pada waktu mengangkat atau mengangkut tiang pancang precast, Kontraktor
harus menyediakan tali baja dan peralatan lain yang diperlukan untuk mencegah
tiang pancang bengkok atau betonnya retak. Tiang pancang beton tidak boleh
diangkat dengan cara selain digantung dengan tali baja yang dikaitkan pada
lubang pengangkatan, dimana posisinya harus diajukan dan disetujui dulu oleh
Konsultan Pengawas. Tiang pancang yang rusak dalam pengangkatan atau
pemancangan harus diganti. Tiang pancang beton harus selalu ditangani dengan
hati-hati untuk mencegah dari kerusakan.
Tiang pancang tidak boleh dipancangkan sebelum mencapai umur 28 (duapuluh
delapan) hari sejak pengecoran, atau menurut ketentuan Konsultan Pengawas
berdasarkan hasil pengujian.
8 - 87
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 88
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 89
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Kecuali bila ditentukan lain, panjang potongan tiang pancang menjadi milik
Kontraktor dan harus dibuang diluar tanah milik Pemerintah, dan di luar
jangkauan pandangan dari badan jalan, sampai Konsultan Pengawas menyetujui.
Tiang pancang beton bertulang dapat dicetak sepenuh panjang batang tulangan,
dengan syarat beton dipotong untuk menampakkan bajanya sebagaimana tertera
dalam gambar setelah tiang pancang dipancangkan.
2) Material
a. Umum
Tiang pancang beton bulat/kotak pretensioned harus dibuat sesuai dengan detail
pada Gambar dan ketentuan ACI 318-77 dan JIS A 5335 Type A dan Type B.
Ketentuan-ketentuan yang berhubungan pada Pasal S8.03 ”Baja Tulangan”
merupakan bagian dari pasal ini.
8 - 90
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
b. Beton
Beton harus beton kelas AA sesuai dengan ketentuan Pasal S8.01 ”Beton” dari
Spesifikasi ini.
c. Tulang Penguat
Penulangan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S8.02 ”Beton Pra-Tekan
(Prestressed Concrete)” dari Spesifikasi ini dan pemasangannya harus sesuai
dengan gambar.
d. Baja Pratekan
Kawat baja pratekan berdaya tarik tinggi harus sesuai dengan persyaratan dari JIS
G 3536 Class SWPR 1 135/155.
e. Sertifikat
Sebelum menyediakan tiang pancang beton bulat/kotak pretensioned, Kontraktor
harus menyerahkan sertifikat dari pabrik untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
8 - 91
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Tiang pancang harus ditanam tepat pada posisinya dan dipancangkan sesuai
dengan garis-garis yang tertera dalam gambar atau ketentuanketentuan Konsultan
Pengawas. Tiang pancang yang menyimpang dari garis yang ditentukan, bila
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, harus dicabut dan ditanamkan lagi
sampai memenuhi ketentuan garis.
Untuk membetulkan posisi atau garis tiang pancang, dilarang menggunakan
metoda secara paksa. Tiang pancang yang rusak karena kesalahan cara
pemancangan, atau pemancangannya tidak tepat pada tempatnya, atau di bawah
elevasi yang ditentukan dalam gambar atau oleh Konsultan Pengawas, harus
diperbaiki dengan salah satu metoda berikut yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas atau tanggungan biaya Kontraktor sendiri.
i. Tiang pancang tersebut harus dicabut dan diganti dengan yang baru dan, bila
perlu, yang lebih panjang. Lubang bekas pencabutan tiang pancang harus diisi
dan dipadatkan dengan material nonplastic sebelum pemancangan kedua
dilakukan atau
ii. Dipancangkan lagi tiang pancang kedua di dekat tiang pancang yang tidak
memenuhi ketentuan itu.
Semua tiang pancang yang terdorong ke atas akibat pemancangan di dekatnya
atau karena hal-hal lain harus dipancangkan lagi.
b. Tiang Pancang Miring (Batter Pile)
Tiang pancang ini harus dipancang sesuai dengan kemiringan seperti tertera
dalam Gambar. Pipa/rangka alat pancang yang digunakan untuk pemacangan
harus mempunyai alat penuntun dan bisa disesuaikan dengan sudut yang
dikehendaki. Bila tiang pancang harus dipancangkan di bawah alas penuntun,
harus disediakan alat penuntun sambungan (extension leads), kecuali bila
Konsultan Pengawas mengijinkan digunakannya penyokong.
c. Alat-alat Pemancangan
Sebelum pemancangan dimulai, Kontraktor harus mengajukan detail peralatan
pemancangan tiang pancang dan metoda pelaksanaan kerjanya kepada Konsultan
Pengawas. Setiap tiang pancang harus dilengkapi dengan penutup (Caps). Untuk
tipe pemancangan tertentu, harus disediakan landasan pukul yang berputar
(madrel) atau lainnya sesuai dengan ketentuan, agar tiap pancang tidak
mengalami kerusakan pada waktu dipancangkan.
Tiang pancang dapat dipancangkan dengan martil tenaga uap, udara atau diesel,
atau kombinasi martil dengan semprotan air atau martil gravitasi. Bila
menggunakan martil diesel, martil itu harus disesuaikan ukurannya dengan uji
beban.
Bangunan dan peralatan yang disediakan untuk martil uap dan martil udara harus
mempunyai kapasitas yang cukup untuk mempertahankan tekanan, dalam kondisi
kerja, dengan cara yang sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatanya. Tangki
8 - 92
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
atau boiler harus dilengkapi dengan alat pengukur tekanan, dan juga alat pengukur
harus dipasang pada lubang masuk ke martil.
Bila menggunakan martil gravitasi, maka jarak kejatuhan martil tidak boleh
melebihi 2,5 meter dan berat martil tidak boleh kurang dari setengah berat tiang
pancang. Penjatuhan martil harus teratur untuk mencegah kerusakan pada tiang
pancang.
d. Pemancangan
Pada waktu dipancangkan, tiang pancang harus disangga pada garis dan posisinya
dengan alat penuntun (leads). Leads pemancang tiang pancang ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga martil tetap dapat bergerak bebas, dan posisi leads
harus kokoh agar tiang pancang selalu tersangga dengan baik selama
pemancangan.
Kecuali bila tiang pancang dipancangkan ke dalam air, panjang leads harus cukup
sehingga bisa mempermudah pemancangan tiang pancang dan direncanakan
sedemikian sehingga dapat menempatkan batter pile. Bila kondisi lokasi kerja
memungkinkan diperlukannya penyokong, Kontraktor dapat menggunakannya
bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
Bila, menurut Konsultan Pengawas, diperlukan semprotan air, maka jumlah
semprotan dan volume mulut pipa semprot dan tekanannya harus cukup untuk
mengikis material yang berdekatan dengan tempat pemancangan. Pada mulut pipa
semprot dengan ukuran 2 cm, tekanan harus selalu tetap tujuh kilogram per
sentimeter persegi. Sebelum penembusan yang ditentukan tercapai, semprotan
harus dihentikan dan tiang terus dipancangkan sampai tahap penekanan akhir.
Konsultan Pengawas harus menyimpan catatan mengenai pemancangan semua
tiang pancang, dan Kontraktor harus memberikan bantuan untuk pengadaan
catatan ini, yang isinya meliputi : jumlah, posisi, tipe, ukuran, panjang
sebenarnya, dan tanggal pemancangan tiang pancang; panjang kaki (footing),
jumlah pukulan, tenaga pukulan martil, panjang yang disambung, panjang
pemotongan, dan panjang akhir yang harus dibayar. Tiang pancang tidak boleh
dipancangkan dekat beton yang baru dituang.
e. Nilai Daya Dukung Tanah
Tiang pancang harus dipancangkan dengan nilai daya dukung tidak kurang dari
yang tertera pada Gambar. Konsultan Pengawas harus menentukan tahap
penekanan akhir dan Kontraktor harus mematuhi ketentuan itu. Tetapi bila
Konsultan Pengawas menilai nilai daya dukung yang ditentukan tidak terpenuhi,
Kontraktor harus melanjutkan pemancangan sampai nilai daya dukung sesuai
dengan yang dikehendaki tercapai.
f. Pemotongan dan Perpanjangan
Tiang pancang harus dipotong pada elevasi tertentu sehingga tiang memanjang
sampai ke penutup (caps) atau kaki (footing) atau slab, cross beam atau balok
8 - 93
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 94
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
maka Kontraktor harus mengadakan pre boring pada posisi lubang pemancangan
dengan cara kering (dry pre boring with Auger) dengan kedalaman sesuai dengan
gambar rencana.
Lubang pre-boring harus lebih kecil dari diameter tiang pancang dan kedalaman pre-
boring sesuai dengan Gambar dan petunjuk serta perintah Konsultan Pengawas.
Bila pengeboran pada suatu kedalaman mengenai lapisan batu dan lubang bor akan
membesar, maka celah tiang pancang dengan dinding tanah di lubang bor di isi dengan
pasir atau material lain yang di setujui Konsultan Pengawas.
Satuan Pengukuran pre boring di ukur dalam meter panjang kedalaman bor yang
dicapai.
2) Material
Tiang pancang baja harus dibuat di bengkel dan dari tipe, berat, kualitas dan ukuran
yang ditentukan dalam JIS A 5525 (Pipa Baja : SKK-41), ASTM A 500 (Pipa Baja
Grade B), atau seperti tertera dalam Gambar.
Kontraktor harus menggerahkan sertifikat dari pabrik untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas, sebelum tiang pancang baja itu disediakan.
8 - 95
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 96
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
c. Alat-alat Pemancangan
Sebelum pemancangan dimulai, Kontraktor harus mengajukan detail peralatan
pemancangan dan Metoda Pelaksanaan Kerja kepada Konsultan Pengawas.
Setiap tiang pancang harus dilengkapi dengan penutup (caps) seperti yang
ditentukan dalam item (a) (i) di atas. Untuk tipe tiang pancang tertentu, harus
disediakan landasan pukul yang berputur (madrel) atau alat lainnya sesuai dengan
ketentuan, agar tiang pancang tidak mengalami kerusakan pada waktu
dipancangkan.
Sepatu harus disediakan seperti terlihat pada Gambar. Tiang pancang dapat
dipancangkan dengan martil tenaga uap, udara atau diesel, atau kombinasi martil
dengan semprotan air atau martil gravitasi. Bila menggunakan martil diesel, martil
harus disesuaikan ukurannya dengan uji beban.
Bangunan dan peralatan yang disediakan untuk martil uap dan udara harus
mempunyai kapasitas yang cukup untuk mempertahankan tekanan, dalam kondisi
kerja, dengan cara yang sesuai dengan ketentuan pabrik yang membuatnya.
Tangki atau boiler harus dilengkapi dengan alat pengukur tekanan, dan juga
pengukur harus dipasang pada lubang masuk ke martil.
Bila menggunakan martil gravitasi, maka jarak kejatuhan martil tidak boleh
melebihi 2,5 meter dan berat martil tidak boleh kurang dari setengah berat tiang
pancang. Penjatuhan martil harus teratur untuk mencegah kerusakan pada tiang
pancang.
d. Pemancangan
Pada waktu dipancangkan, tiang pancang harus disangga pada garis dan posisinya
dengan alat penuntun (leads). Leads pemancangan tiang pancang ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga martil tetap dapat bergerak bebas, dan posisi leads
harus kokoh agar tiang pancang selalu tersangga dengan baik selama
pemancangan. Kecuali bila tiang pancang dipancangkan ke dalam air, panjang
leads harus cukup sehingga tidak diperlukan adanya penyokong, dan bentuknya
harus sedemikian rupa sehingga bisa mempermudah pemancangan tiang pancang.
Bila kondisi lokasi kerja memungkinkan perlunya penyokong, maka Kontraktor
digunakannya penyokong, Kontraktor dapat menggunakannya bila disetujui
Konsultan Pengawas. Bila, menurut Konsultan Pengawas, diperlukan semprotan
air, maka jumlah semprotan dan volume mulut pipa semprot dan tekanannya
harus cukup untuk mengikis material yang berdekatan dengan tempat
pemancangan.
Pada mulut pipa semprotan dengan ukuran 2 cm, tekanan harus selalu tetap 7
kg/cm2. Sebelum penembusan yang ditentukan tercapai, semprotan harus
dihentikan dan tiang pancang terus dipancangkan sampai tahap penekanan akhir.
Konsultan Pengawas harus menyimpan catatan mengenai pemancangan semua
tiang pancang dan Kontraktor harus memberikan bantuan untuk pengadaan
8 - 97
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
catatan itu, yang isinya meliputi : jumlah, posisi, tipe, ukuran, panjang
sebenarnya, dan tanggal pemancangan tiang pancang, panjang tonjolan (footing),
jumlah pukulan pada penekanan akhir, energi tumbuk pemukul, panjang yang
sambung, panjang pemotongan, dan panjang akhir yang dibayar.
Tiang pancang tidak boleh dipancangkan dekat beton yang baru dituang.
e. Nilai Daya Dukung
Tiang pancang harus dipancangkan sampai nilai daya dukung tidak kurang dari
yang tertera pada Gambar. Konsultan Pengawas harus menentukan tahap
penekanan akhir dan Kontraktor harus memenuhi ketentuan itu. Tetapi bila
Konsultan Pengawas menilai nilai daya dukung yang ditentukan tidak terpenuhi,
Kontraktor harus melanjutkan pemancangan sampai nilai daya dukung sesuai
dengan yang dikehendaki tercapai.
f. Pemotongan dan perpanjangan
Tiang pancang harus dipotong pada elevasi tertentu sehingga akan memanjang
sampai kepenutup (caps) atau kaki (footing) sebagaimana tertera pada gambar.
Panjang tambahan pada tiang pancang harus cukup untuk mencapai elevasi bawah
caps dan harus dari bagian yang sama sebagai mana tiang pancang itu sendiri,
sesuai dengan gambar setelah tiang pancang diperpanjang, pemancangan jangan
dihentikan sebelum ada persetujuan Konsultan Pengawas.
Kecuali ditentukan lain, panjang sisa pemotongan tiang pancang menjadi milik
Kontraktor, dan harus di luar batas daerah milik Kuasa Bangunan, atau di luar
batas jangkauan penglihatan dari daerah jalan, sesuai dengan perintah Konsultan
Pengawas.
g. Hubungan dengan kaki
Semua tiang pancang harus dihubungkan dengan kaki (footing) menggunakan
batang tulangkan dan pelat baja sesuai ketentuan dalam Gambar atau petunjuk
Konsultan Pengawas.
8 - 98
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2) Material
Tiang bor beton cast-in-place harus dibuat, sesuai dengan detail Gambar, kelas beton
yang sesuai, dicampur dan dituang menurut ketentuan Pasal S8.01 ”Beton” Spesifikasi
ini.
Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S8.02 ”Beton Pra-Tekan
(Prestessed Concrete)” Spesifikasi ini.
3) Lubang Bor
Semua lubang untuk tiang bor beton yang dituang pada lubang pemboran harus dibor
sampai memenuhi ujung tiang. Panjang tiang harus ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Mesin bor harus yang sedemikian rupa sehingga lubang dapat dijaga tetap
vertikal selama pemboran.
Tiang yang sudah selesai dan struktur lama yang berdekatan dengan daerah pemboran
harus dilindungi dari gangguan pemancangan, dan Kontraktor harus mengajukan
proposal mengenai hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk memperoleh
persetujuannya sebelum pemancangan dimulai.
Lubang yang sudah dibor harus dijaga agar tidak longsor karena limpahan air, dengan
menyediakan pipa casing. Pipa casing harus dipasang cukup kokoh dan menonjol
sekurang-kurangnya 50 cm di atas muka tanah.
Permukaan air pada bagian dalam lubang pemboran harus dijaga tetap sekitar 2 m
lebih tinggi dari permukaan air tanah. Kualitas air harus seperti untuk beton. Semua
material lepas yang terdapat dalam lubang setelah pemboran harus dibuang dengan
8 - 99
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
4) Baja Tulangan
Baja tulangan harus dipasang dan diletakkan sesuai dengan Gambar. Bagian
sambungan batang tulangan melingkar harus dilas dengan pengelasan listrik atau dapat
digunakan clamps baja.
Pada waktu penempatan tulangan dalam lubang, ketegaklurusan dan posisi tulangan
harus dikontrol dengan cermat untuk mencegah runtuhnya atau rusaknya dinding
lubang.
5) Pengecoran
Beton harus dituangkan dalam satu kali penuangan secara kontinyu dari ujung ke
elevasi pemotongan dengan tabung tremie, dan harus dijaga jangan mengalami
segregasi.
Dengan tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengecor tiang bor tambahan di
atas level yang sudah selesai pada ujung (bagian atas) tiang bor, dan
memindahkan/membuang material sisa/kotoran untuk menjamin penyatuan kepala
tiang bor sebaik-baiknya dengan struktur kaki (footing).
6) Laporan
Kontraktor harus menyediakan catatan harian mengenai pelaksanaan pekerjaan tiang
bor, kepada Konsultan Pengawas.
2) Bor Percobaan
a. Umum
Bila diperlukan percobaan, Kontraktor harus melakukan pemboran pada setiap
lokasi struktur untuk mengetahui profil tanah, atau sebagaimana petunjuk
Konsultan Pengawas. Bila ditemukan lapisan batu, Konsultan Pengawas dapat
menghentikan pemboran.
8 - 100
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
b. Kedalaman Pemboran
Pemboran harus sampai pada stratum bearing. Biasanya sekitar 5 meter. Bila
stratum bearing belum juga terjangkau pada batas 50 meter dari permukaan,
pengeboran dapat dihentikan, atas persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Metoda Pemboran
Kontraktor dapat menggunakan metoda rotary wash atau dry drilling. Lapisan
batuan harus terus dibor sampai setelah lapisan sehingga diperoleh core drilling.
d. Pengujian pada setiap lubang pemboran
Pengujian standar penetration test harus dilaksanakan pada setiap interval 2 (dua)
meter, atau pada setiap pergantian strata/lapisan. Untuk setiap pengambilan strata
harus diambil satu kali tabung undisturbed core sample, dan diserahkan kepada
Konsultan Pengawas. Untuk setiap lubang harus dicatat tinggi permukaan air
statis. Dalam core drilling, maka seluruh bagian kerasnya (core) harus didapat dan
disimpan untuk diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
e. Keterangan mengenai pemboran
Bila Konsultan Pengawas memintanya, Kontraktor harus menyediakan informasi
hasil pemboran sebagai berikut :
i. Nama struktur
ii. Posisi dan nomor kode bor
iii. Tingkat keausan ujung
iv. Tanggal dan waktu pemboran
v. Diameter bor
vi. Tipe alat yang digunakan
vii. Kedalaman pemboran
viii. Kedalaman dasar setiap stratum dari permukaan
ix. Uraian mengenai strata/lapisan tanah
x. Kedalaman dan hasil pengujian
xi. Permukaan air statis
xii. Komentar / keterangan lain.
Semua uraian dan klasifikasi tanah harus sesuai dengan “Procedure for Testing
Soils, ASTM”.
f. Pengujian lanjutan yang mungkin diperlukan
Konsultan Pengawas dapat meminta diadakan lagi pengujian yang lebih terperinci
pada lokasi struktur tertentu yang dipandangnya perlu karena informasinya tidak
memadai.
8 - 101
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2) Pemancangan
Jumlah tiang pancang beton bertulangan precast yang dipancangkan, yang harus
dibayar adalah jumlah meter linier tiang pancang yang diperhitungkan, diukur dari
ujung ke ujung potongan.
Panjang yang dibayar dari tiang pancang yang dipancang memuaskan harus diukur
dari ujung sampai pemotongan seperti terlihat pada gambar atau perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas. Panjang sisa potongan harus tidak di ukur untuk pembayaran.
3) Pengujian
Jumlah tiang pancang yang diuji sebagaimana dalam pasal S8.06.1.3) “Pengujian
Pembebanan Statis (Loading Test)” dan 4) “ Pengujian Dinamis” yang harus dibayar
adalah jumlah meter linier dari tiang pancang pengujian yang selesai dan disetujui, di
luar dan di dalam pondasi.
8 - 102
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
persyaratan material dalam Spesifikasi, dan disimpan dalam kondisi baik di lokasi
kerja oleh Kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas. Harus tidak ada pembayaran
untuk panjang tiang pancang yang disediakan Kontraktor untuk mengganti tiang
pancang yang sudah disetujui Konsultan Pengawas tetapi ternyata tidak sesuai atau
rusak sebelum selesai Kontrak ketika dalam penyimpanan, atau ketika diangkat atau
dipancangkan, atau atas perintah Konsultan Pengawas harus dibongkar dan dibuang.
8 - 103
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 104
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 105
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 106
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 107
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.07.1 Umum
1) Uraian
a. Yang dimaksud dengan Fondasi Sumuran adalah komponen struktur dari sumuran
beton yang berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang
akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah pendukung.
b. Pekerjaan yang diatur dalam Pasal ini harus mencakup penyediaan dan penurunan
dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri dari unit-unit
beton pracetak, sesuai dengan Spesifikasi ini dan sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Jenis dan dimensi
sumuran terbuka yang digunakan akan ditunjukkan dalam Gambar.
4) Toleransi
Pekerjaan fondasi sumuran terbuka harus memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal S8.01.1.3) ”Toleransi” dari Spesifikasi ini.
5) Standar Rujukan
Standar Rujukan seperti yang disyaratkan dalam Pasal S8.01.1.4) “Standar Rujukan”
dari Spesifikasi ini, digunakan.
8 - 108
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 109
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 110
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 111
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran yang akan dilakukan untuk
penggalian, pemompaan, acuan dan setiap pekerjaan sementara untuk pembuatan
sumuran, dimana semua pekerjaan tersebut dipandang telah termasuk dalam pengukuran
dan pembayaran sumuran.
Beton siklop sebagai pengisi pondasi sumuran akan dibayar terpisah sesuai ketentuan
pada Mata Pembayaran 8.01.(11) Spesifikasi ini.
8 - 112
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.08.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk penggunaan
dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu
atau struktur lain sesuai dengan Spesifikasi ini.
3) Standar Rujukan
2) Campuran
a. Adukan Semen untuk pekerjaan akhir dan perbaikan.
8 - 113
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada
pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini,
harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama
dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan
harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk
beton dimana adukan semen dipakai. Untuk keperluan perbaikan beton atau
pekerjaan pemasangan pada bagian yang berhubungan langsung dengan elemen
structural, adukan semen harus memiliki sifat tahan susut.
b. Adukan Semen untuk Pasangan
Kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas, adukan semen untuk
pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 (5 MPa) pada
umur 28 (duapuluh delapan) hari dengan benda uji mortar 50 mm x 50 mm x 50
mm. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak
10% berat semen.
3) Pemasangan
a. Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak
atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata
8 - 114
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus
dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.
4) Penyelesaian akhir
a. Segera setelah pekerjaan pemasangan adukan selesai, permukaan harus segera
ditutup dengan kain/goni basah dan harus dijaga tetap basah selama 4 (empat)
hari.
b. Setelah semua pekerjaan selesai, semua sisa bahan (debris) yang masih menempel
harus dibersihkan dari tempat kerja.
8 - 115
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.09.1 Umum
1) Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam
Gambar atau seperti yang diperintahkan Konsultan Pengawas, yang dibuat dari
Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian,
penyiapan fondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan
dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
b. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari
pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.
Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai
penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong
(spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar
ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone
Masonry) dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared
Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti yang
disyaratkan masing-masing dalam Pasal S5.02 “Pasangan Batu Dengan Mortar”
dan S8.09 “Pasangan batu”.
8 - 116
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Pasal S8.08 “Adukan
Semen” dari Spesifikasi ini.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk
pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Pasal S5.04 “Drainase
Porous” dari Spesifikasi ini.
8 - 117
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2) Pemasangan Batu
a. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
fondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan
batu yang berukuran sama.
b. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang
batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang
tidak diperkenankan.
3) Penempatan Adukan
a. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.
b. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.
c. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan
awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
8 - 118
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
c. Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut
melewati sambungan.
2) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak
diukur atau dibayar.
3) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan porous
atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, seperti
yang disebutkan dalam Pasal S5.04.4 “Metode Pengukuran” dari Spesifikasi ini. Tidak
8 - 119
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan
atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya.
8 - 120
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.10.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion),pasangan batu kosong (non-grouted rip rap), maupun pasangan batu
kosong yang diisi adukan (grouted rip rap) pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detil yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini.
Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan, lereng galian, dan
permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana perlindungan
terhadap erosi dikehendaki.
4) Standar Rujukan
SNI 03-3046-1992 : Kawat bronjong dan bronjong berlapis PVC
(Polivinil chlorida)
SNI 03-3750-1995 : Bronjong jaringan kawat baja las (JKBL)
SNI 03-3760-1995 : Bronjong logam bentang
SNI 03-0090-1999 : Bronjong kawat
SNI 03-6154-1999 : Kawat bronjong
SNI 07-6443-2000 : Metode Pengujian untuk Menentukan Daerah
Lapisan Seng Paling Tipis dengan Cara Dreece pada
Besi atau Baja Digalvanis.
SNI 07-6892-2002 : Spesifikasi Pagar Anyaman Kawat Baja Berlapis
Seng.
SNI 2417 : 2008 : Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles.
ASTM B 117 : Salt Spray Exposure Test
8 - 121
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
c. Anyaman
Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan
dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat sedemikian rupa hingga
tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang
diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong
sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama
kuatnya seperti pada badan anyaman.
d. Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan dibuat sedemikian
sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
2) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan
awet dengan sifat sebagai berikut :
a. Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
b. Berat isi kering lebih besar dari 2,3.
c. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.
8 - 122
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
d. Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %.
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi
minimum 200 mm. Konsultan Pengawas dapat memerintahkan batu yang
ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.
3) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dalam Pasal
S5.04.2.1), dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah fondasi tidak dapat
hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati
pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan Bronjong
a. Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk
serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik
kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara
keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus
menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara
segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat
harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam
keranjang.
b. Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari
tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang.
Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan (settlement).
Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang
rata dan bertumpu pada anyaman.
8 - 123
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
c. Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau
ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d. Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang seling.
4) Penimbunan Kembali
Seperti ketentuan dari Pasal S4.02 “Timbunan”.
8 - 124
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
NomorMata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
8 - 125
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.11.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan sambungan ekspansi pada geladak/
lantai jembatan, rangka reinforced concrete dan piled slabs.
2) Standar Rujukan
3) Pengajuan Material
Contoh dari material sambungan ekspansi yang direncanakan yang akan digunakan
dalam pekerjaan ini, bersama-sama dengan sumber dan data ujinya yang menyatakan
sifat-sifatnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan disetujui sebelum
penyediaan sambungan itu. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum menyediakan
sambungan itu.
8 - 126
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 127
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Mutu material Polymer Concrete Header berkualitas tinggi dengan standar mutu
sebagai berikut :
i. Spesifikasi Binder
(a) Tensile Strength, min. : 5.17 Mpa ASTM D-638
(b) Elongation at break, min. : 180% ASTM D-638
(c) Hardness, durometer : 30 – 49 ASTM D-2240
(d) Compression Set, 22 hours
@ 70oC, max. : 50% ASTMD-395 (B)
(e) Tear Resistance, min. : 1.43 kg/mm ASTM D-624
(f) Water Absorption, min., max. : 3% (weight)
(g) After aging @ 70oC for 72 hours Tensile
Oven Aging : 5.17 MPa ASTM D-638
Elongation, min. : 150%
ii. Spesifikasi Mortar
(a) Compressive Strength, min. : 15.16 MPa ASTM D-695
(b) Resilience, @ 5% deflection, min. : 90% ASTM D-695
(c) Slant Shear Bond Strength
to Concrete, min. : 1.72 MPa
(d) Impact Resistance (Ball Drop),14 days
@ 0oC : No Cracks ASTMD-5628
@ -29oC : No Cracks ASTM D-5628
@ 70oC : No Cracks ASTM D-5628
(e) Pot Life : 10 minutes @ 24oC
8 - 128
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
3) Material Sealant
Material sealant terdiri dari 2 bagian material polysulphine sesuai dengan JIS K 6301.
Perpanjangan = 500 %
Kekuatan tarik = 8 kg/cm2
8 - 129
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
b. Agregat
Material yang digunakan dari satu jenis ukuran batu granite 20 mm (14 mm jika
kedalaman dan pada sambungan lebih dari 75 mm).
Sifat dari batuan sesuai di bawah ini :
5) Material untuk tipe sambungan Seismic Modular Joint harus memenuhi spesifikasi
sebagai berikut :
a. Elemen baja (edge beam, center beam, support bar, dan lain-lain) merupakan baja
monolit yang diesktrud dengan mesin.
b. Semua komponen pelat baja untuk konstruksi support box mempunyai
ketebalan minimum 3/8”.
c. Seal profile harus memenuhi ASTM D 2628-91.
8 - 130
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Material terbuat dari bahan karet sintetik neoprene yang tahan terhadap cuaca, oli,
minyak, dan lain-lain, yang berfungsi untuk mengakomodasi movement yang terjadi.
Mutu elemen neoprene seal berkualitas tinggi dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Tensile Strength, min. ASTM D-412 13.8 Mpa
b. Elongation at break, min. ASTM D-412 250%
c. Hardness, shore A ASTM D-2240 60 ± 5
d. Oven aging, 70 hrs @ 100oC
- Tensile strength, loss max. ASTM D-573 20%
- Elongation, loss max. ASTM D-573 20%
- Hardness, shore A, duro change ASTM D-573 0 to + 10 pts
e. Oil swell, ASTM Oil 3, 70 hrs. @ 100oC
weight change, max. ASTM D-471 45%
f. Ozone Resistance, 20 % strain, ASTM D-1149 No cracks
100 hm, 70 hrs at 40 oC
g. Watertight sealing 100%
h. High impact condition dan multy support
bars serta untuk digunakan sebagai
pergerakan yang besar (large movement)
i. Achore stud dia.13 x 50 mm dan dia. 13 x
100 mm LG
8 - 131
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 132
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 133
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
d. Lapis Permukaan
Campuran material panas yang akan disiapkan dengan metode lain harus
ditransfer ke lokasi sambungan dan dihamparkan ke daerah yang akan diisi. Lapis
permukaan ini harus dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Plate guna
meratakan permukaan tersebut.
e. Lapis Akhir
Permukaan sambungan dan sekelilingnya haruslah dibersihkan dan dikeringkan
dengan kompresor. Setelah itu segera dilapisi binder panas guna
mengisi/menutupi celah-celah pada permukaan.
Peralatan untuk pekerjaan asphaltic plug joint adalah sebagai berikut :
i. Kompresor udara panas, minimal dapat menyemprotkan udara panas dengan
kecepatan 550 m per menit pada temperatur 1.000 C saat kompresor
mempunyai tenaga minimal 85 putaran/menit.
ii. Mesin pengaduk berlubang dengan kapasitas 90 – 100 liter dengan lubang
pembuang abu.
iii. Pemanas sealant dengan semburan api dilengkapi agitator datar kapasitas
minimum 450 liter.
iv. Mesin pengaduk (tidak berlubang) sebagai alat pencampuran material.
8 - 134
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
Untuk Asphaltic Plug Joint jumlah yang dibayar adalah jumlah meter panjang
sambungan ekspansi yang betul-betul sudah terpasang, selesai di tempatnya sesuai
dengan Gambar Rencana. Jumlah yang diukur tersebut di atas, akan dibayar menurut
harga Kontrak persatuan pengukuran untuk setiap mata pembayarannya seperti di
bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
pembongkaran perkerasan jalan, pembentukan sambungan konstruksi dengan beton
yang sudah ada, tenaga kerja, peralatan, penyediaan material, pengangkutan,
pemasangan sambungan ekspansi dan untuk pekerjaan insidental lainnya.
8 - 135
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.12.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan bearing shoes dan bearing pads
untuk bangunan atas jembatan, dan lembaran karet untuk RC frame dan plat injak
(approach slabs).
2) Standar Rujukan
SNI 03-4801-1998 : Spesifikasi Bantalan Elastomer Tipe Polos dan Tipe
Berlapis untuk Perletakan Jembatan
SNI 03-4816-1998 : Spesifikasi Bantalan Karet untuk Perletakan Jembatan
(AASHTO M251-90)
SNI 06-3042-1992 : Bantalan Karet Jembatan
SNI 03-3967-2002 : Metode Pengujian Regangan Tekan dan Tegangan
Geser Bantalan Karet Jembatan
AASHTO M102-06 : Carbon Steel Forging or General Industrial Use
AASHTO M105-07 : Gray Iron Castings
AASHTO M163-07 : Corrosion-Resistant Iron-Chromium, Iron-Chromium-
Nickel and Nickel-based Castings for General
Application.
AASHTO M169-06 : Cold-finishing Carbon Steel Bars and Shafting
AASHTO M183-90 : Structural Steel
AASHTO M192-86 : Steel Casting for Highway Bridges
AASHTO M251-90 : Laminated Elastomeric Bridge Bearings
ASTM A-47 : Mild Castings (Grade No. 35019)
ASTM D-3183 : Elastomeric Bearings
8 - 136
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
2) Bearing Pads
Bearing Pads terdiri lapisan elastometer dan logam, atau elastometer dan serat yang
direkatkan menjadi satu kesatuan. Bahan dasar elastomer adalah karet alam (natural
rubber) atau karet sintetis (chloroprene) yang harus memenuhi persyaratan berikut :
3) Rubber Sheet
Material untuk rubber sheet adalah karet sintetis chloroprene atau styrene – butadiene,
sesuai dengan ketentuan pada :
8 - 137
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
d. Pot Bearing
Semua ketentuan mengenai Bearing (Dudukan Jembatan) dalam Spesifikasi ini,
yang tidak bertentangan dengan Spesifikasi tentang Pot Bearing yang akan
diuraikan dibawah ini tetap berlaku.
i. Umum
(a) Lingkup Pekerjaan :
Disain (Perencanaan, Pembuatan, Pengiriman, dan Pemasangan Pot
Bearing).
(b) Perhitungan Pot Bearing dan Shop Drawing :
(i) Sebelum pelaksanaan pembuatan/produksi Pot Bearing dimulai
maka perhitungan dan shop drawingnya harus diserahkan lebih
dahulu untuk dilakukan pengecekan (review) terhadap Spesifikasi
yang telah diberikan dan harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
(ii) Shop drawing yang disampaikan tersebut harus menunjukkan
dengan jelas ukuran plat, alat pelengkap penyambungan, ukuran
angkur dan jenis pengencang (mur, baut dan ring) serta peralatan
tambahan lainnya. Untuk gambar penyambungan dengan las harus
menggunakan simbol standar pengelasan termasuk panjang bersih
pengelasan.
8 - 138
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 139
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 140
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 141
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 142
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 143
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
(iv) Tekanan akibat pengaruh total beban bekerja/ service load (beban
mati dan beban hidup) pada bagian tengah dan tepi PTFE, harus
lebih kecil dari 45 N/mm2.
(v) Tekanan beton Maksimum yang diperkenankan terjadi dibawah
Pot Bearing tidak boleh lebih besar dari pada 225 Kg/cm2.
(vi) Pabrik Pot Bearing harus bertanggung jawab terhadap semua hasil
produksi, meliputi bagian Pot Bearing termasuk kekuatan
sambungan permukaan PTFE dan stainless Steel. Sambungan
antara lembaran stainless steel dan PTFE pada bahan baja harus
mempunyai kekuatan minimal 20% dari beban bekerja
maksimum pada bidang geser.
(vii) Koefisien geser dari permukaan PTFE terhadap permukaan
stainless steel harus kurang dari 0,03.
(viii) Penggantian Pot Bearing
Bearing yang akan diproduksi merupakan removable pot bearing
(bearing dapat diganti pada saat jangka waktu umur
penggunaannya telah berakhir). Tekanan gelincir pada bidang
kontak PTFE : Tekanan rata-rata pada bidang kontak PTFE murni
didalam bearing tidak boleh lebih dari ketentuan berikut :
Pengaruh beban tetap : 30N/mm2 (pada bagian tepi maupun
tengah PTFE).
Pengaruh total beban : 45N/mm2 (pada bagian tepi maupun
tengah PTFE).
(ix) Pengelasan Stainless steel
Pengelasan pada sambungan antara stainless steel dan plat baja
tumpuannya harus menerus untuk mencegah pengaruh
kelembaban, dan seragam tanpa overlap. Pastikan bahwa
stainless steel tetap mempunyai posisi datar selama umur
pemakaiannya. Pelekatan dengan menggunakan Bonding tidak
diizinkan.
2) Bearing Pads
Bearing pads harus dipasang tepat pada tempatnya sesuai dengan Gambar atau
petunjuk Konsultan Pengawas.
Bila dipasang diatas lapisan tipis adukan semen (mortar), adukan itu harus diberi
pengawet dan harus sudah mencapai kekuatan yang cukup sebelum balok jembatan
diletakkan.
Bearing pads harus dijaga tetap pada posisinya selama penempatan belok jembatan.
Bila balok jembatan telah terpasang, bearing pads dan daerah sekitarnya harus
dibersihkan.
8 - 144
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
3) Rubber Sheet
Lembaran karet ukuran dalam Gambar harus dipasang pada Mesnager hinge (concrete
hinge) slab jembatan menerus pada ujung RC frame dan approach slab yang
berdekatan sebagaimana nampak pada Gambar atau atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
8 - 145
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 146
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.13.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengecoran beton untuk tembok sandaran yang mengacu
pada S8.01 “Beton”. Sedangkan pekerjaan sandaran terdiri dari penyediaan, fabrikasi
dan pemasangan sandaran baja untuk jembatan dan pekerjaan lainnya seperti
galvanisasi, pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar, baut pemegang dan sebagainya,
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, memenuhi Spesifikasi ini atau
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
3) Toleransi
4) Standar Rujukan
SNI 03-6764-2002 : Spesifikasi Baja Struktural.
AASHTO M111 - 87 : Galvanizing.
AASHTO M160 - 90 : General Requirement for Delivery of Structural Steel.
ASTM A-307 : Mild Steel Nuts and Dolts.
AWS D-210 : Welded Highway and Steel Bridges.
Pd T-07-2005-B : Pelaksanaan pekerjaan beton untuk pekerjaan jalan dan
jembatan
8 - 147
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 148
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
3) Beton
Bahan pekerjaan beton mengacu kepada Pasal S8.01 “Beton”.
4) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal
S8.13.1.4) “Standar Rujukan”.
2) Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan oleh tenaga yang trampil, dengan cara yang ahli,
mengetahui detil semua sifat-sifat bahan. Lapisan yang terekspos harus dikupas,
digosok, dikikir dan dibersihkan untuk mendapatkan penampilan yang bersih sebelum
digalvanisasi.
Pelat dasar harus dilas ke tiang-tiang untuk menghitung setiap ketinggian yang
diberikan dalam Gambar dan dengan cara yang sedemikian hingga tiang-tiang ini akan
tegak jika dalam posisi akhir.
3) Galvanisasi
Semua bagian baja harus digalvanisasi sesuai dengan AASHTO M111-90
Galvanizing, kecuali jika galvanisasi ini telah mempunyai tebal minimum 80 mikron.
Pekerjaan pengeboran dan pengelasan harus sudah selesai sebelum galvanisasi. Agar
kondensasi uap air dapat lolos setelah fabrikasi sebelum galavanisasi, pipa harus
dilengkapi dengan lubang yang ditunjukkan dalam Gambar. Setiap penambahan
lubang yang diperlukan untuk pengaliran atau diperlukan untuk galvanisasi harus
diletakkan dalam posisi yang sedemikian hingga tidak langsung tampak dan tidak
mengurangi kapasitas pipa terhadap beban. Pipa harus digalvanisasi luar dan dalam.
8 - 149
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.13.3.b Pemasangan
Pemasangan harus sesuai dengan Pasal S8.04 “Baja Struktur”. Sandaran harus
dipasang dengan hati-hati sesuai dengan garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam
Gambar. Sandaran harus disetel dengan hati-hati sebelum dimatikan agar dapat
memperoleh sambungan yang tepat, alinyemen yang benar dan lendutan balik
(camber) pada seluruh panjang. Persetujuan dari Konsultan Pengawas harus diperoleh
sebelum sandaran dimatikan. Kontraktor akan memberitahukan Konsultan Pengawas
bilamana pemeriksaan dan persetujuannya diperlukan.
8 - 150
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
S8.14.1 Umum
1) Uraian
Arti dari papan nama jembatan dalam Spesifikasi ini adalah papan monumen yang
menerangkan nama, nomor, lokasi, tahun pembuatan dan panjang jembatan yang
dipasang di parapet jembatan. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan
papan nama jembatan dalam bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar.
8 - 151
Spesifikasi Umum (Jasa Marga)
8 - 152