Anda di halaman 1dari 24

MATERI KULIAH

2
PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN

PRINSIP ANALISIS STRUKTUR


 Ultimate Limit States (ULS),
 Serviceability Limit States (SLS),
 Working Stress Design (WSD),
dengan : Analisa Statik, Dinamik dan tahap pelaksanaan untuk Umur rencana
jembatan adalah 50tahun dan Periode ulang kejadian 1000 tahun)

JENIS PERENCANAAN
 Pembangunan / penggantian Jembatan (baru)
 Rehabilitasi / perkuatan Jembatan
1. GEOMETRI STRUKTUR JEMBATAN
1 Penentuan Letak Jembatan
Peletakan jembatan didasarkan kepada:
 Aliran air dan alur sungai yang stabil ( tidak berpindah-
pindah)
 Tegak lurus terhadap sungai
 Bentang terpendek ( lebar sungai terkecil)

Bentuk Jembatan:
 Tergantung bentang dan jenis sungai
 Material yang digunakan

Bentang lebih pendek


Bentang lebih panjang
2 Bidang Datar, Grade

Bidang Datar : min. 5 m Clearence / jagaan untuk banjir rencana 50 tahun


Tanjakan / Turunan : 0,5 m ; Sungai pengairan
Grade max 5% dg perubahan 1,0 m ; Sungai alam yang tidak membawa hanyutan
bertahap 1,5 m ; Sungai alam yang membawa hanyutan
2,5 m ; sungai alam yang tidak diketahui kondisinya
Clereance
Jembatan di atas laut atau diatas sungai yang dilewati kapal

Jembatan di atas jalan atau jalan layang


TAHAPAN

1. Tipe Bangunan Atas Jembatan


2. Pemilihan bentang jembatan
3. Penentuan lebar, kelas & muatan jembatan
4. Ruang bebas horisontal & vertikal
5. Standar perencanaan teknis
6. Pembebanan rencana
7. Faktor beban
8. Prinsip analisis struktur
9. Analisis pembebanan
10. Analisis, model & kombinasi pembebanan

15
Tipe bangunan atas jembatan

Gelagar Baja & Balok


Kayu
Lantai Kayu / Baja Cast in Place
Balok Box
Rangka Kayu
Beton
(Truss)
Composite :
Gelagar Baja + Lantai Beton
Baja
Beton Bertulang
Gelagar Pra-Fabrikasi Balok
Biasa
(Girder Bridge)

Superstructure Beton Pratekan Pre-tensioned Plat- Slab Units


Jembatan
Balok
Plat
Beton Biasa Balok
(Slab Bridge)
Kayu Box

Beam Units
Beton
Biasa Plat- Slab Units

Balok
Pelengkung
Beton Pratekan
(Arch)
Balok

Box
Baja
Post-tensioned
Balok

Pasangan Batu Beam Units


16
Kebijakan Penggunaan BA Jembatan

 Penggunaan bangunan atas jembatan bentang


standar, antara lain: Jembatan Rangka dan girder dari
baja dan beton serta pratekan, dll
 Sebagian kecil penguna jembatan bentang panjang
non standar sesuai dengan kebutuhan, antara lain :
Jembatan Pelengkung, Cable stayed dan gantung, dll

17
PEMILIHAN TIPE BA JEMBATAN

1. Bangunan atas jembatan adalah struktur yang memikul


beban lalu lintas secara langsung dan menumpu pada
kedua ujungnya pada kepala jembatan

2. Jenis bangunan atas ini merupakan bagian yang terlihat


langsung oleh pengguna jalan

3. Bentuk dan jenisnya dibuat sedemikian rupa dengan


mempertimbangkan estetika, kenyamanan, keamanan dan
kestabilannya
Pemilihan bentang

Bentang ekonomis jembatan ditentukan oleh penggunaan / pemilihan Tipe Main


Structure & Jenis Material yang optimum.

Apabila tidak direncanakan secara khusus maka dapat digunakan bangunan atas jembatan
standar Bina Marga sesuai bentang ekonomis dan kondisi lalu lintas air di bawahnya.

19
Penentuan lebar, kelas dan muatan jembatan

Penentuan Lebar Jembatan


LHR Lebar jembatan (m) Jumlah lajur
LHR < 2.000 3,5 – 4,5 1
2.000 < LHR < 3.000 4,5 – 6,0 2
3.000 < LHR < 8.000 6,0 – 7,0 2
8.000 < LHR < 20.000 7,0 – 14,0 4
LHR > 20.000 > 14,0 >4

Berdasarkan Lebar lalu-lintas


- Kelas A = 1,0 + 7,0 + 1,0 meter Lebar minimum untuk jembatan pada jalan nasional
- Kelas B = 0,5 + 6,0 + 0,5 meter (SE DBM 21 Maret 2008 )
- Kelas C = 0,5 + 3,5 + 0,5
meter

Berdasarkan Muatan/Pembebanan
- BM 100% : untuk semua jembatan permanen dan standar
- BM 70% : untuk jembatan non permanen atau sub standar

20
Ruang bebas horisontal & vertikal

Ruang bebas horisontal dan vertikal di bawah jembatan disesuaikan kebutuhan


lalu lintas kapal dengan mengambil free-board minimal 1,0 meter dari muka air
banjir.
Ruang bebas vertikal jembatan di atas jalan minimal 5,1 meter.

Horizontal Clearance (Ruang bebas horizontal)


 Ditentukan berdasarkan kemudahan navigasi kapal
 US Guide Specification, horizontal clearance minimum adalah
 2 – 3 kali panjang kapal rencana, atau
 2 kali lebih besar dari lebar channel

Vertical Clearance (Ruang bebas vertikal)


 Ditentukan berdasarkan tinggi kapal yang lewat dalam kondisi balast dan
permukaan air tinggi
 Tinggi kapal memperhitungkan kondisi kapal yang ada & proyeksi ke depan

21
Kerusakan jembatan akibat clearance

22
Prinsip analisis struktur

Analisa Limit State (Analisa Kondisi Batas Daya )


a) keadaan batas Ultimit (ULS, ultimate limit state)
b) keadaan batas Layan (SLS, serviceability limit state)

Analisa Working Stress Design / Tegangan Kerja Rencana


Dengan tegangan berlebihan yang diperbolehkan terhadap berbagai kombinasi
pembebanan (25 s/d 50%)

23
Standar perencanaan teknis

Acuan perencanaan struktur jembatan


1. Peraturan Perencanaan Jembatan:
 Pembebanan jembatan, SK.SNI T-02-2005 (Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005)
 Perencanaan Struktur Beton jembatan, SK.SNI T-12-2004 (Kepmen PU No. 260/KPTS/M/2004)
 Perencanaan Struktur baja jembatan SK.SNI T-03-2005 (Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005
2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk jbt, Rev SNI 03-2883-1992
3. Bridge Design Manual BMS’92

Peraturan Perencanaan Jembatan Indonesia


 Bertujuan menjamin tingkat keamanan, kegunaan dan tingkat penghematan yang masih
dapat diterima dalam perencanaan struktur
 Mencakup perencanaan jembatan jalan raya & pejalan kaki
 Jembatan bentang panjang lebih dari 100 m dan penggunaan struktur yang tidak umum
atau yang menggunakan material dan metode baru harus diperlakukan sebagai jembatan
khusus

24
Pembebanan rencana

Perhitungan pembebanan rencana mengacu pada SK.SNI T-02-2005, meliputi


Beban rencana permanen, Lalu lintas, Beban akibat lingkungan, dan Beban
pengaruh aksi-aksi lainnya.

1) Beban Rencana Permanen


 Berat sendiri (baja tulangan, beton, tanah)
 Beban mati tambahan (aspal)
 Pengaruh penyusutan dan rangkak
 Tekanan tanah. Koefisien tekanan tanah nominal harus dihitung dari sifat-
sifat tanah (kepadatan, kelembaban, kohesi sudut geser dll )

25
Pembebanan rencana (cont.)

3) Beban Pengaruh Lingkungan


 Beban Perbedaan Temperatur
Perbedaan temperatur diambil sebesar 120C untuk lokasi jembatan
lebih rendah dari 500m di atas permukaan laut
 Beban Angin
Tew = 0.0006 Cw (Vw)2 Ab (kN) untuk penampang jembatan
Tew = 0.0012 Cw (Vw)2 (kN/M) untuk kendaraan yang lewat
 Beban Gempa
Pengaruh gempa rencana hanya ditinjau pada keadaan batas ultimit.
Pemodelan beban gempa menggunakan analisa pendekatan statik
ekivalen beban gempa, sbb:
Teq = Kh . I . WT dimana Kh = C . S
 Gaya aliran sungai
 Hanyutan
 Tekanan Hidrostatik dan Gaya Apung

26
Pembebanan rencana (cont.)

4) Beban Pengaruh Aksi-Aksi Lainnya


 Gesekan pada perletakan
Gesekan pada perletakan termasuk pengaruh kekakuan geser kekakuan
geser dari perletakan elastomer.
 Beban pelaksanaan
Beban pelaksanaan terdiri dari beban yang disebabkan oleh aktivitas
pelaksanaan itu sendiri dan aksi lingkungan yang mungkin timbul selama
pelaksanaan.

27
Faktor beban

Pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi
rencana. Faktor beban diambil karena
 adanya perbedaan yang tidak diinginkan pada beban
 ketidak-tepatan dalam memperkirakan pengaruh pembebanan
 adanya perbedaan ketepatan dimensi yang dicapai dalam pelaksanaan

Pembebanan ULS SLS


Beban Mati 1.1 1.0
Beban Mati Tambahan 1.3 1.0
Beban Hidup 1.8 1.0 Faktor beban didasarkan umur rencana
jembatan 50 tahun.
Beban Gempa 1.0 0.0
Beban Angin 1.2 1.0
Temperatur 1.2 1.0
Jembatan khusus dengan umur rencana berbeda (100 tahun), faktor beban dikoreksi

28
Analisis pembebanan

A. Analisis Statik
 Dilakukan untuk dua kondisi, yaitu kondisi batas layan dan kondisi batas
ultimate (dengan faktor-faktor beban yang disesuaikan)
 Model dibuat untuk keseluruhan struktur dengan berbagai kondisi
pembebanan, termasuk beban angin yang dianggap pendekatan angin
statik dan gempa statik ekivalen jembatan.
B. Analisis Dinamik
Dilakukan untuk jembatan khusus dengan :
 Gempa dinamis, menggunakan simulasi pada komputer.
 Angin dimanis, menggunakan simulasi pada komputer dan analisa model
pada wind tunnel test dilaboratorium uji
C. Analisis Pada Masa Konstruksi
 Dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pengerjaan struktur sehingga
setiap elemen struktur terjamin kekuatan maupun kekakuannya selama
masa konstruksi.

29
Tahapan Perancangan Struktur Atas Jembatan

Data – data yang diperlukan

1. Fungsi jembatan; berhubungan dengan syarat kenyamanan


2. Umur rencana; berhubungan dengan material yang akan digunakan
dan bahan pengawetnya
3. Lebar jalan dan klas jalan; lebar jembatan dan pembebanan
4. Jenis jembatan ( viaduk, aquaduk); penentuan clearance ( sungai :
tergantung jenis sungainya, jalan : 5 m, laut 15 m ).
5. Horizontal clearance ditentukan berdasarkan kemudahan navigasi
kapal.
6. US Guide Specification, horizontal clearance minimum adalah
• 2 – 3 kali panjang kapal rencana, atau
• 2 kali lebih besar dari lebar channel

Vertical clearance ditentukan berdasarkan tinggi kapal yang lewat


dalam kondisi balast dan permukaan air tinggi. Tinggi kapal
memperhitungkan kondisi kapal yang ada & proyeksi ke depan.
Tahapan Perancangan Struktur Atas Jembatan

1. Bahan yang akan digunakan; berhubungan dengan


ketersediaan material
2. Peta situasi; penentuan posisi jembatan terhadap jalan dan
sungai
3. Lokasi jembatan ( di kota / di daerah mana ); berhubungan
dengan peninjauan gempa
4. Data tanah ; peninjauan gempa dan jenis pondasi
5. Topografi sungai ; penentuan bentang, perlu tidaknya pilar,
penentuan letak pilar, penentuan letak kepala jembatan.
6. Jenis sungai ; penentuan letak kepala jembatan, Clearance,
perlu tidaknya pilar
7. Muka air banjir / rintangan dibawah jembatan; posisi struktur
atas
8. Kecepatan arus air banjir; gaya pada pilar
9. Kecepatan angin; gaya pada struktur atas dan bawah
Analisis, model & kombinasi pembebanan

1. Analisa gaya dalam yang terjadi pada struktur jembatan dengan


permodelan 2 dimensi dan 3 dimensi yang menggunakan sofware
khusus dengan kombinasi pembebanan ULS & SLS.
2. Analisa tahap pelaksananan dengan permodelan 3 dimensi
menggunakan sofware khusus dengan kombinasi pembebanan SLS.
3. Analisa ratio tegangan yang terjadi pada struktur jembatan
mengunakan sofware khusus dengan kombinasi pembebanan ULS
untuk analisa 1. & 2. seperti di atas.
4. Analisa sistem lantai, gelagar memanjang dan gelagar melintang
dengan kombinasi pembebanan ULS.
5. Analisa sambungan dengan baut dengan kombinasi pembebanan SLS.

32
Analisa, model & kombinasi pembebanan (cont.)

6. Analisa Fatique dengan kombinasi pembebanan SLS


7. Analisa plat sambungan (Gusset Plate) dengan kombinasi
pembebanan SLS
8. Analisa Camber, Gap dan Expantion Joint Jembatan dengan
kombinasi pembebanan SLS
9. Analisa Perletakan ( Elastomeric Bearing, Lateal Stopper,
Seismic Buffer & Angkur) –SLS
10. Analisa tahapan pelaksanaan (Counter weight, Cable, Tower
sementara) – SLS

33

Anda mungkin juga menyukai